Anda di halaman 1dari 27

Disampaikan oleh :

MENTERI PERHUBUNGAN

Jakarta, 6 Oktober 2015 1


OUTLINE
• Landasan Hukum

• Terminologi Logistik dan Transportasi

• Total Logistics Scope

• Kinerja Jasa Bongkar Muat di Pelabuhan

• RANKING KINERJA LOGISTIK INDONESIA

• Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi

• Transportation Cost

• Upaya Menekan Biaya Logistik

• Pelayaran Keperintisan

• Jumlah Pelabuhan di Indonesia


2
PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan
Pasal 82

(1) Kegiatan usaha jasa pengurusan transportasi meliputi :


 penerimaan, penyimpanan, sortasi
 Pengepakan, penandaan, pengukuran
 Penimbangan, penerbitan dokumen angkutan
 Pengurusan penyenesaian dokumen, pengiriman
 Pemesanan ruangan pengangkut, klaim
 Perhitungan biaya angkutan dan logistik
 Asuransi atas pengiriman, pemesanan ruang pengangkut
 Penyelesaian tagihan dan biaya lainnya, penyediaan sistem
informasi dan komunikasi serta layanan logistik
(3) Kegiatan usaha jasa pengurusan transportasi dilakukan oleh
badan yang didirikan khusus untuk usaha jasa pengurusan
transportasi

3
5
TERMINOLOGI LOGISTIK &
TRANSPORTASI
Integrasi

Mendapatkan barang yg tepat


pada waktu yg tepat dengan Informasi
Logistik Misi jumlah yg tepat dengan biaya
yang terjangkau & memberikan Transportasi
kontribusi profit bagi penyedia
jasa Logistik Inventory

pergudangan
Integrasi informasi transportasi,
inventory, pergudangan, reverse Reverse Simpul
logistics dan pemaketan Logistics
Jaringan
Pemaketan
Pemindahan manusia dan barang Simpul
Transportasi dari satu tempat ke tempat lain
Jaringan
dengan menggunakan kendaraan Darat
yg digerakkan manusia atau
Simpul
mesin Laut
Jaringan
Udara
Misi Aman, Nyaman, Lancar, Selamat, Simpul
Terjangkau
Kereta Api
Jaringan
Catatan :
Prioritas penerapan kebijakan anggaran pembangunan saat ini (20 thn yl) perlu ditinjau kembali / evaluasi ulang 4
Total Logistics Scope

IMPORT / EXPORT
DRAYAGE

CUSTOM HOUSE
ORIGIN / DESTINATION BROKERAGE

PORT

DESTINATION / SITE

DELIVERIES and WAREHOUSE


RETURNS MANAGEMENT

INBOUND LOGISTICS IN-LAND LOGISTICS OUTBOUND LOGISTICS

5
Kinerja Jasa Bongkar Muat di Pelabuhan adalah
bagian dari Indikator Kinerja Pelabuhan
(Port Performance Indicator)

 WT
 AT
 PT
 NOT
 IT
 ET
SERVICE  BT
TIME  BWT KINERJA
 TRT
PELABUHAN

INDIKATOR
 T/G/H
KINERJA PRODUCTIVITY
 T/S/H
PELABUHAN
 B/C/H Kinerja
 B/S/H
B/M

UTILITY  BOR
 SOR
 YOR

6
RANKING KINERJA LOGISTIK INDONESIA

World Bank LPI 2010 World Bank LPI 2012 World Bank LPI 2014
TOP 10 COUNTRIES TOP 10 COUNTRIES TOP 10 COUNTRIES
LOWER MIDDLE INCOME LOWER MIDDLE INCOME LOWER MIDDLE INCOME

Country LPI Rank Country LPI Rank Country LPI Rank

China 27 India 46 Japan 10

Thailand 35 Morocco 50 Malaysia 25

Philippines 44 Philippines 52 Thailand 35

India 47 Vietnam 53 Indonesia 53

Tunisia 61 Egypt, Arab Rep. 57 Philippines 57

Honduras 70 Indonesia 59 Egypt, Arab Rep. 62

Ecuador 71 Yemen, Rep. 63 Brazil 65

Indonesia 75 Ukraine 66 Pakistan 72

Paraguay 76 Pakistan 71 Kenya 74

Syrian Arab Republic 80 Guatemala 74 Paraguay 78

Sumber: lpi.worldbank.org
7
Japan 4.88
 Transport Cost: Indonesia (Avg) 14.08
Indonesia's logistics costs Makassar 11.70
are very high compared to Medan 15.61
other countries, which the Surabaya 13.67
average logistics costs in Jabotabek 15.32
Indonesia approach to 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00
14.08% Production Cost
Indonesia
or 24,6% of GDP. Jabotabek Surabaya Medan Makassar
(Avg)
Japan

Logistics Costs 15.32 13.67 15.61 11.70 14.08 4.88

Congestion that occurs in the Jakarta The shipping costs to be


city resulted trucks can only do one twice more expensive than
trip in a day from industrial location in Malaysia or Thailand.
to the port

 The shipping cost of container from Padang to Jakarta Rp 5, 4 million, while the
shipping cost of the same container from Jakarta to Singapore only Rp 1, 8 million.
Sumber: LPEM-UI (2008)
8
Tingginya Ongkos Laut Domestik
Dari sisi biaya transportasi laut, pengiriman kontainer dari Jakarta lebih “dekat” ke
Singapura ketimbang dengan Padang atau Jayapura…

9
UPAYA MENEKAN BIAYA LOGISTIK
Volume muatan saat berangkat maupun kembali dan keseimbangan jumlahnya ,
sehingga dapat menekan unit cost dan biaya depo kontainer kosong ke pelabuhan
asal. Contoh untuk muatan dgn kontainer dari BLW ke JKT hanya sekitar 42 %
dari muatan JKT ke BLW., dan dari MKS ke SUB hanya sekitar 48% dari muatan
SUB-MKS – Melakukan pemerataan pengembangan industri di luar Jawa melalui
pengembangan koridor-koridor ekonomi dalam kerangka MP3EI

Waktu menunggu sandar dan waktu menunggu bongkar muat – terkait


kemampuan prasarana, sarana dan kualitas pelayanan Pelabuhan ,
sehingga mengurangi efisiensi operasional kapal. – Meningkatkan
kinerja dan produktivitas serta mengembangkan fasilitas dan peralatan
pelabuhan

Biaya-biaya di Pelabuhan ; stuffing, bongkar muat, penumpukan,


haulage, dsb. contoh u angkutan kontainer JKT–BLW–JKT sekitar 60%
dari biaya pengiriman adalah merupakan biaya di pelabuhan, dan untuk
rute SUB-MKS-SUB sekitar 57%. – peningkatan efisiensi, penerapan IT
dan pengembangan fasilitas dan peralatan pelabuhan agar biaya
pelabuhan bisa lebih rendah
10
Perpindahan Orientasi Pemanfaatan “laut” sebagai ruang
pembangunan dari bagi pelayanan transportasi laut
transportasi darat ke laut dan logistik yg murah dan efisien
Jumlah penduduk no 5 di
dunia (250 jt jiwa)
Negara
Memanfaatkan lalu lintas
Kepulauan
kapal melalui NKRI untuk
terbesar di dunia
kesejahteraan bangsa
Panjang pantai no
Permukiman tersebar
dua di dunia dan tidak merata :
Poros setelah Canada • Jawa : 57,5 %
Maritim Kondisi • Sumatera 21,3 %
Geografis 2/3 wilayah
Dunia merupakan • Kalimantan : 5,8 %
P • Maluku : 1,1 %
perairan
E
R
• Sulawesi : 7,3 %
Terdiri dari lebih M • Papua : 1,5 %
17.000 pulau A • Lainnya : 5,5 %
S
Amanat
A
Presiden L
Terletak antara
dua benua (Asia & A Kepadatan
Australia) H penduduk :
A  Jawa : 58,8 %
Terletak antara N  Sumatera : 21,0 %
Samudera Hindia
Posisi & Indonesia  Kalimantan : 5,5 %
Tol Laut
Geografis  Sulawesi : 2,2 %
Tempat  Pulau lainnya : 7,5
perlintasan %
transportasi laut
antara kawasan SOLUSI ?
industri (Asia
Timur) & pusat
energi (Timur
Tengah) Transportasi
tidak efisien Ketimpangan wilayah
(mahal)
KETIMPANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Note : Developed Area

13
PENGURANGAN KETIMPANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH DENGAN
PEMBANGUNAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN YANG TELAH TERSEDIA ENERGINYA

Pusat Pertumbuhan yang perlu


Pusat Pertumbuhan yang
didorong percepatan
sudah mulai tumbuh pembangunannya

ARUN

BONTANG
NATUNA TANGGUH
SENORO

MASELA

Note : Developed Area


Jumlah Pelabuhan Indonesia

Pelabuhan Komersial
Trayek Pelayaran Komersil
Trayek Pelayaran Perintis

Jumlah Pulau: 13.466


1129 Luas daratan: 1,9 juta km2
Luas lautan: 5,8 juta km2
2154
Indonesia memiliki garis pantai
914 sepanjang 95.181 km, dengan
demikian rata-rata terdapat 1
pelabuhan setiap ±40 km garis pantai.
Sumber: Kemenhub, 2013
15
MALAHAYATI PORT KLANG
MALAHAYATI PORT KLANG
LHOKSEUMAWE
LHOKSEUMAWE
BELAWAN
BELAWAN
KUALA TANJUNG
KUALA TANJUNG TAHUNA
TAHUNA TARAKAN
TARAKAN SIAU
SIAU TANJUNG SELOR
TANJUNG SELOR TOBELO
TOBELO DUMAI SINGAPORE
DUMAI SINGAPORE PERAWANG TOLI TOLIBITUNG
PERAWANG TOLI TOLIBITUNG BATAM TERNATE
BATAM TERNATE PEKANBARU SANGKULIRANG
PEKANBARU SANGKULIRANG BENGALON GORONTALO
BENGALON GORONTALO TEMBILAHAN SENGATA
TEMBILAHAN SENGATA PONTIANAK BONTANG
PONTIANAK BONTANG TELUK BAYUR SAMARINDA PANTOLOAN MANOKWARI
TELUK BAYUR SAMARINDA PANTOLOAN MANOKWARI PALU SORONG
PALU SORONG BALIKPAPAN
BALIKPAPAN TAYIN
TAYIN
PALEMBANG JAYAPURA PALEMBANG JAYAPURA
Tg. Pandan
Tg. Pandan PKL. BUN
SAMPIT FAK FAK
PKL. BUN
SAMPIT FAK FAK BANJARMASIN AMAHAI
BANJARMASIN AMAHAI
KOTA BARU PARE PARE
KENDARI
KOTA BARU PARE PARE
KENDARI BENGKULU
BENGKULU A A
M BIRINGKASI HATI M
BIRINGKASI HATI PANJANG MAKASSAR B
PANJANG MAKASSAR B
O O
N N

TG. PERAK TG. PERAK


MERAUKE
MERAUKE BANYUWANGI
BANYUWANGI NTB DILI
NTB DILI

KUPANG
KUPANG

HOME BASE TG. PRIOK HOME BASE TG. PERAK

ROUTE NETWORK :
ROUTE NETWORK :
 TG. PRIOK – PONTIANAK, PP  TG. PRIOK – TG. PERAK – SORONG, PP  TG. PERAK – PANTOLOAN, PP
 TG. PERAK – BELAWAN, PP
 TG. PRIOK – BELAWAN, PP  TG. PRIOK – TG. PERAK – MANOKWARI, PP TG. PERAK – (MAKASSAR) – SAMARINDA, PP
 TG. PERAK - TG. PRIOK – BELAWAN, PP 
 TG. PRIOK – (TG. PERAK) – BELAWAN, PP  TG. PRIOK – TG. PERAK – MERAUKE, PP TG. PERAK – JAYAPURA, PP
 TG. PERAK - (TG. PRIOK) – BELAWAN, PP 
 TG. PRIOK – BELAWAN – BUATAN – TG.  TG. PRIOK – TG. PERAK – AMAMAPARE, PP  TG. PERAK – SAMPIT, PP
PRIOK  TG. PERAK – BANJARMASIN, PP
 TG. PRIOK – TG. PERAK – MAKASSAR –  TG. PERAK – BENOA, PP
 TG. PRIOK – PANJANG, PP BITUNG – PANTOLOAN – TG. PERAK – TG.  TG. PERAK – BALIKPAPAN, PP
 TG. PERAK – SAMARINDA, PP  TG. PERAK – (MAKASSAR) – AMBON –
 TG. PRIOK – TELUK BAYUR, PP PRIOK, PP
(KWANDANG), PP
 TG. PRIOK- PEKANBARU, PP  TG. PRIOK – PANJANG - TG. PRIOK –  TG. PERAK- TARAKAN, PP
 TG. PERAK – SAMARINDA – BONTANG, PP
 TG. PRIOK – BANJARMASIN, PP SEMARANG – TG. PERAK – TG. PRIOK, PP  TG. PERAK – SORONG, PP
 TG. PERAK – (MAKASSAR) – TERNATE DSK –
 TG. PRIOK – BALIKPAPAN, PP  TG. PERAK – MANOKWARI, PP
(AMBON), PP
 TG. PRIOK – SAMARINDA, PP  TG. PERAK – MAKASSAR, PP
 TG. PRIOK – TG. PERAK – BITUNG, PP  TG. PERAK – MAKASSAR – BITUNG, PP
 TG. PRIK - TG. PERAK - TARAKAN, PP  TG. PERAK – (MAKASSAR) - AMBON, PP
 TG. PRIOK - MAKASSAR, PP  TG. PRIOK – (MAKASSAR) – KWANDANG –
(BITUNG), PP
 TG. PRIOK – TG. PERAK (Makassar) -
BITUNG, PP  TG. PERAK – KENDARI, PP
 TG. PRIOK – TG. PERAK – MAKASSAR, PP  TG. PERAK – MAKASSAR – KENDARI, PP 16
Hasil Simulasi Peningkatan Layanan Angkutan Laut
Studi McKinsey memperlihatkan bahwa dengan kombinasi ukuran & trayek kapal
yang tepat, maka perpaduan antara pola pendulum & hub-spoke dapat menurunkan
ongkos kirim laut hampir 50%.

Current network Current Milk runs


network network

Milk runs network

Sumber: McKinsey, 2013 17


11 Key Reforms Industri Maritim
(Pelabuhan, Pelayaran dan Industri Pendukung)

PORT INDUSTRY SHIPPING INDUSTRY SUPPORTING INDUSTRIES

1 Infrastruktur : 5 Mendorong 8
Logistics Centre / Dry Ports
Peningkatan Kapasitas, Pengoperasian Kapal dikembangkan sesuai
Kapasitas 5000 T pertumbuhan perdagangan
Pendalaman Alur dan
Pembangunan Pelabuhan
9 Peningkatan Connectivity :
baru 6 Peningkatan #Hard copy : Ports –LC
Profesionalitas dan #Soft Copy : IT for all
2 Operasi :
Koordinasi dalam
Mendorong terwujudnya stakeholders
Pengoperasian Pelayaran
Operasi Pelabuhan Kelas
dengan Kapal Besar 10 Angkutan truk dan
Dunia
(seperti pengaturan logistics terintegrasi : lebih
3 Penyempurnaan Regulasi jadwal sandar kapal dan profesional supaya efisiensi
Proses Import, Skema rencana penumpukan) meningkat dan biaya
Investasi/PPP logistik menurun
Harmonisasi regulasi
4 Biaya Penumpukan : 7 Industri Perkapalan :contohnya pengaturan jam
Biaya Dibuat tidak (dockyards) , peningkatan operasi truk
menguntungkan untuk kapasitas docking secara
menumpuk kontainer di drastis pada kebijakan 11 Peningkatan kualitas SDM
CY fiskal (Chalenggerresource) 18
Sumber :McKinsey 2014
STAKEHOLDERS INDUSTRI PELAYARAN

*) AGEN
REGULATORS *) OTORITAS PELABUHAN

INTEGRATED *) 3 PL
LOGISTICS *) FF
SUPPLIER

*) LINERS
LOGISTICS
*) TRADING
OPERATORS

*) PORTS
INFRASTUCTURE *) WAREHOUSES
PROVIDER *) DOCKS

19
24
20
CONTOH PENERAPAN PELAPORAN PERGERAKAN KAPAL
MELINTAS DAN DARI/KE SINGAPORE
KONSEP ELECTRONIC FENCES

Sumber : Harry Boediarto

Alor
Gate

Laut Territorial, 12 miles Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)


Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Tempat Pelaporan
Pengembangan Soft Infrastructure

Inaportnet is a part of Indonesia National Single Window

SHIP CARGO

23
Teknis
Kedatangan kpl
Prosedur Pelayanan a. Nama kpl, jenis, callsign
b. Bendera kebangsaan Alokasi labuh
Kapal & Barang Di a. Nahkoda/ Perwira
& ABK siap di kpl
c. Ukuran (LOA & GRT)
d. Jenis muatan
Pelabuhan Menggunakan b. Mesin kpl, kemudi
& peralatan
e.
f.
Draft
Pelab terakhir yang disinggahi
Wkt labuh &
lamanya kpl di
TIK (Inaportnet, EDI, NSW) navigasi berfungsi
baik
g.
h.
Nama agen
Renc kegiatan di pelab
areal labuh
i. Nama pelab/ negara asal brg
c. Perlengk kpl (tali/
tross, jangkar, Target
wins, dsb) Produktivitas
lengkap, gerakan kpl/
First Come memenuhi syarat Perairan jam atau
d. Tutup palka gerakan kpl/
First Service hari
INAPORTNET berfungsi dgn
Media baik
Elektronik Kapal Pelayanan
e. Crane kpl
Sarana Bantu
berfungsi baik Optimal
Kpl Tunda
Dermaga (SBKT)
Permintaan
Pelayanan Kriteria Prioritas
Alokasi sandar kpl
Persyaratan Rencana
Kapal & Pelayanan Pelayanan Dasar :
Pelayanan Pelayanan
Barang a. Jenis ukuran kpl Wkt sandar &
b. Jenis jml brg &
(PPKB) pola distribusi
lamanya kpl di
Administrasi yang akan tambatan
dilaksanakan
c. Peralatan B/M Srt penunjukan
Media a. Mengajukan PPKB & alat bantu Target PBM/JPT
Tulisan/ Max 48 Jam Sbelum B/M produktivitas
d. Jml palka yang B/M kpl perhari
Hard Kpl Tiba Dgn : akan Dok. kepabeanan
• Ship particuler & (Ton/Ship/Day)
Copy digunakan
srt ukur bagi kpl e. Jenis kemasan atau
(Ton/Gang/Jam) Tersedia angk yg
• Kapal Negara pertama kali memadai (cukup)
• Kapal berkunjung
Brg Angk langsung
Penumpang • Berita kedatangan
(truck lossing) Gudang angk yg di
• Kepentingan Umum • Kapal Hewan kpl dr radio/ luar pelab siap
• Kepentingan Pengguna • Kapal Penelitian nahkoda (master
Jasa • Kapal Muatan cable) Dasar :
Muatan hewan,
• Keamanan & • BHN pokok • Keterangan jenis a. Manifest
tumbuhan, Quarantine Clear.
Keselamatan Kapal, • Kapal Muatan kemasan, jml brg b. Stowage pakan/ pangan
Pnp & Brg Komoditi yang akan di B/M plan & brg2 lain
• Keamanan Faspel & Strategis b. Dilengkapi Dok yang c. Special cargo Muatan barang
Peralatan • Kapal Liner sah (Manifest, list Syahbandar
berbahaya
• Kelancaran, Ketertiban, Jadwal Tetap Loading list, Stowage d. Loading list/
Keamanan, Efisien & • Kapal Tramper plan) Shipping
Order Minimal muatan
Efektif Ops Pelayanan • Kapal Lainnya c. Penyelesaian Keu utk Persyaratan
pelayanan jasa yang tersedia di
minimal
pelabuhan
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Logistik dan transportasi laut yang efisien dan efektif menjadi tuntutan masyarakat.
2. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mematuhi Peraturan Permenhub No. PM 60 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal;
b. Profesionalisme Perusahaan Bongkar Muat dan SDM yang memiliki kompetensi
dan sertifikasi;
c. Keberpihakan Pemerintah dalam membina Perusahaan Bongkar Muat dengan
mengalokasikan anggaran untuk peningkatan kompetensi dan sertfikasi SDM
Bongkar Muat;
d. Peningkatan kemampuan PBM dalam menggunakan TIK dalam mendukung
kelancaran arus barang, sehingga alat angkut barang dapat diketahui dengan pasti
(just in time);
e. Keberpihakan pengalokasian anggaran transportasi laut dan logistik lebih besar
daripada untuk moda transportasi lainnya;
f. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yg terintegrasi dengan
transportasi laut dan logistik (pemanfaatan telekomunikasi generasi ke-4/ 4G);
g. Pelabuhan harus dikembangkan sebagai pusat pelayanan logistik dan multimedia;
KESIMPULAN DAN SARAN
h. Pelabuhan harus dikembangkan sebagai pusat pelayanan logistik dan multimedia;
i. Penggunaan bahan bakar gas (BBG) yg bersih dan murah untuk mendukung logistik
dan transportasi laut;
j. Pengadaan sarana kapal sebanyak-banyaknya untuk coastal shipping dan short sea
shipping sebagai alternatif ketergantungan angkutan jalan selama ini sekaligus
mendukung konektivitas di negara kepulauan terbesar di dunia.
3. Merubah cara berpikir (mindset) dalam kegiatan pembangunan transportasi yg selama
ini (30 tahun terakhir) hanya dititikberatkan pada pembangunan sektor jalan raya, dan
transportasi laut hanya untuk pelabuhan sehingga saat ini sarananya (kapal) sangat
kurang dan konektivitas tidak terjadi/terhambat.
4. Menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan di luar Pulau Jawa agar terjadi pemerataan
pembangunan sehingga disparitas pertumbuhan perekonomian tidak terlalu besar dan
mendukung transportasi yang efektif dan efisien. Pusat-pusat pertumbuhan akan
menjadi pusat bangkitan dan tarikan transportasi laut (kapal, barang dan penumpang).
27

Anda mungkin juga menyukai