Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN


Ny. I Usia 35 Tahun G3P2A0 Usia Kehamilan Minggu dengan Riwayat

Hipertiroid

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Oleh:
Fajri Febriani Muslih
P07124519014

Pembimbing Akademik:
Hesty Widyasih, S.ST., M.Kes
NIP. 19750217005012003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Seminar Kasus


Asuhan Kebidanan pada Ny. I Usia 35 Tahun G3P2A0 Usia Kehamilan
Minggu dengan Riwayat Hipertiroid

Disusun Oleh :
Fajri Febriani Muslih (P07124519014)
Pendidikan Profesi Bidan

Telah disahkan oleh pembimbing


Pada tanggal : .....................................

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Hesty Widyasih, S.ST., M.Kes Addina Muzzayanah, S.ST

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Kasus
dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. I Usia 35 Tahun G3P2A0 Usia

Kehamilan Minggu dengan Riwayat Hipertiroid”. Laporan ini dapat


terwujud atas bimbingan dan pengarahan berbagai pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. DR. Yuni Kusmiyati, SST., MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
2. Hesty Widyasih, S.SiT., M.Keb selaku ketua Prodi Pendidikan P r o f e s i
Bidan sekaligus sebagai pembimbing akademik dari Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
3. Addina Muzzayanah, S.ST, selaku Pembimbing lahan yang telah
memberikan saran dan masukan kepada penulis.
4. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan material
dan moral

Akhir kata, semoga laporan ini membawa manfaat bagi pengembangan


ilmu khususnya ilmu kebidanan.

Yogyakarta, 23 September 2019

Penulis

DAFTAR ISI

iii
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 2
B. Tujuan...................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup........................................................................ 3
D. Manfaat.................................................................................... 3

BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI .................................................... 5


A. Kajian Kasus ........................................................................... 5
B. Tinjauan Teori......................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 12

BAB IV PENUTUP..................................................................................... 14
A. Kesimpulan .............................................................................. 14
B. Saran ......................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertiroidisme merupakan suatu sindrom klinik akibat meningkatnya
sekresi hormon tiroid didalam sirkulasi baik tiroksin (T4), triyodotironin (T3)
atau kedua-duanya. Sekitar 90% dari hipertiroidisme disebabkan oleh
penyakit Grave, struma nodosa toksik baik soliter maupun multipel dan
adenoma toksik. Penyakit Grave pada umumnya ditemukan pada usia muda
yaitu antara 20 sampai 40 tahun, sedang hipertiroidisme akibat struma nodosa
toksik ditemukan pada usia yang lebih tua yaitu antara 40 sampai 60 tahun.
Oleh karena penyakit Grave umumnya ditemukan pada masa subur, maka
hampir selalu hipertiroidisme dalam kehamilan adalah hipertiroidisme Grave,
walaupun dapat pula disebabkan karena tumor trofoblas, molahidatidosa, dan
struma ovarii. Selama kehamilan ukuran tiroid akan bertambah sekitar 10%
pada penduduk yang tinggi konsumsi yodium, sedangkan akan membesar
sekitar 20-40% pada penduduk yang kurang mengkonsumsi yodium, seperti
di pegunungan. Hipertiroid dalam kehamilan disebabkan karena stimulasi
hebat kelenjar tiroid oleh hCG dan biasanya terbatas pada 12-16 minggu
pertama kehamilan. Gestational hyperthyroidism terjadi pada 1-3%
kehamilan, terutama wanita dengan hyperemesis gravidarum dan kehamilan

Hipertiroidisme lebih sering ditemukan pada wanita daripada laki-laki


dengan ratio 5:1. Hipertiroidisme jarang ditemukan pada wanita hamil.
Kekerapannya diperkirakan 2 : 1000 dari semua kehamilan,namun bila tidak
terkontrol dapat menimbulkan krisis tiroid, persalinan prematur, abortus dan
kematian janin. Sebuah penelitian di India pada tahun 2011 menemukan
bahwa prevalensi Graves’ disease, gestational transient thyrotoxicosis dan
thyroid autoimmunity pada kelompok wanita hamil ras Asia-India adalah
0,6%, 6,4%, dan 12,4%.6 Di Indonesia sendiri, didapatkan prevalensi
hipertiroid yang lebih tinggi pada wanita, dibandingkan pria. Namun belum

1
2

terdapat data pasti mengenai prevalensi hipertiroid pada kehamilan Pada


wanita yang tidak mendapat pengobatan, ataupun yang tetap hipertiroid
meskipun terapi telah diberikan, resiko preeclampsia, kegagalan jantung dan
keadaan perinatal yang buruk akan meningkat. Pada janin, dapat terjadi
hipotiroid, terlihat gambaran goiter, nonimmune hydrops bahkan terjadi

kematian

Diagnosis hipertiroidisme dalam kehamilan sulit ditegakkan karena


kehamilan itu sendiri menyebabkan perubahan-perubahan fisiologik yang
menyerupai keadaan hipertiroidisme. Namun deteksi dini untuk mengetahui
adanya hipertiroidisme pada wanita hamil sangatlah penting, karena
kehamilan itu sendiri merupakan suatu stres bagi ibu apalagi bila disertai
dengan keadaan hipertiroidisme. Hal ini semakin menekankan perlunya
diagnosis dan tatalaksan yang tepat untuk hipertiroid dalam kehamilan. Oleh
karena itu, penulis ingin mengangkat materi “Hipertiroid dalam Kehamilan”
sebagai laporan kasus yang akan diseminarkan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan pada kehamilan dengan riwayat hipertiroid menggunakan pola
pikir manajemen kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada kasus Ny. I 35 tahun

G3P2A0 Usia Kehamilan Minggu Hamil dengan Riwayat


Hipertiroid.
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan
berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus Ny. I 35 tahun

G3P2A0 Usia Kehamilan Minggu Hamil dengan Riwayat

Hipertiroid.
3

c. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi

pada kasus Ny. I 35 tahun G3P2A0 Usia Kehamilan Minggu

Hamil dengan Riwayat Hipertiroid.


d. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera pada kasus Ny. I 35

tahun G3P2A0 Usia Kehamilan Minggu Hamil dengan Riwayat

Hipertiroid.
e. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada

kasus Ny. I 35 tahun G3P2A0 Usia Kehamilan Minggu Hamil

dengan Riwayat Hipertiroid.


f. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan untuk menangani kasus Ny. I

35 tahun G3P2A0 Usia Kehamilan Minggu Hamil dengan

Riwayat Hipertiroid.
g. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi untuk menangani kasus Ny. I

35 tahun G3P2A0 Usia Kehamilan Minggu Hamil dengan

Riwayat Hipertiroid.
h. Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian kasus Ny. I 35 tahun

G3P2A0 Usia Kehamilan Minggu Hamil dengan Riwayat

Hipertiroid.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan
kebidanan yang berfokus pada asuhan kehamilan.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang
diperoleh selama pendidikan.
4

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan menerapkan
asuhan kebidanan yang akan diberikan pada kasus ibu hamil dengan
riwayat hipertiroid.
b. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas
Laporan komprehensif ini dapat memberikan informasi tambahan
bagi bidan pelaksana di puskesmas mengenai kasus ibu hamil dengan
riwayat hipertiroid dan dapat dijadikan dokumentasi bagi Puskesmas
Moyudan.
c. Bagi Ibu Hamil
Laporan komprehensif ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang hipertiroid pada kehamilan.
5
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Kasus
Seorang pasien Ny. I usia 35 tahun G3P2A0 telah melakukan periksa
kehamilan kunjungan ulang di Puskesmas Moyudan pada tanggal 19 Juli
2019. Ny. I mengatakan tidak ada keluhan, HPHT 25-1-2019 HPL 1-11-2019.
Pasien mengatakan ini kehamilan yang ketiga dan tidak pernah keguguran.
Anak pertama lahir secara spontan pada 20-02-2007, ditolong bidan,
perempuan, berat lahirnya 3400 gram, tidak ada komplikasi, ibu menyusui
sampai bayinya berusia 2 tahun. Ibu mengatakan anaknya lahir maju 7 hari
dari HPL. Ibu melahirkan anak keduanya pada 14-04-2014 secara spontan,
ditolong bidan, perempuan, berat lahir 3000gram, ibu menyusui sampai
bayinya berusia 20 bulan, anak kedua lahir maju 2 minggu dari HPL. Ibu
biasa makan 3x/hari, minum sekitar 6 gelas/hari. Ibu lebih suka makanan
yang manis daripada gurih. Ibu mengatakan BAK sekitar 5x/hari dan kadang
keputihan, BAB 1x/hari.
Persiapan persalinan saat ini ibu ingin melahirkan di PMB, ditolong
bidan, didampingi suami, biaya menggunakan jaminan dan tabungan. Ibu
mengatakan tidak berencana KB menggunakan alat karena ibu memiliki
riwayat hipertiroid. Sebelum anak yang kedua lahir ibu menggunakan suntik
3 bulan. Ibu didiagnosis hipertiroid setelah kehamilan yang kedua. Ibu
mengatakan gejala yang dialaminya dulu adalah jantungnya sering berdebar,
mudah lelah, berat badan turun. Setelah didiagnosis hipertiroid, ibu langsung
melakukan pengobatan sampai 5 kali. Pengobatan terakhir yang dilakukan
Ibu adalah operasi. Oleh karena itu, dokter menyarankan ibu untuk tidak KB
karena dapat mengganggu keadaan ibu. Saat ini ibu tidak mengonsumsi obat
hipertirod.

5
6

Hasil pemeriksaan yang dilakukan adalah BB 75 kg, TD 113/63mmHg, R


18x/m, N 84x/m, LLA 27 cm, konjungtiva merah muda, golongan darah A.
TFU teraba 3 jari di bawah px 28 cm, presentasi kepala, pungung kanan,
belum masuk panggul, DJJ 141x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb
12 gr/Dl, protein urine negatif, terdapat sedimen dan bakteri.
B. Tinjauan Teori
1. Fisiologi Tiroid
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah
kartilago krikoid, anterior trakea. Pada orang dewasa beratnya 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri dan kanan yang
dipisahkan oleh isthmus. Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon
yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh
folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikel. Bahan dasar
pembentukan hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan
minuman. Yodium diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk ke

dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi


Fungsi hormon-hormon tiroid adalah mengatur laju metabolisme tubuh,
memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya
pertumbuhan saraf dan tulang, mempertahankan sekresi GH dan
gonadotropin, menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama
jantung, merangsang pembentukan sel darah merah, dan metabolism
kalsium.
2. Fisiologi Tiroid dalam Kehamilan
Dampak kehamilan terhadap fisiologi tiroid maternal sangat
substansial. Konsentrasi Thyroid-binding globulin (TBG) pada serum ibu
meningkat setara dengan level hormone tiroid total maupun hormone tiroid
terikat. TSH serum pada masa awal kehamilan menurun karena adanya
stimulasi tiroid oleh hormon HCG yang secara lemah juga memiliki efek
agonis TSH. TSH tidak melewati plasenta. Level TSH memegang peran

utama dalam skrining dan diagnosis gangguan


HCG serum mencapai kadar maksimal pada 12 minggu. Selama masa
tersebut, hormon tiroid meningkat untuk menekan sekresi tirotropin oleh
kelenjar pituitary. Total serum T3 dan T4 meningkat hingga 1,5 kali lipat
7

dibandingkan sebelum masa kehamilan. T4 bebas meningkat pada


trimester pertama hingga sebelum usia gestasi 20 minggu, kemudian terus
menurun hingga aterm. Thyrotropin-releasing hormone (TRH) pada janin
dapat terdeteksi pada midpregnancy, tetapi tidak meningkat. Pada masa
kehamilan, dibutuhkan sekresi T4 yang tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, oleh karena itu asupan iodium pada ibu hamil harus
ditingkatkan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka TSH akan

meningkat dan T4 akan


Selama masa kehamilan, tiroksin maternal ditransfer ke janin. Tiroksin
maternal sangat penting untuk perkembangan otak janin, dan terutama
untuk perkembangan kelenjar tiroid janin. Meskipun kelenjar tiroid janin
mulai mengkonsentrasikan iodin dan mensintesis hormon tiroid setelah 12
minggu, kontribusi tiroksin maternal tetap penting. Pada kenyataannya,
tiroksin maternal merupakan 30% dari tiroksin janin saat cukup bulan.
3. Hipertiroid dalam Kehamilan
Hipertiroid adalah suatu gangguan yang terjadi karena kelenjar tiroid
memproduksi hormon tiroid lebih banyak dari yang tubuh butuhkan.
Hipertiroid dalam kehamilan disebabkan karena stimulasi hebat kelenjar
tiroid oleh HCG dan biasanya terbatas pada 12-16 minggu pertama

Hipertiroid terjadi pada 0,1-0,4% kehamilan dan didefinisikan sebagai


level TSH serum dibawah angka normal di tiap trimester dengan
peningkatan level T3 atau T4 atau keduanya. Penyebab tersering adalah
Grave’s disease. Penyebab lain meliputi gestational transient

thyrotoxicosis, multinodular goiter, dan Tanda dan gejala

yang timbul akan sangat membantu klinisi dalam menegakkan diagnosis.


Goiter difusa, ophthalmopathy, dengan serum thyroid hormone receptor
antibody (TRAb) positif mengarahkan diagnosis ke Grave’s disease.
Transient gestational thyrotoxicosis lebih umum terjadi pada wanita
dengan morning sickness, terutama kelompok wanita dengan gejala yang
lebih hebat yaitu hyperemesis gravidarum.
8

4. Manifestasi Klinis
Hipertiroid pada kehamilan secara keseluruhan menunjukkan
manifestasi yang sama dengan hipertiroid pada wanita yang tidak hamil.
Perbedaan signifikan yang terjadi pada hipertiroid dalam kehamilan
karena efeknya yang dapat mengenai ibu dan anak. Gejala Hipertiroid yang
umum ditemui pada pasien dewasa antara lain hiperaktivitas, irritable,
dysphoria, palpitasi, mudah merasa lelah dan lemah, penurunan berat

badan, diare, polyuria,


Tanda-tanda hipertiroid yang umumnya dapat ditemukan antara lain :
tacycardia, tremor, goiter, kulit lembab dan hangat, kelemahan otot. Pada
keadaan hipertiroid ada kemungkinan pasien jatuh ke dalam keadaan
Badai Tiroid (Thyroid Storm). Badai Tiroid adalah tirotoksikosis yang
dapat berakibat fatal, hingga saat ini belum diketahui dengan jelas
pencetus dari badai tiroid. Badai Tiroid ditandai ditandai dengan keadaan
hypermetabolik dalam kehamilan. Dampak dari badai tiroid ini dapat
mengakibatkan gangguan fungsi jantung dan diikuti dengan keadaan

hipertensi pulmonal dan gagal


5. Dampak Hipertiroid dalam Kehamilan
Keadaan Hipertiroid dalam kehamilan dapat berdampak terhadap
kehamilan dan janin yang dikandung. Dampak pada ibu antara lain
preeklampsia, kematian, gagal jantung kongestif. Dampak pada janin
antara lain prematuritas, IUGR, keguguran, tirotoksikosis, hipotiroid,

goiter Prevalensi terjadinya tirotoksikosis fetal sebesar 1%-5%

dengan mortalitas 12-20%.

Ibu hamil dengan hipertiroid juga memiliki resiko untuk mengalami


preeklampsia. Hipertiroid merupakan penyebab sekunder dari peningkatan
tekanan darah. Dengan meningkatnya laju nadi dalam keadaan istirahat,
kontraktilitas ventrikel kiri, dan diikuti oleh berkurangnya resistensi
vaskular, Cardiac Output dapat meningkat sebanyak 50%-300%.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Saki dkk (2014) menunjukkan
9

hipertiroid pada kehamilan meningkatkan resiko IUGR sebanyak 5 kali


lipat. Keadaan IUGR ini memiliki hubungan dengan keadaan
tirotoksikosis yang dialami oleh janin dan preeklamsia yang dialami oleh

6. Tatalaksana
Terdapat berbagai macam tatalaksana untuk hipertiroid dalam
kehamilan. Obat anti-tiroid merupakan pengobatan pilihan dalam
mengontrol gejala hipertiroid selama kehamilan. Cara kerja obat ini
menghambat sintesis hormon tiroid dengan mereduksi organifikasi iodin
dan coupling dari MIT (monoiodothyrosine) menjadi DIT
(diiodothyrosine). Penggunaan obat golongan adrenergic beta blocker juga
dapat digunakan untuk menghilangkan gejala hipermetabolik. Modalitas
terapi lain yang dapat digunakan juga adalah pembedahan. Terapi
pembedahan ini jarang dilakukan, tetapi jika dengan pengobatan obat anti
hipertiroid ditemukan efek samping maka harus dipertimbangkan untuk
dilakukan pembedahan. Konsumsi ibu dengan hipertiroid juga perlu
diperhatikan, tidak boleh makan sembarangan dan mengatur asupan

7. Komplikasi
Komplikasi yang paling sering muncul dari penggunaan obat anti
hipertiroid dibagi menjadi komplikasi minor dan mayor. Komplikasi minor
yang sering muncul akibat penggunaan obat anti-tiroid adalah reaksi kulit,
atralgia, dan gejala tidak nyaman pada perut. Komplikasi mayor dapat
10

berupa gejala yang dapat mengancam nyawa diantaranya agranulositosis,

vaskulitis, immunoallergic
Gejala vaskulitis dan immunoallergic hepatitis biasanya muncul pada
pengguna obat PTU. Angka kejadian kerusakan hati akibat dari
penggunaan PTU yaitu sekitar 1 dari 10000 pada orang dewasa dan 3000
pada anak, biasanya gejala kerusakan hati terlihat setelah 3 bulan setelah
mulai pengobatan, walaupun gejalanya dapat muncul setiap saat selama
pengobatan.Dibandingkan dengan PTU, MMI memiliki efek teratogenik
pada fetal. Selain komplikasi yang terdapat pada ibu yang harus
diperhatikan efek terhadap janin yang dikandung akibat penggunaan obat
anti-tiroid. Efek penggunaan anti-tiroid pada janin terbagi menjadi; efek
teratogenik pada janin akibat penggunaan MMI. Efek teratogenik yang
didapat dapat berupa aplasia cutis dan atresia koanal maupun esofagus.
Penggunaan obat anti-tiroid juga berdampak gejala hipotiroid pada bayi.
Hal ini dikarenakan penggunaan obat anti-tiroid yang berlebihan pada ibu
hamil, sehingga menurunkan kadar hormone tiroid yang ada. Komplikasi
lain yang muncul akibat penggunaan obat anti-tiroid yaitu terhambatnya

pertumbuhan fisik dan

8. Pencegahan
Suplementasi iodin sebelum dan selama kehamilan dapat membantu
mencegah angka kejadian hipertiroid pada ibu hamil. Peningkatan kadar
hormon tiroid selama kehamilan menyebabkan peningkatan kebutuhan
iodin. Dengan pemberian suplementasi iodin pada ibu hamil baik sebelum
dan saat hamil akan membantu dalam menyediakan cadangan iodin. Hal
ini menyebabkan ibu hamil tidak akan mengalami kesulitan dalam adaptasi
terhadap peningkatan kebutuhan iodin untuk sintesis hormone tiroid.
11

Defisiensi iodin pada ibu hamil akan menggangu sintesis hormon tiroid.
Hal ini akan menyebabkan peningkatan produksi TSH, hasilnya akan
meningkatkan ukuran tiroid. Selain itu suplementasi iodin telah terbukti
menurunkan angka kematian bayi, kreatinisme, hambatan dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan iodine pada ibu hamil
dianjurkan minimal sebesar 250 ug per hari. Jumlah ini dapat didapatkan
dengan suplementasi iodin 150 ug dan sisanya dapat didapat melalui

makanan yang mengandung


BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan data pengkajian yang didapatkan saat ini ibu sudah tidak
mengonsumsi obat hipertiroid. Riwayat hipertiroid yang dimiliki ibu membuat ibu
tidak bisa menggunakan KB hormonal karena dapat mengganggu kerja sistem
hormon. Ibu mengatakan untuk pengobatan hipertiroid yang pernah dialaminya
adalah dengan pengobatan dan pembedahan, hal ini sesuai dengan teori bahwa ada
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk penatalaksanaan kasus hipertiroid yaitu

dengan pengobatan, pembedahan, dan pemberian Tanda gejala yang

pernah dialami ibu saat didiagnosis hipertiroid juga sesuai dengan tanda gejala
yang disebutkan oleh yaitu hiperaktivitas, irritable, dysphoria, palpitasi, mudah

merasa lelah dan lemah, penurunan berat badan, diare, polyuria,

Analisa yang ditegakkan dari kasus ini adalah ibu hamil trimester tiga dengan
riwayat hipertiroid. Diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah hipertiroid,
ISK. Analisa ditegakkan berdasarkan data dari hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan klinis yang dilakukan. Masalah yang timbul dari kasus ini adalah
belum ada rencana KB setelah melahirkan dikarenakan riwayat hipertiroid yang
dialami ibu, oleh karena itu diberikan konseling mengenai KB bahwa KB
merupakan hal yang harus benr-benar direncanakan. KB pada wanita hipertiroid
yaitu bisa menggunakan KB namun lebih baik bukan KB yang hormonal karena
dapat mengganggu kerja hormon ibu. Hal ini sesuai teori tentang penggunaan
kontrasepsi pada hipertiroid.
Tatalaksana yang dilakukan pada kasus ini yaitu dengan menganjurkan ibu
selalu memperhatikan keadaannya, menjaga pola aktivitas, dan pola makan agar
tidak terjadi hipertiroid lagi karena ada beberapa hal akibat hiperitoid pada
kehamilan yaitu dapat menyebabkan preeklampsia, gagal jantung. Sedangkan
untuk janin dapat berakibat IUGR, keguguran, prematur, penyakit ini juga dapat
diturunkan ke anaknya. Pernyataan ini sesuai dengan tentang dampak hipertiroid

pada

12
13

Berdasarkan hasil laboratorium, BAK ibu mengandung bakteri dan sedimen,


hal ini mengarah ke ISK. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan konseling anjuran memperbanyak minum air putih minimal 2 liter/hari,
menjaga daerah kemaluan bersih dan kering tidak lembab, segera mengganti
celana dalam ketika lembab karena dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri.
Penatalaksanaan yang terakhir adalah mengenai persiapan persalinan karena
sudah memasuki trimester III, konseling berupa rencana tempat bersalin,
penolong, pendamping, pengantar, dan persiapan lain. Secara keseluruhan
tatalaksana pada kasus ibu hamil riwayat hipertiroid yang dilakukan di Puskemas
Moyudan ini sudah sesuai dengan teori yang ada.
14

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan yang
diberikan pada kasus ibu hamil dengan riwayat hipertiroid. Asuhan kebidanan
yang diberikan pada Ny. I di Puskesmas Moyudan berjalan sesuai teori.
Selain itu dari penatalaksanaan kasus ini kami dapat:
1. Asuhan kebidanan pada Ny. I dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada Ny. I dapat diidentifikasi diagnosa/masalah
kebidanan yaitu hamil dengan riwayat hipertiroid.
3. Asuhan kebidanan pada Ny. I dapat menentukan masalah potensial yaitu
hipertiroid, ISK.
4. Asuhan kebidanan Ny. I dapat menentukan kebutuhan segera yaitu dengan
melakukan KIE mengenai hipertiroid dan ISK pada ibu hamil.
5. Asuhan kebidanan Ny. I dengan merencanakan tindakan yang akan
dilakukan yaitu KIE hipertiroid kehamilan, ISK ibu hamil.
6. Asuhan kebidanan Ny. I dengan melaksanakan tindakan yaitu melakukan
KIE hipertiroid kehamilan dan KIE ISK ibu hamil.
7. Asuhan kebidanan Ny. I dengan melakukan evaluasi untuk menangani
kasus ini melalui alat komunikasi atau kunjungan rumah.
8. Asuhan kebidanan Ny. I dengan melakukan pendokumentasian kasus ibu
hamil dengan riwayat hipertiroid.

14
15

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang
hipertiroid pada kehamilan sehingga dapat mengambil tindakan secara
lebih cepat dan tepat. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat mengkaji
setiap informasi yang dapat menunjang analisa dengan rinci sehingga
pendokumentasian dapat dilakukan sesuai dengan management langkah
varney.
2. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dengan
konseling, informasi dan edukasi (KIE) tentang hipertiroid kehamilan.
3. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu dapat memahami tentang hipertiroid kehamilan,
memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik, selalu memperhatikan
kesehatannya, dan menerapkan personal hygiene agar kehamilan selalu
sehat.
DAFTAR PUSTAKA

1. F.Azizi, Management of hyperthyroidism during pregnancy and lactation.


European Journal of Endocrinology.2011;164: 871–76.
2. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: 2013.
3. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Cetakan ke-4. 2014.
4. Kronenberg HM, Melmed S, olonsky KS, Larsen PR. Williams Textbook of
Endocrinology. 11th ed. Philadelphia: 2008.
5. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL,
Casey BM, Sheffield JS. Williams Obstetrics 24th ed. New York:McGraw-
Hill,meducal Pub. Division, 2014.
6. Gietka-Czernel M. Thyrotoxicosis and pregnancy. Congress of the Polish.
2013.
7. Chang DLF dan Pearce EN. Screening for Maternal Thyroid Dysfunction in
Pregnancy: A Review of the Clinical Evidence and Current Guidelines. USA:
2012.
8. Longo, Fauci, kasper, Hauser, Jameson, Loscalzo. Harrison’s : Principle of
Internal Medicine 18th ed. New York: McGraw-Hill, medical Pub. Division,
2012.
9. Saki F, et. Al : Thyroid Function in Pregnancy and its Influences on Maternal
and Fetal Outcomes. Int J Endocrinol Metab vol 12 (4), 2014.
10. Green AS, Abalovich M, et al : Guidelines of the American Thyroid
Association for the Diagnosis and Management of Thyroid Disease During
Pregnancy and Postpartum. Thyroid vol 20 number 10 (1081-1128)p, 2011

16

Anda mungkin juga menyukai