Anda di halaman 1dari 8

Budidaya Ikan Patin

di Ogan Komering llir, Sumatera Selatan

OLEH :
M. INDRA LUTHFI / 03121005037
FAQIH FURQON / 03121005042
IRFAN LAZUARDI PUTRA/ 03121005011
M. ZULHARDI / 03121005005
M WAHYU SYAHRIDAN / 03121005021
EDU CAHAYANA MARBUN / 03121005075

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan patin adalah sekelompok ikan berkumis yang termasuk dalam genus
Pangasius, famili Pangasiidae. Nama “patin” juga disematkan pada salah satu
anggotanya, P. Nasutus. Kelompok ikan patin ini banyak bernilai ekonomi yang
tinggi karena banyaknya konsumen yang menyukai rasa daging ikan yang gurih
ini. Beberapa anggota kelompok ikan patin yang hidup di sungai mekong dikenal
memiliki ukuran yang sangat besar bahkan bisa mencapai ukuran panjang dua
meter lebih.
Manfaat ikan patin bagi kesehatan ditandai dengan adanya kandungan
yang lemak lebih rendah dibandingkan ikan jenis lain, terutama dua asam lemak
sensial DHA yaitu sekitar 4,74% dan EPA sekitar 0,31%. Kedua jenis omega-3
asam lemak ini biasanya dihasilkan darijenis ikan yang hidup di air dingin seperti
ikan salmon, ikan tuna, dan ikan sarden. Kadar lemak total yang terkandung
dalam daging ikan patin adalah sebesar 2,55% sampaii dengan 3,42%,, dimana
asam lemak tak jenuhnya adalah diatas 50%. Asam oleat adalah asam lemak tak
jenuh tunggal yang paling bayak terkandung di dalam daging ikan patin yaitu
sebesar 8,43%.
Berdasarkan hasil dari penelitian, kandungan gizi di dalam ikan patin
yang berupa lemak tak jenuh (USFA sebesar 50%) sangat baik untuk mencegah
terjadinya resiko penyakit Kardiovaskular. Lemak tak jenuh juga bermanfaat
untuk menurunkan besarnya kadar kolestrol LDL yang terkandung di dalam darah
sehingga dapat mencegah penyakit jantung koroner.
Jika dilihat dari rendahnya kadar kolestrol yang terkandung dalam daging
ikan patin (21-39 mg/100 gram) maka manfaat ikan patin sangatlah bagus bagi
anda yang sedang menjalankan progarm diet karena bisa mengurangi asupan
kolestrol harian dalam menu makanan anda.
Teknik budidaya ikan patin yang relatif mudah memberikan daya tarik bagi
mereka yang memiliki hobi budidaya ikan dan juga bisa dijadikan recomended
bagi pemula bisnis yang masih bingung menginvestasikan uangnya menjadi usaha
apa. Permintaan pasar akan ikan patiin ini juga lumayan banyak didaerah
Sumatera Selatan. Ikan ini termasuk salah satu primadona yang disajikan dimeja
makan masyarakat sumatera selatan sehingga banyaknya penggemar ikan patin
yang memberikan keuntungan menggiurkan bagi pemilik usaha budidaya ikan
patin.
Ikan patin merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki peluang
ekonomi untuk dibudidayakan khususnya di kota Palembang. Budidaya ikan patin
perlu diperluas lagi karena pemenuhan atas permintaan ikan patin masih sangat
kurang. Beberapa konsumen menngatakan bahwa rasa daging ikan patin yang
lezat dan gurih ini memiliki kelezata
Pemeliharaan pembesaran ditujukan untuk pemenuhan ikan patin
konsumsi. Ikan patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran antara lain 200 gram
smpai 1 kg. Massa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian
yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200gram ada yang lebih dari itu. Pada usia
6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram. Ikan patin akan tumbuh
lebih baik di kolam lempur dengan aliran air yang cukup baik, meskipun demikian
ikan patin juga bisa dipelihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu
diperhatikan kualitas air agar tetap terjaga konsisi yang baik bagi ikan patin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Aspek Pemasaran Ikan Patin di Sumatera Selatan ?
2. Bagaiamana Aspek Finansial Budidaya Ikan Patin ?
3. Bagaimana Cara Membudidayakan Ikan Patin dengan Baik ?
4. Apakah Usaha Budidaya Ikan Patin ini layak untuk dijalankan ?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Aspek Pemasarn Ikan Patin di Sumatera selatan
2. Menjelaskan Aspek Finansial Budidaya Ikan Patin secara detail
3. Menjelaskan cara membudidayakan ikan patin dengan baik
4. Menjelaskan apakah usaha agribisnis ini layak untuk dijalankan

1.4 Metode Pengambilan Data


Dalam menganalisis usaha agribisnis budidaya ikan patin ini digunakan
data sekunder yang diambil dari beberapa referensi terkait baik itu dari situs
internet, buku, ataupun sumber lainnya yang membantu dalam menganalisis usaha
budidaya ikan patin ini.
BAB II
ASPEK PEMASARAN

2.1 Permintaan dan Penawaran


Dari pengembangan budidaya ikan patin yang semakin meluas
diperkirakan permintaan ikan patin cenderung meningkat meskipun masih bersifat
lokal dan belum merata diseluruh Indonesia. Besarnya permintaan ditandai dengn
penjualan ikan patin oleh pedagang pengumpul/agen di kabupaten OKI ke
kabupaten lain seperti Lahat, Prabumulih, Pagar Alam, Muara Enim, Palembang
dna ke provinsi lainnya seperti Lampung, Bengkulu, dan Jambi. Penjualan ikan
patin ke luar kabupaten OKI rata-rata 40 ton per bulan. Di kabupaten OKI ada 5
pedagang pengumpul/agen sehingga perdagangan ikan patin mencapai 200 ton
setiap bulan atau 2.400 ton (77%) dari produksi budidaya ikan patin dalam
setahun.
Produksi ikan patin semula hanya ikan patin lokal tangkapan yang
berasal dari perairan umum di beberapa provinsi di Sumatera dan Kalimantan.
Namun, saat ini produksi ikan patin sebagian besar adalah hasil budidaya,
terutama sejak diperkenalkannya ikan patin jenis siam dari Thailand. Wilayah
produksi ikan patin terdapat didaerah tertentu seperti di Sumatera Selatan,
Lampung, jambi, Riau, Kalimantan Selatan dan Jawa. Berdasarkan hasil
penelitian poduksi ikan patin di beberapa Balai Riset Perikanan Air tawar
diperoleh bahwa produksi ikan patin di Indonesia masih tergolong sedikit,
sehingga belum terlalu banyak pesaing yang menjual jenis ikan yang sama, hanya
saja pesaing yang harus diperhatikan dengan serius adalah jenis ikan yang citarasa
dan jenis pengolahannya hampir sama seperti iakn lele dan ikan baung untuk itu
dibutuhkan strategi pemasaran yang baik agar uasah ini dapat terus memberikan
keuntungan.

2.2 Analisis Persaingan


Jenis ikan lain yang menjadi saingan dan perlu diperhatikan adalah ikan
baung dan ikan lele. Untuk diwilayah sumatera selatan sendiri permintaan akan
ikan baung dan ikan patin hampir sama karena rasanya yang mirip, jenis
pengolahan makanannya juga hampir sama untuk makanan khas palembang. Ikan
baung merupakan ikan sungai yang sulit dibudidayakan sehingga keberadaannya
dipasaran sulit ditemukan. Pedagang juga tidak bisa memasok dengan pasti
kuantitas dan kualitas yang akan dipasok kerumah makan secara berkelanjutan
sehingga pedagang hanya bisa memasarkan ke rumah tangga, tidak seperti ikan
patin yang sangat mudah dibudidayakan dan dijual ke pasar. Dengan
pembudidayaan ikan patin ini, semua ikan akan disortir berdasarkan ukurannya
untuk dijual ke rumah makan, karena biasanya rumah makan menginginkan
ukuran ikan yang sedang dan seragam.
Untuk diluar wilayah sumatera selatan yang menjadi saingan ikan patin
adalah ikan lele. Ikan lele ini memiliki citarasa yang sama dengan ikan lele dan
hampir seluruh wilayah banyak memproduksi ikan lele. Dalam hal pengolahannya
ikan lele memang diminati karena dagingnya yang gurih, masyarakat luar wilayah
sumsel kurang menyukai ikan patin karena menurut mereka ikan ini banyak
lemaknya dibandingkan ikan lele yang rasanya tak jauh berbeda. Dalam mengatasi
pasar yang seperti ini perusahaan akan menjual peroduk ikan patin keluar dalam
bentuk fillet untuk mengambil daya tarik konsumen.

2.3 Peluang Pasar


Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan yang tergolong banyak
diminati masyarakat khususnya masyarakat sumatera selatan. Salah satu alasan
konsumen menyukai ikan ini karena harganya yang tergolong ekonomis dan tak
sulit ditemukan. Semua golongan masyarakat dapat mengkonsumsi ikan patin
tanpa ragu karena harganya relatif terjangkau dan mudah didapat.
Ikan patin juga menjadi menu favorit bagi keluarga sumatera selatan
karena tak sedikit makanan khas sumatera selatan merupakan hasil olahan dari
daging ikan patin, seperti pindang patin, gulai tempoyak patin, pepes ikan patin
dsb. Hal ini menjadi alasan mengapa ikan patin tak sulit ditemukan di sumatera
selatan.
Banyaknya konsumen di sumatera selatan dapat menawarkan keuntungan
yang lumayan menggiurkan bagi para pembudidaya ikan patin untuk memasarkan
ikan hasil panenannya ke wilayah sumatera selatan. Banyaknya jenis olahan
makanan yang bahan bakunya ikan patin menjadi alasan banyaknya peminat ikan
air tawar ini.
Ikan patin yang berukuran kecil dan sedang akan dipasarkan kepasar
pasar tradisional yang ada di wilayah sumatera selatan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen rumah tangga, selain itu juga akan disalurkan ke rumah
makan yang menyediakan makanan khas palembang. Untuk ikan patin berukuran
besar akan diekspor ke luar dalam bentuk daging fillet.

2.4 Harga
Harga ikan patin dipasaran memang tidak stabil dikarenakan banyak
faktor, namun untuk kisaran harga pasar tradisional sekitar Rp.15.000 hingga
Rp.18.000 untuk satu kilogramnya. Harga ikan biasanya dapat ebrubah sewaktu-
waktu tergantung dari jumlah persediaan ikan dipasaran.

2.5 Saluran Pemasaran


Saluran pemasaran adalah suatu sistem yang melibatkan beberapa pelaku
dalam menyalurkan suatu produk hingga sampai ke konsumen. Saluran pemasaran
ikan patin di daerah OKI sumatera selatan ini merupakan saluran level 1 yakni
produsen menjual ke pengecer di pasar kemudian ke konsumen.

Produsen Pengecer Pasar Tradisional Konsumen

2.6 Kendala Pemasaran


Dalam menjalankan usaha budidaya ikan patin ini sering juga ditemui
kendala dalam membudidayakannya seperti munculnya jamur dan bakteri yang
menyebabkan turunnya kualitas ikan. Dalam mengatasai kendala ini petani harus
menjaga sanitasi air dan mengurangi pemberian pakan yang berlebihan.
Sedangkan untuk ikan patin yang ukuran besar kendalanya persediaan pakan
cacing sutera yang masih kurang.
Masalah utama dalam pasokan benih ikan patin di kabupaten OKI adalah
kurangnya unit pembenihan (hetchery) ikan patin. Berdasarkan data DPKP
kebupaten OKI tahun 2002, hanya ada 1 unti pembenihann ikan patin di
kabupaten ini, yaitu desa Lebuk Seberuk, kecamatan Lemuing seluas 40 m 2 dan
belum memenuhi kebutuhan lokal.

Anda mungkin juga menyukai