Anda di halaman 1dari 13

SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR 71/PMK.06/2006

TENTANG

TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA AKIBAT GEMPA BUMI


DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH

MENTERI KEUANGAN,

Menimbang : a. bahwa bencana gempa bumi yang melanda Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah telah mengakibatkan Barang Milik
Negara yang terdapat di wilayah tersebut tidak dapat dipergunakan lagi
sehingga perlu dihapuskan dari daftar inventaris negara;

b. bahwa untuk tertib administrasi pengelolaan barang milik negara, penghapusan


Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu dilakukan
secara cepat, akurat, dengan tetap memperhatikan prinsip transparansi dan
akuntabilitas;

c. bahwa, dalam rangka pelaksanaan penghapusan sebagaimana dimaksud dalam


huruf b, dipandang perlu untuk mengatur tata cara penghapusan Barang Milik
Negara akibat gempa bumi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Provinsi Jawa Tengah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan


c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara
Penghapusan Barang Milik Negara Akibat Gempa Bumi di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan


Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik


Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4214), sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);

6. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 470/KMK.01/1994 tentang Tata Cara


Penghapusan dan Pemanfaatan Barang Milik/Kekayaan Negara;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA


PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA AKIBAT GEMPA BUMI DI
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA
TENGAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Pertama

Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan:

1. Gempa bumi adalah bencana alam yang mengakibatkan kerusakan barang


milik negara, yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah.
2. Barang Milik Negara, yang selanjutnya disingkat BMN, adalah semua barang
yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

3. Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang


dan bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan
pengelolaan barang milik negara.
4. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan BMN.

5. Kuasa Pengguna Barang, yang untuk selanjutnya disingkat KPB, adalah kepala
satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh pengguna barang untuk
menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-
baiknya.

6. Kementerian Negara/Lembaga adalah kementerian negara/lembaga pemerintah


non kementerian negara/lembaga negara.

7. Penghapusan adalah tindakan menghapus BMN dari daftar barang dengan


menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan
pengguna dan/atau KPB dan/atau pengelola barang dari tanggung jawab
administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.

8. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan


pelaporan hasil pendataan BMN.

9. Daftra Barang Pengguna, yang selanjutnya disingkat dengan DBP, adalah


daftar yang memuat data barang yang digunakan oleh masing-masing
Pengguna Barang yang sebelum Peraturan Menteri Keuangan ini ditetapkan
disebut daftar barang inventaris pada Penguasa Barang Inventaris.

10. Daftar Barang Kuasa Pengguna, yang selanjutnya disingkat dengan DBKP,
adalah daftar yang memuat data barang yang dimiliki oleh masing-masing KPB
yang sebelum Peraturan Menteri Keuangan ini ditetapkan disebut daftar barang
inventaris pada unit Pemakai Barang.
Bagian Kedua

Maksud dan Tujuan

Pasal 2

Maksud pengaturan tentang tata cara penghapusan BMN akibat gempa bumi adalah
agar dapat terdapat prosedur penghapusan BMN secara cepat, akurat, sebagai
pedoman dalam pengelolaan barang milik negara akibat gempa bumi.

Pasal 3

Tujuan pengaturan tentang tata cara penghapusan BMN akibat gempa bumi adalah
terciptanya koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam penanganan pengelolaan
barang milik negara akibat gempa bumi dalam rangka mewujudkan tertib
administrasi pengelolaan barang milik negara.

BAB II

TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA

AKIBAT GEMPA BUMI

Pasal 4

(1) Proses penghapusan barang milik negara akibat gempa bumi diawali dengan
pelaksanaan inventarisasi.

(2) Inventarisasi barang milik negara akibat gempa bumi dilaksanakan oleh Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

(3) Pelaksanaan inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh BPKP
dilakukan dengan ketentuan:

a. Berpedoman pada DBKP dengan memperhatikan kondisi fisik barang


akibat gempa bumi yang disiapkan oleh pengguna barang/KPB; dan
b. Bekerjasama dengan pengguna/kuasa pengguna barang dan instansi terkait
di daerah setempat.
Pasal 5

(1) Hasil inventarisasi BMN pada masing-masing pengguna/KPB dituangkan


dalam Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) untuk setiap KPB, Kementerian
Negara/Lembaga Provinsi , dan Kementerian Negara/Lembaga, yang dilampiri
dengan Daftar I dan Daftar II dengan format sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan ini.

(2) Hasil Inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan secara
terinci atas kelompok bangunan dan selain bangunan menurut kondisi
kerusakan BMN dengan rekomendasi:

a. terhadap BMN yang rusak berat dan/atau hilang perlu dilakukan


penghapusan;
b. terhadap BMN rusak ringan atau rusak sedang perlu dilakukan rehabilitasi.

(3) Penilaian kondisi rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan terhadap
kelompok bangunan dan barang-barang spesifik lainnya dilakukan dengan
mempertimbangkan pendapat instansi teknis yang berwenang setempat.

Pasal 6

(1) BPKP menyampaikan hasil inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5


ayat (2) dalam bentuk hardcopy dan softcopy kepada:
a. KPB dan/atau Kantor Wilayah Kementerian Negara/Lembaga setempat
yang secara struktural membawahi KPB terkait; dan
b. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan setempat.

(2) Laporan hasil inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf
a, digunakan sebagai bahan kelengkapan proses penghapusan BMN dimaksud.

(3) Laporan Hasil Inventarisasi untuk masing-masing Kementerian


Negara/Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), disampaikan
kepada:

a. Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan; dan


b. Menteri/Pimpinan Lembaga terkait.

Pasal 7

(1) Berdasarkan LHI BMN yang disampaikan oleh BPKP, KPB dan/atau Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Negara/Lembaga dengan menggunakan formulir
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini,
mengajukan permintaan persetujuan penghapusan BMN dengan nilai perolehan
BMN kepada:

a. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Yogyakarta


untuk usulan penghapusan atas BMN yang berlokasi di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta; atau
b. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Semarang
untuk usulan penghapusan atas BMN yang berlokasi di Provinsi Jawa
Tengah.

(2) KPB dan/atau Kepala Kantor Wilayah Kementerian Negara/Lembaga dalam


melaksanakan wewenangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertindak
untuk dan atas nama Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang.

(2) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam


melaksanakan wewenangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertindak
untuk dan atas nama Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang.

Pasal 8

(1) Direktorat Jenderal Perbendaharaan meneliti LHI BMN yang disampaikan oleh
BPKP.

(2) Berdasarkan surat permohonan persetujuan penghapusan BMN dari KPB


dan/atau Kepala Kantor Wilayah Kementerian Negara/Lembaga, Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan
menerbitkan Surat Persetujuan Penghapusan Barang Milik Negara.
(3) Surat Persetujuan Penghapusan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disampaikan kepada KPB dan/atau Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Negara/Lembaga, dengan tembusan disampaikan kepada:

a. Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan; dan


b. Menteri/Pimpinan Lembaga terkait.

Pasal 9

(1) Berdasarkan Surat Persetujuan Penghapusan Barang Milik Negara dari Menteri
Keuangan c.q. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
KPB dan/atau Kepala Kantor Wilayah Kementerian Negara/Lembaga
menerbitkan Surat Keputusan Penghapusan Barang Milik Negara dengan
menggunakan format sebagaimana dalam Lampiran III Peraturan Menteri
Keuangan ini.

(2) Salinan Surat Keputusan Penghapusan Barang Milik Negara sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada:

a. Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan;


b. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan setempat;
c. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; dan
d. Menteri/Pimpinan Lembaga terkait.

Pasal 10

(1) Berdasarkan Surat Keputusan Penghapusan Barang Milik Negara sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 9, KPB dan/atau Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Negara/Lembaga melakukan penghapusan dengan mengeluarkan BMN
dimaksud dari DPB/DBPB.

(2) Berdasarkan mutasi berkurang BMN sebagai akibat penghapusan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pengguna barang
wajib mencantumkan penghapusan BMN tersebut dalam Laporan Barang
Pengguna Semesteran (LBPS) untuk disampaikan kepada Menteri Keuangan
selaku pengelola barang.

BAB III

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 11

(1) Dalam hal barang milik negara berupa bangunan akibat gempa bumi masih
dalam keadaan berdiri dan kondisinya membahayakan keselamatan umum,
maka bangunan dimaksud dapat dirobohkan terlebih dahulu sesuai rekomendasi
dari instansi teknis yang berwenang setempat.

(2) Pelaksanaan perobohan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan tanpa harus menunggu LHI dari BPKP dan Surat Persetujuan
Penghapusan dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
setempat.

(3) Terhadap bangunan yang telah dirobohkan sebelum berlakunya Peraturan


Menteri Keuangan ini tetap dimintakan penilaian dari BPKP dengan
melampirkan rekomendasi dari instansi teknis yang berwenang setempat
sebagai dokumen pendukung dalam penerbitan Surat Persetujuan Penhapusan
Barang Milik Negara oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri


Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Agustus 2006

MENTERI KEUANGAN,

ttd,

SRI MULYANI INDRAWATI


LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 71/PMK.06/2006 TENTANG TATA
CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK
NEGARA AKIBAT GEMPA BUMI DI
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH

DAFTAR I
HASIL INVENTARISASI FISIK BARANG MILIK NEGARA DALAM KONDISI RUSAK BERAT
Nama Kuasa Pengguna Barang :
Kode Kuasa Pengguna Barang :

Kementerian Negara/Lembaga :
Lokasi :
Sub Sub Kelompok Bukti Pemilikan
Tahun Harga
No Jumlah/ Luas Lokasi Barang Keterangan
Kode Tipe/ Perolehan Barang
Jenis Barang Ada Tidak Ada
Barang Merek
I Bangunan
1
2
II Selain tanah dan/atau bangunan
1
2

Tempat, tanggal
Kuasa Pengguna Barang Pegawai BPKP

Nama ……………… Nama ………………


NIP ………………... NIP ………………...
DAFTAR II
HASIL INVENTARISASI FISIK BARANG MILIK NEGARA DALAM KONDISI RUSAK SEDANG/RUSAK RINGAN
Nama Kuasa Pengguna Barang :
Kode Kuasa Pengguna Barang :

Kementerian Negara/Lembaga :
Lokasi :
Sub Sub Kelompok Kondisi Barang Bukti Pemilikan
Tahun Harga
No Kode Tipe/ Jumlah/ Luas Lokasi Barang Keterangan
Jenis Barang Perolehan Barang RS RR Ada Tidak Ada
Barang Merek
I Bangunan
1
2
II Selain tanah dan/atau bangunan
1
2

Tempat, tanggal
Kuasa Pengguna Barang Pegawai BPKP

Nama ……………….. Nama …………………


NIP …………………. NIP ……………………

MENTERI KEUANGAN,

ttd.

SRI MULYANI INDONESIA


LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 71/PMK.06/2006 TENTANG TATA
CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK
NEGARA AKIBAT GEMPA BUMI DI
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH

DEPARTEMEN/LEMBAGA …………

JL……… No….. Telepon : ………


Kode Pos……… Faksimile : ………

Nomor : (tanggal, bulan, tahun)


Sifat :
Lampiran :
Hal : Permohonan persetujuan penghapusan BMN pada
Kementerian Negara/Lembaga ………….. akibat Gempa
Bumi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa
Tengah.

Yth. Menteri Keuangan c.q. Kepala Kantor Wilayah


Direktorat Jenderal Perbendaharaan Yogyakarta/Semarang

Sehubungan dengan Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) dari Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan terhadap Barang Milik Negara pada Kementerian Negara/Lembaga …….. yang terkena
dampak gempa bumi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, sesuai dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor …./KMK…./2006 tentang ……………….., dengan ini kami sampaikan
permohonan persetujuan penghapusan Barang Milik Negara pada Kementerian Negara/Lembaga …………
akibat gempa bumi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meliputi:

1. Barang-barang sebagaimana ditetapkan dalam LHI Nomor …….. Tanggal ……… yang berada di
Provinsi Jawa Tengah (terlampir); dan/atau

2. Barang-barang sebagaimana ditetapkan dalam LHI Nomor ….….. Tanggal ……… yang berada di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (terlampir), dengan tindak lanjut …………..

Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih.

a.n. MENTERI …………./PIMPINAN ……….


KUASA PENGGUNA BARANG/KAKANWIL ….

Nama ……….
NIP ……………….

MENTERI KEUANGAN,

ttd,

SRI MULYANI INDRAWATI


LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 71/PMK.06/2006 TENTANG TATA
CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK
NEGARA AKIBAT GEMPA BUMI DI
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH

KEPUTUSAN MENTERI …………/PIMPINAN …………..

NOMOR ……………….

TENTANG

PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA


KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA ………………. AKIBAT GEMPA BUMI
DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH;

MENTERI …………/PIMPINAN ……………,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor ……/PMK…./…… tentang


Tata Cara Penghapusan Barang Milik Negara Akibat Gempa Bumi di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, dalam rangka pelaksanaan penghapusan
barang milik negara akibat gempa bumi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Jawa Tengah perlu dilaksanakan inventarisasi barang milik negara oleh Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;

b. bahwa berdasarkan Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) Nomor …….. tanggal ………..
BPKP menyatakan bahwa kondisi barang milik negara sebagaimana tercantum dalam
LHI rusak berat dan karenanya merekomendasikan barang milik negara dimaksud
untuk dihapuskan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu


menetapkan Keputusan Menteri ………./Pimpinan ……….. tentang Penghapusan
Barang Milik Negara ……../Lembaga ……… Akibat Gempa Bumi di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan


Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik


Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Negara Nomor 4609);

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Negara Nomor 4214),
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Negara Nomor 4418);

6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 470/KMK.01/1994 tentang Tata Cara


Penghapusan dan Pemanfaatan Barang Milik/Kekayaan Negara;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor …./PMK…./.. tentang Tata Cara Penghapusan


Barang Milik Negara Akibat Gempa Bumi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Tengah;
Memperhatikan : Surat Persetujuan Penghapusan dari Menteri Keuangan Nomor ……. tanggal ..……….
tentang Persetujuan Penghapusan Barang Milik Negara …. Akibat Gempa Bumi Provinsi
Daerah Yoygakarta dan Jawa Tengah;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI ……… /PIMPINAN ………. TENTANG PENGHAPUSAN


BARANG MILIK NEGARA KEMENTERIAN NEGARA ……….. /LEMBAGA
……….. AKIBAT GEMPA BUMI DI POVINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH.

PERTAMA : Menghapus barang milik negara (BMN) sebagaimana dimaksud dalam Laporan Hasil
Inventarisasi (LHI) BPKP:
1. Nomor … tanggal … untuk barang yang ada di provinsi Jawa Tengah ;
2. Nomor … tanggal … untuk barang yang ada di provinsi D.I. Yogyakarta.

KEDUA : Pelaksanaan tindak lanjut atas penghapusan ini agar dilakukan oleh panitia penghapusan
melalui kantor lelang negara, dan hasilnya disetorkan ke rekening kas umum negara.*)

KETIGA : Segera dilakukan penghapusan/ pencoretan nama/ jenis barang tersebut dalam laporan
hasil inventarisasi dari daftar barang pengguna dan memindahkannya ke dalam laporan
mutasi barang (semesteran).

KEEMPAT : Keputusan Menteri/Pimpinan LPND ……….. ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan,
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Salinan Keputusan Menteri ……../Pimpinan ………. ini disampaikan kepada Yth.:

1. Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan;


2. Menteri ………./Pimpinan ……..;
3. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan ;
4. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
5. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Yogyakarta/Semarang.

Ditetapkan di …………..
pada tanggal ………………..
a.n. MENTERI ………/PIMPINAN ……….
KUASA PENGGUNA BARANG/KAKANWIL ………..

NAMA PEJABAT
*Apabila barang yang akan dihapuskan berdasarkan
LHI BPKP dinyatakan masih dapat dijual.

MENTERI KEUANGAN

ttd.

SRI MULYANI INDRAWATI

Anda mungkin juga menyukai