1
2
dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional”. Dan dalam lampiran
Permendiknas tersebut disebutkan bahwa standar kompetensi guru terdiri dari
kompetensi pedagogik, keperibadian, sosial dan profesional yang
dikembangkan secara utuh untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
memberi peluang siswa untuk aktif, kreatif, inovatif dan mampu
mengembengkan diri dimasyarakat.
Melihat betapa pentingnya peran guru dalam pendidikan, maka tenaga
pendidikan yang kompeten mutlak diperlukan untuk mendukung proses
pembelajaran yang bermutu serta menghasilkan lulusan yang berkualitas. Guru
sebagai tenaga pendidik sungguh-sungguh menjalankan tugas profesinya
karena guru disebut tenaga profesional sebagaimana dalam Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pasal 39 ayat 2 menjelaskan:
pendidikan merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, melaluai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi.
dimiliki oleh lulusan. Jika guru memiliki tingkat penguasaan kompetensi guru
tinggi, maka secara teori akan diikuti oleh semakin tingginya pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki lulusan, sehingga mereka akan menjadi siap dalam
menghadapi tantangan dunia kerja, dan sebaliknya.
Berbagai upaya untuk mengembangkan kompetensi guru memang telah
dilakukan, namun hal ini tampaknya belum memberikan hasil yang signifikan
dengan yang diharapkan. Masih terdapat beberapa indikator kelemahan guru
dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Hal ini seperti yang
diungkapkan Mulyasa (2008:9), sebagai berikut:
Terdapat tujuh indikator yang menuiukkan rendahnya kinerja guru dalam
melaksanakan tugas utamanya mengajar, yaitu: (a) rendahnya
pemahaman tentang strategi pembelajaran, (b) kurangnya kemahiran
dalam mengelola kelas. (c) rendahnya kemampnau melakukan dan
memanfaatkan penelitian tindakan kelas (classroom action research). (d;
rendahnya motifasi berprestasi, (e) kurang disiplin, (f) rendahnya
komitmen profesi, (g) serta rendahnya kemampuan manajemen waktu.
atau sedang berkembang, dan secara khusus guru memiliki pengetahuan yang
luas akan kebutuhan tersebut agar dalam proses pembelajaran sesuai dengan
fakta kebutuhan di dunia kerja.
Sebagai sekolah kejuruan, SMK dalam kuantitas sudah cukup baik,
namun masih ada kelemahan yang perlu diperbaiki. Beberapa persoalan yang
harus segera dibenahi oleh sekolah menengah kejuruan antara lain: Pertama
masih ada guru yang pendidikannya tidak sesuai dengan bidang studi yang
diajarkan. Kedua, guru-guru masih banyak yang belum mampu mengelola
kelas dengan baik sehingga saat KBM berlangsung banyak siswa yang tidak
memperhatikan pelajaran. Ketiga, penguasaan guru tentang metode
pembelajaran masalah sangat minim sehingga mayoritas guru menggunakan
metode ceramah.
Saat ini menurut pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan (Unpas)
Acuviarta Kartabi, yang dimuat dalam majalah online sindonews pada tanggal
25 September 2017, Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa
Barat mayoritas menjadi pengangguran. Pemerintah diminta mengevaluasi
konsep pendidikan skill untuk tingkat pendidikan tersebut. Jumlah
pengangguran di Jawa Barat sekitar 1,9 juta orang. Dari jumlah itu, sekitar
38,11% adalah lulusan SMA/SMK dengan rentang usia antara 20-24 tahun.
"Selama ini SMK selalu digembar-gemborkan pendidikan yang mencetak
lulusan siap kerja. Tetapi buktinya lulusan SMK paling banyak menyumbang
jumlah pengangguran di Jawa Barat". Melihat kondisi ini dikhawatirkan
konsep pendidikan SMK tidak sejalan dengan kebutuhan industri. Sehingga,
lulusannya tidak bisa diserap perusahaan.
(https://daerah.sindonews.com/read/1242748/21/miris-lulusan-smk-di-jabar-
mayoritas-menganggur-1506331179 diunduh tanggal 27 desember 2017 pukul
10:00 wib).
Output
Kompetensi Guru
Envorimental Meningkat
Keluarga
Masyarakat
Industri Outcome
(stakeholders)
Proses Pembelajaran
Bermutu
11
2. Batasan Masalah
Sesuai dengan keterbatasan kemampuan peneliti dalam melaksanakan
penelitian baik waktu, tenaga, pikiran dan biaya, maka peneliti membatasi
masalah yang akan dikaji dan diteliti terkait “strategi peningkatan
kompetensi guru dalam upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran di
SMK Kabupaten Bandung Barat”, maka penelitian ini difokuskan untuk
memperoleh gambaran tentang:
a) Strategi perencanaan kepala sekolah peningkatan kompetensi guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran berdasarkan kebijakan, program dan
sumberdaya sekolah di SMK Kabupaten Bandung Barat.
b) Strategi pelaksanaan kepala sekolah peningkatan kompetensi guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran sebagai bentuk implementasi dari
perencanaan di SMK Kabupaten Bandung Barat.
c) Strategi pengawasan kepala sekolah peningkatan kompetensi guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran untuk memastikan terlaksananya
kegiatan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan di SMK
12
b. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk
mendeskripsikan, menganalisis dan mengkaji permasalahan-
permasalahan yang berhubungan dengan strategi kepala sekolah
peningkatan kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran
di SMK Kabupaten Bandung Barat untuk memperoleh gambaran secara
khusus dari sudut pandang:
a) Strategi Perencanaan Kepala Sekolah Peningkatan Kompetensi Guru
Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMK Kabupaten
Bandung Barat.
b) Strategi Pelaksanaan Kepala Sekolah Peningkatan Kompetensi Guru
Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMK Kabupaten
Bandung Barat.
c) Strategi Pengawasan Kepala Sekolah Peningkatan Kompetensi Guru
Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMK Kabupaten
Bandung Barat.
d) Upaya-upaya Strategis Kepala Sekolah terhadap permasalahan
Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di SMK Kabupaten Bandung Barat.
13
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan bernilai guna untuk kepentingan
pihak-pihak terkait baik secara teoritis maupun secara praktis.
a. Manfaat secara Teoritis
Secara teoritis diharapkan temuan-temuan dalam penelitian ini
dapat memperkaya suatu ilmu atau konsep strategi peningkatan
kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Juga, dari penelitian dapat memberikan
sumbangan pemikiran strategi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan upaya strategis yang dilakukan kepala sekolah peningkatan
kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran SMK
khsusunya di Kabupaten Bandung Barat.
2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah penelitian di atas, maka dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana Strategi Perencanaan Peningkatan Kompetensi Guru
Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMK Kabupaten
Bandung Barat?.
b. Bagaimana Strategi Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Guru Dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMK Kabupaten Bandung
Barat?.
c. Bagaimana Strategi Pengawasan Peningkatan Kompetensi Guru Dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMK Kabupaten Bandung
Barat?.
d. Bagaimana Upaya-Upaya Strategis Kepala Sekolah Terhadap
Permasalahan Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan
Mutu Pembelajaran di SMK Kabupaten Bandung Barat?.
E. Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, metode penelitian yang digunakan
penulis adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. metode deskriptif
yang dipilih ini karena peneliti ingin memperoleh gambaran terhadap proses yang
sedang berlangsung dari strategi kepala sekolah peningnkatan kompetensi guru
dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SMK kabupaten Bandung Barat.
Metode deskriptif sebagaimana Sukmadinata (2011 : 72) mengemukakan, bahwa
“penelitian deskripitf adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
16
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disertasi di bagi ke dalam 5 bab pembahasan
kemudian dibagi ke dalam beberapa sub bagian sebagai berikut:
17
DAFTAR PUSTAKA
Husein, Umar. (2008). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta.
PT. Rajagrafindo Persada.
https://daerah.sindonews.com/read/1242748/21/miris-lulusan-smk-di-jabar-
mayoritas-menganggur-1506331179 diunduh tanggal 27 desember 2017
pukul 10:00 wib).