Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

“KASUS MEGA PROYEK HAMBALANG”

Disusun oleh :

Fatimah Az Zahra Putri

Kelas 1 D4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mega proyek Hambalang adalah proyek pengadaan Stadion di Malang untuk
menyambut SEA Games, dimana Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah. Dalam
perkembangannya, proyek ini tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan hingga perayaan
SEA Games dimulai. Hal ini sangat melalukan Indonesia dimata Negara lain, karena pada
akhirnya kasus ini menjadi kasus Korupsi yang hingga saat ini masih dikembangkan dan
mengangkat , Andi Malarangeng, Nazaruddin sebagai tersangka dan sekarang Anas
Urbaningrum disangkut pautkan dalam kasus ini.
Kasus Korupsi Kolusi Nipotisme di Negara ini sudah semestinya dikusut tuntas oleh
Pemerintah. Namun, dalam kenyataannya, kasus mega proyek Hambalang ini terkesan lamban
dalam penanganannya. Hukum di negeri ini seharusnya tidak memilih suatu kelompok apapun.
Oleh karena itu, KPK saat ini berusaha untuk mengembangkan kasus ini dan mengusut tuntas
kasus Hambalang.

1.2. Rumusan Masalah


Korupsi sudah mengakar di Indonesia, kasus Hambalang sudah seharusnya ditindak
lanjuti. Oleh karena itu, sebagai masyarakat berhak untuk mengetahui kasus ini karena
merugikan masyarat Indonesia sendiri.

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan terhadap
masyarakat tentang perkembangan kasus Hambalang yang menyeret anas Urbaningrum
sebagai saksi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tindak Pidana

Istilah tindak pidana adalah berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana

Belanda yaitu “stafbaar feit”. Walaupun istilah ini terdapat dalam WvS Belanda atau Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana, tetapi tidak ada penjelasan resmi tentang apa yang dimaksud

dengan tindak pidana tersebut. Karena itu para ahli hukum berusaha untuk memberikan arti

dan isi dari istilah itu.

Menurut Moeljatno tindak pidana adalah Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan

hukum larangan dengan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi

barang siapa yang melanggar larangan tersebut.

Pengertian straafbaarfeit menurut Simons dalam rumusannya adalah Tindakan yang

melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja oleh

seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan oleh Undang-Undang telah

dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum.

Rumusan pengertian tindak pidana (straafbaarfeit) yang dinyatakan oleh Simons juga diatur
dalam asas hukum pidana Indonesia, yaitu asas legalitas (principle of legality) atau dalam
bahasa latin biasanya dikenal dengan “Nullum Delictum Noella Poena Sine Praevia Lege
Poenali”, maksudnya bahwa “Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana
jika tidak ditentukan terlebih dahulu dalam perundang-undangan”, ketentuan yang senada
dengan asas

tersebut juga diatur dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP yaitu : “Tiada suatu perbuatan dapat

dipidana, kecuali atas kekuatan peraturan pidana dalam perundang- Pasal tersebut”1

Tindak pidana akan melahirkan pertanggungjawaban pidana yang hanya dapat terjadi

setelah sebelumnya seseorang melakukan tindak pidana, dimana pertanggungjawaban pidana

dilakukan dengan asas yang berbeda yaitu dengan asas yang tidak tertulis “Tiada pidana tanpa

kesalahan”2

Tindak pidana merupakan suatu pengertian dasar dalam Hukum Pidana. Tindak Pidana

adalah pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan jahat atau kejahatan (crime atau

verbrechen atau misdaad) yang biasa diartikan seeara yuridis (hukum) atau secara kriminologis.

Barda Nawawi Arief menyatakan” tindak pidana secara umum dapat diartikan sebagai

perbuatan yang melawan hukum baik secara formal maupun secara materiil”.

Menurut Wirjono Projodikoro, "Bahwa pengertian tindak pidana adalah suatu

perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan pidana, sedangkan menurut Moeljatno, perbuatan

pidana adalah suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan pidana, bagi yang melanggar
perbuatan tersebut. Jadi perbuatan yang dapat dikenakan pidana dibagi menjadi 2 (dua) 3,

yakni sebagai berikut:

1. Perbuatan yang dilarang oleh undang-undang.

2. Orang yang melanggar larangan itu.

Di dalam perundang-undangan tindak pidana sering disebut dengan berbagai istilah

seperti: perbuatan pidana (UU Drt 1951 No. 1), peristiwa pidana (Konstitusi RIS maupun UUDS

1950) dan dalam ilmu pengetahuan hukum sering disebut dengan "delik". Istilah lain menunjuk

kepada pelanggaran pidana, perbuatan yang boleh dihukum, perkara hukuman pidana dan lain

sebagainya.

B. Pengertian Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin; Corrupti atau Corruptus yang secara harfiah

berarti kebusukan, kebejatan, tidak jujur, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari

kesucian, kata-kata yang menghina atau memfitnah sebagaimana dapat dibaca dalam The

Lexion Webster Dictionary.4


Dari bahasa Latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa seperti Inggris: Corruptio,

Corrupt; Perancis: Corruption; dan Belanda: Corruptie (Korruptie). Dapat dikatakan bahwa dari

bahasa Belanda inilah turun ke bahasa Indonesia: Korupsi.5

Ditinjau dari sudut bahasa kata korupsi bisa berarti kemerosotan dari yang semua baik,

sehat dan benar menjadi penyelewengan, busuk. Kemudian arti kata korupsi yang telah

diterima dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia itu, disimpulkan oleh Poerwodarminto

dalam kamus bahasa Indonesia bahwa kata korupsi untuk perbuatan yang busuk, seperti

penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya.6

Di Malaysia terdapat juga peraturan antikorupsi. Di situ tidak diipakai kata korupsi

melainkan dipakai istilah resuah yang tentunya berasal dari bahasa Arab (riswah), yang

menurut kamus Arab-Indonesia artinya sama dengan korupsi.

Dalam Black’s Law Dictionary, korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud

untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain secara

salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk

dirinya sendiri atau orang lain, berlawanan dengan kewajibannya dan hak-hak dari pihak-pihak

lain.i7
Selama ini istilah korupsi mengacu pada berbagai aktivitas/tindakan secara tersembunyi

dan ilegal untuk mendapatkan keuntungan demi kepentingan pribadi atau golongan. Dalam

perkembangannya terdapat penekanan bahwa korups adalah tindakan penyalahgunaan

kekuasaan (abuse of power) atau kedudukan publik untuk kepentingan pribadi. Huntington

menyebutkan bahwa korupsi adalah perilaku menyimpang dari publik official atau para pegawai

dari norma-norma yang diterima dan dianut oleh masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan-keuntungan pribadi.8

Vito Tanzi mengemukakan bahwa korupsi perilaku yang tidak mematuhi prinsip,

dilakukan oleh perorangan di sektor swasta atau pejabat publik, keputusan ini dibuat

berdasarkan hubungan pribadi atau keluarga akan menimbulkan korupsi, termasuk juga konflik

kepentingan dan nepotisme. Dalam hal ini, Alatas mengemukakan pengertian korupsi dengan

menyebutkan benang merah yang menjelujuri dalam aktivitas korupsi, yaitu subordinasi

kepentingan umum di bawah kepentingan tujuan-tujuan pribadi yang mencakup pelanggaran

norma-norma, tugas, dan kesejahteraan umum, dibarengi dengan kerahasian, pengkhianatan,

penipuan dan kemasabodohan yang luar biasa akan akibat-akibat yang didirita oleh masyarkat.

Menurutnya,”corruption is the abuse of trust in the inferest of private gain”, penyalahgunaan

amanah untuk kepentingan pribadi.9


S. H. Alatas mendefinisikan korupsi dari sudut pandang sosiologis dengan “Apabila

seorang pegawai negeri menerima pemberian yang disodorkan oleh seorang swasta dengan

maksud mempengaruhinya agar memberikan perhatian istimewa pada kepentingan-

kepentingan si pemberi”10

BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Penyelidikan Kasus


Penyelidikan kasus Hambalang ini berawal dari temuan KPK saat menggeledah kantor
Grup Permai, kongsi dagang milik Nazaruddin. Kasus Hambalang menjadi semakin jelas ketika
Nazaruddin ditangkap KPK dan ditetapkan menjadi tersangka, sehingga kasus ini mengaitkan
beberapa petinggi Negara seperti Anas Urbaningrum (Mantan Bendahara Umum Partai
Demokrat).
Nazaruddin mengatakan telah memberikan keterangan kepada KPK terkait aliran dana
APBN 2010, bahwa beberapa dokumen waktu Anas di Casablanca, beberapa dokumen tentang
transaksi proyek Hambalang yang langsung dipakai oleh kepentingan Anas pribadi atau yang
dipakai untuk kepentingan Anas di Kongres Partai Demokrat yang memenangkan Anas.
Anggaran Rp 1,2 triliun dari APBN 2010 yang dikelola Partai Demokrat. Diterima Angelina
Sondakh, dana itu kemudian dibagi-bagi untuk kepentingan pemenangan Anas. Sebagian dari
uang Rp 1,2 triliun itu dipakai untuk membayar Hotel Sultan, iklan pencalonan Anas di TV, dan
beberapa event organizer . Ada juga sejumlah uang yang diserahkan pada tim sukses Anas, dan
semua itu sudah ada bukti diberikan ke penyidik.
Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan KPK akan mendalami keterangan setiap saksi,
termasuk Nazaruddin. Dalam kasus Hambalang, KPK baru menetapkan dua tersangka. Mereka
adalah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, dan Kepala Biro Keuangan
serta Rumah Tangga Kemenpora, Deddy Kusdinar. Meski demikian, KPK tidak berhenti pada
dua tersangka itu saja. KPK tetap akan menelusuri aliran dana terkait proyek Hambalang,
termasuk kemungkinan aliran dana ke Partai Demokrat.
Untuk keterkaitan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau
Ibas dalam kasus ini belum ditemukan dugaan korupsi proyek Hambalang. Karena itu, KPK
belum bisa menyimpulkan tudingan yang dilontarkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat
Anas Urbaningrum atas keterlibatan Ibas dalam kasus itu. Menurut Abraham, semua orang bisa
saja menyebut dan mengaitkan seseorang pada suatu kasus. Namun, lanjutnya, KPK tetap
berpatokan pada hasil pengembangan penyidikan yang dilakukan para penyidik KPK.
Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku pernah ikut
dalam pertemuan antara M Nazaruddin dan politisi senior Demokrat Amir Syamsuddin terkait
kasus Hambalang. Saat itu, Amir meminta keterangan Nazar terkait aliran uang Hambalang.
Pada rapat itu, Anas mengaku hanya mendengarkan penjelasan Nazar kepada Amir. Ketika kali
pertama kasus Hambalang mencuat, Anas pernah dikabarkan membawa Nazar ke kediaman
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Pada pertemuan itu, Nazar
dikatakan menyebut keterlibatan Ibas dalam kasus tersebut. Anas menyebutkan, penjelasan
Nazar terkait aliran uang Hambalang cukup mengejutkan. Anas juga mengatakan, beberapa
orang memang turut menikmati uang Hambalang. Terkait nama-namanya, Anas tak
menyebutkan.
Dalam perkembangan kasus ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan
tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan sarana dan prasarana olah raga
Hambalang. Tersangka baru tersebut yaitu Direktur Operasional I PT Adhi Karya, Teuku Bagus
Mohamad Noor. Teuku Bagus disangkakan melanggar pasal 2 ayat 1 dan atau pasal 3 UU
Nomor 20/2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUH
Pidana.
Selain itu, KPK juga memeriksa Manager Keuangan PT Adhi Karya, Sutrisno dan
seorang PNS dari Kementerian Pemuda dan Olahraga yaitu Hardiyanto sebagai saksi untuk
tersangka AM (Andi Mallarangeng) dan DK (Deddy Kusdinar).
Hampir setiap hari kita periksa saksi-saksi untuk AU, DK, AAM maupun TBM. Artinya
kasus ini sedang dilengkapi. Penyidik itu tidak selalu tersangka dahulu yang diperiksa, tapi
bukan berarti tersangka itu belum diperiksa kasusnya mandeg.
Setelah melengkapi berkas, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan
memeriksa Anas Urbaningrum terkait kasus dugaan korupsi pengadaan sarana dan prasarana
olahraga di Hambalang, pada hari Senin, 6 Mei 2013. Anas akan dimintai keterangan untuk
melengkapi berkas tersangka Andi Alifian Mallarangeng. Sebelumnya, pada hari Minggu Anas
tidak dapat hadir menjalani pemeriksaan karena sakit. Pengacaranya Firman Wijaya kepada
wartawan mengatakan bahwa Anas sudah memberikan keterangan dokter ke penyidik. Saat
ditanya soal pengurusan sertifikat Hambalang, Anas mengaku tidak tahu dan berdalih
bingung. Dalam pemeriksaan, isi materi pembahasannya tidak diberitahukan KPK (Gustav
Aulia, Seputar Indonesia RCTI, Senin 6 Mei 2013 Pkl. 17.40 Wita).
Diduga suap itu disetorkan kepada elit partai untuk memenangkan pemilihan
sebagai Ketua Umum partai penguasa. Karena tambah Azmi, nilai proyek Hambalang tersebut
cukup besar. berdasarkan laporan keuangan kuartal pertama 2011 PT Adhi Karya nilainya
proyek tersebut sebesar Rp1,518 triliun. Proyek yang diberi nama Adhi Wika JO tersebut, Adhi
Karya memegang 70 persen. Sedangkan sisanya sebesar 30 persen dipegang Wijaya Karya.
Nomor IMB 641/003.2.1/BPT/2010 yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Bogor tertanggal
30 Desember 2010.
Untuk Azmi menegaskan, PP GMP Merah Putih menyatakan sikap agar KPK dan
Kejagung menangkap dan adili jajaran direktur PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk.
Juga periksa dan adili salah satu Ketua Partai Demokat AU dan jadikan sebagai tersangka.
Pihaknya juga minta agar pimpinan KPK yang baru membuktikan keberaniannya mendobrak
dominasi dan intervensi kekuasaan atas penegakan hukum, dengan menuntaskan penyidikan
KKN pembangunan Hambalang Sport Centre. GMP Merah Putih sangat berharap kepada Ketua
KPK Abraham Samad, menjadi lokomotif terdepan melawan korupsi. Dalam kasus mega proyek
ini, semua elemen masyarakat sangat berharap agar KPK mengusut tuntas kasus tersebut
sehingga Korupsi di Negeri ini bisa diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah mengembangkan kasus Hambalang dan
menyeret Anas Urbaningrum sebagai saksi. Sejauh ini, kasus ini masih dikembangkan untuk
memberantas Korupsi di Indonesia.

3.2 Saran
Hukum seharusnya memberikan keadilan kepada semua elemen baik Pemerintah maupun
masyarakat. Koruptor harus di hukum sesuai dengan hukum yang berlaku.

3.3 Rekomendasi untuk masalah tersebut

Pertama, tim ini harus melibatkan para ahli di bidang masing-masing sehingga
hasil komprehensif.

lebih memantau aparat penegak hokum baik itu KPK, POLRI, dan kejaksaan agung

Anda mungkin juga menyukai