Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian tindakan kelas ini diterapkan pada mata pelajaran matematika
kelas III SD. Biasanya, dalam pelaksanaan rangkaian siklus pertama ditemukan
kendala-kendala sehingga tujuan penelitian belum dapat terlaksana. Oleh sebab itu,
diadakan rangkaian siklus kedua dengan harapan siklus kedua dapat mewujudkan
tujuan penelitian dengan belajar menganalisis kendala-kendala yang ditemui pada
siklus pertama. Namun, apabila pada siklus kedua hasil yang didapat belum juga
memenuhi tujuan penelitian, maka diadakan siklus selanjutnya sampai tujuan
tercapai. Namun sebaliknya, apabila pada siklus kedua tujuan hasil penelitian sudah
dapat terwujud maka penelitian dapat berhenti.
1. Deskripsi Pra Siklus ( Kondisi Awal)
Kondisi Pra Siklus Kondisi merupakan kondisi dimana siswa belum
memperoleh perlakuan penelitian tindakan, rangkaian pembelajaran yang
digunakan di dalam kelas belum menggunakan metode pembelajaran Card Sort.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
pengamatan terhadap keadaan kelas, siswa dan guru selama proses pembelajaran.
Saat peneliti mengadakan pengamatan, terlihat beberapa siswa tidak
memperhatikan pelajaran matematika yang disampaikan oleh guru, hanya
beberapa siswa yang aktif untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru tentang
materi bangun datar yang sedang dibahas, siswa juga tidak aktif saat berdiskusi
dengan guru, siswa terlihat tidak antusias saat pembelajaran bangun datar
berlangsung.
Metode belajar yang biasa digunakan dalam pembelajaran saat itu adalah
metode ceramah. Dengan metode ceramah, ternyata hasil yang diperoleh kurang
memuaskan, siswa kurang aktif selain itu tingkat pemahaman siswa yang tidak
tumbuh selama proses pembelajaran. Berikut ini digambarkan data hasil belajar
peserta didik pada observasi awal atau sebelum diadakannya tindakan,
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.

27
28

Tabel 2
Hasil Belajar Pra Siklus
Jumlah Nilai Ketuntasan
NO. Nama Peserta didik B S N T BT
1. M. Aminudin 4 6 40 v
2. Alka Nicky Nakaesha 7 3 70 v
3. Fajar Prasetio 8 2 80 v
4. Gilang Ramadhan 9 1 90 v
5. Iva Rahayu 6 4 60 v
6. Khayatul Khasanah 9 1 90 v
7. M.Bayu Rizki 4 6 40 v
8. Naufal Sirojul Kh 6 4 60 v
9. Reinaldy 5 5 50 V
10. Sabit Maulana 5 5 50 V
11. Vika Yuliani 8 2 80 v
12. Zahfaatul Naseha 4 6 40 V
13. Kanaya Nabila 4 6 40 V
14. Febri Adi Santoso 5 5 50 V
Jumlah 84 56 840
Persentase 60% 40% 60% 50% 50%
Rata-Rata Kelas 60

Dari hasil tes pra siklus siswa siswa yang tuntas persentasenya 50%
sedangkan siswa yang belum tuntas persentasenya 50%. Jumlah peserta didik
yang tuntas hanya 7 peserta didik atau ketuntasan klasikalnya 50% masih di
bawah standar ketuntasan klasikal yaitu 85%.
Hasil belajar peserta didik seperti yang tercantum pada tabel di atas
menggambarkan bahwa prestasi belajar peserta didik masih rendah dan perlu
ditingkatkan agar rata-rata meningkat dan seluruh hasil belajar siswa mencapai
KKM. Sedangkan berkaitan dengan hasil observasi tentang aktifitas peserta didik
selama mengikuti pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Hasil Aktivitas Peserta Didik Pra Siklus

Nilai rata-
No Aspek yang diamati
rata
1. Tingkat Kerja Sama Peserta Didik 1
29

2. Peserta didik antusias mengikuti pelajaran 2


3. Perhatian peserta didik saat pelajaran sedang berlangsung 2
4. Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas 2
5. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru atau teman 2
6. Jumlah skor 9
7. Persentase 45%

Keterangan: Skor tertinggi perparameter = 4, Skor total maksimal = 20


Kriteria penilaian :
a. 0% - 39% = Sangat Kurang
b. 40% - 55% = Kurang
c. 56% - 65% = Cukup
d. 66% - 79% = Baik
e. 80% - 100% = Sangat Baik
Dari hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa persentase aktivitas
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran secara klasikal adalah 45% dengan
kriteria kurang, masih di bawah indikator keberhasilan tindakan yaitu 80%.
Peserta didik kurang begitu aktif dalam pembelajaran.
Salah satu indikator aktifitas peserta didik yang menonjol adalah
kurangnya kerja sama di antara peserta didik. Mereka juga kurang begitu
antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan metode yang
digunakan oleh guru kurang memberikan ruang bagi peserta didik untuk
berinteraksi dengan teman sekelasnya. Metode yang monoton juga
mengakibatkan peserta didik mudah merasa jenuh dan kurang begitu
bersemangat mengikuti pembelajaran.
Melihat hasil observasi awal ini, maka dapat diketahui beberapa
permasalahan pembelajaran Matematika di Kelas III SD Negeri Clapar ini
yakni:
1. Hasil belajar peserta didik masih rendah ketuntasan klasikal 50 % masih
jauh dari standar nilai ketuntasan klasikal yaitu 85%.
30

2. Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran masih rendah. Adapun


aktivitas yang paling rendah adalah tingkat kerja sama di antara peserta
didik.
3. Rendahnya nilai hasil belajar peserta didik ini diasumsikan disebabkan
oleh rendahnya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Dan
salah satu faktor yang memicu rendahnya aktivitas belajar peserta didik
adalah penggunaan metode mengajar guru yang tidak mengacu pada
metode mengajar peserta didik aktif (guru lebih sering menggunakan
metode ceramah).
Observasi awal ini dijadikan bahan pertimbangan untuk pemberian
tindakan berikutnya dalam pembelajaran Matematika. Untuk mengatasi berbagai
masalah dan kelemahan pembelajaran Matematika tersebut maka dilakukan
ntindakan berupa penerapan metode card sort dalam pembelajaran. Dari hasil
tersebut peneliti bermaksud untuk memperbaiki pembelajaran dengan
melakukan siklus I.
2. Deskripsi siklus I
Adapun dalam pelaksanaan siklus I berikut tahapan-tahapanya :
a. Perencanaan
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi pada saat observasi awal
maka telah direncanakan metode pembelajaran pada siklus I ini adalah metode
Card sort. Perencanaan pengajaran pada siklus I ini dituangkan dalam bentuk
RPP. Materi yang dibahas pada siklus I adalah Bangun Datar dengan standar
kompetensi: .memahami unsur dan sifat-sifat bangun data sederhana.Serta
kompetensi dasarnya yaitu mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana
menurut sifat atau unsurnya. Selain RPP, peneliti juga mempersiapkan
instrumen lainnya seperti kartu sortir yang berisi materi-materi bangun datar ,
lembar observasi untuk peserta didik dan guru, dan lembar kerja soal.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak satu kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2015. Materi yang diajarkan tentang sifat –
31

sifat bangun datar, dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan prosedur yang
direncanakan dalam RPP. Sub materi yang disampaikan pada siklus I ini adalah
sifat –sifat bangun datar segiempat dan segitiga.
Dalam menjelaskan materi sifat-sifat bangun datar, guru menggunakan
alat peraga bangun datar yang terbuat dari kertas karton seperti bentuk bangun
persegi, persegi panjang, segitiga siku-siku dan segitiga sama sisi. Setelah itu
memperlihatkan kartu – kartu yang berisi tentang sifat – sifat bangun datar.
Selama proses pembelajaran guru juga mengajak peserta didik untuk
berperan aktif dalam pembelajaran. Guru meminta peserta didik untuk
membaca tulisan yang ada di kartu yang ditunjukkan oleh guru secara bersama
- sama. Guru juga memberikan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan jika ada yang belum paham. Setelah itu, guru mengacak kartu-kartu
yang berisi nama-nama bangun datar dan sifat-sifat bangun datar yang
tercampur menjadi satu. Guru membagikan kartu-kartu tersebut kepada setiap
peserta didik. Setiap peserta didik minimal mendapatkan satu kartu, namun ada
beberapa peserta didik yang mendapatkan dua kartu.
Kartu terbagi menjadi dua bagian yaitu kartu induk dan kartu
rinciannya. Ada 5 kartu induk dan 14 kartu rinciannya. Kartu induk berisi
tentang sub materi yaitu nama bangun datar persegi, persegi panjang, segitiga
siku – siku, segitiga sama sisi dan segitiga sama kaki. Sedangkan kartu rincian
berisi tentang sifat – sifat bangun persegi(4) Sifat –sifat persegi panjang (4),
sifat –sifat bangun segitiga sama sisi (3), sifat-sifat bangun segitiga siku – siku
(3), sifat – sifat bangun segitiga sama kaki (2).
Guru memerintahkan setiap peserta didik bergerak mencari kartu
induknya dengan mencocokkan kepada kawan sekelasnya. Setelah kartu induk
beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, guru memerintahkan masing-masing
peserta didik membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya di papan
secara urut. Jadi semuanya ada 3 kelompok. Setelah peserta didik selesai
menyusun kartu-kartu tersebut, guru melakukan koreksi bersama terhadap
pekerjaan peserta didik tersebut.
32

Guru meminta salah satu penanggungjawab kelompok untuk


menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian guru meminta kelompok lain
untuk memberikan komentar terhadap pekerjaan temannya tersebut. Setelah itu
guru memberikan lembar kerja kelompok dan meminta salah satu perwakilan
dari tiap kelompok untuk mempresentasikannya.
Setelah semuanya selesai, guru memberikan apresiasi dengan
memberikan nilai terhadap hasil kerja masing-masing kelompok. Pada akhir
siklus I guru melakukan tes akhir yang berfungsi untuk mengukur hasil belajar
peserta didik.
c. Observasi
Selama pembelajaran berlangsung aktivitas guru maupun peserta didik
diamati oleh peneliti. Aktifitas belajar peserta didik yang diamati di antaranya
adalah tingkat kerja sama peserta didik, antusias peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran, perhatian, kemampuan menyelesaikan tugas, menjawab
pertanyaan dari guru atau teman sekelas. Berikut adalah tabel observasi :
Tabel 4
Hasil Aktivitas Peserta Didik Siklus I
Nilai
No Aspek yang diamati
rata- rata
1. Tingkat Kerja Sama Peserta Didik 2
2. Peserta didik antusias mengikuti pelajaran 3
3. Perhatian peserta didik saat pelajaran sedang berlangsung 3
4. Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas 3
5. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru atau teman 3
6. Jumlah skor 14
7. Persentase 70 %

Keterangan: Skor tertinggi perparameter = 4, Skor total maksimal = 20


Kriteria penilaian :
0% - 39% = Sangat Kurang
40% - 55% = Kurang
56% - 65% = Cukup
33

66% - 79% = Baik


80% - 100% = Sangat Baik
Dari hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa persentase aktivitas
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran secara klasikal adalah 70 % dengan
kriteria baik akan tetapi masih di bawah indikator keberhasilan tindakan yaitu
80%. Peserta didik sudah mulai aktif dalam pembelajaran dan dapat
memperhatikan penjelasan guru.
d. Refleksi
Dalam kegiatan ini berdasarkan hasil belajar peserta didik dan observasi
terhadap aktivitas peserta didik dan pengelolaan pengajaran pada siklus I, maka
produk refleksi pada siklus I dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Aktivitas peserta didik pada siklus I sudah berada dalam kategori baik,
namun belum mencerminkan aktivitas belajar yang tinggi, ini dapat dilihat
dari persentasi aktivitas peserta didik yaitu 75%. Sedangkan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti adalah minimal > 80%.
2. Pengelolaan pengajaran yang dilakukan oleh guru sudah berada pada
tingkat baik, namun masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki
seperti kemampuan guru dalam menciptakan komunikasi dua arah dan
kemampuan dalam mengimplementasikan metode cardsort. Diharapkan
pada siklus berikutnya kemampuan guru dalam berkomunikasi dua arah
dan kemampuan menerapkan metode card sort menjadi lebih baik. Melihat
hasil refleksi ini maka perlu adanya perbaikan-perbaikan dalam
pembelajaran pada siklus berikutnya, seperti upaya meningkatkan lagi
aktivitas belajar peserta didik dan pengelolaan pengajaran guru.
3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus II ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan
metode yang sama pada siklus I hanya saja mengalami beberap perbaikan
berdasarkan hasil refleksi siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus I
tertuang dalam RPP. Materi yang dibahas pada siklus I adalah Materi yang
dibahas pada siklus I adalah Bangun Datar dengan standar kompetensi: .
34

memahami unsur dan sifat-sifat bangun data sederhana.Serta kompetensi


dasarnya yaitu mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut
sifat atau unsurnya. Instrumen lainnya yang dipersiapkan adalah kartu
sortir yang berisi sifat – sifat bangun datar, lembar observasi untuk peserta
didik, lembar observasi untuk guru, dan lembar soal.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak satu
kali pertemuan yaitu pada tanggal 11 Maret 2015. Pokok bahasan yang
diajarkan pada siklus II ini adalah sifat-sifat bangun datar. Pelaksanaan
pembelajarannya mengacu pada RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang telah dipersiapkan. Prinsip pelaksanaan pembelajaran
pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I, tetapi peneliti lebih
menekankan pada pemberian motivasi agar aktivitas peserta didik lebih
meningkat dari siklus I. Pada akhir siklus II juga dilakukan tes akhir yang
berfungsiuntuk mengukur hasil belajar peserta didik.
c. Observasi
Selama pembelajaran aktivitas guru maupun peserta didik tetap
diamati. Hasil observasi mengenai aktivitas belajar peserta didik dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5
Hasil Aktivitas Peserta Didik Siklus II
Nilai rata-
No Aspek yang diamati
rata
1. Tingkat Kerja Sama Peserta Didik 2
2. Peserta didik antusias mengikuti pelajaran 3
3. Perhatian peserta didik saat pelajaran sedang berlangsung 3
4. Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas 3
5. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru atau teman 3
6. Jumlah skor 16
7. Persentase 80%
35

Kriteria penilaian :
0% - 39% = Sangat Kurang
40% - 55% = Kurang
56% - 65% = Cukup
66% - 79% = Baik
80% - 100% = Sangat Baik
Tabel di atas memperlihatkan bahwa aktivitas belajar peserta didik
mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya 70% menjadi 80% pada siklus
II. Pada siklus II ini aktivitas belajar peserta didik berada dalam kategori sangat
baik dan sudah melampaui batas minimal aktivitas belajar peserta didik yang
diharapkan yaitu 80%. Ini berarti aktivitas belajar peserta didik sudah
mencapai indikator keberhasilan tindakan.
d. Refleksi
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada siklus II, maka produk
refleksi pada siklus II dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Hasil belajar peserta didik pada siklus II sudah lebih baik dibandingkan
dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat nilai rata-rata kelas pada siklus I
71.01 naik menjadi 82,78 pada siklus II dan ketuntasan klasikal 71%
pada siklus I naik menjadi 100% pada siklus II. Hal ini berarti ketuntasan
klasikal telah melebihi indikator keberhasilan yaitu 90%. Jadi hasil
belajar peserta didik pada siklus II sudah tuntas.
2. Aktivitas peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya
70% menjadi 80% pada siklus II. Ini berarti batas minimal aktivitas
peserta didik yang diharapkan sebesar 80% sudah terpenuhi.
3. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus II sudah
tergolong baik dan mengalami peningkatan dari siklus I.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa baik hasil belajar maupun
aktifitas peserta didik mengalami peningkatan yang signifikan tiap siklusnya. Hasil
belajar peserta didik diukur melalui tes evaluasi yang dilakukan pada tiap akhir
36

siklus. Indikator keberhasilan tindakan kelas tersebut adalah apabila standar


ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai 90 % dan secara
individual nilai yang diperoleh peserta didik 60. Sedangkan untuk aktifitas belajar
peserta didik indikatornya adalah apabila prosentase aktifitas belajar peserta didik di
kelas > 80 %.
1. Pembahasan Siklus I
Pada siklus I pembelajaran difokuskan pada implementasi metode
card sort. Metode ini baru pertama kali diimplementasikan di SD Negeri
Clapar. Jadi secara teknis, peserta didik belum tahu bagaimana penerapan
metode card sort ini dalam pembelajaran Matematika. Meskipun begitu
penerapan metode ini pada siklus I masih mengalami beberapa kendala, di
antaranya kemampuan mengorganisasi peserta didik selama proses
pembelajaran. Peneliti kelihatan masih kewalahan mengorganisir peserta didik
dalam menemukan kartu induk dan kartu rinciannya. Namun kendala ini
dengan cepat diatasi oleh peneliti dengan cara mengorganisir peserta didik
yang membawa kartu induk, sehingga peserta didik yang lain dengan mudah
menemukan kartu induk mereka.
Hasil penelitian pada siklus I ini menunjukkan peningkatan
dibandingkan pada tahap pra siklus (observasi awal). Pada tahap pra siklus
nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 60 dan ketuntasan klasikalnya
mencapai 50% sedangkan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik adalah
71,01 dan ketuntasan klasikalnya 62,28% Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 12,28%.
Untuk persentase aktifitas belajar peserta didik pada tahap pra siklus
adalah 45% sedangkan pada siklus I naik menjadi 70%. Ada peningkatan
aktiftias peserta didik sebesar 25%. Meskipun ada peningkatan, namun hasil
dari siklus I belum memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan
peneliti. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus II. Adapun daftar
nilai siklus I dapat dilihat pada tabel 6.
37

TABEL 6
Daftar Nilai Siklus I
Jumlah Nilai Ketuntasan
NO. Nama Peserta didik
B S N T BT
1. M. Aminudin 9 1 87 v
2. Alka nicky nakaesha 8 2 80 v
3. Fajar prasetio 10 0 100 v
4. Gilang Ramadhan 9 1 87 v
5. Iva Rahayu 10 0 100 v
6. Khayatul Khasanah 10 0 100 v
7. M.Bayu Rizki 5 5 53 V
8. Naufal Sirojul Kh 6 4 60 v
9. Reinaldy 4 6 47 V
10. Sabit Maulana 5 5 47 V
11. Vika Yuliani 8 2 80 v
12. Zahfaatul Naseha 5 5 47 V
13. Kanaya Nabila 3 7 47 V
14. Febri Adi Santoso 6 4 60 v
Jumlah 98 42 995
Persentase 70% 30% 71,01% 64,28% 35,71%
rata-rata kelas 71,01

Berikut adalah diagram perbandingan antara pra siklus dan siklus 1:


Diagram 2
Diagram Perbandingan Pra Siklus dan Siklus I

80

70

60

50

40 Nilai Rata - Rata


Persentase
30

20

10

0
Pra Siklus Siklus I
38

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari


pra siklus ke siklus I. Pada pra siklus nilai rata-rata siswa 60. Sedangkan
pada siklus I nilai rata-rata siswa menjadi 71,01.
2. Pembahasan Siklus II
Pada siklus II, peneliti dan guru kolaboran memfokuskan penelitian pada
peningkatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik dituntut
untuk lebih aktif dalam pembelajaran dengan cara salah satu peserta didik untuk
membuat bangun datar dan siswa lain menyebutkan sifat-sifatnya. Serta tiap
anggota peserta didik diminta untuk menjelaskan hasil sortiran mereka, tidak
hanya perwakilan seperti pada siklus I. Dengan cara seperti ini, peserta didik jadi
lebih aktif dalam pembelajaran. Disamping itu, mereka juga lebih memahami
materi yang sedang diajarkan oleh guru.
Pada siklus II ini, hasil belajar peserta didik baik secara individual
maupun secara klasikal mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata
hasil belajar peserta didik adalah 71,01 dan ketuntasan klasikalnya mencapai
64,28%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik adalah 82,78 dan
ketuntasan klasikalnya mencapai 100%. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 18,50 %. Untuk prosentase aktifitas belajar peserta didik
pada siklus I adalah 70% sedangkan pada siklus I naik menjadi 80%. Ada
peningkatan aktiftias peserta didik sebesar 10%. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil peserta didik sudah memenuhi target yang ditetapkan peneliti. Hasil
pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7
Daftar Nilai Siklus II
Jumlah Nilai Ketuntasan
NO. Nama Peserta didik
B S N T BT
1. M. Aminudin 7 3 73 v
2. Alka nicky nakaesha 10 0 100 v
3. Fajar prasetio 9 1 87 v
4. Gilang Ramadhan 7 3 87 v
5. Iva Rahayu 9 1 93 v
6. Khayatul Khasanah 10 0 100 v
7. M.Bayu Rizki 7 3 73 v
8. Naufal Sirojul Kh 8 2 80 v
39

9. Reinaldy 9 1 93 v
10. Sabit Maulana 7 3 73 v
11. Vika Yuliani 10 0 100 v
12. Zahfaatul Naseha 8 2 80 v
13. Kanaya Nabila 6 4 60 v
14. Febri Adi Santoso 6 4 60 v
Jumlah 113 27 1159
Persentase 80% 20% 82,78% 100% 0%
rata-rata kelas 82,78

Adapun perbadingan antara siklus I dan siklus II dapat kita lihat pada
diagram 2.
Diagram 3
Perbandingan Siklus I dan Siklus II
120

100

80

60 Nilai rata-rata
Persentase
40

20

0
Siklus I Siklus II

Dari diagram diatas dapat kita ketahui dari siklus I dan Siklus II dalam
hal nilai rata-rata dan persentase ketuntasan meningkat.pada siklus I nilai rata-
rata siswa 71,01 dan pesentase ketuntasan 64,28% sedangkan pada siklus II
nilai rata-rata siswa 82,78 dan persentase ketuntasan sebesar 100%.

3. Rekapitulasi Antara Pra siklus, Siklus I dan Siklus II


Dalam perbaikan pembelajaran terdapat peningkatan hasil belajar dari
siklus ke siklus. Berikut hasil belajar peserta didik tiap siklus dapat dilihat pada
tabel 8.
40

Tabel 8
Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No. Siklus Nilai Rata - Rata Persentase Ketuntasan Belajar


1. Pra Siklus 60 50%
2. Siklus I 71,01 64,28%
3. Siklus II 82,78 100%

Untuk melihat hasil peningkatan tersebut dalam bentuk grafik, berikut


peneliti tampilkan diagramnya pada diagram 4.
Diagram 3
Perbandingan Antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
120

100

80

60 Nilai Rata-rata
persentase ketuntasa
40

20

0
Pra siklus siklus I siklus II

Diagram diatas menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar


terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Card Sort.
Dengan melakukan pembelajaran dengan media Card Sort, siswa lebih aktif
dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat yang semula pada pra
siklus rata-ratanya 60, saat siklus I meningkat menjadi 71,01 dan di siklus II
meningkat menjadi 82,78. Dan persentase ketuntasan meningkat semula pada
pra siklus hanya 50%, siklus I 64,28% dan pada siklus II sebesar 100%.

Anda mungkin juga menyukai