Anda di halaman 1dari 19

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

Tugas untuk Memenuhi Mata Kuliah Akuntansi Pengantar I

PROGRAM STUDI STRATA I EKONOMI PEMBANGUNAN

Disusun Oleh

1.Favian Rajendra A P (F0119048)

2.

3.

4.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

BAB II

2.1 RUANG LINGKUP

2.2 KONSEP DAN PRINSIP PERVASIF

2.3 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

2.4 KLASIFIKASI AKUN LAPORAN KEUANGAN

2.5 PERBEDAAN PSAK DAN SAK TETAP

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah mengenai entitas tanpa akuntabilitas
publik.

Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima
segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa
melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Akhirkata, semoga makalah tentang entitas tanpa akuntabilitas publik ini bisa memberi manfaat
utaupun inpirasi pada pembaca.

Surakarta, September 2019

Penyusun
BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas
yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan
lembaga pemeringkat kredit.

Perkembangan SAK ETAP sendiri diluncurkan pada saat acara seminar nasional akuntansi yang
berjudul “Tiga Pilar Standar Akuntansi Indonesia”. SAK ETAP diterbitkan oleh IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia) dan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan pada 1 Januari 2010.
Pada Agustus 2010, DSAK IAI telah mengesahkan SAK ETAP dan mulai diberlakukan pada
tahun 2011.

Pengguna SAK ETAP yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas public signifikan, dimana
entitas tersebut merupakan entitas yang tidak tercatat dipasar modal, tidak sedang dalam proses
untuk pengajuan pernyataan pendaftaran dipasar modal, dan bukan Lembaga keuangan.

SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkan
memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan. SAK ETAP merupakan
SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan
konsep biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan yang
lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun.
BAB II

2.1 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas


Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang:
 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan
Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik yang signifikan jika :
a. Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalamproses pengajuan
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasarmodal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasarmodal
b. Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuksekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana danbank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapatmenggunakan SAK ETAP
jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contoh:
Bank Perkreditan Rakyat
 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.
contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
2.2 KONSEP DAN PRINSIP PERVASIF TUJUAN LAPORAN
KEUANGAN

• Tujuan

Tujuan pelaporan keuangan tujuan laporan keuangan ETAP adalah menyediakan informasi
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak
dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
tertentu

• Karakteristik kualitatif

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi penggunanya.

− dapat dipahami
− tepat waktu
− relevan, jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna
− kelengkapan, lengkap dalam batas materialitas dan biaya
− materialitas, isi dalam laporan dicatat dan disajikan secara lengkap
− pertimbangan sehat, mengandung unsur kehati-hatian dalam menentukan ketidakpastian
− keandalan, bebas dari kesalahan material, bias/prasangka dan penyajian secara jujur
− substansi mengulik bentuk, penyajian dicatat sesuai substansi dan realitas ekonomi
− dapat diperbandingkan, pengguna dapat membandingkan laporan secara periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan
− keseimbangan antara biaya dan manfaat

 Posisi dan Kinerja Keuangan

Aset

Merupakan sumber daya dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
untuk manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh
Kewajiban

Kewajiban masa kini yang imbul karena peristiwa masa lalu diharapkan mengakibatkan
arus keluar manfaat ekonomi

Ekuitas
Hak residual atas aset-aset entitas setelah dikurangi kewajiban
 Kinerja keuangan

Penghasilan

Merupakan kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
pemilik

Beban

Merupakan penurunan manfaat ekonomi dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan yang tidak terkait dengan distribusi kepada
pemilik.

 Pengakuan dan Pengukuran

Pengakuan Pengakuan unsur laporan keuangan jika memenuhi


kriteria:

a. Probabilitas manfaat ekonomi di masa mendatang /ada kemungkinan manfaat ekonomi


akan mengalir dari atau ke dalam entitas
b. Keandalan Pengukuran, pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal penggunaan estimasi yang layak merupakan bagian penting dari persiapan
laporan keuangan dan tidakmengurangi tingkat keandalan

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang


yang digunakan entitas untuk mengukur aset,kewajiban, penghasilan dan beban dalam
laporankeuangan.
Dasar pengukuran yang digunakan ialah :

Biaya Historis : Jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran pada saat perolehan

Nilai Wajar : Jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan aset atau menyelesaikan kewajiban
antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai (transaksi yang arm’s
length), contohnya pada saat penjual ingin menjual mesinnya ke pembeli, penjual disini berperan
sebagai yang memiliki pengetahuan sedangkan pembeli merupakan yang berkeinginan

 Prinsip Pengakuan dan Pengukuran berpengaruh luas / Pervasif

Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, dengan menggunakan
dasar akrual. Dalam dasar akrual pos diakui sebagai aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan
beban ketika memenuhi kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.

1. Aset

Diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya dimasa mendatang akan
mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya
dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam ke entitas setelah periode pelaporan berjalan
sehingga transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi

2. Kewajiban

Diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomi dan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus
diselesaikan dan dapat diukur dengan andal

3. Penghasilan

Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban,
diakui di laporan laba rugi apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa depan terkait dengan
kenaikan aset dan penurunan kewajiban.

4. Beban
Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban, diakui
di laporan laba rugi apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa depan terkait dengan
penurunan aset dan kenaikan kewajiban

5. Laba / Rugi

Laba / Rugi merupakan selisih antara penghasilan dan beban, hal ini merupakan prinsip yang
tidak terpisah dari laporan keuangan

6. Saling Menghapus

Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dankewajiban atau penghasilan dan beban,
kecualidisyaratkan atau diijinkan oleh SAK ETAP.

2.3 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan SAK ETAP ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pengguna laporan keuangan, misalnya: pemegang saham, kreditor, pekerja, dan masyarakat
dalam arti luas. Tujuan umum laporan keuangan ini yang dipersiapkan sesuai dengan SAK
ETAP untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas
yang berguna untuk pengguna luas yang tidak dalam posisi meminta laporan untuk memenuhi
kebutuhan informasi tertentu, misalnya diberikan kepada: bank, pemilik, dan penyandang dana.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK ETAP (2009), laporan keuangan adalah
bagian dari proses pelaporan keuangan, dan laporan keuangan yang lengkap meliputi : neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

 Neraca

Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada
suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode
tersebut. Neraca minimal mencakup pos – pos berikut ; kas dan setara kas, piutang usaha dan
piutang lainnya, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan
utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, ekuitas. Dalam menyajikan
neraca, harus diklasifikasikan antara aset lancar dan aset tidak lancar, serta kewajiban jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang.

 Laporan laba rugi

Laporan laba rugi menyajikan hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas. Laba
sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti
tingkat pengembalian investasi atau laba per saham. Unsur – unsur laporan keuangan yang secara
langsung terkait dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban. Laporan laba rugi
minimal mencakup pos – pos sebagai berikut : pendapatan, beban keuangan, bagian laba rugi
atau rugi dai investasi yang menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi neto.
Analisis beban dapat dapat disajikan berdasarkan fungsi atau berdasarkan sifat beban.

 Laporan perubahan ekuitas

Dalam laporan ini menunjukkan seluruh perubahan dalam ekuitas untuk suatu periode,
termasuk di dalamnya pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas
untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang
diakui dalam periode tersebut.

Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik termasuk jumlah investasi, penghitungan deviden dan distribusi
lain ke pemilik ekuitas selama suatu periode.

 Laporan arus kas

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas,
yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dan aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan. Dalam penyajian laporan arus kas;

 Aktivitas operasi hanya dapat disajikan secara tidak langsung.


 Bunga dan dividen harus diungkap secara terpisah secara konsisten sebagai aktivitas
operasi, investasi atau pendanaan.
 Pajak penghasilan diungkapkan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali dapat secara
spesifik diidentifikasi sebagai aktivitas investasi atau pendanaan.
 Transaksi non kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus kas.
 Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau
rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos – pos yang tidak
memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan: ƒ

 Pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK ETAP
 Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
 Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian
setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian pos-pos tersebut. ƒ
 Pengungkapan lain.
 Dasar pengukuran pengukuran yang digunakan digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan
 Kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang relevan untuk memahami laporan
keuangan.

2.4 KLASIFIKASI AKUN LAPORAN KEUANGAN

Dalam kegiatan dunia usaha, setiap hari transaksi terjadi sangat kompleks baik dalam
jenis maupun jumlahnya.

Kita tahu bahwa semakin besar suatu perusahaan dengan bidang usahanya, semakin banyak dan
beragam pula transaksi yang terjadi.

Agar memudahkan pencatatan, setiap transaksi keuangan dibukukan menurut jenis masing-
masing. Misalnya, setiap penerimaan dan pengeluaran uang dibukukan dalam suatu lembaran
yang disebut akun (perkiraan) dengan nama akun kas.

Akun (account) atau perkiraan adalah suatu formulir yang digunakan sebagai tempat mencatat
transaksi keuangan yang sejenis dan dapat mengubah komposisi harta, kewajiban, dan modal
perusahaan. Secara umum, akun dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
 Akun riil (tetap) adalah akun yang dilaporkan dalam neraca, saldo akun terbawa dari satu
periode ke periode berikutnya. Akun riil terdiri dari tiga kelompok, yaitu harta, kewajiban,
dan modal;

 Akun nominal (sementara) adalah akun yang disajikan dalam laporan laba rugi, akun
nominal terdiri dari dua kelompok, yaitu pendapatan dan beban. Penggolongan akun
secara lebih rinci adalah sebagai berikut.

 AKUN HARTA (ASSETS)

Harta (aktiva) adalah sumber ekonomis yang juga meliputi biaya-biaya yang terjadi akibat
transaksi sebelumnya dan mempunyai manfaat pada masa yang akan datang.

Harta merupakan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan usahanya.

Harta dapat dikelompokkan atas kelancaran (likuiditas), yaitu harta lancar, investasi jangka
panjang, harta tetap, harta tidak berwujud, dan harta-harta lainnya.

 Harta lancar, adalah harta yang berupa uang kas/bank dan harta yang sangat mudah
dijadikan uang, atau umur pemakaiannya kurang dari satu tahun.
 Penyertaan (investasi) adalah investasi jangka panjang dalam bentuk saham, obligasi,
atau surat berharga lainnya
 Harta tetap, adalah harta berwujud yang digunakan untuk operasi perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, seperti tanah, bangunan, mesin-mesin,
dan peralatan.
 Harta tak berwujud adalah harta yang tidak mempunyai wujud fisik, tetapi merupakan
hak-hak istimewa yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan.
Yang termasuk harta lancar adalah sebagai berikut:

 Kas
Uang tunai yang siap digunakan dan bebas digunakan setiap saat baik yang ada dalam
perusahaan maupun saldo rekening giro perusahaan yang terdapat pada bank.
 Surat-surat berharga (efek)
Efek adalah surat-surat yang dimiliki perusahaan untuk diperjualbelikan. Gunanya untuk
memanfaatkan dana kas/bank yang dipakai.
 Wesel tagih
Piutang yang diperkuat dengan promes.
 Piutang
Tagihan pada pihak lain baik perorangan maupun badan usaha.
 Persedian barang dagang
Persediaan barang yang tersedia untuk dijual (dalam perusahaan dagang), persediaan
bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi (dalam perusahaan manufaktur).

 Perlengkapan
Barang-barang yang digunakan untuk kegiatan perusahaan dan diperkirakan habis
dipakai dalam setahun. Misalnya, perlengkapan kantor atau perlengkapan toko (biasanya
juga disebut bahan habis pakai).
 Beban dibayar di muka
Berarti biaya yang telah dibayar, tetapi manfaat dari pembayaran belum diperoleh atau
digunakan, seperti asuransi dibayar di muka, sewa dibayar di muka, dan iklan dibayar di
muka.

Yang termasuk harta tetap adalah sebagai berikut:

 Gedung
 Tanah
 Kendaraan

Yang termasuk harta tak berwujud adalah sebagai berikut:


 Hak paten, yaitu hak istimewa atas suatu barang yang diberikan oleh pemerintah kepada
perusahaan;
 Hak cipta, yaitu hak karena menciptakan sesuatu yang diberikan oleh pemerintah kepada
perusahaan, misalnya hak cipta lagu;
 Goodwill, yaitu nama baik perusahaan yang melekat pada perusahaan itu sendiri. Dengan
adanya goodwill, barang yang diproduksi mendapat kepercayaan dan dibeli oleh
masyarakat.

 AKUN KEWAJIBAN (LIABILITIES)

Kewajiban adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa
yang akan datang sebagai akibat kegiatan usaha.

Kewajiban ini dibedakan atas utang lancar dan utang jangka panjang.

 Utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari
satu tahun.
 Utang jangka panjang adalah kewajiban yang jangka waktu pelunasannya lebih dari
satu tahun. Utang ini timbul karena pelunasan perusahaan untuk membeli peralatan-
peralatan baru atau mesinmesain baru.
 Utang lain-lain adalah utang yang tidak termasuk utang lancar ataupun utang jangka
panjang. Misalnya, utang kepada direksi dan kepada pemegang saham.

Utang lancar antara lain:

 Wesel bayar
Yaitu utang yang disertai promes
 Utang usaha atau utang dagang
Yaitu kewajiban yang timbul karena pembelian jasa atau barang secara kredit;
 Biaya/beban yang masih harus dibayar,
Yaitu beban yang sudah terjadi tetapi belum dibayar, misalnya utang sewa, utang gaji,
dan utang bunga;
 Pendapatan diterima di muka,
Yaitu kewajiban yang disebabkan perusahaan menerima lebih dahulu uang, sedangkan
penyerahan jasa atau barang belum dilakukan

Utang jangka panjang antara lain:

 Utang bank
Yaitu pinjaman modal kerja dari bank untuk perluasan usaha;
 Utang hipotek
Yaitu pinjaman dari bank dengan jaminan aktiva tetap;
 Utang obligasi
Yaitu utang yang disebabkan perusahaan menerbitkan dan menjual surat-surat berharga.

 AKUN MODAL (EQUILITY)

Modal adalah selisih antara harta dan kewajiban, dan merupakan hak pemilik perusahaan
atas sebagian harta perusahaan.

Akuntansi modal pada perusahaan perseorangan disertai nama pemilik, sedangkan


akuntansi modal pada persekutuan disertai dengan nama sekutu. Pada perusahaan Perseroan
Terbatas, akuntansi modal disebut dengan modal saham.

 AKUN PENDAPATAN

Pendapatan adalah hasil atau penghasilan yang diperoleh perusahaan.

Pendapatan dibedakan atas:

 Pendapatan usaha
Yaitu pendapatan yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha;
 Pendapatan di luar usaha
Yaitu pendapatan yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, misalnya
sebuah perusahaan dagang menyewakan sebagian ruang yang tidak dipakai untuk
kegiatan usaha pihak lain.
 AKUN BEBAN

Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatanusaha untuk


memperoleh pendapatan.

Beban dapat dibedakan atas:

 Beban usaha
Yaitu pengorbanan yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha
 Beban lain-lain
Yaitu pengorbanan yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan pokok usaha,
misalnya beban bunga yang dibayar oleh perusahaan pada saat tertentu atas pinjaman
yang diperoleh dari bank.

2.5 PERBEDAAN PSAK DAN SAK-ETAP

 Pengertian dan Penjelasan PSAK

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam melakukan


praktek akuntansi. Dimana dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan
kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dengan kata lain, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi pedoman tentang segala hal
yang berhubungan dengan akuntansi.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan (PSAK) berisi “tata cara penyusunan laporan keuangan” yang didasarkan pada kondisi
yang sedang berlangsung dan telah disepakati serta telah disahkan oleh lembaga atau institut
resmi. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) menetapkan dasar-dasar penyajian
laporan keuangan yang memiliki tujuan supaya bisa dibandingkan dengan laporan keuangan
yang sebelumnya ataupun laporan keuangan lain.

Informasi yang disajikan oleh PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) adalah
aset, ekuitas, liabilitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari
dan distribusi kepada pemilik, serta arus kas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan. Para akuntan harus mengikuti standar yang berlaku dalam
berbagai hal yang berhubungan dengan

Sebagai suatu pedoman, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bukan


merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap perusahasan dalam membuat laporan
keuangan. Namun paling tidak Pernnyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dapat
memastikan bahwa penempatan unsur-unsur data ekonomi harus ditempatkan pada posisi yang
tepat agar semua data ekonomi dapat tersaji dengan baik. Sehingga dapat memudahkan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dalam menginterpretasikan dan megevaluasi suatu laporan
keuangan guna mengambil suatu keputusan.

 Pengertian dan Penjelasan SAK-ETAP

SAK ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik,
artinya SAK ETAP diperuntukkan bagi entitas yang laporan keuangannya tidak akuntabel untuk
publik secara luas. Biasanya SAK ETAP diterapkan oleh usaha kecil dan menengah, karena tidak
memperjualbelikan sahamnya di pasar modal. SAK ETAP merupakan standar akuntansi
keuangan yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada standar akuntansi keuangan umum. Dan
memiliki bentuk pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak
berubah selama beberapa tahun.

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas
public (ETAP) adalah entitas yang :

 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan


 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal (pemiilik
yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit).

ETAP merupakan hasil penyederhanaan standar akuntansi IFRS yang meliputi tidak adanya
laporan laba/rugi komprehensif, penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan properti
investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan, tidak ada pilihan
menggunakan nilai revaluasi atau nilai wajar, serta tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak
tangguhan karena beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak.Kehadiran
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) diharapkan dapat
memberikan kemudahan untuk UKM dalam menyajikan laporan keuangan.

 Manfaat Penerapan SAK ETAP

SAK ETAP memiliki beberapa manfaat untuk diterapkan, diantaranya adalah :

 Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk :

o Menyusun laporan keuangannya sendiri.


o Dapat diaudit dan mendapatkan opini audit.

 Sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya


dari Bank) untuk pengembangan usaha.
 Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga lebih mudah dalam
implementasinya.
 Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.

 Perbedaan PSAK dan SAK ETAP

Pada dasarnya PSAK dan SAK ETAP sama sama merupakan sebuah aturan yang
mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan yang di keluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). Namun jika kita pelajari lebih dalam dapat di ketahui bahwa SAK ETAP
merupakan salah satu pilar dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia. Atau
dapat juga di katakan bahwa SAK ETAP merupakan bagian dari PSAK.

Dan dari penjelasan-penjelasan yang telah di uraikan dapat kita temukan


perbedaan diantara keduanya yaitu penggunaan SAK ETAP secara spesifik yang
bermanfaat bagi para UKM dan dari bentuk laporan keuanganya yang lebih sederhana
bila di bandingkan dengan PSAK. Dan apabila penggunaan SAK-ETAP ini telah berlaku
efektif, maka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan
menggunakan PSAK. SAK-ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan
dibandingkan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/etap

https://accuratecloud.id/2016/12/20/penggolongan-akun-akuntansi/

Anda mungkin juga menyukai