Anda di halaman 1dari 5

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

REVIEW BUKU
BERJUDUL “FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM”
Buku Karangan : Dra Zuhairini dkk
Oleh : Pahnai
A. SEKILAS TENTANG PROFIL BUKU
Buku Filsafat Pendidikan Islam hasil karya Dra. Zuhairini dkk diterbitkan oleh Bumi Aksara bekerja sama
dengan Dirjen Bimbaga Islam Departemen Agama Republik Indonesia. Buku ini terdiri dari 13 bab yang dibagi
kedalam 4 bagian dan sebanyak 208 halaman. Isi buku dimulai dari halaman Judul, Kata Pengantar oleh
Pimpinan Proyek Pembinaan Prasarana dan sarana Perguruan Tinggi Agama / IAIN yakni Bapak Drs. Murni
Djamal MA. Pada halaman berikutnya berisi Kata Sambutan Direktur Jendral Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam: Bapak Drs. H. Zarkowi Soejoeti, Selanjutnya Kata Sambutan oleh Direktorat Pembinaan
Perguruan Tinggi Agama Islam: Bapak Drs. H. Zaini Muchtarom, MA. Pada halaman berikutnya (xi) berupa
daftar isi yang terdiri dari :
· Kata Pengantar
· Kata Sambutan I
· Kata sambutan II
· Transliterasi Arab-Latin
· Dan Isi Buku.
Isi buku ini dibagi kedalam 4 bagian yang dengan singkat dapat dirinci sebagai berikut:
Bagian Pertama: Kedudukan Filsafat Dalam Kajian Pendidikan yang terdiri dari 3 bab yakni :
Bab I, Arti Filsafat dan Perkembangannya yang teridiri dari 2 sub
Bab II, Analisa Filsafat dan Teori Pendidikan terdiri dari 2 sub
Bab III, Aliran-Aliran dalam Filsafat Pendidikan Islam
Bagian Kedua : Konsep Islam Tentang Alam dan Kehidupan Manusia yang terdiri dari empat Bab yakni :
Bab IV, Hakikat dan Pengertian Islam
Bab V, Hakikat Manusia
Bab VI, Manusiaa dan Alam
Bab VII, Konsep Islam tentang Kehidupan
Bagian ketiga , Filsafat Pendidikan Islam Sebagai Suatu Sistem meliputi :
Bab VIII, Filsafat Islam dan Pendidikan
Bab IX, Metode dan Peranan Filsafat Pendidikan Islam
Bab X, Perkembangan dan Pemikiran-pemikiran Baru dalam Pendidikan Islam
Bagian Keempat, Konsep-Konsep Filosofis Tentang Pendidikan Islam yang terdiri dari:
Bab XI, Arti, Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
Bab XII, Konsepsi Islam Mengenai Beberapa Faktor Pendidikan
Bab XIII, Konsep Islam tentang Pribadi Muslim
B. ISI BUKU DALAM REVIEW
Bagian Petama : Kedudukan Filsafat Dalam Kajian Pendidikan.
1. BAB I.
Pada Bab pembahasan ini menampilkan pengetian Filsafat ditinjau dari berbagai aspek, baik dari aspek
bahasa, termenologi, sampai kepada aspek pengertian menurut pendapat para tokoh filosof baik muslim
maupun barat.
Dalam memberikan pengertian filsafat menurut para ahli filsafat, Zuhairini dkk mengambil pendapat Sidi
Gazalba yang meninjau term flsafat dengan menampilkan beberapa tokoh diantaranya:
1) Plato, mengatakan bahwa filsafat tidak lain daripada pengetahuan tentang segala yang ada
2) Aristoteles, berpendapat bahwa kewajiban filsafat ialah menyelidiki sebab-sebab dan asas segala benda
3) Kant, mengatakan bahwa filsafat adalah pangkal dan pkok segala pengetahuan dan pekerjaan
4) Fichte, menyebut filsafat sebagai Wissenschaftslehre : ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu yang umum, yang
menjadi dasar segala ilmu
5) Al-Kindi, sebagai ahli fakir pertama dalam filsafat Islam yang memberikan pengertian filsafat dikalangan
umat Islam, membagi filsafat dalam tiga lapangan: Pertama, ilmu Fisika (al ilmu al thobiyyat) sebagai tingkat
terendah. Kedua, Ilmu Matematika (al Ilmu al riyadi) sebagai ilmu pertengahan. Ketiga, Ilmu Ketuhanan
(al ilmu al rububiyyat) sebagai tingkatan tertinggi
6) Al-Farabi, mengatakan bahwa filsafat adalah mengetahui semua yang ujud karena ia ujud (al ilmu bi al
maujudaat bima hiya maujudah). Ia membagi lapangan filsafat menjadi dua yakni filsafat teori dan filsafat
praktek
7) Ibnu Sina, juga membagi filsafat dalam dua bagian, yakni teori dan praktek.
Selanjutnya buku ini menjelaskan perkembangan filsafat secara ringkas dalam bentuk piramida yakni
keadaan filsafat dari konteks kekinian kemudian dijelaskan dalam konteks masa lalu. Walaupun pada
akhirnya kembali lagi kepada keadaan kekinian (realitas filsafat saat ini).
Yang perlu dikritisi pada bagian ini adalah alinea terakhir pada halaman 8 yang menjelaskan bahwa filsafat
telah berkembang dan berubah fungsinya dari sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of science)
menjadi perekat kembali berbagai macam ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat yang
menjadi terpisah satu dengan lainnya. Padahal kata perekat kembali dalam konteks realitas filsafat yang
sudah menjadi berbagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri-sendiri dan tidak lagi berhimpun satu dalam filsafat
adalah tidak tepat. Karena kata perekat adalah menyatukan kembali; sementara kontradiksi dengan realita
yang dialami oleh filsafat yang sudah banyak berdiri sendiri sebagai disiplin ilmu sebagai konsekuensi dari
perkembangan filsafat.
2. BAB II. Analisa Filsafat dan Teori Pendidikan
Pada bab ini menampilkan dua sub pokok bahasan yakni analisa filsafat dalam masalaha pendidikan dan
yang kedua adalah filsafat dan teori pendidikan.
Pada sub pokok bahasan yang pertama mencoba menjelaskan pengertian pendidikan baik secara sempit
maupun dalam arti yang seluas-luasnya. Dalam analisanya dijelaskan bahwa sesempit dan seluas apapun
pengertian pendidikan, yang jelas pendidikan adalah merupakan masalah yang berhubungan dengan hidup
dan kehidupan manusia. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa
yang telah sadar akan kemanusiaannya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai
serta dasar-dasar penadangan hidup kepada generasi muda agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan
bertanggunjawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia seasuai dengan sifat hakikat dari cirri-ciri
kemanusiaannya.
Yang menarik dalam pandangannya adalah bahwa pendidikan formal disekolah hanyalah bagian kecil saja
daripadaanya, tetapi merupakan inti dan tidak bisa lepas kaitannya dengan proses pendidikan secara
keseluruhan.
Dalam uraian selanjutnya bahwa ternyata pendidikan saat ini telah berhadapan dengan berbagai macam
problem sehingga memerlukan bantuan berbagai disiplin ilmu untuk memecahkannya. Dalam pada ini
ditampilkan beberapa contoh yang realistis dan salah satunya adalah “apakah hakikat pribadi manusia itu?”.
Dalam menghadapi problem-problem yang muncul sedemikian itu, Zuhairini dkk mencoba memecahkannya
dengan beberapa pendekatan diantaranya : pendekatan spekulatif, pendekatan normative, pendekatan
analisa konsep, pendekatan analisa ilmia.
Pada sub pokok bahasan kedua, dikemukakan hubungan fungsional antara filsafat dengan teori pendidikan :
yang intinya adalah: pertama, filsafat sebagai pisau analisis merupakan salah satu cara pendekatan yang
dilakukan oleh para ahli pendidikan dalam memecaahkan problem pendidikan. Kedua, Filsafat berfungsi arah
agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya mempunyai relevansi dengan kehidupan
nyata. Ketiga, filsafat juga mempunyai fungsi memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori
ilmu pendidikan.
3. Bab III. Aliran-aliran dalam Filsafa Islam
Pada bab ini membahas perkembangan pemikiran dunia filsafat pendidikan dalam perspektif aliran-aliran
filsafat pendidikan yakni:
a. Aliran Progressivisme, aliran ini memiliki pandangan hidup liberal dengan karakteristik : fleksibel (tidak
kaku, tidak menolak perubahan, tidak terikat dengan dokterin tertentu), Curious (ingin mengetahui, ingin
menyelidiki), toleran dan open-minded. Tugas pendidikan menurut aliran ini ialah meneliti sejelas-jelasnya
kesanggupan-kesanggupan manusia dan mengujinya dalam pekerjaan praktis.
b. Aliran Essensialisme, aliran ini muncul pada zaman Renaissans dengan tokoh utamanya adalah Desiderius
Erasmus, Johan Amos Comenius, John Luck, J.H. Pestalozzi, Johann Fredrich Frobel, Johan Friedrich
Herbert, William T. Harris. Ciri aliran ini berbeda dengan progressivisme yang menegaskan pendidikan yang
peleksibel. Essensialisme berpandangan bahwa pendidikan pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang
memiliki kejelasan dan tahan lama, sehingga tidak mudah goyah sebagaimana progrssivisme. Pandangan
aliran ini didasari pada pandangan humanisme sebagai reaksi terhadap pandangan materiaalis.
c. Aliran Perenealisme, tokohnya adalah Plato, Aristoteles dan Thomas Aquines. Aliran ini memandang umat
manusia mengalami krisis multi dimensi, untuk mengatasi masalah ini sebagai solusinya adalah kembali
kepada kebudayaan masa lampau. Aliran memandang pendidikan yang mempunyai peranan strategis untuk
mengembalikan kebudayaan dim aksud.
d. Aliran Rekonstruksinalisme, aliran ini memiliki visi mirip dengan perenealisme, hanya saja aliran ini
memandang bahwa melalui lembaga dan pendidikan dapat merombak tata susunan lama dan membangun
tata susunan hidup kebudayaan yang baru sama sekai.
e. Aliran Eksistensialisme, berpandangan bahwa eksistensialisme tidak menghendaki adanya aturan –aturan
pendidikan dalam segala bentuk. Oleh karena itu eksistensialisme menolak bentuk-bentuk pendidikan
sebagaimana sekarang ini.
Bagian Kedua : Konsep Islam Tentang Alam Dan Kehidupan Manusia
1. BAB IV. Hakikat dan Pengertian Islam
Bab ini dimulai dengan menampilkan pengertian Islam baik secara Etimologi maupun termenologi. Selain
pengertian pada bab ini juga menampilkan sub Pokok bahasan diantaranya :
a. Islam sebagai gejala alami yang universal,
dalam pemaparannya memandang alaam dan seluruh isinya dengan analisa sunnatullah. Bahwa semua yang
ada dialam jagad raya ini mulai dari matahari, bumi, bulan, planet dan seluruh makhluk yang terkecil
sekalipun berjalan dan beraktivitas seasuai dengan porsinya masing-masing. Tidak satupun yang menyalahi
sunnatullah yang sudah menjadi keniscayaan. Oleh karena itu dalam analisisnya disimpulkan bahwa mereka
sepakat dengan pendapat abul a’la Maududi yang mengatakan bahwa semua makhlkuk mulai dari planet,
manusia, binatang sampai kepada tumbuh-tumbuhan semuanya adalah muslim karena tunduk dan patuh
kepada Tuhan men mengikuti hokum-hukumnya.
b. Islam Sebagai Agama Universal dan Eternal,
Yang perlu dicermati dalam pembahasan ini adalah alinea terkhir halaman 41, penulis membuat statemen
bahwa pada hakikatnya “agama islam tidak lain adalah sebagai pemenuhan janji Tuhan”bahwa dia akan
memberikan petunjuk kepada manusia tentang bagaimana seharusnya manusia ini menempuh hidup secara
wajar sehingga serasi dengan alam.
Kata pemenuhan janji tuhan menurut hemat saya adalah kurang pantas dalam konteks kebebasan dan
kehendak Tuhan. Dalam hal ini seakan-akan tuhan punya kewajiban yang apabila janjinya tidak terlaksana
maka akan berdampak sebab akibat. Walau memang ada aliran yakni mu’tazilah berpendapat bahwa Tuhan
mempunyai kewajiban terhadap manusia dalam konteks keadilan Tuhan. Namun alangkah bijaknya jika
penulis menagdopsi kata-kata lain yang tidak menimbulkan multi-interpertasi.
c. Islam sebagai sumber Ilmu Pengetahuan
Pada bagian ini penulis mempertegas kembali keniscayaan kemanunggalan agama dan ilmu. Penegasan ini
memang layak dan harus. Walaupun memang ilmu berangkat dari tidak percaya sementara agama berangkat
dari percaya atas segala sesuatu, tetapi bukan berarti ilmu dan agama itu parsial. Dalam pandangan Islam,
agama dan ilmu merupakan satu kesatuan karena kebenaran ilmu bias dikonfirmasi dengan wahyu,
sebaliknya wahyu dapat dibuktikan secara ilmiah melalui fakta yang ada di alam ini.
d. Pandangan Islam tentang Filsafat.
Dalam pembahasan ini dipaparkan bahwa pandangan Islam dalam hal ini ulama muslim lebih sepakat dengan
pendapat salah satu guru filsafat Meisir yaitu DR. Ahmad Fuad al-Ahwani yang mengatakan bahwa filsafat itu
sesuatu yang terletak diantara agama dan ilmu pengetahuan. Namun demikian juga dijelaskan bahwa ada
segolongan ulama terutama ulama salaf yang walaupun tidak keberatan dengan pendapat ahwani, namun
mereka tidak sependapat dengan adanya filsafat dalam Islam. Alasannya saangat jelas, bahwa filsafat
dianggap bid’ah bahkan dapat menyesatkan.
2. BAB V. Hakikat Manusia
Bab ini menampilkan dua sub pokok bahasan yakni; pertama, berbagai pemikiran tentang hakikat manusia
yang menampilkan 4 aliran yaitu: aliran serba zat (sesungguhnya yang ada itu hanyalah zat/materi), aliran
serba ruh (Hakikat yang ada didunia ini hanyalah ruh), aliran dualisme (hakikat manusia terdiri dari zat materi
dan ruh) dan aliran eksistensialisme (eksistensi wujud manusia sesungguhnya). Kedua, pandangan Islam
tentang hakikat manusia. Dalam pandangannya diuraikan bahwa sesungguhnya manusia itu terdiri dari dua
substansi yakni materi yang beraasal dari bumi dan ruh yang berasal dari Tuhan. Pandangan ini diambil
berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits.
3. BAB VI. Manusia dan Alam
Bab ini memaparkan hubungan manusia dengan alam merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Tetapi
bukan berearti manusia bukan seperti pribadi yang dari alam sekitarnya, melainkan bersama-sama dengan
alam sekitarnya. Manusia diberikan potensi-potensi untuk mengelola alam untuk keperluan hidupnya. Dengan
itulah para ahli filsafat memberikan sebutan kepada manusia seperti : homo sapiens (makhlik yang
mempunyai budi), animal rational binatang yang berpikir), homo laquen (makhluk yang mencipta bahasa) dll.
Selain itu, dikemukakan juga pandangan Islam tentang alam serta kedudukan manusia dalam pandangan
islam. Namun dalam pembahasannya tidak menampikan hal yang baru karena hanya terpaku pada
pandangan yang bersifat normative saja sebagaimana pada umumnya. Kedudukan manusia dijabarkan
kedalam tujuh poin yang menurut saya adalah penjabaran dari dua kedudukan manusia yakni sebagai
Abdullah dan khalifatullah. Penulis buku ini nampaknya tidak sistimatis karena pada poin 3 disebutkan
kedudukan manusia sebagai khalifatullah namun tidak menampilkan secara jelas kedudukan manusia
sebagai abdullh.
4. BAB VII. Konsep Islam Tentang Kehidupan Manusia
Dalalm bab ini membahas dua hal yaitu; pertama, pendidikan sebagai gejala dan kebutuhan manusia,
apenulis menyoroti bahwa pendidikan adalah keniscayaan bagi manusia. Alasannya adalah manakala
manusia tidak diberi pendidikan (dalam semua dimensi) maka manusia tidak dapat berbuat sesuatu yang
berarti. Penulis mengutip pendapat salah satu tokoh yang berpendapat sama yakni Emmanuel Kant yang
mengatakan bahwa manusia dapat menjadi manusia karena pendidikan.
kedua, pandangan Islam tentang pendidikan. Adabeberapa ayat yang dikutip dalam menegaskan pandangan
islam tentang pendidikan diantaranya QS. At-Taubah ayat 122, al-Maidah ayat 67 serta beberapa ayat yang
lainnya yang intinya Islam mendorong umatnya untuk menjadi umat yang pandai. Sekali lagi dapat dikritisi
bawah hanya menuangkan landasan normative saja sebagai argument tanpa ada pandangan lain secara
argumentatif.
Bagian Ketiga : Filsafat Pendidikan Islam Sebagai Suatu Sistem
1. BAB VIII Filsafat Islam dan Pendidikan
Bab ini menjelaskan bahwa filsafat dan berfilsafat dalam dunia Islam sudah dikenal dan bahkan sudah
dikerjakan sebealum istilah filsafat dan bukunya di pelajari dan diterjemahkan oleh para filosof muslim. Hal ini
karena filsafat di dalam Islam sering dipakai bergantian dengan kata al-Hikmah, sementara al-Hikmauh
sumber utamanya ada dalam al-Qur’an.
Selain penjelasan asal kata filsafat dalam Islam, bab ini juga menguraikan beberapa hal diantaranya:
a. Sistem filsafat dalam islam
Yang membedakan antara system filsafat pada umumnya dengan filsasat Islam adalah mengenai ontologis
adanya sebab pertama dari segala sesuatu yang mereka sebut Causa Prima. Inipun bukan jawaban yang
pasti. Sementara Islam memberikan jawaban bahwa Causa Prima yang dimaksud oleh filsafat adalah
pencipta alam yakni Allah swt.
b. Pendidikan dan Filsafat Islam
Diuraikan disini yang intinya bahwa pendidikan dalam filsafat Islam berarti mengembangkan potensi
manusiawi menurut pengarahan hokum-hukum Allah swt. baik al-Qur’an maupun Sunnatullah
c. Filsafat Pendidikan Islam
Disini dijelaskan bahwa untuk mendidik manusia maka manusia itu sendiri harus mengetahui dirinya sendiri,
hakikat manusiahakikat malam, daan lingkungannya.
Selaanjutnya diuraikan bahwa untuk mngetahui jawaban hakikat , yang ada dan problem lain yang dihadapi
manusia tentunya diperlukan pemikiran yang mendalam (dalam siatilah filsafat) atau Ijtihad dalam istilah
Islam.
2. BAB IX. Metode dan Peranan Filsafat Pendidikan Islam
a. Metode Filsafat Pendidikan Islam
Disini dikemukakan bahwa metode yang digunakan dalam memecahkan problem yang dihadapi pendidikan
dalam Islam adalah: metode spekulatif dan komparatif, Pendekatan normative, analisa konsep, pendekatan
histori, pendekatan ilmiah dengan menampilkan satu ayat al-Qur’an, pendekatan dalam system filsafat Islam.
b. Peranan Filsafat Pendidikan Islam
Disini diuraikan secara singkat peranan filsafat pendidikan Islam diantaranya: pertama, meberikan solusi
jawaban atas problema pendidikan Islam, kedua, memberikan pandangan tertentu tentang manusia menurut
Islam, ketiga, menjelaskan tentang adanya fitrah (potensi bawaan) yang harus dikembangkan dalam diri
manusia. Keempat, memberikan informasi pendidikan islam yang ideal.
3. BAB X. Perkembangan dan Pemikiran-pemikiran Baru dalam Pendidikan Islam
1. Perkembangan pemikiran/filsafat pendidikan Islam
Pada bagian ini memaparkan bagaimana perkembangan pemikiran maupun filsafat Islam. Setidaknya ada
dua aliran yang memiliki pandangan berbeda mengenai freedom of free manusia yakni Jabariyah
dan Qadariyah dengan argument masing-masing. Pada sisi lain juga dijelaskan bahwa selain karena kedua
aliran tersebut yakni Jabariyah dan Qadariyah yang memulai munculnya perbedaan pandangan
juga munculnya berbagai aliran dalam pemikiran Islam bermula dari perbedaan pandangan filosofis tentang
kalam Allah, hakikat iman dan dosa besar dan lain-lain. Perbedaan pandangan yang mencolok dalam hal ini
adalah antara Asy’ariyah dengan Mu’tazilah.
2. Pemikiran-pemikiran baru dalam pendidikan Islam
Dalam sub ini digambarkan bahwa perkembangan pemikiran Islam dalam tataran filosofis terbagi dua yakni
pandangan filosofis yang sufistis dan pandangan filososfis yang rasinalis. Kedua pandangan ini berebut
pengaruh sehingga pandangan filosofis sufistis mendapat apresisasi pada aumat Islam dibagian timur.
Sementara umat Islam dibagian barat lebih condong kepada pandangan fislosofis yang Rasionalis. Dibagian
timur nampaknya terpengaruh oleh pemikiran yang dikembangkan oleh Imam Al-Gazali. Sementara dibagian
barat lebih mengikuti pengaruh pemikiran Ibnu Rusyd.
Implikasi dari dua apresiasi yang berbeda dikalangan Umat Islam melahirkan kesenjangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Barat dalam hal ini ternyta lebih maju sehingga terjadilah penjajahan barat terhadap dunia
timur. Ini berarti bahwa filosofis rasionalis yang dicetuskan oleh Islam mengalahkan filososfis sufistis yang
juga dikembangkan oleh Islam. Namun demikian dijelaskan juga bahwa pada abad 19 mulailah dunia Islam
bergeliat bangkit dari ketertinggalan ditandai dengan munculnya pemikiran pembahwaru dalam dunia Islam
seperti Muhammad Ali Pasya dimesir dan gerakan Turki Muda di Turki dll.
Bagian Keempat: Konsep-konsep Filosofis Tentang Pendidikan Islam
1. BAB XI, Arti, Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
a. konsep filosoifs tentang arti pendidikan Islam.
Dalam sub ini dijelaskan berbagai pengetian pendidikan dengan berbagai pandangan tokoh pendidikan.
Namun term pendidikan disini masih secara umum karena belum mengarah kepada pendidikan Islam itu
sendiri. Dalam hal ini pndidikan Islam sendiri diartikan sebagai usaha yang diariahkan kepada pembentukan
kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam sehingga segala aktivitasnya tercermin nilai-nilai Islam.
b. Analisa tentang Dasar-dasra Pendidikan Islam
Disini dungkapkan ada dua dasar pendidikan Islam yang paling mendasar yakni al-Qur’an dan al-Hadits.
Adapun urutan prioritas pendidikan tersebut adalah Pendidikan keimanan, pendidikan akhlakul karimah, dan
pendidikan ibadah.
c. Analisa tentang Tujuan Pendidikan Islam
Secara umum tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhir.
Dalam hal ini penulis buku mengungkapkan tidak cukup dengan tujuan tersebut karena sangat normative dan
belum operatif. Oleh sebab itu perlu dirnci dalam btuk tujuan khusus dan tujuan umum sehingga dengan
demikian dapat tergambar secara luas yang dikehendaki oleh pendidikan Islam.
2. BAB XII: Konsepsi Islam mengenai beberapa Faktor Pendidikan
a. Konsepsi Islaam tentang Pendidikan.
Dalam uraian ini dipaparkan beberapaa syarat bagi seorang pendidik. dalam hal ini harus ditinjau kembali
dengan kondisi kekinian karena nampaknya akan menjadikan orang tertentu termarginalkan sebab tidak
cukup syarat. Hal ini juga bertentangan dengan free distination yang dikembangkan melalui pendidikan
inklusif.
b. Konsepsi Islam tentang anak
Disini ditampilkan sebuah hadits Rasul sebagai landasan bahwa anak bagi islam memiliki berbagai firtah.
Oleh karena itu orang tua berperan penting dalam pengembangannya. Fitrah yang ada sebaiknya pertamakali
dikembangan dengan kehidupan beragama sebagai basic kontrolnya.
c. Konsepsi Islam tentang Lingkungan
Dalam pandangan Islam lingkungan sangat berperan dalam pembentukan peserta didik.
d. Konsepsi Islam tentang lembaga Pendidikan
Yang dimaksud disini adalah lingkungan keluarga sebagai pendidikan pertama dan utama, sekolah sebagai
foloow up dari pendidikan keluarga, dan yang terakhir adalah masyarakat dengan berbagai ragam dan
bentuknya.
e. Konsepsi Islam tentang Alat Pendidikan
Alat pendidikan yang dimaksud adalah segala tingkah laku atau perbuatan teladan, anjuran atau perintah,
larangan, dan hukuman.
3. BAB XII: Konsepsi Islam tentang Pribadi Muslim
a. Kepribadian Muslim, dalam hal ini dijelaskan bahwa kepribadian muslim yang dimaksdukan adalah
keperibadian yang juga sesuai dengan tujuan kepribadian yang dikehendaki oleh Negara Indonesia yakni
kepribadian manusia yang seutuhnya.
b. Konsep Tentang Sifat-sifat Manusia, terdiri dari manusia sebagai individu, manusia sebagai social, dan
manusia dalam tataran moral dan terakhir adalah manusia sebagai makhlik bertuhan
c. Konsepsi Tentang Pribadi Muslim, dalam hal ini dipaparkan pribadi muslim yang sesuai dengan al -Qur’an
trdiri dari 14 poin yang intinya adalah cerminan dari iman, akhlak dan ibadah (baik mahdha maupun ghairu
mahdha). Daqlam hal ini juga diungkapkan beberapa cirri sifat seorang muslim yakni : sidiq, amanah, sabar,
ittihad, ihsan, ri’ayatul jiwar, wafa bil ahdi, tawasau bilhaq, ta’awun, athfi alad -dha’if, muwasatil faqier, serta
rifqi.
Semua cirri tersebut sebenarnya juga tercermin dalam pribadi muslim yang sesuai dengan
yang dikehendaki dalam tujuan akhir pendidikan Islam didunia ini. Tentunya implikasi yang
diharapkan adalah kebahagian diakhirat kelak.

Anda mungkin juga menyukai