Anda di halaman 1dari 11

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi IPA


(Volume 4 Tahun 2014)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK


TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DITINJAU DARI
SELF EFFICACY SISWA

N. W. Y. Amanda, I W. Subagia, I N. Tika

Program Studi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: yulita.amanda@pasca.undiksha.ac.id, wayan.subagia@pasca.undiksha.ac.id,


dan nyoman.tika@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran berbasis proyek
terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari self efficacy. Penelitian ini merupakan eksperimen semu
dengan rancangan posttest only control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Kuta Utara yang berjumlah 426 siswa. Sampel terdiri dari 155 siswa yang dibagi menjadi dua
kelas eksperimen dan dua kelas kontrol dengan teknik group random sampling. Instrumen yang
digunakan adalah tes hasil belajar IPA dan kuesioner self efficacy. Analisis data dilakukan dengan
ANAVA dua jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara
siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis proyek dan siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional (FA = 20,688 > Ft= 3,96) dan tidak terdapat pengaruh interaksi antara
model pembelajaran dan self efficacy terhadap hasil belajar IPA (FA*B = 0,040 < Ft = 3,96).

Kata kunci: pembelajaran berbasis proyek, self efficacy, dan hasil belajar IPA

Abstract
This study aimed to describe the effect of project-based learning model toward learning achievement
viewed from self efficacy. This study was a quasi experiment with the posttest only control group
th
design. Population were 8 grade students at SMP Negeri 1 Kuta Utara with the total of 426 students.
The sample of 155 the students were divided into two classes for the control group and two classes for
experiment group by group random sampling technique. The instruments which were used were the
test of science learning achievement and questionnaire about student self efficacy. The data were
analyzed by two way ANOVA. The results showed that there was a difference in science learning
achievement between the students treated with the project-based learning model and those treated
with the conventional learning model (FA = 20.689 > Ft = 3.96) and there was no interaction effect
between the project-based learning model and self efficacy toward the science learning achievement
(FA*B = 0.040 < Ft = 3.96).

Keywords: project-based learning, self efficacy, and science learning achievement

PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peran yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan
sentral dalam mewujudkan sumber daya Pendidikan (KTSP) yang didasari oleh
manusia (SDM) yang mampu menghadapi prinsip berpusat pada potensi,
tantangan zaman. Agar tercipta SDM yang perkembangan, kebutuhan, kepentingan
kompetitif dan memiliki daya saing, peserta didik, dan lingkungannya, tanggap
diperlukan peningkatan kualitas terhadap perkembangan IPTEK, dan
pendidikan yang berkesinambungan. relevan dengan kebutuhan kehidupan
Salah satu upaya yang dilakukan oleh siswa (BSNP, 2006).
pemerintah dalam usaha peningkatan Upaya pemerintah dalam rangka
kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

nampaknya belum menunjukkan hasil diskusi dan tanya jawab) 45,6%,


yang memuaskan. Berdasarkan laporan pembelajaran kontekstual (cotextual
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan teaching and learning atau CTL) 26,6%,
(2013) kelulusan siswa SMP/MTs Tahun pembelajaran kooperatif (cooperatif
2012/2013 di Provinsi Bali mengalami learning) 12,6%, pembelajaran
penurunan sebesar 0,39%. Tingkat pemecahan masalah (problem solving)
kelulusan siswa pada Tahun 2011/2012 10,2%, pembelajaran berbasis masalah
sebesar 99,75%, sementara pada Tahun (problem based learning) 2,5%, dan siklus
2012/2013 persentase tingkat kelulusan belajar (learning cycle model) 2,5%.
sebesar 99,61%. Penelitian oleh Sadia Berdasarkan pemaparan di atas,
(2008) menunjukkan bahwa keterampilan diperlukan solusi untuk memecahkan
berpikir kritis siswa SMP di beberapa permasalahan-permasalahan yang ditemui
Kabupaten di Bali berada pada kualifikasi dalam proses pembelajaran khususnya
rendah dengan skor rerata (mean) 42,15 permasalahan mengenai rendahnya hasil
dan simpangan baku 14,34 (skor standar belajar siswa. Untuk mengatasi rendahnya
100). Selain itu, penelitian yang dilakukan hasil belajar siswa, dalam proses
oleh Arimbawa (2013), menunjukkan pembelajaran guru harus menerapkan
bahwa data kemampuan pemecahan model pembelajaran yang inovatif. Salah
masalah IPA berada pada kategori sangat satu model pembelajaran inovatif yang
kurang dengan skor rata-rata 41,20. dapat digunakan dalam proses
Keterampilan berpikir kritis dan pembelajaran adalah model pembelajaran
kemampuan pemecahan masalah IPA berbasis proyek (MPBP). Dalam model
yang rendah menunjukkan rendahnya pembelajaran berbasis proyek siswa
hasil belajar yang diperoleh siswa. melalui enam tahapan pembelajaran yaitu:
Rendahnya hasil belajar siswa (1) start with the essential question, (2)
disebabkan oleh guru masih design a plan for the project, (3) create a
menggunakan strategi pembelajaran schedule, (4) monitor the students and the
ekspositori dengan metode ceramah, progress of the project, (5) asses the
diskusi, dan tanya jawab dalam outcome, (6) evaluate the experiences
pembelajaran, walaupun saat ini sudah (The George Lucas Educational
diberlakukan pedoman pelaksanaan Foundation, 2005).
standar nasional yang dijabarkan dalam Model pembelajaran berbasis
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang proyek dapat menstimulasi motivasi,
standar proses. Kenyataan ini didukung proses, dan meningkatkan prestasi belajar
oleh penelitian Wiyanto, dkk. (2007) siswa menggunakan masalah-masalah
bahwa aktivitas yang biasa dilakukan guru yang berkaitan dengan materi tertentu
dalam pembelajaran adalah berceramah pada situasi nyata (Rais, 2010). Dalam
atau menjelaskan, bertanya, memberi pembelajaran berbasis proyek masalah
tugas atau perintah. Sementara aktivitas yang diberikan merupakan suatu konteks
siswa adalah mendengar, mencatat, bagi siswa untuk belajar tentang cara
menjawab pertanyaan, bertanya, dan berpikir kritis dan keterampilan
mengerjakan tugas. Pada proses pemecahan masalah serta memperoleh
pembelajaran guru tidak memberikan pengetahuan dan konsep yang esensial
kesempatan pada siswa untuk doing dari materi pelajaran (Nurhadi, dkk.,
science atau menjalani proses pemecahan 2004). Pada proses pemecahan masalah,
masalah menggunakan metode inkuiri siswa dapat bertukar pendapat dan
ilmiah secara utuh (Wiyanto, dkk., 2007). bekerjasama dengan teman kelompoknya
Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh sehingga penguasaan materinya
Sadia (2008) menemukan bahwa model meningkat dan akhirnya siswa mampu
dan strategi pembelajaran yang dominan mencapai hasil belajar yang optimal..
digunakan guru dalam proses Keberhasilan pelaksanaan suatu
pembelajaran adalah strategi model pembelajaran dapat dipengaruhi
pembelajaran ekspositori (ceramah, oleh karakteristik siswa yang mengikuti
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

model pembelajaran tersebut. Salah satu berbasis proyek terhadap hasil belajar IPA
karakteristik siswa yang dapat ditinjau dari self efficacy siswa.
mempengaruhi pelaksanaan model
pembelajaran berbasis proyek adalah self METODE PENELITIAN
efficacy. Pada pembelajaran berbasis Penelitian ini merupakan penelitian
proyek siswa harus merancang, eksperimen semu dengan rancangan
memecahkan masalah, membuat penelitian Posttest Only Control Group
keputusan, melakukan kegiatan Design. Populasi dalam penelitian ini
investigasi, dan bekerja secara mandiri adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1
bersama kelompoknya (Thomas, dkk., Kuta Utara tahun pelajaran 2013/2014
1999). Agar tahapan-tahapan tersebut yang terdiri dari 11 kelas regular, yaitu
dapat berjalan dengan baik dan lancar kelas VIII B sampai VIII L dengan jumlah
diperlukan usaha dan keuletan siswa siswa 426 orang. Melalui teknik group
dalam proses pembelajaran. Semakin random sampling, terpilih kelas VIII B dan
tinggi self efficacy, semakin besar usaha VIII E sebagai kelas eksperimen (dengan
dan daya tahan atau keuletan siswa dalam model pembelajaran berbasis proyek),
menyelesaikan permasalahan yang kelas VIII C dan VIII D sebagai kelas
diberikan. kontrol (dengan model pembelajaran
Dalam pembelajaran berbasis konvensional).
proyek, siswa dengan self efficacy tinggi Data yang dikumpulkan dalam
akan mengerjakan tugas proyek yang penelitian ini adalah nilai hasil belajar IPA
diberikan dengan penuh tanggung jawab, dan self efficacy siswa. Dalam penelitian
tekun, ulet, dan mengerahkan segala ini, hasil belajar IPA didefinisikan sebagai
usaha serta kemampuannya untuk kemampuan-kemampuan dalam bidang
menyelesaikan tugas tersebut. Oleh sebab IPA pada ranah kognitif yang dimiliki siswa
itu, siswa dengan self efficacy tinggi akan setelah menerima pengalaman belajar IPA
melaksanakan tahapan-tahapan berdasarkan tujuan pembelajaran yang
pembelajaran berbasis proyek dengan telah ditentukan. Hasil belajar IPA diukur
baik sehingga berdampak pada dengan tes hasil belajar IPA yang disusun
pencapaian hasil belajar IPA yang optimal. dan dikembangkan berdasarkan materi
Sementara siswa dengan self efficacy Memahami Kegunaan Bahan Kimia dalam
rendah mempunyai anggapan bahwa Kehidupan. Tes yang dikembangkan
sesuatu lebih sulit dari yang sebenarnya dalam penelitian ini adalah tes uraian atau
sehingga siswa mengurangi usaha dan esai yang terdiri dari 20 butir soal.
ketekunannya dalam memecahkan Instrumen yang digunakan untuk
permasalahan (Warsito, 2009). Pada mengukur self efficacy siswa adalah
pembelajaran berbasis proyek siswa yang kuesioner self efficacy. Berdasarkan
memiliki self efficacy rendah kemungkinan panduan penyusunan skala self efficacy
merasa tidak mampu dalam dari Bandura (1997), kuesioner yang
menyelesaikan kerja proyek dan disusun memperhatikan level, strength,
menjawab permasalahan yang diberikan, dan generality. Instrumen self efficacy
hal ini akan menghambat jalannya dimodifikasi dari General Self Efficacy
penerapan model pembelajaran berbasis Scale oleh Matthias Jerusalem dan Ralf
proyek dan berdampak pada rendahnya Schwarzer (1995). Kuesioner self efficacy
hasil belajar yang diperoleh siswa. terdiri dari 38 butir pernyataan positif dan
Berdasarkan uraian di atas, faktor- negatif. Instrumen ini menggunakan skala
faktor yang diindikasikan berhubungan Likert yang terdiri dari lima pilihan respon
dengan pencapaian hasil belajar IPA perlu yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S),
dikaji dan dibuktikan secara empiris dalam kurang setuju (KS), tidak setuju (TS),
sebuah penelitian. Hal ini mendorong sangat tidak setuju (STS).
penulis untuk melakukan penelitian Rancangan analisis data yang
dengan menerapkan model pembelajaran digunakan adalah analisis deskriptif dan
analisis varian (ANAVA) dua jalur.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih pembelajaran berbasis proyek dan


dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, siswa yang mengikuti model
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. pembelajaran konvensional.
Uji normalitas sebaran data dilakukan H0: µ A1 = µ A2
dengan statistik Kolmogorov-Smirnov dan H1: µ A1 ≠ µ A2
Shapiro-Wilk Test. Sementara, 2. Terdapat pengaruh interaksi antara
homogenitas diuji menggunakan Levine’s model pembelajaran dan self efficacy
Test of Equality of Error Variance siswa terhadap hasil belajar IPA.
menggunakan bantuan program SPSS H0: INT. A X B = 0
20.0 for windows (Candiasa, 2010). Uji H1: INT. A X B ≠ 0
normalitas dan homogenitas dilakukan
pada taraf signifikansi 𝛼= 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hipotesis penelitian yang diuji Hasil statistik deskriptif data tes hasil
adalah sebagai berikut. belajar IPA siswa dideskripsikan pada
1. Terdapat perbedaan hasil belajar IPA Tabel 1.
antara siswa yang mengikuti model

Tabel 1 Deskripsi Data Hasil Belajar IPA


Data Statistik A1 A2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
N 42 42 21 21 21 21
Mean 82,30 74,94 88,09 76,51 81,06 68,83
Standar Deviasi 8,85 10,07 5,22 7,95 6,63 9,23
Nilai Maksimum 95,45 90,91 95,45 90,91 90,91 86,36
Nilai Minimum 61,36 54,55 79,55 61,36 70,45 54,55

Keterangan:
N = Jumlah siswa

Berdasarkan hasil perhitungan proyek dan memiliki self efficacy tinggi


yang disajikan pada Tabel 1, diketahui (A1B1) sebesar 88,09 sementara nilai rata-
bahwa siswa yang mengikuti model rata siswa yang mengikuti model
pembelajaran berbasis proyek (A1) pembelajaran konvensional dengan self
memiliki nilai rata-rata hasil belajar IPA efficacy tinggi (A2B1) sebesar 81,06.
lebih baik dibandingkan dengan siswa Siswa yang mengikuti model
yang mengikuti model pembelajaran pembelajaran berbasis proyek dan
konvensional (A2). Nilai rata-rata hasil memiliki self efficacy rendah (A1B2)
belajar IPA siswa yang mengikuti model mempunyai nilai rata-rata hasil belajar IPA
pembelajaran berbasis proyek sebesar lebih baik daripada siswa yang mengikuti
82,30 sedangkan yang mengikuti model pembelajaran konvensional (A2B2). Nilai
pembelajaran konvensional sebesar rata-rata siswa yang mengikuti
74,94. pembelajaran berbasis proyek dan
Siswa yang mengikuti model memiliki self efficacy rendah (A1B2)
pembelajaran berbasis proyek dan sebesar 76,51 sedangkan siswa yang
memiliki self efficacy tinggi (A1B1) mengikuti pembelajaran konvensional dan
mempunyai nilai rata-rata hasil belajar IPA mempunyai self efficacy rendah (A2B2)
lebih baik dibandingkan siswa yang sebesar 68,83.
mengikuti model pembelajaran Melalui hasil analisis data dengan
konvensional dan memiliki self efficacy uji ANAVA dua jalur diperoleh hasil seperti
tinggi (A2B1). Nilai rata-rata siswa yang yang disajikan pada Tabel 2.
mengikuti model pembelajaran berbasis
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

Tabel 2. Hasil Uji ANAVA Dua Jalur untuk Uji Hipotesis Pertama dan Kedua
Type III Sum
Source df Mean Square F Sig
of Squares
Corrected Model 4115,673a 3 1371,891 24,956 0,000
Intercept 519281,958 1 519281,958 9446,150 0,000
Model
1137,267 1 1137,267 20,688 0,000
pembelajaran
Self efficacy 2976,190 1 2976,190 54,139 0,000
Self efficacy*Model
2,215 1 2,215 0,040 0,841
pembelajaran
Error 4397,829 80
Total 527795,459 84 54,973
Corrected Total 8513,502 83
a. R Squared = 0,483 (Adjusted R Squared = 0,464)

Hipotesis pertama menyatakan antara model pembelajaran dan self


bahwa “Terdapat perbedaan hasil belajar efficacy siswa terhadap hasil belajar IPA”.
IPA antara siswa yang mengikuti model Hasil analisis varians (ANAVA) dua jalur
pembelajaran berbasis proyek dan siswa pada Tabel 2 menunjukkan nilai FA*B(Hitung)
yang mengikuti model pembelajaran sebesar 0,040 lebih kecil dari pada
konvensional”. Berdasarkan hasil ANAVA FA*B(Tabel) sebesar 3,96 pada p > 0,05. Ini
dua jalur seperti yang disajikan pada berarti hipotesis nol (H0) yang menyatakan
Tabel 2, tampak bahwa nilai FA(Hitung) “tidak terdapat pengaruh interaksi antara
sebesar 20,688 lebih besar daripada model pembelajaran dengan self efficacy
F(A)tabel sebesar 3,96 pada p < 0,05. Ini siswa terhadap hasil belajar IPA”, diterima.
berarti hipotesis nol (H0) yang menyatakan Dengan demikian, tidak terdapat pengaruh
“tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA interaksi antara model pembelajaran dan
antara siswa yang mengikuti model self efficacy siswa terhadap hasil belajar
pembelajaran berbasis proyek dan siswa IPA siswa.
yang mengikuti model pembelajaran Berdasarkan hasil pengujian
konvensional”, ditolak. Dengan demikian hipotesis ditemukan bahwa variabel model
terdapat perbedaan hasil belajar IPA pembelajaran dan self efficacy tidak
antara siswa yang mengikuti model berinteraksi secara signifikan dalam
pembelajaran berbasis proyek dengan pencapaian hasil belajar IPA siswa. Agar
siswa yang mengikuti model pembelajaran tampak lebih jelas, hasil analisis dari uji
konvensional. hipotesis kedua disajikan pada Gambar 1.
Hipotesis kedua menyatakan
bahwa “Terdapat pengaruh interaksi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

Gambar 1. Tidak Terjadi Interaksi antara Variabel Model Pembelajaran dan Self Efficacy
Terhadap Pencapaian Hasil Belajar Siswa.
Model pembelajaran berbasis konsep, bekerjasama dalam memecahkan
proyek dapat menstimulasi motivasi, permasalahan, dan mengonstruksi
proses, dan meningkatkan prestasi belajar pengetahuannya sendiri. Pembelajaran
siswa menggunakan masalah-masalah berbasis proyek memberikan ruang bagi
yang berkaitan dengan materi tertentu siswa untuk melakukan eksplorasi,
pada situasi nyata (Rais, 2010). Ada penilaian, interpretasi, dan sintesis
beberapa temuan yang terjadi selama informasi melalui cara yang bermakna
proses pembelajaran berlangsung yang (The George Lucas Educational
menunjukkan bahwa penerapan model Foundation, 2005). Melalui pembelajaran
pembelajaran berbasis proyek lebih baik berbasis proyek siswa diberi kesempatan
digunakan dalam pembelajaran IPA. Pada untuk doing science atau menjalani proses
kelas berbasis proyek siswa lebih antusias pemecahan masalah dengan
untuk belajar, saat siswa diberikan tugas menggunakan metode inkuiri ilmiah
proyek, siswa mengerjakan tugas proyek secara utuh (Wiyanto, dkk., 2007). Siswa
tersebut dengan sungguh-sungguh. Dalam dapat memahami materi melalui
pengerjaan proyek masing-masing siswa pengalaman langsung yang
dapat menuangkan ide, mencari informasi menghubungkan antar konsep dalam
dengan caranya sendiri mengenai proyek pembelajaran IPA dengan permasalahan
yang dibuat, berdiskusi dengan teman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
sekelompoknya, dan saling berkompetisi Melalui proses pemecahan masalah siswa
untuk menghasilkan produk yang berbeda menggunakan kemampuan berpikir dan
dengan kelompok-kelompok lainnya. menerapkan konsep-konsep yang telah
Tahapan dalam model diperoleh untuk menyelesaikan masalah
pembelajaran berbasis proyek meliputi tersebut. Proses ini dapat meningkatkan
tahap: (1) bermula dari pertanyaan (start pemahaman siswa terhadap materi
with the essential question), (2) pelajaran sehingga siswa mampu
merancang kegiatan proyek (design a plan mencapai hasil belajar yang optimal.
for the project), (3) membuat jadwal Model pembelajaran berbasis
aktivitas (create a schedule), (4) proyek merupakan pembelajaran yang
memonitor perkembangan kegiatan tepat diterapkan dalam proses
proyek (monitor the students and the pembelajaran IPA karena model ini
progress of the project), (5) melakukan memiliki beberapa kelebihan sebagai
penilaian (assess the outcome), dan (6) berikut. 1) Model pembelajaran berbasis
refleksi pengalaman yang didapat proyek mampu meningkatkan motivasi
(evaluate the experience) memberi siswa dalam belajar. Dengan penerapan
kesempatan kepada siswa untuk model pembelajaran berbasis proyek,
mengaitkan konten materi dengan konteks siswa sangat tekun, berusaha untuk
nyata, menemukan konsep, menerapkan menyelesaikan proyek, dan merasa lebih
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

bergairah dalam pembelajaran. 2) siswa hingga mencapai ketuntasan KKM


Lingkungan belajar pembelajaran berbasis sebesar 100%.
proyek dapat meningkatkan kemampuan Pada penelitian ini diperoleh hasil
memecahkan masalah, membuat siswa bahwa pencapaian hasil belajar siswa
lebih aktif, dan berhasil memecahkan dengan self efficacy rendah lebih tinggi
problem-problem yang bersifat kompleks. dibandingkan siswa yang memiliki self
3) Melalui pembelajaran berasis proyek, efficacy tinggi. Hal ini disebabkan oleh
keterampilan siswa untuk mencari dan pembelajaran berbasis proyek merupakan
mendapatkan informasi akan meningkat model pembelajaran yang berfokus pada
(Wena, 2012). pertanyaan-pertanyaan yang menuntun
Dilain pihak, pada model siswa untuk memanfaatkan konsep-
pembelajaran konvensional siswa konsep dan prinsip-prinsip melalui
dihadapkan pada proses diskusi untuk pengalaman. Mengingat bahwa masing-
menyelesaikan masalah dalam LKS tanpa masing siswa memiliki gaya belajar yang
melakukan kerja proyek. Tahap eksplorasi berbeda, pembelajaran berbasis proyek
pada pembelajaran konvensional tidak memberikan kesempatan kepada siswa
melibatkan siswa dalam proses untuk menggali konten (materi) dengan
perencanaan pembelajaran seperti menggunakan berbagai cara yang
merancang kegiatan proyek, menyusun bermakna bagi dirinya dan melakukan
jadwal kegiatan, dan melaksanakan eksperimen secara kolaboratif (The
proyek. Pembelajaran konvensional juga George Lucas Educational Foundation,
belum memberikan kesempatan bagi 2005). Siswa bebas menggali informasi
siswa untuk melakukan proses inkuiri mengenai proyeknya melalui kajian
secara utuh karena proses diskusi masih literatur, observasi, browsing di internet,
berada dibawah bimbingan guru. Hal ini dan berkolaborasi dengan guru. Hal ini
menyebabkan siswa kurang antusias menyebabkan siswa belajar penuh
dalam mengikuti proses belajar dan kesungguhan sehingga memungkinkan
pembelajaran menjadi kurang bermakna setiap siswa pada akhirnya mampu
sehingga pemahaman siswa terhadap menjawab pertanyaan penuntun. Selain
materi pelajaran berkurang yang berakibat itu, melalui diskusi dengan teman
pada hasil belajar yang kurang maksimal. kelompoknya siswa dengan self efficacy
rendah akan terbantu dalam menghadapi
Hasil penelitian ini sejalan dengan soal atau masalah yang tidak dapat
beberapa hasil penelitian sebelumnya diselesaikan sendiri, siswa dapat
yaitu sebagai berikut. Penelitian oleh mengevaluasi kembali dan
Sastrika (2013) yang menemukan bahwa memformulasikan penguasaan materinya
penerapan model pembelajaran berbasis sehingga menyebabkan pencapaian hasil
proyek mampu memberikan pemahaman belajarnya lebih maksimal.
konsep kimia yang lebih baik Hasil penelitian yang diperoleh
dibandingkan dengan model pembelajaran tidak sesuai dengan hipotesis yang
konvensional. Arimbawa (2013) diajukan bahwa terdapat pengaruh
menemukan bahwa terdapat perbedaan interaksi antara model pembelajaran dan
kemampuan pemecahan masalah antara self efficacy terhadap hasil belajar IPA. Ini
kelompok siswa yang belajar dengan berarti bahwa model pembelajaran
model pembelajaran berbasis proyek dan berbasis proyek mampu meningkatkan
konvensional. Siswa yang belajar dengan pencapaian hasil belajar IPA, baik siswa
model pembelajaran berbasis proyek yang memiliki self efficacy tinggi maupun
memiliki kemampuan pemecahan masalah siswa dengan self efficacy rendah. Oleh
lebih baik dibandingkan siswa yang sebab itu, implikasi dari hasil penelitian ini
mengikuti model pembelajaran adalah karakteristik model pembelajaran
konvensional. Penelitian oleh Dewi, dkk. berbasis proyek mampu mengembangkan
(2012) menunjukkan bahwa pembelajaran self efficacy siswa dalam pembelajaran.
melalui penugasan proyek dapat Dalam pembelajaran berbasis proyek
mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

siswa dituntut untuk belajar melalui proses 2006). Pada pembelajaran siswa
inkuiri, memecahkan permasalahan, dan membangun pengalamannya sendiri
merancang proyek secara kolaboratif melalui kerja proyek sehingga siswa yakin
dengan kelompoknya. Adanya dirinya bisa seperti temannya yang lain
pembelajaran inkuiri, pengalaman yang sudah memahami materi pelajaran.
menyelesaikan masalah, dan interaksi Dengan melihat temannya yang sukses
dengan teman sebaya akan meningkatkan menyelesaikan tugas yang diberikan,
self efficacy yang dimiliki oleh siswa. Hal siswa juga akan merasa yakin bahwa ia
ini didukung oleh penelitian Wulandari dapat berhasil mengerjakan tugas yang
(2012) yang menemukan bahwa model sama dengan temannya (Mukhid, 2009).
pembelajaran berbasis proyek dapat Tidak terdapat pengaruh interaksi
meningkatkan self efficacy yang dimiliki antara model pembelajaran dan self
siswa. Berdasarkan penelitian Wulandari efficacy siswa terhadap hasil belajar IPA
(2012) diperoleh bahwa terdapat juga disebabkan oleh beberapa faktor
perbedaan yang signifikan antara skor sebagai berikut. 1) Penerapan model
rata-rata skala keyakinan diri siswa yang pembelajaran berbasis proyek dinilai
belajar dengan model pembelajaran belum maksimal karena proses
berbasis proyek (sebesar 110,0278 atau penerapannya hanya dalam rentang waktu
76,41%) dan skor rata-rata skala pendek sehingga siswa masih belum
keyakinan diri siswa yang belajar dengan beradaptasi sepenuhnya dengan
pembelajaran konvensional (sebesar penerapan model pembelajaran tersebut.
98,9722 atau 68,73%). Hal ini juga 2) Siswa belum terbiasa dengan LKS
diperkuat dengan pernyataan Bandura model pembelajaran berbasis proyek yang
(1997) bahwa beberapa faktor yang dapat menuntut siswa merancang sendiri
meningkatkan self efficacy siswa adalah langkah-langkah untuk menyusun proyek
mastery experiences (pengalaman dan menemukan solusi untuk
menyelesaikan masalah) dan vicarious memecahkan permasalahan yang
experiences (pengalaman yang diperoleh diberikan sehingga dalam pembelajaran
dari orang lain). siswa cenderung meminta tuntunan dari
Pengalaman menyelesaikan guru. Baik siswa yang memiliki self
masalah adalah sumber yang paling efficacy tinggi maupun self efficacy rendah
penting mempengaruhi self efficacy masih mengalami kesulitan untuk
seseorang karena mastery experiences merancang dan melaksanakan prosedur-
memberikan bukti yang paling akurat dari prosedur dalam kerja proyek karena
tindakan yang diambil untuk meraih suatu biasanya siswa lebih sering mengerjakan
keberhasilan atau kesuksesan, dan masalah-masalah yang bersifat teoretis
keberhasilan tersebut dibangun dari dan eksplisit. 3) Dalam proses
kepercayaan yang kuat di dalam pembelajaran, ada beberapa siswa yang
keyakinan individu. Sementara melalui terlalu bergantung dengan teman
vicarious experiences keyakinan diri siswa kelompoknya untuk mengerjakan tugas
akan meningkat dengan mengamati yang diberikan dan ada juga siswa yang
perilaku dan pengalaman orang lain tidak mau memberikan masukan atau
(Bandura, 1997). Pembelajaran berbasis tidak berperan serta mengerjakan tugas
proyek memberikan ruang bagi siswa yang diberikan. Hal ini menunjukkan
untuk mengalami mastery experiences bahwa self efficacy yang dimiliki siswa
dan vicarious experiences sehingga self tidak berkontribusi untuk membuat siswa
efficacy siswa akan berkembang selama mengerahkan semua kemampuan dan
proses pembelajaran. Pada saat interkasinya dalam diskusi untuk
pengerjaan proyek, setiap siswa dalam memecahkan permasalahan yang
kelompok memiliki kemampuan yang diberikan pada pembelajaran berbasis
bervariasi sehingga setiap siswa mencoba proyek. 4) Ada beberapa tugas proyek
menunjukkan kemampuan yang mereka yang dikerjakan siswa di rumah, hal ini
miliki dalam kerja tim mereka (Santyasa, menyebabkan guru tidak leluasa
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

melakukan monitoring pada siswa. Guru laboratorium, ruang perpustakaan, dan


tidak tahu keterlibatan siswa dalam ruang ICT untuk memfasilitasi guru dan
pelaksanaan proyek tersebut sehingga siswa dalam mencari dan menggali
memungkinkan ada beberapa siswa yang informasi yang dibutuhkan pada proses
tidak ikut serta dalam menyelesaikan pembelajaran sehingga guru dan siswa
proyeknya. 5) Peneliti kurang tepat dalam mampu menerapkan model pembelajaran
memilih jenis proyek yang dikerjakan berbasis proyek dengan baik.
siswa sehingga proyek yang diberikan Ketiga, hasil penelitian
kurang menumbuhkan rasa ingin tahu dan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
rasa ingin meneliti siswa. hasil belajar IPA antara siswa yang belajar
Berdasarkan hasil penelitian dengan model pembelajaran berbasis
mengenai model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran
proyek dan model pembelajaran konvensional pada kelompok siswa yang
konvensional serta interaksinya dengan memiliki self efficacy tinggi maupun siswa
self efficacy siswa seperti yang telah yang memiliki self efficacy rendah. Oleh
dipaparkan di atas, terdapat implikasi sebab itu, dalam proses pembelajaran
temuan penelitian sebagai berikut. guru dapat menempatkan siswa dalam
Pertama, untuk dapat meningkatkan hasil satu kelompok yang heterogen.
belajar IPA siswa, guru hendaknya Pengelompokan siswa yang heterogen ini
mengubah paradigma pembelajaran dari dimaksudkan untuk memberikan
teacher centered menuju student kesempatan bagi siswa yang memiliki self
centered. Peran guru dalam pembelajaran efficacy rendah agar dapat belajar dari
hendaknya sebagai fasilitator dan siswa yang memiliki self efficacy tinggi.
motivator yang memfasilitasi kebutuhan
siswa akan sumber belajar dan PENUTUP
memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar Simpulan
serta mampu mendorong siswa untuk Berdasarkan hasil penelitian dan
lebih mandiri dalam proses pembelajaran. pembahasan, dapat ditarik dua buah
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa simpulan sebagai berikut. Pertama,
siswa yang secara aktif membangun terdapat perbedaan hasil belajar IPA
pengetahuannya melalui proses antara siswa yang mengikuti model
pemecahan masalah akan memiliki pembelajaran berbasis proyek dan siswa
keterampilan berpikir yang lebih baik. yang mengikuti model pembelajaran
Keterampilan-keterampilan yang dimiliki konvensional (FA(Hitung) = 20,688 > Ftabel=
siswa tersebut akan membantu siswa 3,96).
mencapai hasil belajar yang optimal. Kedua, tidak terdapat pengaruh
Kedua, untuk mencapai hasil interaksi antara model pembelajaran dan
belajar yang optimal dalam pembelajaran self efficacy siswa terhadap hasil belajar
IPA, model pembelajaran berbasis proyek IPA (FA*B(hitung) = 0,040 < FA*B(Tabel)= 3,96).
dapat diterapkan sebagai alternatif model
pembelajaran. Pembelajaran berbasis Saran
proyek dapat dimplementasikan dengan Model pembelajaran berbasis
memberikan permasalahan yang berkaitan proyek mampu meningkatkan pencapaian
dengan pengalaman yang dimiliki oleh hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan
siswa. Agar kegiatan pembelajaran model pembelajaran konvensional. Oleh
berbasis proyek dapat berjalan dengan sebab itu, disarankan agar para guru
efektif, guru dituntut untuk menentukan menggunakan model pembelajaran
atau merancang suatu kerja proyek yang berbasis proyek dalam pembelajaran IPA
mampu menumbuhkan rasa ingin meneliti, untuk meningkatkan pencapaian hasil
memecahkan masalah, dan rasa ingin belajar siswa.
tahu yang tinggi. Selain itu, diperlukan Model pembelajaran berbasis
manajemen sekolah dan lingkungan proyek dapat mengakomodasi siswa yang
belajar yang memadai seperti memiliki self efficacy tinggi dan rendah
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

untuk mencapai hasil belajar yang lebih DAFTAR PUSTAKA


baik. Oleh sebab itu, disarankan agar para Arimbawa, P., I W. Sadia, & I N. Tika.
guru dapat mengimplementasikan model 2013. Pengaruh Model
pembelajaran berbasis proyek baik pada Pembelajaran Berbasis Proyek
kelas yang homogen maupun heterogen. (MPBP) Terhadap Kemampuan
Penerapan model pembelajaran Pemecahan Masalah IPA Sehari-
berbasis proyek dinilai belum maksimal hari Ditinjau dari Motivasi
karena proses penerapannya hanya Berprestasi Siswa. E-journal
dalam rentang waktu pendek sehingga Program Pascasarjana Universitas
siswa masih belum beradaptasi Pendidikan Ganesha. Vol. 3, No. 1,
sepenuhnya dengan penerapan model Tahun 2013
pembelajaran tersebut. Untuk itu peneliti Bandura, A. 1997. Self-efficacy: The
menyarankan, agar diperoleh gambaran Exercise of Control. New York:
yang meyakinkan mengenai hasil belajar Freeman and Company.
IPA siswa, hendaknya peneliti lebih lanjut BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan
melakukan penelitian dalam jangka waktu Pendidikan Dasar dan Menengah.
yang lebih lama. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan.

Candiasa, I M. 2010. Statistik Multivariat Th. XXXX, April 2009. ISSN 0215-
Disertai Aplikasi dengan SPSS. 8250. 219-238.
Singaraja: Unit Penerbitan IKIP Santyasa, I W. 2006. Pembelajaran
Negeri Singaraja. Inovatif: Model Kolaboratif, Basis
Dewi, A.P., Supriyanto, & E. Peniati. 2012. Proyek, dan Orientasi NOS.
Penugasan Proyek Untuk Makalah. Disajikan dalam Seminar
Mengoptimalkan Aktivitas dan di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Hasil Belajar Siswa. Unnes Journal Negeri 2 Semarapura, Tanggal 27
of Biology Education. 1(1). ISSN Desember 2006 di Semarapura.
2252-6579. Sastrika, I.A.K., I W. Sadia, & I W.
Kementrian Pendidikan & Kebudayaan. Muderawan. 2013. Pengaruh
2013. Hasil UN SMP-Sederajat Model Pembelajaran Berbasis
Tahun Ajaran 2012/2013. Proyek Terhadap Pemahaman
http://dikdas.kemdikbud.go.id/. Konsep Kimia dan Keterampilan
Diunduh tanggal 01 Januari 2014. Berpikir Kritis. E-journal Program
Mukhid, A. 2009. Self-Efficacy (Perspektif Pascasarjana Universitas
Teori Kognitif Sosial dan Pendidikan Ganesha. Vol. 3, No. 1,
Implikasinya terhadap Pendidikan). Tahun 2013.
Jurnal Tadris. Vol.4, No. 1. Schwarzer, R. & M. Jerusalem. 1995. The
Rais, M. 2010. Project-Based Learning: General Self Efficacy Scale (GSE).
Inovasi Pembelajaran yang http://userpage.fuberlin.de/health/e
Berorientasi Soft Skills. Makalah. ngscal.htm. Diunduh tanggal 1 Juli
Disajikan dalam Seminar Nasional 2013.
Pendidikan Teknologi dan The George Lucas Educational
Kejuruan Fakultas Teknik Foundation. 2005. Instructional
Universitas Negeri Surabaya, Module Project Based Learning.
Tanggal 11 Desember 2010 di http://www.edutopia.org/modules/P
Surabaya. BL/whatpbl.php. Diunduh tanggal
Sadia, I W. 2008. Model Pembelajaran 31 Maret 2013.
yang Efektif untuk Meningkatkan Thomas, J.W., J.R. Mergendoller, & A.
Keterampilan Berpikir Kritis (Suatu Michaelson. 1999. Project Based
Persepsi Guru). Jurnal Pendidikan Learning: A Handbook of Middle
dan Pengajaran Undiksha. No. 2, and High School Teacher. Novato
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

CA: The Buck Institute for


Education.
Warsito, H. 2009. Hubungan Antara Self
Efficacy dengan Penyesuaian
Akademik dan Prestasi Akademik
(Studi Pada Mahasiswa FIP
Universitas Negeri Surabaya).
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan. Vol.
IX, No. 1, April 2009.
Wena, M. 2012. Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer Suatu
Tinjauan Konseptual Operasional.
Jakarta: Bumi Aksara.
Wiyanto, A. Sopyan, Nugroho, & S.W.A.
Wibowo. 2007. Potret
Pembelajaran Sains di SMP dan
SMA. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran Undiksha. No. 2, Th.
XXXX, April 2007. ISSN 0215-
8250. 386-394.
Wulandari, Y. 2012. Keefektifan
Pembelajaran Berbasis Proyek
Pada Materi Segiempat Terhadap
Koneksi Matematik dan Keyakinan
Diri Siswa SMP. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai