JURUSAN KEBIDANAN
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sistem Rujukan Dari BPM Ke Puskesmas” sebagai salah satu
tugas mata kuliah Dokumentasi Kebidanan pada semester III D3 Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin.
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing untuk menyumbangkan ide dan pikiran mereka dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna di masa yang akan
datang serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada kita semua. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk
mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan
berdaya guna (efisien), perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit -
unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan.
Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk
bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua
dan ketiga, dimana dalam pelaksanaannya tedak berdiri sendiri -sendiri namun
berada di suatu sistem yang saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan
primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia
menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan diatasnya,
demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah,
teknologi, dan transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan
baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat.
(Standar Kesehatan Nasional : 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan sistem rujukan ?
2. Apa tujuan dari sistem rujukan ?
3. Bagaimana persiapan rujukan ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian sistem rujukan.
2. Dapat mengetahui tujuan sistem rujukan.
3. Dapat mengetahui persiapan rujukan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Sistem rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas
suatu kasus/ masalah medik yang timbul, baik secara vertikal maupun
harizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu, terjangkau dan rasional
(Depkes RI, 2009).
B. TUJUAN RUJUKAN
2
Menurut Hatmoko, 2000 Sistem rujukan mempunyai tujuan umum dan
khusus, antara lain :
1. Umum
Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung
kualitas pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.
2. Khusus
a. Menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.
b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preveventif
secara berhasil guna dan berdaya guna.
Sedangkan menurut Meilani, 2009 sistem rujukan bertujuan agar pasien
mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih
mampu, sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat
menurunkan AKI dan AKB.
C. JENIS RUJUKAN
3
b. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah.
c. Pendidikan penyebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan
kerancunan dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan masal.
d. Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah
kekurangan air bersih bagi masyarakat umum.
e. Pemeriksaan specimen air di laboratorium kesehatan dan lain-lain.
D. PERSIAPAN RUJUKAN
E. KEGIATAN RUJUKAN
4
e. Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai,
kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu
disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan).
2. Rujukan kesehatan yang meliputi permintaan bantuan atas :
a. Kejadian luar biasa atau terjangkitnya penyakit menular.
b. Terjadinya kelaparan dalam masyarakat.
c. Terjadinya keracunan masal.
d. Masalah lain yang menyangkut kesehatan masyarakat umum
3. Rujukan informasi medis. Kegiatan ini antara lain berupa :
a. Membahas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan
advis rehabilitas kepada unit yang mengirim.
b. Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan
data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama mengenai
kematian maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna untuk
memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.
4. Pelimpahan pengetahuan dan ketrampilan. Kegiatan ini antara lain berupa :
a. Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah perifer untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita,
diskusi kasus, dan demonstrasi.
b. Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap
atau Rumah sakit pendidikan. Juga dengan mengundang tenaga medis
dan paramedis dalam kegiatankegiatan ilmiah yang diselenggarakan
tingkat propinsi atau institusi pendidikan.
5. Pusat Rujukan Antara (Puskesmas dengan 10 tempat tidur)
a. Pengertian
Puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk
menolong penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas
maupun perawatan sementara dengan 10 tempat tidur.
b. Kriteria
1) Puskesmas terletak kurang lebih dari 20 km dari rumah sakit.
5
2) Puskesmas mudah dicapai dengan kendaran bermotor dari puskesmas
sekitarnya.
3) Puskesmas dipimpin oleh dokter dan telah mempunyai tenaga yang
memadai.
4) Jumlah kunjungan puskesmas minimal 100 orang per hari rata-rata.
5) Puskesmas masih mempunyai tanah kososng seluas 20mx30m.
6) Penduduk wilayah kerja puskesmas dan penduduk di kelilingnya
minimal rata-rata 20.000/Puskesmas.
7) Pemerintah daerah bersedia untuk menyediakan anggaran rutin yang
memadai.
c. Fungsi
Merupakan “Pusat Rujukan Antara” melayani penderita gawat darurat
sebelum dapat dibawa ke rumah sakit.
d. Kegiatan
1) Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat
antara lain :
a) Kecelakaan lalu lintas.
b) Persalinan dengan penyulit.
c) penyakit lain yang mendadak dan gawat.
2) Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi
penderita dalam rangka diagnostik dengan rata-rata hari perawatan 3
hari atau maksimal 7 hari.
3) Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan pengiriman
penderita lebih lanjut ke Rumah sakit.
4) Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan dengan resiko tinggi
dan persalinan dengan penyulit.
5) Melakukan metode operasi pria dan metode operasi wanita untuk
keluarga berencana.
e. Ruangan tambahan
6
2) Ruangan operasi.
3) Ruangan persalinan.
4) Kamar perawatan jaga.
5) Ruangan post operatif.
6) Kamar linen.
7) Kamar cuci.
8) Dapur.
f. Peralatan medis
1) Peralatan operasi terbatas.
2) Peralatan obstetri patologis.
3) Peralatan resusitasi.
4) Peralatan vasektomi dan tubektomi.
5) 10 tempat tidur lengkap dengan peralatan perawatan.
g. Tenaga
1) Dokter kedua di puskesmas yang telah mendapatkan latihan klinis di
Rumah Sakit 6 bulan dalam bidang : obstetri, gynekologi, pediatri dan
interne.
2) orang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang
perawatn bedah, kebidanan, pediatri dan penyakit dalam.
3) 3 orang perawat kesehatan/ perawat/ bidan yang diberi tugas secara
bergilir.
4) 1 orang prakarya kesehatan
h. Alat komunikasi
1) Telepon atau radio komunikasi jarak sedang.
2) 1 buah mobil ambulance.
F. ALUR RUJUKAN
Dalam rangka pelaksanaan rujukan diperhatikan hal-hal yang menyangkut
tingkat kegawatan penderita, waktu dan jarak tempuh sarana yang dibutuhkan
serta tingkat kemampuan tempat rujukan.
7
Dari bpm dapat langnsung merujuk ke :
1. Puskesmas pembantu.
2. Puskesmas atau puskesmas denga rawat inap.
G. MEKANISME
1. Menentukan kegawatdaruratan penderita
Pada tingkat Bidan di desa.
Puskesmas pembantu dan puskesmas tenaga kesehatan yang ada pada
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat menentukan tingkat
kegawatandaruratan kasus yang ditemui. Sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus yang boleh ditangani
sendiri dan kasus yang harus dirujuk.
2. Menentukan tempat tujuan rujukan
8
Melalui telepon atau radio komunikasi disampaikan kepada tempat
rujukan yang tujuannya untuk :
9
2. Mengadakan pusat rujukan antara lain dengan mengadakan ruangan
tambahan untuk 10 tempat tidur perawatan penderita gawat darurat di
lokasi strategis.
3. Meningkatkan sarana komunikasi antar unit pelayanan kesehatan.
4. Menyediakan Puskesmas keliling di setiap kecamatan dalam bentuk
kendaraan roda 4 atau perahu bermotor yang dilengkapi alat komunikasi.
5. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem, baik rujukan
medik maupun rujukan kesehatan.
6. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan
kesehatan.
I. Syarat Rujukan
Agar rujukan dapat diselenggarakan dengan tepat dan memadai, maka suatu
rujukan hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Adanya unit yang mempunyai tanggung jawab dalam rujukan, baik yang
merujuk atau yang menerima rujukan.
2. Adanya tenaga kesehatan yang kompeten dan mempunyai kewenangan
melaksanakan pelayanan medis dan rujukan medis yang dibutuhkan.
3. Adanya pencatatan / kartu / dokumen tertentu berupa :
a. Formulir rujukan dan rujukan balik sesuai contoh.
b. Kartu Jamkesmas, Jamkesda dan kartu asuransi lain.
c. Pencatatan dan dokumen hasil pemeriksaan penunjang.
4. Adanya pengertian timbal balik antara pengirim dan penerima rujukan.
5. Adanya pengertian petugas tentang sistem rujukan.
6. Rujukan dapat bersifat horizontal dan vertikal, dengan prinsip mengirim ke
arah fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan lengkap.
J. Contoh Kasus :
Ibu Titik akan melahirkan secara normal pada klinik bersalin Bidan dilema
Imha. Namun, setelah ditunggu selama satu malam bayinya belum bisa keluar
karena pinggang ibu Titik terlalu sempit, yang kemungkinan tidak sesuai dengan
besar bayi yang akan dilahirkan. Sehingga Bidan Imha tidak bisa menanganinya
10
dan memutuskan untuk merujuk ke RSUD Cilacap yang peralatannya lebih
lengkap karena Ibu Titik harus melahirkan secara sesar.
L. Pembahasan
Berdasarkan contoh kasus diatas, Bidan Imha telah melakukan tugas
pelaksana Rujukan atau Ketergantungan , Karena saat terjadi kasus yang tidak
mungkin untuk ditangani sendiri karena di luar kewenangannya, dia merujuk
Ibu Titik ke RSUD Cilacap yang memiliki peralatan lebih lengkap . Dan
penanganan kasus ini sesuai dengan PERMENKES RI NO.28 Tahun 2017.
Pasal 28 poin (c) merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat
ditangani dengan tepat waktu. Pasal 28 poin (d) meminta persetujuan tindakan
yang akan dilakukan.
11
M. Contoh Surat Rujukan Dari BPM ke Puskesmas
RUJUKAN
Tindakan / Pemeriksaan :
Perkiraan Diagnosa : ,
Bidan,
( ........................)
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA