I. Tujuan
a. Mengetahui destilasi secara umum dan penerapannya di Industri
b. Mengoperasikan unit distilasi sederhana skala laboratorium secara benar dan
aman.
c. Mengoperasikan sistem pengendali temperatur air pendingin keluar dari
kondensor.
d. Mengoperasikan sistem pengendali laju steam pemanas.
e. Mengamati atau mengukur kwalitas produk destilat yang dihasilkan.
f. Menjelaskan proses yang terjadi pada produk destilat dengan metode duplet
g. Menghitung semua proses yang terjadi pada saat praktikum berlangsung
II. Dasar Teori
Destilasi adalah metoda untuk pemisahan suatu campuran homogen yang
berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen yang ada di dalam
campuran. Jika suatu campuran ideal dipanaskan maka komponen yang
mempunyai titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu dibandingkan
yang titik didih lebih besar, sehingga komponen zat volatile akan terdistribusi
pada fasa uap lebih besar dari pada didalam fasa cairannya.
Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan
perbedaan titik didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses
kesetimbangan fasa uap-cair; kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap
larutan. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi
pada proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi; menjelaskan bahwa
tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama dengan tekanan
uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang menguap dalam
larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
A. Klasifikasi destilasi
Pembagian destilasi :
Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Distilasi kontinyu
b. Distilasi batch
Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Distilasi atmosferis
b. Distilasi vakum
c. Distilasi tekanan
Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Destilasi system biner
b. Destilasi system multi komponen
Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Single-stage Distillation
b. Multi stage Distillation.
jenis-jenis destilasi
a. Destilasi sederhana
Tekanan uap suatu cairan akan meningkat seiring dengan bertambanya
temperatur, dan titik dimana tekan uap sama dengan tekanan eksternal cairan
disebut sebagai titk didih. Proses pemisahan campuran cairan biner A dan B
menggunakan distilasi dapat dijelaskan dengan hukum Dalton dan Raoult.
Menurut hukum Dalton, tekanan gas total suatu campuran biner, atau tekanan
uap suatu cairan (P), adalah jumlah tekanan parsial dari masing-masing
komponen A dan B (PA dan PB)
P = PA + PB (1)
Hukum Raoult menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tertentu, tekanan
parsial uap komponen A (PA) dalam campuran sama dengan hasil kali antara
tekanan uap komponen murni A (PAmurni) dan fraksi molnya XA
PA = PAmurni . XA (2)
Sedang tekanan uap totalnya adalah
Ptot = PAmurni . XA + PBmurni . XB (3)
Dari persamaan tersebut di atas diketahui bahwa tekanan uap total suatu
campuran cairan biner tergantung pada tekanan uap komponen murni dan fraksi
molnya dalam campuran.
Hukum Dalton dan Raoult merupakan pernyataan matematis yang dapat
menggambarkan apa yang terjadi selama distilasi, yaitu menggambarkan
perubahan komposisi dan tekanan pada cairan yang mendidih selama proses
distilasi. Uap yang dihasilkan selama mendidih akan memiliki komposisi yang
berbeda dari komposisi cairan itu sendiri. Komposisi uap komponen yang
memiliki titik didih lebih rendah akan lebih banyak (fraksi mol dan tekanan
uapnya lebih besar). Komposisi uap dan cairan terhadap suhu tersebut dapat
digambarkan dalam suatu grafik diagram fasa berikut ini.
Jika uap dipindahkan dari campuran cairan, maka pada suatu waktu tertentu,
komposisi campuran cairan akan berubah. Fraksi mol cairan yang memiliki titik
didih lebih tinggi akan meningkat di dalam campuran. Karena komposisi
campuran cairan berubah, maka titik didih akan berubah. Biasanya yang diukur
adalah suhu uap. Plot berbagai jenis kurva pemanasan ditunjukkan pada grafik di
bawah ini
Untuk memperoleh distilasi sederhana yang efektif diperlukan suatu kurva
seperti lurva C. Kita akan mengamati suhu uap yang konstan, sangat dekat
dengan titik didih cairan yang memiliki titik didih lebih rendah. Jika suhu uap
mulai naik dengan cepat, maka kita dapat menghentikan pengumpulan distilat.
Pada prakteknya, kebanyakan campuran sukar untuk dimurnikan melalui satu
distilasi sederhana.
Gambar 4. Distilasi sederhana
b. Destilasi uap
c. Destilasi vakum
D. Penerapan Destilasi
Aplikasi destilasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu skala
laboratorium dan skala industri. Perbedaan utama destilasi skala laboratorium
dan industri adalah sistem berkesinambungan. Pada skala laboratorium, destilasi
dilakukan sekali jalan. Dalam artian pada destilasi skala laboratorium, komposisi
campuran dipisahkan menjadi komponen fraksi yang diurutkan berdasarkan
volatilitas, dimana zat yang paling volatil akan dipisahkan terlebih dahulu.
Dengan demikian, zat yang paling tidak volatil akan tersisa pada bagian bawah.
Proses ini dapat diulangi ketika campuran ditambahkan dan memulai proses
destilasi dari awal.
Pada destilasi skala industri, senyawa asli (campuran), uap, dan destilat
tetap dalam kondisi konstan. Fraksi yang diinginkan akan dipisahkan dari sistem
secara hati-hati, dan ketika bahan awal habis maka akan ditambahkan lagi tanpa
menghentikan proses detilasi.
Destilasi mepunyai peranan yang sangat banyak dalam kehidupan
manusia. Destilasi adalah kunci utama dalam pemisahan fraksi-fraksi minyak
bumi. Minyak bumi dipisahkan menjadi fraksi-fraksi tertentu didasarkan pada
perbedaan titik didih. Alkohol yang terbentuk dari proses fermentasi juga
dimurnikan dengan cara destilasi.
Minyak-minyak atsiri alami yang mudah menguap dapat dipisahkan
melalui destilasi. Banyak sekali minyak atsiri alami yang dapat diperoleh dengan
cara destilasi, yakni minyak serai, minyak jahe, minyak cengkeh, dan
sebagainya. Minyak kayu putih juga didapatkan dengan cara destilasi. Selain itu,
destilasi juga dapat memisahkan garam dari air laut.
____________ALAT__________ ____________BAHAN____________
Nama Keterangan Nama Keterangan
Bunsen 1 buah Spirtus 325 ml dan 335 ml
Kolom Distilasi 1 buah Percobaan 1 200 ml (aquadest
Kondensor 1 buah + etanol 20%)
Labu destilasi 1 buah Percobaan 2 200 ml (aquadest
Labu Erlenmeyer 1 buah + etanol 30%)
Thermometer 4 buah
4 Aquadest -
Pipa penghubung 1 buah
Pompa air 1 buah
Refraktometer 1 buah
Selang 2 buah
Statif dan klem -
Stopwatch 1 buah
Botol Destilat 3 buah
IV. Langkah Kerja
Percobaan dilakukan pengujian dua kali dengan kadar etanol yang berbeda yaitu
Etanol 20% dan Etanol 30% yang nantinya akan dijadikan sebagai pembanding pada
proses dan perlakuan saat sedang melakukan percobaan di labolatorium Konservasi
Energi.
Etanol 20%
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan, dan bersihkan (dicuci)
2. Buatlah rangkaian percobaan dengan benar dan hati-hati, seperti gambar dibawah ini
3. Buatlah campuran yang akan didestilasi 200ml 20% etanol kemudian masukkan
campuran ke dalam labu destilasi dan pasang dengan kuat supaya tidak ada uap yang
terbuang ke luar
4. Jalankan pompa air yang berfungsi untuk mengalirkan air pendingin pada kondensor,
perlu diperhatikan bahwa inputan air pendingin dari bawah mengalir ke atas.
5. Nyalakan Bunsen untuk memanaskan labu yang berisi campuran.
6. Catat parameter yang diamati berdasarkan table data pengamatan.
7. Amati perubahan fasa dari cair ke uap maupun uap ke cair
8. Setting temperature campuran pada kondisi konstan dalam suhu 850C.
9. Ukur volume hasil destilasi atau destilat.
10. Lihat kadar/persentase etanol untuk hasil destilasi apakah sesuai atau tidak dengan yang
diinginkan
11. Bersihkan dan bereskan peralatan dan bahan yang digunakan
Etanol 30%
Lakukan semua prosedur yang ada di prosedur sebelumnya dengan konsentrasi
etanol pada campuran yang akan didestilasi adalah 200 ml 30% etanol