Merdeka.com - Menaikkan berat badan bisa menjadi hal yang tricky. Jika kamu hanya ingin bertambah gemuk saja,
maka perbanyak konsumsi makanan tinggi karbohidrat, lemak jenuh, atau tinggi garam. Tentu saja hal ini tidak sehat.
Maka, bagi kamu yang ingin menaikkan berat badan dengan cara yang sehat, kamu pun perlu pola makan yang
memadai. Tak sulit, ini dia pola makan atau jadwal makan yang bisa kamu tiru untuk menaikkan berat badan secara
sehat.
1. Di pagi hari, mulai dengan minum secangkir teh atau kopi dengan gula dan susu untuk kamu minum di antara
pukul 7.00-8.00 pagi.
2. Kemudian sarapan dengan 2 potong roti gandum dengan mentega atau keju bersama dengan telur rebus dan
jus buah. Jika masih lapar, kamu juga bisa menambah semangkuk cornflake.
3. Di pertengahan hari, antara pukul 10.00-11.00 pagi, minum segelas susu full lemak.
4. Mulailah makan siang antara pukul 12.30 hingga 13.30. Makan semangkuk nasi dengan sayuran. Untuk lauk,
makan 2 potong ayam rebus atau telur atau ikan.
5. Jangan lupa untuk ngemil di sore hari. Untuk cemilan sore hari, konsumsilah sandwich sayuran dengan keju
atau mayones. Lalu, makan pula semangkuk sup sayuran atau sup ayam.
6. Makan malam disarankan untuk dilakukan pukul 20.30 hingga 21.30 dengan menu seperti makan siang.
Sesekali kamu diperbolehkan untuk makan pasta atau pizza.
7. Terakhir, sebelum tidur, minum segelas susu full lemak.
Jadi, itulah beberapa jadwal makan yang bisa kamu coba untuk menaikkan berat badan.
Inilah Cara Mengatur Pola Makan yang Tepat Untuk Menurunkan Berat Badan
Ada banyak cara untuk menurunkan berat badan, namun efek samping yang harus dialami Ibu adalah rasa lapar
berkepanjangan hingga nafsu makan yang tak terkontrol setiap saat. Adakah cara yang efektif agar menurunkan berat
badan tidak membuat tubuh ‘meminta makan’ lebih banyak? Kris Gunnars, BSc dari Authority Nutrition pun
memaparkan pola makan yang sehat untuk menunjang program penurunan berat badan Ibu.
Sejumlah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi lebih banyak serat selama berminggu-minggu atau
bahkan berbulan-bulan dapat mengurangi resistensi insulin. Hal ini disebabkan karena serat makanan
memiliki efek antiradang dengan menurunkan kadar protein C-reaktif dalam darah yang menandakan
peradangan sistemik.
Saat Anda mengonsumsi makanan berserat, serat memproduksi asam lemak rantai pendek di dalam saluran
pencernaan. Proses ini akan menghambat pemecahan lemak tubuh menjadi asam lemak bebas. Asam lemak
bebas inilah yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin pada otot rangka. Karena itulah, makanan tinggi
serat dapat membantu menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan sensitivitasnya.
2. Memperlambat pelepasan glukosa ke aliran darah
Menurut Amy Kranick, seorang ahli gizi sekaligus ahli diabetes bersertifikat dari Vanderbilt University
Medical Center di Nashville, serat dapat membantu mengendalikan gula darah dengan cara tertentu, seperti
dilansir dari laman Everyday Health.
Serat terdiri dari dua jenis, yaitu serat larut dan serat tidak larut. Konsumsi makanan yang mengandung serat
larut dapat membantu memperlambat proses pencernaan, sehingga pemecahan karbohidrat menjadi glukosa
menjadi lebih lama. Pada saat yang bersamaan, pelepasan glukosa ke dalam darah pun cenderung lebih
lambat.
Konsumsi makanan tinggi serat dapat membuat Anda kenyang lebih lama. Pada awalnya, makanan tinggi
serat akan membuat perut lebih buncit karena strukturnya lebih tebal daripada asupan makanan lainnya.
Namun Anda tidak perlu cemas dulu. Sebab setelah itu, tubuh akan mengirimkan sinyal penekan nafsu
makan ke otak.
Proses pencernaan makanan tinggi serat akan berjalan lebih lambat sehingga nutrisinya juga diserap lebih
lambat. Sel-sel dinding usus kemudian akan melepaskan hormon penyebab rasa kenyang. Akibatnya, Anda
cenderung tidak merasa lapar dan terhindar dari kebiasaan ngemil yang dapat memicu gula darah tinggi.
Suatu penelitian membuktikan bahwa makanan tinggi serat membuat Anda mengunyahnya lebih menyeluruh
ketimbang jenis makanan lainnya. Maka tidak heran jika Anda lebih meresapi waktu makan Anda dan
menjadi lebih mudah kenyang.
Diet tinggi serat dapat membuat mikroba yang hidup di usus menyerap lebih banyak kalori dari makanan
yang Anda makan. Karena porsi makanan lebih banyak diserap oleh bakteri di usus, ini memungkinkan
Anda untuk memasukkan lebih sedikit kalori ke dalam tubuh lewat makanan. Akibatnya, Anda jadi lebih
mudah mengurungkan niat untuk makan berlebihan.
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa diet tinggi serat membuat perut kenyang lebih lama. Artinya, ini dapat
membantu mencegah kelebihan lemak dalam tubuh. Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa semakin
banyak serat yang dikonsumsi, maka semakin rendah pula berat badan dan lemak tubuhnya.
Beberapa penelitian lainnya turut memberikan hasil yang serupa. Penderita obesitas yang menjalani diet
tinggi serat merasakan penurunan berat badan secara moderat. Walaupun tidak terlalu signifikan, penurunan
berat badan sekecil apapun ternyata bermanfaat untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi
risiko diabetes tipe 2.
Apa saja makanan tinggi serat yang baik untuk penderita diabetes?
Penderita diabetes harus benar-benar mengatur asupan makanannya agar gula darahnya tetap stabil. Para
diabetesi sebaiknya membatasi jumlah karbohidrat dan menggantinya dengan lebih banyak asupan serat.
Banyak sumber makanan tinggi serat yang memiliki kandungan gula, lemak, dan kalori yang lebih rendah,
sehingga dapat membantu Anda mempertahankan berat badan yang sehat.
Sumber makanan tinggi serat yang baik untuk penderita diabetes adalah sebagai berikut:
Buah-buahan, seperti buah beri, buah-buahan sitrus (jeruk dan lemon), dan pir.
Sayuran berwarna oranye, contohnya ubi jalar, labu, kentang, dan wortel.
Sayuran hijau, misalnya brokoli, kubis, lobak, dan bayam.
Gandum utuh, seperti pasta, beras merah, dan sereal.
Kacang-kacangan, contohnya kacang kedelai, kacang polong, dan kacang lentil.
6 Manfaat Mengkonsumsi Makanan Kaya Serat
Serat telah lama dikenal untuk kesehatan dan keteraturan pencernaan yang baik, namun hanya dua dari
banyak manfaat yang ditawarkan serat yang baru diketahui.
Temuan sebuah studi yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa orang-
orang yang mengonsumsi makanan tinggi serat gandum, jelai, terong, okra dan sayuran lainnya dapat
menurunkan kolesterol hingga mendekati 30 persen setelah empat minggu.
Selain meningkatkan kesehatan pencernaan dan menurunkan kadar kolesterol, diet kaya serat juga dapat
membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes, serta menjaga berat badan tetap terkendali.
Jadi buat kamu yang pengen punya badang indah nan seksi seperti pevita pearce bisa diconba diet dengan
makan makanan kaya serat.
Berikut ini adalah keuntungan yang akan kita dapat dari konsumsi serat.
Saat serat melewati perut dan usus, ia menyerap air dan membantu mengeluarkan tinja. Serat berguna bagi
keteraturan dan mengurangi sembelit, kata James Anderson, M.D., ketua National Fiber Council. "Serat tak
larut, yang ditemukan dalam dedak gandum, biji-bijian dan sayuran dapat mempercepat ‘perjalanan’
makanan melalui perut dan usus," katanya. Untuk makanan berserat tinggi coba baca Easy Ways to Add
Fiber to Your Diet.
Serat adalah pati yang tidak dicerna, kata Dr. Anderson, dan karena itu, ia ‘menjebak’ kolesterol dan
menyeretnya keluar dari tubuh melalui sistem pencernaan. Serat larut, ditemukan di dedak gandum, jelai,
jeruk, apel, wortel dan kacang kering, berubah menjadi gel selama proses pencernaan dan mencegah
kolesterol, lemak dan gula agar tidak diserap tubuh.
"Ketika membahas kesehatan jantung, pentingnya serat dalam makananmu tidak dapat dilebih-lebihkan,"
kata Kathy Kastan, presiden WomenHeart, Koalisi Nasional untuk Wanita dengan Penyakit Jantung, juga
rekan penulis buku FamilyHeart's All Heart Family Cookbook.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa serat mengurangi risiko penyakit jantung. Selain studi
kolesterol yang disebutkan di American Journal of Clinical Nutrition, sebuah penelitian yang diterbitkan di
Journal of American College of Cardiology Foundation yang diikuti 39.876 wanita selama enam tahun
menemukan bahwa mereka yang mengkonsumsi rata-rata 26,3 gram serat setiap hari memiliki risiko lebih
rendah untuk terkena penyakit jantung atau mengalami serangan jantung daripada mereka yang makan lebih
sedikit.
Diet tinggi serat dapat menurunkan risiko diabetes pada seseorang. Serat memperlambat penyerapan gula,
yang dapat mengurangi kadar glukosa dalam darah dan mencegah lonjakan gula darah, kata Dr. Anderson.
Hasil sebuah penelitian yang diterbitkan di Archives of Internal Medicine menunjukkan bahwa serat whole
grain (jenis yang ditemukan di beberapa sereal sarapan, roti dan keripik) mungkin lebih bermanfaat dalam
mengurangi gula darah daripada buah dan sayuran.
Serat mengembang di lambung dan usus, yang menciptakan rasa kenyang. Ini berarti bahwa setelah makan
makanan kaya serat, kamu biasanya akan merasa kenyang lebih lama dan mungkin makan lebih sedikit
sepanjang hari.
Selain itu, karena serat larut berubah menjadi gel di perut, ia mengikat gula, kolesterol dan lemak lalu
membawa mereka melalui saluran pencernaan, kata Anderson.
Jadi buat para cowok yang lagi menjalani program penurunan berat badan bisa dicoba konsumsi makanan
yang kayak serat. Ditambah olahraga yang teratur syukur-syukur badan kamu bisa jadi tambah keren sekeran
foto biodata justin bieber penyanyi terkenal itu lhoo.
Bisakah diet serat tinggi membantu mencegah kanker usus besar? Jawabannya, masih belum diketahui. Studi
awal tentang kemampuan serat untuk menurunkan risiko kanker usus besar cukup menjanjikan dan
tampaknya logis bagi periset memutuskan bahwa serat dapat memiliki sifat perlindungan terhadap kanker
ini, namun penelitian terbaru masih belum meyakinkan
Sebenarnya, semua jenis buah memiliki serat di dalamnya, namun ada beberapa macam buah yang
mengandung serat cukup tinggi jika dibandingkan dengan yang lainnya, yaitu:
Alpukat, meskipun menjadi sumber lemak – lemak baik tentunya – buah ini ternyata memiliki serat yang
cukup tinggi sekitar 6,7 gram per 100 gram alpukat.
Apel, dalam satu buah apel ukuran sedang Anda dapat menemukan serat sebanyak 4,4 gram
Pir, termasuk makanan tinggi serat sebab mengandung 5,5 gram serat dalam satu buah pir ukuran sedang.
Kelompok buah beri, seperti strawberi dan raspberi, termasuk buah yang memiliki serat yang tinggi.
Contohnya, dalam 100 gram raspberri terdapat 6,5 gram serat.
Pisang, selain menjadi sumber vitamin C, vitamin B6, dan kalium, serat yang dimiliki pisang sebanyak 3,1
gram dalam satu buah pisang ukuran sedang.
Sama seperti buah, semua sayur dapat Anda andalkan untuk memenuhi kebutuhan serat harian. Beberapa
jenis sayuran yang termasuk makanan tinggi serat, yaitu:
Brokoli, di dalam 100 gram sayuran hijau ini Anda dapat menemukan 2,6 gram serat.
Wortel adalah sayuran yang berasal dari akar tumbuhan yang mengandung banyak vitamin, mineral, dan
serat. Buktinya, serat yang ada di dalam 100 gram wortel sebanyak 3,4 gram serat.
Daun kale, yang dianggap sebagai salah satu sayuran yang sangat baik untuk kesehatan ini, mempunyai serat
sebanyak 3,6 gram dalam 100 gram kale.
Bayam, mengandung 2,2 gram serat di dalam 100 gram bayam.
3. Kelompok kacang-kacangan tinggi serat
Kacang-kacangan ternyata termasuk ke dalam makanan tinggi serat dan berikut adalah beberapa jenis
kacang yang paling tinggi seratnya:
Kacang merah, punya serat yang cukup tinggi yaitu sekitar 7 gram per 100 gram kacang merah.
Almond mengandung 3,5 gram serat per 23 kacang almond.
Tentunya, makanan pokok yang merupakan sumber utama karbohidrat pasti memiliki kandungan serat di
dalamnya. Sebab, sebenarnya serat adalah salah satu jenis karbohidrat. Berikut adalah jenis makanan pokok
yang tinggi akan serat:
Oat, adalah makanan pokok yang cocok untuk Anda yang sedang dalam diet ketat. Selain bentuknya yang
padat , oat dapat membuat Anda sangat kenyang karena mengandung 10,6 gram serat dalam 100 gram oat.
Beras merah, tidak seperti beras putih yang tidak memiliki banyak serat. Beras jenis ini mempunyai 3,5 gram
serat per satu gelas beras merah
Sayur dan buah, dua jenis makanan ini sangat disarankan untuk dikonsumsi setiap hari. Namun, sayangnya
masih ada saja individu yang tidak suka sayur dan jarang makan buah. Padahal, makan sayur dan buah setiap
hari mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan.
Serat dalam sayur dan buah juga berperan dalam mencegah berbagai penyakit, seperti penyakit jantung,
diabetes, stroke, dan penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan. Hal ini karena serat dapat
membantu Anda dalam menurunkan kolesterol jahat, mengontrol kadar gula darah, melancarkan sistem
pencernaan, dan membuat Anda lebih kenyang sehingga tidak makan berlebih.
Berbagai warna yang terdapat dalam sayur dan buah juga ternyata mempunyai arti masing-masing loh. Ini
dia artinya:
Sayur dan buah berwarna merah (seperti tomat dan semangka) mengandung likopen. Likopen ini dapat
membantu tubuh dalam melawan kanker tertentu, seperti kanker prostat, dan juga penyakit jantung.
Sayur dan buah berwarna hijau (seperti bayam, kale, dan brokoli) mengandung lutein dan zeaxanthin. Dua
zat ini dapat membantu mencegah penyakit mata terkait usia, seperti katarak.
Sayur dan buah berwarna biru dan ungu (seperti terong dan blueberry) mengandung antosianin. Antosianin
juga dapat membantu tubuh terhindar dari kanker.
Sayur dan buah berwarna putih (seperti kembang kol) mengandung sulforaphane. Zat ini juga dapat
membantu melindungi tubuh Anda dari berbagai jenis kanker.
Lima porsi per hari adalah jumlah minimal. Jadi, semakin banyak Anda mengonsumsinya, maka semakin
baik. Namun, rupanya jumlah porsi ini dirasa masih terlalu tinggi untuk orang Indonesia. Buktinya saja
orang Indonesia masih kurang makan sayur dan buah. Riset Kesehatan Dasar 2013 melaporkan bahwa
sejumlah 93,5% orang Indonesia masih kurang makan sayur dan buah (kurang dari 5 porsi per hari).
Tambahkan irisan pisang, apel, strawberi, kiwi, dan lainnya ke dalam mangkuk sereal Anda setiap pagi. Anda
juga bisa membuat yogurt yang ditambahkan buah-buahan atau salad buah setiap pagi untuk sarapan Anda.
Saat makan siang atau malam, ambilah setidaknya satu atau dua porsi sayuran berbeda. Cara ini juga dapat
membantu Anda dalam menurunkan berat badan karena serat yang terkandung dalam sayuran dapat
membuat Anda kenyang lebih lama.
Cobalah untuk selalu makan buah sebagai makanan penutup setelah makan makanan utama.
Jika Anda membuat jus buah, tidak ada salahnya jika Anda juga menambahkan sayuran ke dalamnya.
Sehingga, nutrisi yang terkandung dalam jus tersebut semakin lengkap.
Jadikan buah sebagai makanan selingan Anda ketika Anda merasa lapar di antara waktu makan utama.
Sayur dan buah merupakan jenis makanan yang wajib masuk dalam menu harian Anda. Porsi sayur dan buah
yang dianjurkan untuk dikonsumsi orang dewasa adalah 400-600 gram per harinya. Dari porsi tersebut, 2/3
terdiri dari sayur dan 1/3 nya adalah buah. Jika dianalogikan, dalam sehari Anda disarankan mengonsumsi
2,5 porsi sayur (atau setara dengan 250 gram) dan 3 potong buah (misalnya 3 buah pisang ambon ukuran
sedang, atau 3 buah jeruk berukuran sedang)
Buah-buahan mayoritas terdiri dari gula buah yaitu fruktosa. Sejak gigitan pertama, mulut akan
menghasilkan enzim yang bekerja untuk memecah karbohidrat menjadi komponen yang lebih mudah
dicerna. Selanjutnya kerja enzim pemecah karbohidrat di perut terhenti karena lingkungannya yang bersifat
terlalu asam. Proses ini akan berlanjut lagi di usus halus untuk menghasilkan komponen karbohidrat yang
lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh tubuh.
Sebenarnya, fruktosa yang terkandung dalam buah sendiri sudah tergolong karbohidrat sederhana. Lalu
apakah karena sudah berbentuk sederhana maka buah lebih cepat dicerna dibanding makanan lain? Belum
tentu, karena masih ada komponen lain dalam buah yaitu serat, yang dapat memperlambat proses
pencernaan.
Berbeda lagi dengan sayuran. Sayuran memiliki kandungan gizi yang lebih beraneka ragam jika
dibandingkan dengan buah, karena terdapat karbohidrat, protein, dan juga lemak pada sayuran yang Anda
makan. Masing-masing zat gizi menjalani proses yang berbeda dengan enzim-enzim yang berbeda pula.
Dengan lebih beragamnya jenis zat gizi serta jumlah serat yang lebih banyak, sayur memiliki waktu cerna
yang lebih lama jika dibandingkan dengan buah.
Jadi kapan waktu terbaik untuk mengonsumsi sayur buah? Jawabannya adalah kapan saja. Anda mungkin
biasa mengonsumsi sayur buah bersamaan dengan waktu sarapan, makan siang, ataupun makan malam. Hal
ini sah-sah saja selama Anda dapat memenuhi kebutuhan sayur buah harian Anda.
1. Sebelum berolahraga
Anda mungkin ingin mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah terutama jika sedang berdiet. Namun jika
Anda hendak berolahraga, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi sayur buah yang tinggi serat. Karena,
serat lama dicerna dan bisa menimbulkan masalah pencernaan jika Anda berolahraga dengan perut yang
masih terisi. Beri jeda kurang lebih 2-3 jam setelah makan baru Anda bisa mulai berolahraga.
Jika Anda ingin hidangan segar sebelum mulai berolahraga, Anda bisa mencoba buah-buahan yang rendah
serat seperti pisang, atau buat campuran sayur buah favorit Anda menjadi smoothies agar lebih mudah
dicerna.
2. Sebelum tidur
Mengonsumsi seporsi salad buah lengkap dengan dressing mungkin menjadi camilan Anda sebelum tidur.
Namun hal ini tidak disarankan, karena dengan begitu tubuh kita akan bekerja menghasilkan insulin untuk
menjaga kestabilan gula darah yang naik setelah mengonsumsi karbohidrat.
Naiknya insulin akan menurunkan hormon melatonin, yaitu hormon penting yang bekerja ketika kita hendak
tidur. Pastikan Anda makan setidaknya 3 jam sebelum waktu tidur agar tubuh Anda dapat beristirahat
dengan maksimal.
3. Saat sedang diare
Meskipun sayur dan buah baik bagi kesehatan, tetapi mengonsumsinya ketika Anda sedang diare dapat
memperparah frekuensi buang air besar. Serat yang terdapat pada sayur buah membantu pencernaan menjadi
lebih lancar. Hal ini tentu menguntungkan jika Anda sedang dalam kondisi sehat, namun mungkin Anda
ingin menghindari hal tersebut ketika sedang diare.
Bukan berarti Anda tidak boleh makan sayur dan buah, Anda bisa memilih jenis sayur buah yang kandungan
seratnya tergolong rendah sebagai alternatif.
Hal tersebut boleh saja dilakukan. Sarapan dapat diibaratkan ‘buka puasa’ setelah kurang lebih 8 jam tidak
makan apapun. Kandungan karbohidrat sederhana dalam buah dapat membantu Anda memperoleh energi
Anda kembali.
Namun, sarapan yang baik menurut anjuran Kementerian Kesehatan terdiri dari karbohidrat, protein, dan
lemak dengan jumlah yang seimbang. Sehingga, jika Anda hanya makan buah saja untuk sarapan, Anda
mungkin akan cepat kembali merasa lapar.
2. “Jika hanya makan buah saja, tubuh akan lebih fokus untuk mencerna zat gizinya”
Tubuh kita bekerja secara unik, ketika makanan masuk ke sistem pencernaan, enzim yang dilepas akan
sesuai dengan jenis zat gizi yang hendak dicerna. Jadi sistem pencernaan kita sudah dirancang untuk
mencerna berbagai jenis zat gizi dalam satu waktu karena tidak ada satu jenis makanan yang hanya
mengandung satu zat gizi saja.
3. “Mengonsumsi buah bersamaan dengan makanan lain akan membuat perut kembung”
Dekomposisi adalah proses penguraian yang terjadi karena adanya kerja bakteri. Pada saat makanan masuk
ke perut kita, tidak ada enzim dan bakteri yang dapat bekerja karena lingkungannya yang bersifat asam,
sehingga kurang tepat jika dikatakan buah dapat terurai terlebih dahulu dan gasnya dapat menyebabkan
kembung.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa mengonsumsi buah dan sayuran tak bisa membantu seseorang untuk
menurunkan berat badan. Mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur tak bisa menurunkan lebih banyak
lemak. Namun itu hanya satu hal yang tak bisa dilakukan oleh buah dan sayuran untuk Anda.
Masih ada banyak manfaat yang bisa diberikan buah dan sayu untuk tubuh. Berikut adalah beberapa hal
yang bisa diberikan oleh buah dan sayur untuk Anda, sekaligus alasan mengapa Anda harus lebih banyak
mengonsumsi buah dan sayuran, seperti dilansir oleh Care2 (23/07).
5. Menurunkan kolesterol
Buah-buahan yang mengandung serat diet juga baik untuk menurunkan kolesterol dan menurunkan risiko
terkena penyakit jantung. Tak hanya itu, serat dalam buah juga membantu pergerakan sistem pencernaan,
membuat Anda cepat kenyang, dan melancarkan pencernaan. Konsumsi buah seperti pear atau sayuran
bayam dan labu untuk mengurangi kolesterol.
Itulah beberapa hal yang bisa diberikan buah dan sayuran untuk Anda. Meski buah dan sayur tak bisa
membantu menurunkan berat badan, namun mereka masih bisa memberikan banyak manfaat untuk tubuh
Anda. Jadi, jangan ragu lagi untuk menambah porsi buah dan sayuran Anda setiap hari
Penting Konsumsi Buah dan Sayur Setiap Hari,
Ini Alasan Ilmiahnya
Buah & Sayur di Kulkas Anti Layu dengan Lakukan Hal Sederhana Ini (Sumber: iStockphoto)
Liputan6.com, London - Jika Anda sudah berupaya sebaik mungkin menerapkan gaya hidup sehat dengan
memperbanyak konsumsi buah dan sayur setiap harinya, maka kabar berikut akan membuat hati lega.
Sekelompok ilmuwan di Imperial College London menemukan fakta bahwa orang dewasa, yang
mengonsumsi setidaknya 10 porsi gabungan buah dan sayur, memiliki risiko lebih kecil terhadap kematian
dini.
"Namun sebanyak lima porsi buah dan sayur juga sudah cukup membantu meminimalisasi ancaman buruk
tersebut," ujar Dr Dagfinn Aune, kepala riset terkait, sebagaimana dikutip dari Medical News Today pada
Senin (30/4/2018).
Disebutkan jumlah berat pasti dari takaran 10 porsi buah dan sayur adalah sebanyak 800 gram.
Adapun maksud dari mencegah kematian dini adalah mengurangi risiko terkena penyakit kronis, seperti
kanker, gangguan hati, strok, dan penyakit kardiovaskular.
Meskipun begitu, tidak semua sayur dan buah memiliki manfaat seragam, sehingga pemilihannya harus
cermat.
Untuk mengurangi risiko kanker misalnya, sangat disarankan banyak mengonsumsi buah-buahan berwarna
hijau, kuning, merah dan warna persilangan di antara ketiganya. Beberapa contoh buah yang bermanfaat
untuk meminimalisasi risiko kanker adalah buah pisang, kiwi, dan alpukat.
Di sisi lain, buah dengan kandungan air cukup tinggi, seperti apel dan jeruk, sangat bermanfaat untuk bantu
memperkuat fungsi jantung