122492-ID-pengaruh-model-pembelajaran-berbasis-pro Artikel Kelompok PDF
122492-ID-pengaruh-model-pembelajaran-berbasis-pro Artikel Kelompok PDF
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran berbasis proyek
terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari self efficacy. Penelitian ini merupakan eksperimen semu
dengan rancangan posttest only control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Kuta Utara yang berjumlah 426 siswa. Sampel terdiri dari 155 siswa yang dibagi menjadi dua
kelas eksperimen dan dua kelas kontrol dengan teknik group random sampling. Instrumen yang
digunakan adalah tes hasil belajar IPA dan kuesioner self efficacy. Analisis data dilakukan dengan
ANAVA dua jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara
siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis proyek dan siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional (FA = 20,688 > Ft= 3,96) dan tidak terdapat pengaruh interaksi antara
model pembelajaran dan self efficacy terhadap hasil belajar IPA (FA*B = 0,040 < Ft = 3,96).
Kata kunci: pembelajaran berbasis proyek, self efficacy, dan hasil belajar IPA
Abstract
This study aimed to describe the effect of project-based learning model toward learning achievement
viewed from self efficacy. This study was a quasi experiment with the posttest only control group
th
design. Population were 8 grade students at SMP Negeri 1 Kuta Utara with the total of 426 students.
The sample of 155 the students were divided into two classes for the control group and two classes for
experiment group by group random sampling technique. The instruments which were used were the
test of science learning achievement and questionnaire about student self efficacy. The data were
analyzed by two way ANOVA. The results showed that there was a difference in science learning
achievement between the students treated with the project-based learning model and those treated
with the conventional learning model (FA = 20.689 > Ft = 3.96) and there was no interaction effect
between the project-based learning model and self efficacy toward the science learning achievement
(FA*B = 0.040 < Ft = 3.96).
PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peran yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan
sentral dalam mewujudkan sumber daya Pendidikan (KTSP) yang didasari oleh
manusia (SDM) yang mampu menghadapi prinsip berpusat pada potensi,
tantangan zaman. Agar tercipta SDM yang perkembangan, kebutuhan, kepentingan
kompetitif dan memiliki daya saing, peserta didik, dan lingkungannya, tanggap
diperlukan peningkatan kualitas terhadap perkembangan IPTEK, dan
pendidikan yang berkesinambungan. relevan dengan kebutuhan kehidupan
Salah satu upaya yang dilakukan oleh siswa (BSNP, 2006).
pemerintah dalam usaha peningkatan Upaya pemerintah dalam rangka
kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)
model pembelajaran tersebut. Salah satu berbasis proyek terhadap hasil belajar IPA
karakteristik siswa yang dapat ditinjau dari self efficacy siswa.
mempengaruhi pelaksanaan model
pembelajaran berbasis proyek adalah self METODE PENELITIAN
efficacy. Pada pembelajaran berbasis Penelitian ini merupakan penelitian
proyek siswa harus merancang, eksperimen semu dengan rancangan
memecahkan masalah, membuat penelitian Posttest Only Control Group
keputusan, melakukan kegiatan Design. Populasi dalam penelitian ini
investigasi, dan bekerja secara mandiri adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1
bersama kelompoknya (Thomas, dkk., Kuta Utara tahun pelajaran 2013/2014
1999). Agar tahapan-tahapan tersebut yang terdiri dari 11 kelas regular, yaitu
dapat berjalan dengan baik dan lancar kelas VIII B sampai VIII L dengan jumlah
diperlukan usaha dan keuletan siswa siswa 426 orang. Melalui teknik group
dalam proses pembelajaran. Semakin random sampling, terpilih kelas VIII B dan
tinggi self efficacy, semakin besar usaha VIII E sebagai kelas eksperimen (dengan
dan daya tahan atau keuletan siswa dalam model pembelajaran berbasis proyek),
menyelesaikan permasalahan yang kelas VIII C dan VIII D sebagai kelas
diberikan. kontrol (dengan model pembelajaran
Dalam pembelajaran berbasis konvensional).
proyek, siswa dengan self efficacy tinggi Data yang dikumpulkan dalam
akan mengerjakan tugas proyek yang penelitian ini adalah nilai hasil belajar IPA
diberikan dengan penuh tanggung jawab, dan self efficacy siswa. Dalam penelitian
tekun, ulet, dan mengerahkan segala ini, hasil belajar IPA didefinisikan sebagai
usaha serta kemampuannya untuk kemampuan-kemampuan dalam bidang
menyelesaikan tugas tersebut. Oleh sebab IPA pada ranah kognitif yang dimiliki siswa
itu, siswa dengan self efficacy tinggi akan setelah menerima pengalaman belajar IPA
melaksanakan tahapan-tahapan berdasarkan tujuan pembelajaran yang
pembelajaran berbasis proyek dengan telah ditentukan. Hasil belajar IPA diukur
baik sehingga berdampak pada dengan tes hasil belajar IPA yang disusun
pencapaian hasil belajar IPA yang optimal. dan dikembangkan berdasarkan materi
Sementara siswa dengan self efficacy Memahami Kegunaan Bahan Kimia dalam
rendah mempunyai anggapan bahwa Kehidupan. Tes yang dikembangkan
sesuatu lebih sulit dari yang sebenarnya dalam penelitian ini adalah tes uraian atau
sehingga siswa mengurangi usaha dan esai yang terdiri dari 20 butir soal.
ketekunannya dalam memecahkan Instrumen yang digunakan untuk
permasalahan (Warsito, 2009). Pada mengukur self efficacy siswa adalah
pembelajaran berbasis proyek siswa yang kuesioner self efficacy. Berdasarkan
memiliki self efficacy rendah kemungkinan panduan penyusunan skala self efficacy
merasa tidak mampu dalam dari Bandura (1997), kuesioner yang
menyelesaikan kerja proyek dan disusun memperhatikan level, strength,
menjawab permasalahan yang diberikan, dan generality. Instrumen self efficacy
hal ini akan menghambat jalannya dimodifikasi dari General Self Efficacy
penerapan model pembelajaran berbasis Scale oleh Matthias Jerusalem dan Ralf
proyek dan berdampak pada rendahnya Schwarzer (1995). Kuesioner self efficacy
hasil belajar yang diperoleh siswa. terdiri dari 38 butir pernyataan positif dan
Berdasarkan uraian di atas, faktor- negatif. Instrumen ini menggunakan skala
faktor yang diindikasikan berhubungan Likert yang terdiri dari lima pilihan respon
dengan pencapaian hasil belajar IPA perlu yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S),
dikaji dan dibuktikan secara empiris dalam kurang setuju (KS), tidak setuju (TS),
sebuah penelitian. Hal ini mendorong sangat tidak setuju (STS).
penulis untuk melakukan penelitian Rancangan analisis data yang
dengan menerapkan model pembelajaran digunakan adalah analisis deskriptif dan
analisis varian (ANAVA) dua jalur.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)
Keterangan:
N = Jumlah siswa
Tabel 2. Hasil Uji ANAVA Dua Jalur untuk Uji Hipotesis Pertama dan Kedua
Type III Sum
Source df Mean Square F Sig
of Squares
Corrected Model 4115,673a 3 1371,891 24,956 0,000
Intercept 519281,958 1 519281,958 9446,150 0,000
Model
1137,267 1 1137,267 20,688 0,000
pembelajaran
Self efficacy 2976,190 1 2976,190 54,139 0,000
Self efficacy*Model
2,215 1 2,215 0,040 0,841
pembelajaran
Error 4397,829 80
Total 527795,459 84 54,973
Corrected Total 8513,502 83
a. R Squared = 0,483 (Adjusted R Squared = 0,464)
Gambar 1. Tidak Terjadi Interaksi antara Variabel Model Pembelajaran dan Self Efficacy
Terhadap Pencapaian Hasil Belajar Siswa.
Model pembelajaran berbasis konsep, bekerjasama dalam memecahkan
proyek dapat menstimulasi motivasi, permasalahan, dan mengonstruksi
proses, dan meningkatkan prestasi belajar pengetahuannya sendiri. Pembelajaran
siswa menggunakan masalah-masalah berbasis proyek memberikan ruang bagi
yang berkaitan dengan materi tertentu siswa untuk melakukan eksplorasi,
pada situasi nyata (Rais, 2010). Ada penilaian, interpretasi, dan sintesis
beberapa temuan yang terjadi selama informasi melalui cara yang bermakna
proses pembelajaran berlangsung yang (The George Lucas Educational
menunjukkan bahwa penerapan model Foundation, 2005). Melalui pembelajaran
pembelajaran berbasis proyek lebih baik berbasis proyek siswa diberi kesempatan
digunakan dalam pembelajaran IPA. Pada untuk doing science atau menjalani proses
kelas berbasis proyek siswa lebih antusias pemecahan masalah dengan
untuk belajar, saat siswa diberikan tugas menggunakan metode inkuiri ilmiah
proyek, siswa mengerjakan tugas proyek secara utuh (Wiyanto, dkk., 2007). Siswa
tersebut dengan sungguh-sungguh. Dalam dapat memahami materi melalui
pengerjaan proyek masing-masing siswa pengalaman langsung yang
dapat menuangkan ide, mencari informasi menghubungkan antar konsep dalam
dengan caranya sendiri mengenai proyek pembelajaran IPA dengan permasalahan
yang dibuat, berdiskusi dengan teman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
sekelompoknya, dan saling berkompetisi Melalui proses pemecahan masalah siswa
untuk menghasilkan produk yang berbeda menggunakan kemampuan berpikir dan
dengan kelompok-kelompok lainnya. menerapkan konsep-konsep yang telah
Tahapan dalam model diperoleh untuk menyelesaikan masalah
pembelajaran berbasis proyek meliputi tersebut. Proses ini dapat meningkatkan
tahap: (1) bermula dari pertanyaan (start pemahaman siswa terhadap materi
with the essential question), (2) pelajaran sehingga siswa mampu
merancang kegiatan proyek (design a plan mencapai hasil belajar yang optimal.
for the project), (3) membuat jadwal Model pembelajaran berbasis
aktivitas (create a schedule), (4) proyek merupakan pembelajaran yang
memonitor perkembangan kegiatan tepat diterapkan dalam proses
proyek (monitor the students and the pembelajaran IPA karena model ini
progress of the project), (5) melakukan memiliki beberapa kelebihan sebagai
penilaian (assess the outcome), dan (6) berikut. 1) Model pembelajaran berbasis
refleksi pengalaman yang didapat proyek mampu meningkatkan motivasi
(evaluate the experience) memberi siswa dalam belajar. Dengan penerapan
kesempatan kepada siswa untuk model pembelajaran berbasis proyek,
mengaitkan konten materi dengan konteks siswa sangat tekun, berusaha untuk
nyata, menemukan konsep, menerapkan menyelesaikan proyek, dan merasa lebih
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)
siswa dituntut untuk belajar melalui proses 2006). Pada pembelajaran siswa
inkuiri, memecahkan permasalahan, dan membangun pengalamannya sendiri
merancang proyek secara kolaboratif melalui kerja proyek sehingga siswa yakin
dengan kelompoknya. Adanya dirinya bisa seperti temannya yang lain
pembelajaran inkuiri, pengalaman yang sudah memahami materi pelajaran.
menyelesaikan masalah, dan interaksi Dengan melihat temannya yang sukses
dengan teman sebaya akan meningkatkan menyelesaikan tugas yang diberikan,
self efficacy yang dimiliki oleh siswa. Hal siswa juga akan merasa yakin bahwa ia
ini didukung oleh penelitian Wulandari dapat berhasil mengerjakan tugas yang
(2012) yang menemukan bahwa model sama dengan temannya (Mukhid, 2009).
pembelajaran berbasis proyek dapat Tidak terdapat pengaruh interaksi
meningkatkan self efficacy yang dimiliki antara model pembelajaran dan self
siswa. Berdasarkan penelitian Wulandari efficacy siswa terhadap hasil belajar IPA
(2012) diperoleh bahwa terdapat juga disebabkan oleh beberapa faktor
perbedaan yang signifikan antara skor sebagai berikut. 1) Penerapan model
rata-rata skala keyakinan diri siswa yang pembelajaran berbasis proyek dinilai
belajar dengan model pembelajaran belum maksimal karena proses
berbasis proyek (sebesar 110,0278 atau penerapannya hanya dalam rentang waktu
76,41%) dan skor rata-rata skala pendek sehingga siswa masih belum
keyakinan diri siswa yang belajar dengan beradaptasi sepenuhnya dengan
pembelajaran konvensional (sebesar penerapan model pembelajaran tersebut.
98,9722 atau 68,73%). Hal ini juga 2) Siswa belum terbiasa dengan LKS
diperkuat dengan pernyataan Bandura model pembelajaran berbasis proyek yang
(1997) bahwa beberapa faktor yang dapat menuntut siswa merancang sendiri
meningkatkan self efficacy siswa adalah langkah-langkah untuk menyusun proyek
mastery experiences (pengalaman dan menemukan solusi untuk
menyelesaikan masalah) dan vicarious memecahkan permasalahan yang
experiences (pengalaman yang diperoleh diberikan sehingga dalam pembelajaran
dari orang lain). siswa cenderung meminta tuntunan dari
Pengalaman menyelesaikan guru. Baik siswa yang memiliki self
masalah adalah sumber yang paling efficacy tinggi maupun self efficacy rendah
penting mempengaruhi self efficacy masih mengalami kesulitan untuk
seseorang karena mastery experiences merancang dan melaksanakan prosedur-
memberikan bukti yang paling akurat dari prosedur dalam kerja proyek karena
tindakan yang diambil untuk meraih suatu biasanya siswa lebih sering mengerjakan
keberhasilan atau kesuksesan, dan masalah-masalah yang bersifat teoretis
keberhasilan tersebut dibangun dari dan eksplisit. 3) Dalam proses
kepercayaan yang kuat di dalam pembelajaran, ada beberapa siswa yang
keyakinan individu. Sementara melalui terlalu bergantung dengan teman
vicarious experiences keyakinan diri siswa kelompoknya untuk mengerjakan tugas
akan meningkat dengan mengamati yang diberikan dan ada juga siswa yang
perilaku dan pengalaman orang lain tidak mau memberikan masukan atau
(Bandura, 1997). Pembelajaran berbasis tidak berperan serta mengerjakan tugas
proyek memberikan ruang bagi siswa yang diberikan. Hal ini menunjukkan
untuk mengalami mastery experiences bahwa self efficacy yang dimiliki siswa
dan vicarious experiences sehingga self tidak berkontribusi untuk membuat siswa
efficacy siswa akan berkembang selama mengerahkan semua kemampuan dan
proses pembelajaran. Pada saat interkasinya dalam diskusi untuk
pengerjaan proyek, setiap siswa dalam memecahkan permasalahan yang
kelompok memiliki kemampuan yang diberikan pada pembelajaran berbasis
bervariasi sehingga setiap siswa mencoba proyek. 4) Ada beberapa tugas proyek
menunjukkan kemampuan yang mereka yang dikerjakan siswa di rumah, hal ini
miliki dalam kerja tim mereka (Santyasa, menyebabkan guru tidak leluasa
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)
Candiasa, I M. 2010. Statistik Multivariat Th. XXXX, April 2009. ISSN 0215-
Disertai Aplikasi dengan SPSS. 8250. 219-238.
Singaraja: Unit Penerbitan IKIP Santyasa, I W. 2006. Pembelajaran
Negeri Singaraja. Inovatif: Model Kolaboratif, Basis
Dewi, A.P., Supriyanto, & E. Peniati. 2012. Proyek, dan Orientasi NOS.
Penugasan Proyek Untuk Makalah. Disajikan dalam Seminar
Mengoptimalkan Aktivitas dan di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Hasil Belajar Siswa. Unnes Journal Negeri 2 Semarapura, Tanggal 27
of Biology Education. 1(1). ISSN Desember 2006 di Semarapura.
2252-6579. Sastrika, I.A.K., I W. Sadia, & I W.
Kementrian Pendidikan & Kebudayaan. Muderawan. 2013. Pengaruh
2013. Hasil UN SMP-Sederajat Model Pembelajaran Berbasis
Tahun Ajaran 2012/2013. Proyek Terhadap Pemahaman
http://dikdas.kemdikbud.go.id/. Konsep Kimia dan Keterampilan
Diunduh tanggal 01 Januari 2014. Berpikir Kritis. E-journal Program
Mukhid, A. 2009. Self-Efficacy (Perspektif Pascasarjana Universitas
Teori Kognitif Sosial dan Pendidikan Ganesha. Vol. 3, No. 1,
Implikasinya terhadap Pendidikan). Tahun 2013.
Jurnal Tadris. Vol.4, No. 1. Schwarzer, R. & M. Jerusalem. 1995. The
Rais, M. 2010. Project-Based Learning: General Self Efficacy Scale (GSE).
Inovasi Pembelajaran yang http://userpage.fuberlin.de/health/e
Berorientasi Soft Skills. Makalah. ngscal.htm. Diunduh tanggal 1 Juli
Disajikan dalam Seminar Nasional 2013.
Pendidikan Teknologi dan The George Lucas Educational
Kejuruan Fakultas Teknik Foundation. 2005. Instructional
Universitas Negeri Surabaya, Module Project Based Learning.
Tanggal 11 Desember 2010 di http://www.edutopia.org/modules/P
Surabaya. BL/whatpbl.php. Diunduh tanggal
Sadia, I W. 2008. Model Pembelajaran 31 Maret 2013.
yang Efektif untuk Meningkatkan Thomas, J.W., J.R. Mergendoller, & A.
Keterampilan Berpikir Kritis (Suatu Michaelson. 1999. Project Based
Persepsi Guru). Jurnal Pendidikan Learning: A Handbook of Middle
dan Pengajaran Undiksha. No. 2, and High School Teacher. Novato
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)