Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DOKUMENTASI KEBIDANAN

“Sistem Rujukan Dari BPM Ke Puskesmas”

Dosen Pengampu : Megawati,S.ST.,M.Keb

Disusun oleh kelompok 1 :

1. Dina Malinda P07124118181


2. Ditta Shafira P07124118183
3. Mitha Dayanti P07124118213
4. Nur Amelia P07124118222
5. Salma Mariesa P07124118238

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN KEBIDANAN

DIPLOMA III SEMESTER III B


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sistem Rujukan Dari BPM Ke Puskesmas” sebagai salah satu
tugas mata kuliah Dokumentasi Kebidanan pada semester III D3 Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin.

Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing untuk menyumbangkan ide dan pikiran mereka dalam penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna di masa yang akan
datang serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada kita semua. Aamiin.

Banjarbaru, 18 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2


A. Pengertian ........................................................................................................... 2
B. Tujuan Rujukan .................................................................................................. 2
C. Jenis Rujukan ....................................................................................................... 3
D. Persiapan Rujukan .............................................................................................. 4
E. Kegiatan Rujukan ............................................................................................... 4
F. Alur Rujukan ...................................................................................................... 7
G. Mekanisme........................................................................................................... 8
H. Upaya Peningkatan Mutu .................................................................................... 9
I. Syarat Rujukan................................................................................................... 10
J. Contoh Kasus ..................................................................................................... 10
K. Asuhan Rujukan Yang Diberikan ...................................................................... 11
L. Pembahasan ....................................................................................................... 11
M. Contoh Surat Rujukan dari BPM ke Puskesmas ............................................... 12

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 13


A. Kesimpulan ....................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk
mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan
berdaya guna (efisien), perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit -
unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan.
Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk
bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua
dan ketiga, dimana dalam pelaksanaannya tedak berdiri sendiri -sendiri namun
berada di suatu sistem yang saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan
primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia
menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan diatasnya,
demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah,
teknologi, dan transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan
baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat.
(Standar Kesehatan Nasional : 2009).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan sistem rujukan ?
2. Apa tujuan dari sistem rujukan ?
3. Bagaimana persiapan rujukan ?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian sistem rujukan.
2. Dapat mengetahui tujuan sistem rujukan.
3. Dapat mengetahui persiapan rujukan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Sistem rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas
suatu kasus/ masalah medik yang timbul, baik secara vertikal maupun
harizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu, terjangkau dan rasional
(Depkes RI, 2009).

Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang


memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas
timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik
secara vertikal maupun horizontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau
dan dilakukan secara rasional (Hatmoko, 2000).

B. TUJUAN RUJUKAN

Menurut Mochtar, 1998 Rujukan mempunyai berbagai macam tujuan antara


lain :

1. Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan sebaik-baiknya


2. Menjalin kerja sama dengan cara pengiriman penderita atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap
fasilitasnya
3. Menjalin perubahan pengetahuan dan ketrampilan (transfer of knowledge &
skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah
perifer

2
Menurut Hatmoko, 2000 Sistem rujukan mempunyai tujuan umum dan
khusus, antara lain :

1. Umum
Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung
kualitas pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.
2. Khusus
a. Menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.
b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preveventif
secara berhasil guna dan berdaya guna.
Sedangkan menurut Meilani, 2009 sistem rujukan bertujuan agar pasien
mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih
mampu, sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat
menurunkan AKI dan AKB.

C. JENIS RUJUKAN

Menurut Hatmoko (2000) jenis rujukan secara konseptual menyangkut hal-


hal sebagai berikut :

1. Rujukan medik, meliputi :


a. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
operatif dan lain-lain.
b. Pengiriman bahan (specimen) unutuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap.
c. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli
untuk mutu pelayanan pengobatan.
2. Rujukan kesehatan
Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang
bersifat preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan :
a. Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar
biasa atau terjangkitnya penyakit menular.

3
b. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah.
c. Pendidikan penyebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan
kerancunan dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan masal.
d. Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah
kekurangan air bersih bagi masyarakat umum.
e. Pemeriksaan specimen air di laboratorium kesehatan dan lain-lain.

D. PERSIAPAN RUJUKAN

Mempersiapkan rujukan ke rumah sakit dengan melakukan BAKSOKUDa


yaitu :

B : Bidan Harus siap antar ibu ke rumah sakit

A : Alat-alat yang akan di bawa saat perjalanan rujukan

K : Kendaraan yang akan mengantar ibu ke Rumah Sakit

S : Surat rujukan disertakan

O : Obat-obat seperti oksitosin ampul, cairan infuse

K : Keluarga harus diberitahu dan mendampingi ibu saat dirujuk

U : Uang untuk pembiayaan di rumah sakit

Da : Darah untuk tranfusi

E. KEGIATAN RUJUKAN

1. Rujukan dan pelayanan kebidanan. Kegiatan ini antara lain berupa :


a. Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang
lebih lengkap.
b. Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas.
c. Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-
kasus ginekologi atau kontrasepsi, yang memerlukan penanganan
spesialis.
d. Pengiriman bahan laboratorium.

4
e. Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai,
kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu
disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan).
2. Rujukan kesehatan yang meliputi permintaan bantuan atas :
a. Kejadian luar biasa atau terjangkitnya penyakit menular.
b. Terjadinya kelaparan dalam masyarakat.
c. Terjadinya keracunan masal.
d. Masalah lain yang menyangkut kesehatan masyarakat umum
3. Rujukan informasi medis. Kegiatan ini antara lain berupa :
a. Membahas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan
advis rehabilitas kepada unit yang mengirim.
b. Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan
data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama mengenai
kematian maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna untuk
memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.
4. Pelimpahan pengetahuan dan ketrampilan. Kegiatan ini antara lain berupa :
a. Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah perifer untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita,
diskusi kasus, dan demonstrasi.
b. Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap
atau Rumah sakit pendidikan. Juga dengan mengundang tenaga medis
dan paramedis dalam kegiatankegiatan ilmiah yang diselenggarakan
tingkat propinsi atau institusi pendidikan.
5. Pusat Rujukan Antara (Puskesmas dengan 10 tempat tidur)
a. Pengertian
Puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk
menolong penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas
maupun perawatan sementara dengan 10 tempat tidur.
b. Kriteria
1) Puskesmas terletak kurang lebih dari 20 km dari rumah sakit.

5
2) Puskesmas mudah dicapai dengan kendaran bermotor dari puskesmas
sekitarnya.
3) Puskesmas dipimpin oleh dokter dan telah mempunyai tenaga yang
memadai.
4) Jumlah kunjungan puskesmas minimal 100 orang per hari rata-rata.
5) Puskesmas masih mempunyai tanah kososng seluas 20mx30m.
6) Penduduk wilayah kerja puskesmas dan penduduk di kelilingnya
minimal rata-rata 20.000/Puskesmas.
7) Pemerintah daerah bersedia untuk menyediakan anggaran rutin yang
memadai.
c. Fungsi
Merupakan “Pusat Rujukan Antara” melayani penderita gawat darurat
sebelum dapat dibawa ke rumah sakit.
d. Kegiatan
1) Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat
antara lain :
a) Kecelakaan lalu lintas.
b) Persalinan dengan penyulit.
c) penyakit lain yang mendadak dan gawat.
2) Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi
penderita dalam rangka diagnostik dengan rata-rata hari perawatan 3
hari atau maksimal 7 hari.
3) Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan pengiriman
penderita lebih lanjut ke Rumah sakit.
4) Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan dengan resiko tinggi
dan persalinan dengan penyulit.
5) Melakukan metode operasi pria dan metode operasi wanita untuk
keluarga berencana.
e. Ruangan tambahan

Bangunan tambahan seluas 246 m2 diatas tanah seluas 600 m2 terdiri


dari :

1) Ruang rawat tinggal untuk 10 tempat tidur.

6
2) Ruangan operasi.
3) Ruangan persalinan.
4) Kamar perawatan jaga.
5) Ruangan post operatif.
6) Kamar linen.
7) Kamar cuci.
8) Dapur.
f. Peralatan medis
1) Peralatan operasi terbatas.
2) Peralatan obstetri patologis.
3) Peralatan resusitasi.
4) Peralatan vasektomi dan tubektomi.
5) 10 tempat tidur lengkap dengan peralatan perawatan.
g. Tenaga
1) Dokter kedua di puskesmas yang telah mendapatkan latihan klinis di
Rumah Sakit 6 bulan dalam bidang : obstetri, gynekologi, pediatri dan
interne.
2) orang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang
perawatn bedah, kebidanan, pediatri dan penyakit dalam.
3) 3 orang perawat kesehatan/ perawat/ bidan yang diberi tugas secara
bergilir.
4) 1 orang prakarya kesehatan
h. Alat komunikasi
1) Telepon atau radio komunikasi jarak sedang.
2) 1 buah mobil ambulance.

F. ALUR RUJUKAN
Dalam rangka pelaksanaan rujukan diperhatikan hal-hal yang menyangkut
tingkat kegawatan penderita, waktu dan jarak tempuh sarana yang dibutuhkan
serta tingkat kemampuan tempat rujukan.

7
Dari bpm dapat langnsung merujuk ke :

1. Puskesmas pembantu.
2. Puskesmas atau puskesmas denga rawat inap.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merujuk pasien :

1. Pada rujukan penderita gawat darurat, batas wilayah administrasi (geografis)


dapat diabaikan karena yang penting adalah penderita dapat pertolongan
yang cepat dan tepat.
2. Sedangkan untuk penderita yang tidak termasuk gawat darurat dilaksanakan
sesuai dengan prosedur rujukan yang biasa sesuai hierarki fasilitas
pelayanan.

G. MEKANISME
1. Menentukan kegawatdaruratan penderita
Pada tingkat Bidan di desa.
Puskesmas pembantu dan puskesmas tenaga kesehatan yang ada pada
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat menentukan tingkat
kegawatandaruratan kasus yang ditemui. Sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus yang boleh ditangani
sendiri dan kasus yang harus dirujuk.
2. Menentukan tempat tujuan rujukan

Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan


yang mempunyai kewenangan dan terdekat. Termasuk fasilitas pelayanan
swata dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.

3. Pemberian informasi kepada penderita dan keluarganya

Penderita dan keluarganya perlu diberi informasi tentang perlunya


penderita segera dirujuk untuk mendapat pertolongan fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu

4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju

8
Melalui telepon atau radio komunikasi disampaikan kepada tempat
rujukan yang tujuannya untuk :

a. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.


b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan
selama dalam dalam perjalanan ke tempat tujuan.
c. Meminta petunjuk cara penanganan untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim.
5. Persiapan penderita
a. Sebelum dikirim, keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih
dahulu. Keadaan umum perlu dipertahankan selama dalam perjalanan.
Untuk itu obat-obatan yang diperlukan untuk mempertahankan keadaan
umum perlu disertakan pada waktu pasien diangkut.
b. Surat rujukan perlu disiapkan dengan format rujukan.
c. Dalam hal penderita gawat darurat maka seorang perawat/ bidan perlu
mendampingi penderita dalam perjalanan untuk menjaga keadaan umum
penderita.
6. Pengiriman penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/
sarana transportasi untuk mengangkut penderita.
7. Tindak lanjut penderita
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan, dan memerlukan tindak lanjut,
dilakukan tindakan dengan sarana yang diberikan.
b. Bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka
dilakukan kunjungan rumah.

H. UPAYA PENINGKATAN MUTU RUJUKAN


Langkah-langkah dalam upaya meningkatkan mutu rujukan :

1. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan


puskesmas pembantu dan pos kesehatan lain dari masyarakat.

9
2. Mengadakan pusat rujukan antara lain dengan mengadakan ruangan
tambahan untuk 10 tempat tidur perawatan penderita gawat darurat di
lokasi strategis.
3. Meningkatkan sarana komunikasi antar unit pelayanan kesehatan.
4. Menyediakan Puskesmas keliling di setiap kecamatan dalam bentuk
kendaraan roda 4 atau perahu bermotor yang dilengkapi alat komunikasi.
5. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem, baik rujukan
medik maupun rujukan kesehatan.
6. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan
kesehatan.

I. Syarat Rujukan
Agar rujukan dapat diselenggarakan dengan tepat dan memadai, maka suatu
rujukan hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Adanya unit yang mempunyai tanggung jawab dalam rujukan, baik yang
merujuk atau yang menerima rujukan.
2. Adanya tenaga kesehatan yang kompeten dan mempunyai kewenangan
melaksanakan pelayanan medis dan rujukan medis yang dibutuhkan.
3. Adanya pencatatan / kartu / dokumen tertentu berupa :
a. Formulir rujukan dan rujukan balik sesuai contoh.
b. Kartu Jamkesmas, Jamkesda dan kartu asuransi lain.
c. Pencatatan dan dokumen hasil pemeriksaan penunjang.
4. Adanya pengertian timbal balik antara pengirim dan penerima rujukan.
5. Adanya pengertian petugas tentang sistem rujukan.
6. Rujukan dapat bersifat horizontal dan vertikal, dengan prinsip mengirim ke
arah fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan lengkap.

J. Contoh Kasus :
Ibu Titik akan melahirkan secara normal pada klinik bersalin Bidan dilema
Imha. Namun, setelah ditunggu selama satu malam bayinya belum bisa keluar
karena pinggang ibu Titik terlalu sempit, yang kemungkinan tidak sesuai dengan
besar bayi yang akan dilahirkan. Sehingga Bidan Imha tidak bisa menanganinya

10
dan memutuskan untuk merujuk ke RSUD Cilacap yang peralatannya lebih
lengkap karena Ibu Titik harus melahirkan secara sesar.

K. Asuhan Rujukan Yang Diberikan :


1. Bidan Imha mengumpulkan keluarga Ibu Titik dan menceritakan masalah
yang dialami oleh Ibu Titik, dan menyatakan bidan tidak bisa
menanganinya.
2. Menuliskan surat rujuk ke RSUD Cilacap agar Ibu Titik ditangani dengan
cara di sesar.
3. Merujuk Ibu Titik ke RSUD

L. Pembahasan
Berdasarkan contoh kasus diatas, Bidan Imha telah melakukan tugas
pelaksana Rujukan atau Ketergantungan , Karena saat terjadi kasus yang tidak
mungkin untuk ditangani sendiri karena di luar kewenangannya, dia merujuk
Ibu Titik ke RSUD Cilacap yang memiliki peralatan lebih lengkap . Dan
penanganan kasus ini sesuai dengan PERMENKES RI NO.28 Tahun 2017.
Pasal 28 poin (c) merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat
ditangani dengan tepat waktu. Pasal 28 poin (d) meminta persetujuan tindakan
yang akan dilakukan.

11
M. Contoh Surat Rujukan Dari BPM ke Puskesmas

IKATAN BIDAN INDONESIA


BPS / RB : ......................................................................

RUJUKAN

.................., Tgl. ....................


Kepada Yth. :
...............................................
...............................................
Dengan Hormat,
Mohon pertolongan selanjutnya pada :
Nama :
Umur :
Alamat :
Anamnese :

Tindakan / Pemeriksaan :

Perkiraan Diagnosa : ,

Demikian, atas bantuannya diucapkan terima kasih.

Bidan,

( ........................)

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan


kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara
timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus ataumasalah kesehatan
masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang
dan dilakukan secara rasional.

Keuntungan sistem rujukan :

1. Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien, berarti


pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah dan secara psikologis
memberi rasa aman pada pasien dan keluarganya.
2. Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan
keterampilan petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak
kasus yang dapat dikelola di daerahnya masing - masing.
3. Masyarakat desa dapat menikmati tenaga ahli kesehatan.

B. Saran

Dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan


kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan ditujukan pada kasus
yang tergolong beresiko tinggi. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki
kesiapan untuk merujuk ibu dengan keluhan ginekologi ke fasilitas kesehatan
rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit.

13
DAFTAR PUSTAKA

Meilani, Nikan, dkk.2009.Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya


Dinas Kesehatan.2011.Petunjuk Teknis Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan.
Nusa Tenggara Barat : Dinas Kesehatan
Departemen Kesehatan RI.2009.Sistem Kesehatan Nasional.Jakarta : Depkes
Penyusun Kerangka Manual Rujukan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.
2012. Manual Rujukan Kehamilan, Persalinan, dan Bayi Baru Lahir
http://buk.depkes.co.id

Anda mungkin juga menyukai