Anda di halaman 1dari 21

Sistem Akuntansi Pemerintah

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAN PELAPORAN

KEUANGAN DI BERBAGAI NEGARA

Dosen Pengampu: Dr. Vince Ratnawati, SE, M.Si, Ak, BKP, CA

Disusun oleh:

Danu Alsaheri Caniago 1810246425

Randi Ardinata Prasetyo 1810246375

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS RIAU

2019
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAN PELAPORAN
KEUANGAN DI BERBAGAI NEGARA

A. INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR ACCOUNTING STANDARDS (IPSAS)

A.1. Pendahuluan

International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) adalah standar akuntansi


untuk entitas sektor publik yang dikembangkan oleh International Public Sector Accounting
Standards Board (IPSASB). IPSASB merupakan badan yang bernaung di
bawah International Federation of Accountants (IFAC), organisasi profesi akuntansi di
tingkat internasional yang didirikan tahun 1977. Keberadaan IPSASB bermula dari
kesadaran akan manfaat nyata informasi keuangan yang konsisten dan terbandingkan
(comparable) lintas-jurisdiksi. IPSAS, sebagai standar internasional akuntansi sektor publik,
diharapkan memainkan peran kunci untuk merealisasikan manfaat tersebut.

Dalam mengembangkan standar akuntansi sektor publik, IPSASB sangat mendorong


keterlibatan pemerintah dan penyusun standar di berbagai negara melalui penyampaian
tanggapan/komentar atas proposal-proposal IPSASB yang dinyatakan dalam exposure draft.

IPSAS yang diterbitkan oleh IPSASB terkait dengan pelaporan keuangan sektor
publik, baik untuk yang masih menganut basis kas (cash basis) maupun yang telah
mengadopsi basis akrual (accrual basis). IPSAS yang berbasis akrual dikembangkan dengan
mengacu kepada International Financial Reporting Standards (IFRS), standar akuntansi
bisnis yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB), sepanjang
ketentuan-ketentuan di dalam IFRS dapat diterapkan di sektor publik. Meskipun demikian,
IPSASB tetap memperhatikan isu-isu yang spesifik di sektor publik yang tidak tercakup di
dalam IFRS.

1
Diadopsinya IPSAS oleh pemerintah di berbagai negara diharapkan akan
meningkatkan kualitas dan daya banding informasi keuangan yang dilaporkan entitas-entitas
sektor publik di seluruh dunia. Dalam mendorong pengadopsian dan harmonisasi ketentuan-
ketentuan akuntansi sektor publik di berbagai negara dengan IPSAS, IPSASB menghormati
hak pemerintah dan penyusun standar di tingkat nasional dalam menetapkan standar dan
pedoman pelaporan keuangan di dalam jurisdiksi mereka masing-masing.

Meskipun demikian, laporan keuangan sektor publik hanya boleh mengklaim telah
mematuhi IPSAS jika laporan keuangan itu memenuhi semua ketentuan yang berlaku di
dalam masing-masing standar.

Tahun 2005 IPSASB melakukan peningkatan terhadap standar-standar (International


Public Sector Accounting Standards/IPSAS) yang telah diterbitkan sebelumnya. Peningkatan
tersebut berupa revisi terhadap 11 standar dari 20 standar yang telah pernah diterbitkan.
Di samping melakukan revisi terhadap standar yang ada, IPSASB juga menerbitkan
tiga Exposure Draft lain. Exposure Draft Nomor 25 memuat mengenai kesamaan otoritas
dalam paragraf-paragraf dalam IPSAS. Exposure Draft Nomor 27 berbicara mengenai
penyajian informasi anggaran dalam laporan keuangan bertujuan umum dan Exposure
Draft Nomor 28 mengenai pengungkapan informasi umum keuangan sektor pemerintahan
(general government sector/GGS) untuk tujuan statistik.

Revisi tersebut dilakukan dalam rangka konvergensi standar akuntansi internasional


sektor publik (IPSAS) dengan standar akuntansi internasional sektor komersial (IAS/IFRS).
Sebagaimana disebutkan dalam latar belakang ED 26, bahwa revisi terhadap IPSAS
dilakukan agar ada konvergensi dengan IAS yang diterbitkan tahun 2003. Usaha konvergensi
ini telah dimulai sejak 2003 melalui General Improvements Project.

Menurut IPSAS, laporan keuangan akrual secara umum setidaknya terdiri dari:
1. Statement of Financial Position (neraca)
2. Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja Keuangan)

2
3. Statement of Changes In Net Assets / Equity (Laporan Perubahan dalam Aset
Bersih.Ekuitas)
4. Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas)
5. Accounting Policies and Notes to The Financial Statements (Catatan atas
Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan)

A.2. Sasaran dan Tujuan IPSASB


IPSASB bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kualitas dan transparansi laporan keuangan pada sektor publik yang
berupa:
2. Menetapkan standar akuntansi berkualitas tinggi untuk digunakan oleh entitas sektor
publik;
3. Mempromosikan kepada entitas sektor publik untuk mengadopsi standar, dan
konvergensi internasional, IPSASs;
4. Memberikan informasi yang komprehensif untuk manajemen keuangan sektor publik
dalam pengambilan keputusan, dan
5. Memberikan bimbingan tentang isu-isu dan pengalaman dalam pelaporan keuangan
di sektor publik.

A.3. Pembentukan Standar IPSAS


IPSASB mengikuti proses hukum yang sangat terstruktur dan menyertakan publik
dalam pengembangan Standar Akuntansi Sektor Publik Internasional (IPSASs). Proses ini
menyediakan
kesempatan bagi mereka yang tertarik dalam pelaporan keuangan di sektor publik untuk
membuat pandangan mereka diketahui oleh IPSASB, dan memastikan bahwa pandangan
mereka dipertimbangkan dalam penetapan standar proses pengembangan standar. Standar
akuntansi sektor publik yang telah dihasilkan oleh IPSASB adalah:

1. IPSAS 1—Presentation of Financial Statements


2. IPSAS 2—Cash Flow Statements
3. IPSAS 3—Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors

3
4. IPSAS 4—The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates
5. IPSAS 5—Borrowing Costs
6. IPSAS 6—Consolidated and Separate Financial Statements
7. IPSAS 7—Investments in Associates
8. IPSAS 8—Interests in Joint Ventures
9. IPSAS 9—Revenue from Exchange Transactions
10. IPSAS 10—Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
11. IPSAS 11—Construction Contracts
12. IPSAS 12—Inventories
13. IPSAS 13—Leases
14. IPSAS 14—Events After the Reporting Date
15. IPSAS 15—Financial Instruments: Disclosure and Presentation
16. IPSAS 16—Investment Property
17. IPSAS 17—Property, Plant, and Equipment
18. IPSAS 18—Segment Reporting
19. IPSAS 19—Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
20. IPSAS 20—Related Party Disclosures
21. IPSAS 21—Impairment of Non-Cash-Generating Assets
22. IPSAS 22—Disclosure of Information about the General Government Sector (IFAC,
2010)
23. IPSAS 23—Revenue from Non-Exchange Transactions (Taxes and Transfers)
24. IPSAS 24—Presentation of Budget Information in Financial Statements
25. IPSAS 25—Employee Benefits
26. IPSAS 26—Impairment of Cash-Generating Assets
27. IPSAS 27—Agriculture
28. IPSAS 28—Financial Instruments: Presentation
29. IPSAS 29—Financial Instruments: Recognition and Measurement
30. IPSAS 30—Financial Instruments: Disclosures
31. IPSAS 31—Intangible Assets. (IFAC, 2010)
32. IPSAS 32—Service Concession Arrangements: Grantor

4
A.4. Proses Peningkatan Standar Oleh IPSASB
Pada akhir tahun 1997, IPSASB memulai sebuah program pengembangan IPSAS yang
didasarkan kepada International Accounting Standards (IAS) yang diterbitkan International
Accounting Standard Board (IASB) tahun 1997. IPSASB mengembangkan persyaratan-
persyaratan IAS yang relevan untuk sektor publik. IPSAS menggunakan persyaratan,
struktur, dan teks yang diatur dalam IAS kecuali ada alasan untuk tidak menggunakan hal-
hal tersebut.
Pada tahun 2003 melalui proyek General Improvements, IASB menerbitkan revisi IAS.
Proyek General Improvements bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi alternatif,
pengulangan-pengulangan yang tidak perlu (redundancies), dan juga konflik dalam IAS
sendiri. Proyek juga berhubungan dengan isu konvergensi dan berbagai peningkatan lainnya.
Tujuan dari revisi IPSAS yang diterbitkan kali ini adalah agar IPSAS konvergen dengan IAS
yang diterbitkan tahun 2003 tersebut.
Ipsas menjadi rujukan karena Keberadaan IPSASB bermula dari kesadaran akan
manfaat nyata informasi keuangan yang konsisten dan terbandingkan (comparable) lintas-
jurisdiksi. IPSAS, sebagai standar internasional akuntansi sektor publik, diharapkan
memainkan peran kunci untuk merealisasikan manfaat tersebut. Dalam mengembangkan
standar akuntansi sektor publik, IPSASB sangat mendorong keterlibatan pemerintah dan
penyusun standar di berbagai negara melalui penyampaian tanggapan/komentar atas
proposal-proposal IPSASB yang dinyatakan dalam exposure draft.
Diadopsinya IPSAS oleh pemerintah di berbagai negara diharapkan akan
meningkatkan kualitas dan daya banding informasi keuangan yang dilaporkan entitas-entitas
sektor publik di seluruh dunia. Dalam mendorong pengadopsian dan harmonisasi ketentuan-
ketentuan akuntansi sektor publik di berbagai negara dengan IPSAS, IPSASB menghormati
hak pemerintah dan penyusun standar di tingkat nasional dalam menetapkan standar dan
pedoman pelaporan keuangan di dalam jurisdiksi mereka masing-masing.

IPSAS yang diterbitkan oleh IPSASB terkait dengan pelaporan keuangan sektor publik,
baik untuk yang masih menganut basis kas (cash basis) maupun yang telah mengadopsi basis

5
akrual (accrual basis). IPSASB sebagai penyusun standar akuntansi IFAC untuk sektor
publik telah menerbitkan empat exposure draft (ED) dalam kerangka konvergensi standar
akuntansi sektor publik (IPSAS) ke standar akuntansi sektor komersial/bisnis (IAS/IFRS).
Diakui, kedua sektor ini memang tetap berbeda dari berbagai sudut pandang. Akan tetapi
penyusun standar sendiri mengakui adanya perbedaan-perbedaan tersebut dengan
melampirkan hal-hal yang berbeda di kedua sektor ini. Perbedaan in dibuat dalam bentuk
pembandingan antara IPSAS dengan IAS/IFRS dengan judul Comparison to IAS. Hal ini
penting karena ruang lingkup sektor publik yang dimaksudkan oleh IPSASB adalah sektor
pemerintah.

A.5. Penerapan IPSAS di Berbagai Negara

1. Komponen laporan keuangan IPSAS Perancis, yaitu:


1. Neraca (Balance Sheet/Statement of Financial Position)
2. Laporan Surplus/Defisit (Surplus Deficit Statement: A Net Expense Statement, Net
Sovereign Revenues Statement, A Net Operating Surplus/Deficit Statement for The
Period)
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
4. Catatan atas Laporan Keuangan (Note to The Financial Statement

2. Komponen laporan keuangan IPSAS di Swedia, yaitu :


1. Neraca (Balance Sheet/Statement of Financial Position)
2. Laporan Kinerja Keuangan (Statement of Financial Performance)
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
4. Laporan Apropriasi (Appropriation Statement)
5. Laporan Kinerja (Performance Report)
6. Catatan atas Laporan Keuangan (Note to The Financial Statement)

3. Komponen laporan keuangan IPSAS di Inggris, yaitu:


1. Statement of Financial Position (neraca)
2. Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja Keuangan)

6
3. Statement of Changes In Net Assets / Equity (Laporan Perubahan dalam Aset
Bersih.Ekuitas)
4. Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas)
5. Accounting Policies and Notes to The Financial Statements (Catatan atas Kebijakan
Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan)

7
B. AKUNTANSI PEMERINTAH DI AMERIKA SERIKAT

B.1. Pendahuluan

Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh Badan Sektor Swasta (Badan Standar
Akuntansi Keuangan, atau Financial Accounting Standards Board – FSAB), namun sebuah
lembaga pemerintah (Komisi Pengawas Pasar Modal atau Securities Exchange Commission
– SEC) juga memiliki kekuasaan untuk menerapakan standarnya sendiri. Sementara untuk
akuntansi sector pemerintahan di Amerika diatur oleh Governmental Accounting Standards
Board (Dewan standar akuntansi pemerintahan).

Governmental Accounting Standards Board (Dewan standar akuntansi pemerintahan)


didirikan pada tahun 1984. GASB membahas masalah-masalah pemerintah negara bagian
dan lokal pelaporan. Strukturnya mirip dengan yang ada pada FASB. Namun dalam
pengambilan keputusannya, dapat juga dipengaruhi oleh organisasi lain berpengaruh,
misalnya Ikatan Akuntan Amerika, Ikatan Akuntan Manajemen, Keuangan Lembaga
Eksekutif, serta Government Finance Officers Association.

Ada 8 Tipe Komponen Laporan Keuangan di Amerika:


1. Laporan Manajemen
2. Laporan Auditor Independen
3. Laporan Keuangan Primer
4. Diskusi manajemen dan analisis hasil operasional dan kondisi keuangan
5. Penjelasan mengenai kebijakan akuntansi dengan dampak yang paling kritis pada
laporan keuangan
6. Catatan atas laporan keuangan
7. Perbandingan data keuangan selama 5 atau 10 tahun
8. Data triwulan terpilih

8
B.2. Basis Prinsip-Prinsip Akuntansi Pemerintahan (Basis Governmental Accounting
Principle in USA)

Akuntansi dan laporan praktek-praktek bisnis usaha yang dimiliki oleh individu yang
tujuan utamanya mencari keuntungan untuk pemiliknya didasarkan atas Generally Accepted
Accounting Principle (GAAP). Pernyatan-pernyataan yang dikeluarkan oleh FASB dan
organisasi-organisasi terdahulu menjadi sumber prinsip-prinsip akuntansinya. Sumber
prinsip akuntansi untuk organisasi non bisnis lebih luas karena bermacam-macam sifat dari
organisasi non bisnis termasuk unit-unit pemerintahan, rumah sakit, gereja, sekolah tinggi
dan universitas. Organisasi kesehatan dan sosial, asosiasi profesi dan banyak lagi lainnya.
Organisasi-organisasi tersebut umumnya disebut non profit atau non-profit entities, karena
mereka tidak memiliki pemilik individu maupun bertujuan untuk mencari keuntungan bagi
pemiliknya.

Biasanya, sistem akuntansi dan laporan untuk organisasi non laba menggunakan fund
basis. Sistem informasi akuntansinya dibagi (segmented) kedalam entitas akuntansi dan
keuangan (funds) yang terpisah, dihubungkan pada bermacam-macam tujuan non profit dan
bermacam pembatasan-pembatasan operasi dan sumber-sumbernya. Prinsip-prinsip
akuntansinya telah dikembangkan untuk memperoleh standar akuntansi dan laporan khusus
untuk tipe organsasi non laba. Prinsip tersebut terdapat dalam Codification of
Governmental Accounting and Financial Reporting Principles yang diterbitkan oleh
Governmental Accounting standard Boards (for state and Local governmental entities); the
Charts of Accounts for Hospitals, diterbitkan oleh American Hospital Association (for
hospital); College and University Business Administration, diterbitkan oleh American
Council on Edication (for colleges and universities); dan seri-seri Industry Audit Guides yang
disiapkan oleh komite AICPA untuk State and Local Government unit, hospital, colleges and
universities dan organisasi sukarelawan (swadaya masyarakat) Kesehatan dan kesejahteraan
(VHWO). Oleh karena tidak adanya prinsip-prinsip akuntansi untuk sejumlah tipe organisasi
non profit lainnya, maka AICPA menerbitkan audit and accounting Guide pada tahun 1981
yang disebut audit of certain nonprofit Organizations. Pedoman audit tersebut dapat dipakai
untuk audit terhadap Laporan keuangan dari Organisasi Non laba yang tidak termasuk dalam

9
pernyataan khusus diatas dan termasuk dalam AICPA’s statement of position (SOP) 78-9.
Jadi pedoman untuk organisasi non profit datang dari berbagai sumber dan diberikan oleh
bermacam tingkat lembaga otoritas yang mensupportnya.

FASB menerbitkan pernyataan Statement of Financial Accounting Concept no. 4


“Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organization” dalam tahun 1980 yang
telah bekerja dalam proyek untuk Nonprofit Organization selain SLG Entities. Tujuan utama
dari proyek tersebut adalah untuk mengurangi inkonsistensi praktek akuntansi dari berbagai
organisasi-organisasi non prifit dan beberapa statement of financial Accounting standards
yang telah dan sudah diterbitkan.

SLG entities berada dibawah Yuridiksi GASB. Tujuan bab ini merupakan ikhtisar
mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan aporan untuk SLG units dan untuk memberikan
ilustrasi tentang praktek-praktek fund accomodelunting yang dipakai oleh Municipal
acounting System sebagai suatu model. Diluar pemerintah federal, negara bagian dan unit
Pemerintah daerah merupakan satuan organisasi non profit yang terbesar dalam jumlah
Dollars pada pengeluaran tahunan.

Sumber yang sangat penting tentang prinsip-prinsip akuntansi untuk SLG units
dilakukan oleh Government Finance officcers Association (GFOA) dan komite-komitenya
dalam akuntansi pemerintahan. Municipal Accounting and Auditing dalam tahun 1951 dan
Governmental Accounting, Auditing and financial Reporting (GAAFR) dalam tahun 1968,
kurang lebih merupakan kerangka yang komplit dari prinsip-prinsip akuntansi khas untuk
unit pemerintahan. GFOA juga menyediakan standar-standar untuk evaluasi laporan
keuangan atas unit-unit pemerintahan, termasuk lapoaran audit atas lapoaran keuangan yang
diterbitkan sesuai dengan GAAP. Tahun 1974 AICPA juga menerbitkan pedoman indistry
Audit guide, Audit of State and Local Governmental units dimana dinyatakan bahwa
GAAFR’s Accounting and reporting Principles dianggap sebagai GAAP kecuali yang telah
dimodifikasi oleh Audit Guide.

AICPA’s audit guide mempercepat revisi GAAFR tahun 1979 bertujuan untuk
memperbaharui dan memperjelas Government Accounting and Financial Reporting

10
Principles. Untuk menggabungkan aspek-aspek bagian dari audit guide. Government Finance
Officer Association membentuk komite baru bernama National Council on Governmental
Accounting (NCGA) untuk mengembangkan pernyataan baru GAAFR 1979. Sebagai bagian
dari proyek tersebut NCGA menerbitkan Satement no. 1 (NCGA-1) yaitu Governmental
Accounting and Financial Reporting Principles. Tahun berikutnya GAAFR yang baru
diterbitkan sebagai comprehensisive Volume untuk menjelaskan dan memberikan ilustrasi
tentang prinsip-prinsip NCGA 1. Tahun 1980 AICPA juga menerbitkan statement of position
80-2 yang merubah audit of state and Local Governmental Units untuk mengakui prinsip-
prinsip NCGA-1 sebagai GAAP.

Akuntansi Pemerintah Negara Bagian di USA telah dikembangkan sejak:


• 1974-1974 National Comittee on Governmental Accounting (NCGA), diganti
• 1974-1984 National Council on Governmental Accounting (NCGA), diubah
• 1994-sekarang Governmental Accounting standarts Board (GASB), seperti FASB.

B.3. Karakteristik utama akuntansi dan pelaporan entitas pemerintahan.

Tujuan utama aktivitas pemerintah adalah menyediakan barang dan jasa (public
goods & services) yang diperlukan oleh masyarakat, baik melalui pembayaran oleh pengguna
atau pun tidak (gratis). Karena sifat itulah, maka penggunaan sumber daya tidak hanya
dialokasikan pada para pengguna jasa bersedia membayar, sumber keuangan dari
individu/kelompok mungkin dimanfaatkan untuk mendanai jasa kepada orang/kelompok lain
dan mekanisme supply & demand (yg ada di bisnis) tidak selalu berlaku.

Sumber-sumber keuangan bagi organisasi pemerintah yang dapat digunakan untuk


mendanai aktivitasnya dapat berasal dari:
1). Pajak yang bersift wajib (involuntary)
2). Retribusi (Service charges)
3). Uang jasa perijinan (License & permit fees)
4). Hasil denda (Fines), dan
5). Grants dan subsidi dari pemerintah yang lebih tinggi (Intergovernmental revenues).

11
B.4. Bentuk Laporan Keuangan Pemerintahan Amerika Serikat
Laporan keuangan yang disusun oleh pemerintahan Amerika Serikat terdiri dari:
1. Statement of Net Cost
2. Statement of Operations and Changes in Net Position
3. Reconciliations of Net Operating Cost and Budget Deficit
4. Statements of Changes in Cash Balance from Budget and Other Activities
5. Balance Sheets
6. Statements of Long-Term Fiscal Projections
7. Statements of Social Insurance
8. Statement of Changes in Social Insurance Amounts
9. Notes to the Financial Statements

12
C. SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT (SAPP)

C.1. Ruang Lingkup Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)


Sistem akuntansi ini berlaku untuk seluruh unit organisasi Pemerintah Pusat dan unit
akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau Tugas
Pembantuan serta pelaksanaan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.

Perhitungan ini baru diperbaharui dan diresmikan mulai 1 Januari 2003 dengan
terbitnya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 337/KMK.012/2003
tanggal 18 Juli 2003 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Organisasi Pemerintah tersebut terdiri dari entitas akuntansi Pemerintah, secara garis besar
terdiri atas:

a. Lembaga Tertinggi Negara


b. Lembaga Tinggi Negara
c. Pemerintah Pusat
d. Departemen/Lembaga
e. Bagian Anggaran

Tidak termasuk dalam ruang lingkup Peraturan Menteri Keuangan ini adalah:

1. Pemerintah Daerah (yang sumber dananya berasal dari APBD)


2. Badan Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari
3. :
a. Perusahaan Perseroan
b. Perusahaan Umum
4. Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah

C.2. Ciri-Ciri Pokok SAPP


1. Basis Akuntansi Accrual
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah :

13
Basis Kas, untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, dan Basis Akrual, untuk pengakuan asset, kewajiban dan
ekuitas dalam Neraca. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar
melalui Kas Umum Negara.
Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
2. Sistem Pembukuan Berpasangan
Sistem pembukuan berpasangan didasarkan atau persamaan dasar akuntansi,
yaitu :
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Setiap transaksi dibukukan dengan mendebet sebuah perkiraan dan mengkredit
perkiraan lain yang terkait.
3. Dana Tunggal
Kegiatan akuntansi mengacu kepada UU-APBN sebagai landasan operasional.
Dana tunggal ini merupakan tempat dimana Pendapatan dan Belanja Pemerintah
dipertanggungjawabkan sebagai kesatuan tunggal.
4. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan secara
berjenjang oleh unit-unit akuntansi baik di kantor pusat instansi maupun di
daerah.
5. Bagan Akun Standar (BAS)
SAPP menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi. BAS adalah daftar
perkiraan buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk
memudahkan perencanaan dan pelaksanaan anggaran, serta pembukuan dan
pelaporan keuangan pemerintah.

14
6. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan dalam melakukan
pengakuan, penilaian, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan terhadap
transaksi keuangan dalam rangka penyusunan laporan keuangan. SAP adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah.

C.3 Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan


Departemen Keuangan telah membuat modul Sistem Akuntansi Instansi yang berisi antara
lain seperti disebutkan dibawah ini :

Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara, menyatakan bahwa agar informasi yang disampaikan dalam
laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas,
perlu diselenggarakan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang terdiri dari
Sistem Akuntansi Pusat yang dilaksanakan Kementerian Keuangan dan Sistem Akuntansi
Instansi (SAI) yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga.

Sistem akuntansi pemerintah pusat yang selanjutnya disebut SAPP, adalah


serangkaian prosedur manual maupun terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan, dan operasi keuangan
pemerintah pusat.

Kerangka Umum SAPP


Tujuan SAPP

Pelaporan keuangan pemerintah akan menyajikan informasi yang bermanfaat bagai


para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan, baik keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik. Dengan demikian, SAPP bertujuan untuk :

15
a) menjaga asset pemerintah pusat dan instansi-instansi melalui pencatatan, pemrosesan
dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar, praktek dan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
b) Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang pelaksanaan anggaran
dan kegiatan keuangan Pemerintah Pusat, Instansi dan Lembaga yang secara nasional
berguna sebagai dasar penilaian kinerja, menentukan ketaatan otorisasi anggaran dan
untuk tujuan akuntabilitas.
c) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan Pemerintah
Pusat dan Instansi/Lembaga secara keseluruhan.
d) Menyediakan informasi yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien dan efektif.
Pelaksanaan SAPP

SAPP terdiri dari dua subsistem, yaitu :

a). Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)

Selanjutnya SiAP memiliki 2 (dua) subsistem, yaitu :

1. Sistem Akuntansi Umum (SAU) dan


2. Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN), memproses data transaksi Kas
Umum Negara dan Akuntansi Umum

SiAP dilaksanakan oleh Departemen Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN)
atau Chief Financial Officer (CFO). SiAP adalah serangkaian prosedur manual maupun
yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, analisis, pencatatan, pengikhtisaran,
interpretasi sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada
Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

b). Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

SAI memiliki dua subsistem, yaitu:

1. Sistem Akuntansi Keuangan (SAK), dan


2. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN)

16
SAI dilaksanakan oleh Menteri/Ketua Lembaga Tekhnis selaku Chief Operation
Officer yang memproses data transaksi keuangan dan barang yang dilaksanakan oleh
Kementerian Negara/Lembaga. SAI dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga,
yang memproses data untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

C.4. Bentuk Laporan Keuangan


Laporan keuangan Pemerintah Pusat terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah laporan yang menyajikan
informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan
sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang masing-masing diperbandingkan
dengan anggarannya dalam satu periode.

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan


pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode
pelaporan.

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih


Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL) menyajikan pos-pos
berikut, yaitu: saldo anggaran lebih awal (saldo tahun sebelumnya), penggunaan
saldo anggaran lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA/SIKPA)
tahun berjalan, koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya, lain-lain dan Saldo
anggaran lebih akhir untuk periode berjalan. Pos-pos tersebut disajikan secara
komparatif dengan periode sebelumnya.
LP-SAL dimaksudkan untuk memberikan ringkasan atas pemanfaatan saldo
anggaran dan pembiayaan pemerintah, sehingga suatu entitas pelaporan harus
menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam LP-SAL dalam

17
Catatan atas Laporan Keuangan. Struktur LP-SAL baik pada Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan.

3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Dalam neraca, setiap entitas
mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta mengklasifikasikan
kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.
Neraca setidaknya menyajikan pos-pos berikut: (1) kas dan setara kas; (2) investasi
jangka pendek; (3) piutang pajak dan bukan pajak; (4) persediaan; (5) investasi jangka
panjang; (6) aset tetap; (7) kewajiban jangka pendek; (8) kewajiban jangka panjang;
dan (9) ekuitas.

4. Laporan Operasional
Laporan Operasional (LO) menyediakan informasi mengenai seluruh
kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam
pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan
yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
Pengguna laporan membutuhkan Laporan Operasional dalam mengevaluasi
pendapatan-LO dan beban untuk menjalankan suatu unit atau seluruh entitas
pemerintahan.
Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus
akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai
keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.

5. Laporan Perubahan Ekuitas


Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari
saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.Berkaitan dengan jenis-jenis

18
aset, kewajiban dan ekuitas diatas, suatu entitas dapat menentukan subklasifikasi pos-
pos yang disajikan dalam neraca. Pengklasifikasian dilakukan dengan cara yang
sesuai dengan operasi entitas yang bersangkutan.

6. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan
informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris
memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai
pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas pemerintah.
Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
Pemerintah pusat dan daerah yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan
dengan basis akuntansi akrual wajib menyusun laporan arus kas untuk setiap periode
penyajian laporan keuangan sebagai salah satu komponen laporan keuangan pokok.
Entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit
organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum atau unit yang ditetapkan
sebagai bendaharawan umum negara/daerah dan/atau kuasa bendaharawan umum
negara/daerah.
Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi serta saldo
kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Kas adalah uang baik yang dipegang
secara tunai oleh bendahara maupun yang disimpan pada bank dalam bentuk
tabungan/giro. Sedangkan setara kas pemerintah ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan kas jangka pendek atau untuk tujuan lainnya. Untuk memenuhi
persyaratan setara kas, investasi jangka pendek harus segera dapat diubah menjadi
kas dalam jumlah yang dapat diketahui tanpa ada risiko perubahan nilai yang
signifikan. Oleh karena itu, suatu investasi disebut setara kas kalau investasi

19
dimaksud mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal
perolehannya.

7. Catatan Atas Laporan Keuangan


Agar informasi dalam laporan keuangan pemerintah dapat dipahami dan
digunakan oleh pengguna dalam melakukan evaluasi dan menilai
pertanggungjawaban keuangan negara diperlukan Catatan Atas Laporan Keuangan
(CaLK). CaLK memberikan informasi kualitatif dan mengungkapkan kebijakan serta
menjelaskan kinerja pemerintah dalam tahapan pengelolaan keuangan negara. Selain
itu, dalam CaLK memberikan penjelasan atas segala informasi yang ada dalam
laporan keuangan lainnya dengan bahasa yang lebih mudah dicerna oleh lebih banyak
pengguna laporan keuangan pemerintah, sehingga masyarakat dapat lebih
berpartisipasi dalam menyikapi kondisi keunagan neagra yang dilaporkan secara
lebih pragmatis.
CaLK harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang
dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci dan
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas.

20

Anda mungkin juga menyukai