KELOMPOK 2 Word
KELOMPOK 2 Word
Disusun Oleh
2.
3.
4.
SURAKARTA
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah mengenai entitas tanpa akuntabilitas
publik.
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima
segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa
melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhirkata, semoga makalah tentang entitas tanpa akuntabilitas publik ini bisa memberi manfaat
utaupun inpirasi pada pembaca.
Penyusun
BAB I
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas
yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan
lembaga pemeringkat kredit.
Perkembangan SAK ETAP sendiri diluncurkan pada saat acara seminar nasional akuntansi yang
berjudul “Tiga Pilar Standar Akuntansi Indonesia”. SAK ETAP diterbitkan oleh IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia) dan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan pada 1 Januari 2010.
Pada Agustus 2010, DSAK IAI telah mengesahkan SAK ETAP dan mulai diberlakukan pada
tahun 2011.
Pengguna SAK ETAP yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas public signifikan, dimana
entitas tersebut merupakan entitas yang tidak tercatat dipasar modal, tidak sedang dalam proses
untuk pengajuan pernyataan pendaftaran dipasar modal, dan bukan Lembaga keuangan.
SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkan
memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan. SAK ETAP merupakan
SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan
konsep biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan yang
lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun.
BAB II
• Tujuan
Tujuan pelaporan keuangan tujuan laporan keuangan ETAP adalah menyediakan informasi
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak
dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
tertentu
• Karakteristik kualitatif
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi penggunanya.
− dapat dipahami
− tepat waktu
− relevan, jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna
− kelengkapan, lengkap dalam batas materialitas dan biaya
− materialitas, isi dalam laporan dicatat dan disajikan secara lengkap
− pertimbangan sehat, mengandung unsur kehati-hatian dalam menentukan ketidakpastian
− keandalan, bebas dari kesalahan material, bias/prasangka dan penyajian secara jujur
− substansi mengulik bentuk, penyajian dicatat sesuai substansi dan realitas ekonomi
− dapat diperbandingkan, pengguna dapat membandingkan laporan secara periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan
− keseimbangan antara biaya dan manfaat
Aset
Merupakan sumber daya dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
untuk manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh
Kewajiban
Kewajiban masa kini yang imbul karena peristiwa masa lalu diharapkan mengakibatkan
arus keluar manfaat ekonomi
Ekuitas
Hak residual atas aset-aset entitas setelah dikurangi kewajiban
Kinerja keuangan
Penghasilan
Merupakan kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
pemilik
Beban
Merupakan penurunan manfaat ekonomi dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan yang tidak terkait dengan distribusi kepada
pemilik.
Biaya Historis : Jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran pada saat perolehan
Nilai Wajar : Jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan aset atau menyelesaikan kewajiban
antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai (transaksi yang arm’s
length), contohnya pada saat penjual ingin menjual mesinnya ke pembeli, penjual disini berperan
sebagai yang memiliki pengetahuan sedangkan pembeli merupakan yang berkeinginan
Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, dengan menggunakan
dasar akrual. Dalam dasar akrual pos diakui sebagai aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan
beban ketika memenuhi kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.
1. Aset
Diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya dimasa mendatang akan
mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya
dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam ke entitas setelah periode pelaporan berjalan
sehingga transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi
2. Kewajiban
Diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomi dan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus
diselesaikan dan dapat diukur dengan andal
3. Penghasilan
Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban,
diakui di laporan laba rugi apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa depan terkait dengan
kenaikan aset dan penurunan kewajiban.
4. Beban
Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban, diakui
di laporan laba rugi apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa depan terkait dengan
penurunan aset dan kenaikan kewajiban
5. Laba / Rugi
Laba / Rugi merupakan selisih antara penghasilan dan beban, hal ini merupakan prinsip yang
tidak terpisah dari laporan keuangan
6. Saling Menghapus
Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dankewajiban atau penghasilan dan beban,
kecualidisyaratkan atau diijinkan oleh SAK ETAP.
Laporan keuangan SAK ETAP ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pengguna laporan keuangan, misalnya: pemegang saham, kreditor, pekerja, dan masyarakat
dalam arti luas. Tujuan umum laporan keuangan ini yang dipersiapkan sesuai dengan SAK
ETAP untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas
yang berguna untuk pengguna luas yang tidak dalam posisi meminta laporan untuk memenuhi
kebutuhan informasi tertentu, misalnya diberikan kepada: bank, pemilik, dan penyandang dana.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK ETAP (2009), laporan keuangan adalah
bagian dari proses pelaporan keuangan, dan laporan keuangan yang lengkap meliputi : neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Neraca
Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada
suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode
tersebut. Neraca minimal mencakup pos – pos berikut ; kas dan setara kas, piutang usaha dan
piutang lainnya, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan
utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, ekuitas. Dalam menyajikan
neraca, harus diklasifikasikan antara aset lancar dan aset tidak lancar, serta kewajiban jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang.
Laporan laba rugi menyajikan hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas. Laba
sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti
tingkat pengembalian investasi atau laba per saham. Unsur – unsur laporan keuangan yang secara
langsung terkait dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban. Laporan laba rugi
minimal mencakup pos – pos sebagai berikut : pendapatan, beban keuangan, bagian laba rugi
atau rugi dai investasi yang menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi neto.
Analisis beban dapat dapat disajikan berdasarkan fungsi atau berdasarkan sifat beban.
Dalam laporan ini menunjukkan seluruh perubahan dalam ekuitas untuk suatu periode,
termasuk di dalamnya pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas
untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang
diakui dalam periode tersebut.
Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik termasuk jumlah investasi, penghitungan deviden dan distribusi
lain ke pemilik ekuitas selama suatu periode.
Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas,
yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dan aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan. Dalam penyajian laporan arus kas;
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau
rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos – pos yang tidak
memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
Pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK ETAP
Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian
setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian pos-pos tersebut. ƒ
Pengungkapan lain.
Dasar pengukuran pengukuran yang digunakan digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan
Kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang relevan untuk memahami laporan
keuangan.
Dalam kegiatan dunia usaha, setiap hari transaksi terjadi sangat kompleks baik dalam
jenis maupun jumlahnya.
Kita tahu bahwa semakin besar suatu perusahaan dengan bidang usahanya, semakin banyak dan
beragam pula transaksi yang terjadi.
Agar memudahkan pencatatan, setiap transaksi keuangan dibukukan menurut jenis masing-
masing. Misalnya, setiap penerimaan dan pengeluaran uang dibukukan dalam suatu lembaran
yang disebut akun (perkiraan) dengan nama akun kas.
Akun (account) atau perkiraan adalah suatu formulir yang digunakan sebagai tempat mencatat
transaksi keuangan yang sejenis dan dapat mengubah komposisi harta, kewajiban, dan modal
perusahaan. Secara umum, akun dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
Akun riil (tetap) adalah akun yang dilaporkan dalam neraca, saldo akun terbawa dari satu
periode ke periode berikutnya. Akun riil terdiri dari tiga kelompok, yaitu harta, kewajiban,
dan modal;
Akun nominal (sementara) adalah akun yang disajikan dalam laporan laba rugi, akun
nominal terdiri dari dua kelompok, yaitu pendapatan dan beban. Penggolongan akun
secara lebih rinci adalah sebagai berikut.
Harta (aktiva) adalah sumber ekonomis yang juga meliputi biaya-biaya yang terjadi akibat
transaksi sebelumnya dan mempunyai manfaat pada masa yang akan datang.
Harta merupakan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan usahanya.
Harta dapat dikelompokkan atas kelancaran (likuiditas), yaitu harta lancar, investasi jangka
panjang, harta tetap, harta tidak berwujud, dan harta-harta lainnya.
Harta lancar, adalah harta yang berupa uang kas/bank dan harta yang sangat mudah
dijadikan uang, atau umur pemakaiannya kurang dari satu tahun.
Penyertaan (investasi) adalah investasi jangka panjang dalam bentuk saham, obligasi,
atau surat berharga lainnya
Harta tetap, adalah harta berwujud yang digunakan untuk operasi perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, seperti tanah, bangunan, mesin-mesin,
dan peralatan.
Harta tak berwujud adalah harta yang tidak mempunyai wujud fisik, tetapi merupakan
hak-hak istimewa yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan.
Yang termasuk harta lancar adalah sebagai berikut:
Kas
Uang tunai yang siap digunakan dan bebas digunakan setiap saat baik yang ada dalam
perusahaan maupun saldo rekening giro perusahaan yang terdapat pada bank.
Surat-surat berharga (efek)
Efek adalah surat-surat yang dimiliki perusahaan untuk diperjualbelikan. Gunanya untuk
memanfaatkan dana kas/bank yang dipakai.
Wesel tagih
Piutang yang diperkuat dengan promes.
Piutang
Tagihan pada pihak lain baik perorangan maupun badan usaha.
Persedian barang dagang
Persediaan barang yang tersedia untuk dijual (dalam perusahaan dagang), persediaan
bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi (dalam perusahaan manufaktur).
Perlengkapan
Barang-barang yang digunakan untuk kegiatan perusahaan dan diperkirakan habis
dipakai dalam setahun. Misalnya, perlengkapan kantor atau perlengkapan toko (biasanya
juga disebut bahan habis pakai).
Beban dibayar di muka
Berarti biaya yang telah dibayar, tetapi manfaat dari pembayaran belum diperoleh atau
digunakan, seperti asuransi dibayar di muka, sewa dibayar di muka, dan iklan dibayar di
muka.
Gedung
Tanah
Kendaraan
Kewajiban adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa
yang akan datang sebagai akibat kegiatan usaha.
Kewajiban ini dibedakan atas utang lancar dan utang jangka panjang.
Utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari
satu tahun.
Utang jangka panjang adalah kewajiban yang jangka waktu pelunasannya lebih dari
satu tahun. Utang ini timbul karena pelunasan perusahaan untuk membeli peralatan-
peralatan baru atau mesinmesain baru.
Utang lain-lain adalah utang yang tidak termasuk utang lancar ataupun utang jangka
panjang. Misalnya, utang kepada direksi dan kepada pemegang saham.
Wesel bayar
Yaitu utang yang disertai promes
Utang usaha atau utang dagang
Yaitu kewajiban yang timbul karena pembelian jasa atau barang secara kredit;
Biaya/beban yang masih harus dibayar,
Yaitu beban yang sudah terjadi tetapi belum dibayar, misalnya utang sewa, utang gaji,
dan utang bunga;
Pendapatan diterima di muka,
Yaitu kewajiban yang disebabkan perusahaan menerima lebih dahulu uang, sedangkan
penyerahan jasa atau barang belum dilakukan
Utang bank
Yaitu pinjaman modal kerja dari bank untuk perluasan usaha;
Utang hipotek
Yaitu pinjaman dari bank dengan jaminan aktiva tetap;
Utang obligasi
Yaitu utang yang disebabkan perusahaan menerbitkan dan menjual surat-surat berharga.
Modal adalah selisih antara harta dan kewajiban, dan merupakan hak pemilik perusahaan
atas sebagian harta perusahaan.
AKUN PENDAPATAN
Pendapatan usaha
Yaitu pendapatan yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha;
Pendapatan di luar usaha
Yaitu pendapatan yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, misalnya
sebuah perusahaan dagang menyewakan sebagian ruang yang tidak dipakai untuk
kegiatan usaha pihak lain.
AKUN BEBAN
Beban usaha
Yaitu pengorbanan yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha
Beban lain-lain
Yaitu pengorbanan yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan pokok usaha,
misalnya beban bunga yang dibayar oleh perusahaan pada saat tertentu atas pinjaman
yang diperoleh dari bank.
Informasi yang disajikan oleh PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) adalah
aset, ekuitas, liabilitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari
dan distribusi kepada pemilik, serta arus kas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan. Para akuntan harus mengikuti standar yang berlaku dalam
berbagai hal yang berhubungan dengan
SAK ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik,
artinya SAK ETAP diperuntukkan bagi entitas yang laporan keuangannya tidak akuntabel untuk
publik secara luas. Biasanya SAK ETAP diterapkan oleh usaha kecil dan menengah, karena tidak
memperjualbelikan sahamnya di pasar modal. SAK ETAP merupakan standar akuntansi
keuangan yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada standar akuntansi keuangan umum. Dan
memiliki bentuk pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak
berubah selama beberapa tahun.
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas
public (ETAP) adalah entitas yang :
ETAP merupakan hasil penyederhanaan standar akuntansi IFRS yang meliputi tidak adanya
laporan laba/rugi komprehensif, penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan properti
investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan, tidak ada pilihan
menggunakan nilai revaluasi atau nilai wajar, serta tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak
tangguhan karena beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak.Kehadiran
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) diharapkan dapat
memberikan kemudahan untuk UKM dalam menyajikan laporan keuangan.
Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk :
Pada dasarnya PSAK dan SAK ETAP sama sama merupakan sebuah aturan yang
mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan yang di keluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). Namun jika kita pelajari lebih dalam dapat di ketahui bahwa SAK ETAP
merupakan salah satu pilar dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia. Atau
dapat juga di katakan bahwa SAK ETAP merupakan bagian dari PSAK.
https://accuratecloud.id/2016/12/20/penggolongan-akun-akuntansi/