Akuntansi Pemerintahan Dan Pelaporan Di Berbagai Negara
Akuntansi Pemerintahan Dan Pelaporan Di Berbagai Negara
Disusun oleh:
UNIVERSITAS RIAU
2019
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAN PELAPORAN
KEUANGAN DI BERBAGAI NEGARA
A.1. Pendahuluan
IPSAS yang diterbitkan oleh IPSASB terkait dengan pelaporan keuangan sektor
publik, baik untuk yang masih menganut basis kas (cash basis) maupun yang telah
mengadopsi basis akrual (accrual basis). IPSAS yang berbasis akrual dikembangkan dengan
mengacu kepada International Financial Reporting Standards (IFRS), standar akuntansi
bisnis yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB), sepanjang
ketentuan-ketentuan di dalam IFRS dapat diterapkan di sektor publik. Meskipun demikian,
IPSASB tetap memperhatikan isu-isu yang spesifik di sektor publik yang tidak tercakup di
dalam IFRS.
1
Diadopsinya IPSAS oleh pemerintah di berbagai negara diharapkan akan
meningkatkan kualitas dan daya banding informasi keuangan yang dilaporkan entitas-entitas
sektor publik di seluruh dunia. Dalam mendorong pengadopsian dan harmonisasi ketentuan-
ketentuan akuntansi sektor publik di berbagai negara dengan IPSAS, IPSASB menghormati
hak pemerintah dan penyusun standar di tingkat nasional dalam menetapkan standar dan
pedoman pelaporan keuangan di dalam jurisdiksi mereka masing-masing.
Meskipun demikian, laporan keuangan sektor publik hanya boleh mengklaim telah
mematuhi IPSAS jika laporan keuangan itu memenuhi semua ketentuan yang berlaku di
dalam masing-masing standar.
Menurut IPSAS, laporan keuangan akrual secara umum setidaknya terdiri dari:
1. Statement of Financial Position (neraca)
2. Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja Keuangan)
2
3. Statement of Changes In Net Assets / Equity (Laporan Perubahan dalam Aset
Bersih.Ekuitas)
4. Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas)
5. Accounting Policies and Notes to The Financial Statements (Catatan atas
Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan)
3
4. IPSAS 4—The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates
5. IPSAS 5—Borrowing Costs
6. IPSAS 6—Consolidated and Separate Financial Statements
7. IPSAS 7—Investments in Associates
8. IPSAS 8—Interests in Joint Ventures
9. IPSAS 9—Revenue from Exchange Transactions
10. IPSAS 10—Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
11. IPSAS 11—Construction Contracts
12. IPSAS 12—Inventories
13. IPSAS 13—Leases
14. IPSAS 14—Events After the Reporting Date
15. IPSAS 15—Financial Instruments: Disclosure and Presentation
16. IPSAS 16—Investment Property
17. IPSAS 17—Property, Plant, and Equipment
18. IPSAS 18—Segment Reporting
19. IPSAS 19—Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
20. IPSAS 20—Related Party Disclosures
21. IPSAS 21—Impairment of Non-Cash-Generating Assets
22. IPSAS 22—Disclosure of Information about the General Government Sector (IFAC,
2010)
23. IPSAS 23—Revenue from Non-Exchange Transactions (Taxes and Transfers)
24. IPSAS 24—Presentation of Budget Information in Financial Statements
25. IPSAS 25—Employee Benefits
26. IPSAS 26—Impairment of Cash-Generating Assets
27. IPSAS 27—Agriculture
28. IPSAS 28—Financial Instruments: Presentation
29. IPSAS 29—Financial Instruments: Recognition and Measurement
30. IPSAS 30—Financial Instruments: Disclosures
31. IPSAS 31—Intangible Assets. (IFAC, 2010)
32. IPSAS 32—Service Concession Arrangements: Grantor
4
A.4. Proses Peningkatan Standar Oleh IPSASB
Pada akhir tahun 1997, IPSASB memulai sebuah program pengembangan IPSAS yang
didasarkan kepada International Accounting Standards (IAS) yang diterbitkan International
Accounting Standard Board (IASB) tahun 1997. IPSASB mengembangkan persyaratan-
persyaratan IAS yang relevan untuk sektor publik. IPSAS menggunakan persyaratan,
struktur, dan teks yang diatur dalam IAS kecuali ada alasan untuk tidak menggunakan hal-
hal tersebut.
Pada tahun 2003 melalui proyek General Improvements, IASB menerbitkan revisi IAS.
Proyek General Improvements bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi alternatif,
pengulangan-pengulangan yang tidak perlu (redundancies), dan juga konflik dalam IAS
sendiri. Proyek juga berhubungan dengan isu konvergensi dan berbagai peningkatan lainnya.
Tujuan dari revisi IPSAS yang diterbitkan kali ini adalah agar IPSAS konvergen dengan IAS
yang diterbitkan tahun 2003 tersebut.
Ipsas menjadi rujukan karena Keberadaan IPSASB bermula dari kesadaran akan
manfaat nyata informasi keuangan yang konsisten dan terbandingkan (comparable) lintas-
jurisdiksi. IPSAS, sebagai standar internasional akuntansi sektor publik, diharapkan
memainkan peran kunci untuk merealisasikan manfaat tersebut. Dalam mengembangkan
standar akuntansi sektor publik, IPSASB sangat mendorong keterlibatan pemerintah dan
penyusun standar di berbagai negara melalui penyampaian tanggapan/komentar atas
proposal-proposal IPSASB yang dinyatakan dalam exposure draft.
Diadopsinya IPSAS oleh pemerintah di berbagai negara diharapkan akan
meningkatkan kualitas dan daya banding informasi keuangan yang dilaporkan entitas-entitas
sektor publik di seluruh dunia. Dalam mendorong pengadopsian dan harmonisasi ketentuan-
ketentuan akuntansi sektor publik di berbagai negara dengan IPSAS, IPSASB menghormati
hak pemerintah dan penyusun standar di tingkat nasional dalam menetapkan standar dan
pedoman pelaporan keuangan di dalam jurisdiksi mereka masing-masing.
IPSAS yang diterbitkan oleh IPSASB terkait dengan pelaporan keuangan sektor publik,
baik untuk yang masih menganut basis kas (cash basis) maupun yang telah mengadopsi basis
5
akrual (accrual basis). IPSASB sebagai penyusun standar akuntansi IFAC untuk sektor
publik telah menerbitkan empat exposure draft (ED) dalam kerangka konvergensi standar
akuntansi sektor publik (IPSAS) ke standar akuntansi sektor komersial/bisnis (IAS/IFRS).
Diakui, kedua sektor ini memang tetap berbeda dari berbagai sudut pandang. Akan tetapi
penyusun standar sendiri mengakui adanya perbedaan-perbedaan tersebut dengan
melampirkan hal-hal yang berbeda di kedua sektor ini. Perbedaan in dibuat dalam bentuk
pembandingan antara IPSAS dengan IAS/IFRS dengan judul Comparison to IAS. Hal ini
penting karena ruang lingkup sektor publik yang dimaksudkan oleh IPSASB adalah sektor
pemerintah.
6
3. Statement of Changes In Net Assets / Equity (Laporan Perubahan dalam Aset
Bersih.Ekuitas)
4. Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas)
5. Accounting Policies and Notes to The Financial Statements (Catatan atas Kebijakan
Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan)
7
B. AKUNTANSI PEMERINTAH DI AMERIKA SERIKAT
B.1. Pendahuluan
Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh Badan Sektor Swasta (Badan Standar
Akuntansi Keuangan, atau Financial Accounting Standards Board – FSAB), namun sebuah
lembaga pemerintah (Komisi Pengawas Pasar Modal atau Securities Exchange Commission
– SEC) juga memiliki kekuasaan untuk menerapakan standarnya sendiri. Sementara untuk
akuntansi sector pemerintahan di Amerika diatur oleh Governmental Accounting Standards
Board (Dewan standar akuntansi pemerintahan).
8
B.2. Basis Prinsip-Prinsip Akuntansi Pemerintahan (Basis Governmental Accounting
Principle in USA)
Akuntansi dan laporan praktek-praktek bisnis usaha yang dimiliki oleh individu yang
tujuan utamanya mencari keuntungan untuk pemiliknya didasarkan atas Generally Accepted
Accounting Principle (GAAP). Pernyatan-pernyataan yang dikeluarkan oleh FASB dan
organisasi-organisasi terdahulu menjadi sumber prinsip-prinsip akuntansinya. Sumber
prinsip akuntansi untuk organisasi non bisnis lebih luas karena bermacam-macam sifat dari
organisasi non bisnis termasuk unit-unit pemerintahan, rumah sakit, gereja, sekolah tinggi
dan universitas. Organisasi kesehatan dan sosial, asosiasi profesi dan banyak lagi lainnya.
Organisasi-organisasi tersebut umumnya disebut non profit atau non-profit entities, karena
mereka tidak memiliki pemilik individu maupun bertujuan untuk mencari keuntungan bagi
pemiliknya.
Biasanya, sistem akuntansi dan laporan untuk organisasi non laba menggunakan fund
basis. Sistem informasi akuntansinya dibagi (segmented) kedalam entitas akuntansi dan
keuangan (funds) yang terpisah, dihubungkan pada bermacam-macam tujuan non profit dan
bermacam pembatasan-pembatasan operasi dan sumber-sumbernya. Prinsip-prinsip
akuntansinya telah dikembangkan untuk memperoleh standar akuntansi dan laporan khusus
untuk tipe organsasi non laba. Prinsip tersebut terdapat dalam Codification of
Governmental Accounting and Financial Reporting Principles yang diterbitkan oleh
Governmental Accounting standard Boards (for state and Local governmental entities); the
Charts of Accounts for Hospitals, diterbitkan oleh American Hospital Association (for
hospital); College and University Business Administration, diterbitkan oleh American
Council on Edication (for colleges and universities); dan seri-seri Industry Audit Guides yang
disiapkan oleh komite AICPA untuk State and Local Government unit, hospital, colleges and
universities dan organisasi sukarelawan (swadaya masyarakat) Kesehatan dan kesejahteraan
(VHWO). Oleh karena tidak adanya prinsip-prinsip akuntansi untuk sejumlah tipe organisasi
non profit lainnya, maka AICPA menerbitkan audit and accounting Guide pada tahun 1981
yang disebut audit of certain nonprofit Organizations. Pedoman audit tersebut dapat dipakai
untuk audit terhadap Laporan keuangan dari Organisasi Non laba yang tidak termasuk dalam
9
pernyataan khusus diatas dan termasuk dalam AICPA’s statement of position (SOP) 78-9.
Jadi pedoman untuk organisasi non profit datang dari berbagai sumber dan diberikan oleh
bermacam tingkat lembaga otoritas yang mensupportnya.
SLG entities berada dibawah Yuridiksi GASB. Tujuan bab ini merupakan ikhtisar
mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan aporan untuk SLG units dan untuk memberikan
ilustrasi tentang praktek-praktek fund accomodelunting yang dipakai oleh Municipal
acounting System sebagai suatu model. Diluar pemerintah federal, negara bagian dan unit
Pemerintah daerah merupakan satuan organisasi non profit yang terbesar dalam jumlah
Dollars pada pengeluaran tahunan.
Sumber yang sangat penting tentang prinsip-prinsip akuntansi untuk SLG units
dilakukan oleh Government Finance officcers Association (GFOA) dan komite-komitenya
dalam akuntansi pemerintahan. Municipal Accounting and Auditing dalam tahun 1951 dan
Governmental Accounting, Auditing and financial Reporting (GAAFR) dalam tahun 1968,
kurang lebih merupakan kerangka yang komplit dari prinsip-prinsip akuntansi khas untuk
unit pemerintahan. GFOA juga menyediakan standar-standar untuk evaluasi laporan
keuangan atas unit-unit pemerintahan, termasuk lapoaran audit atas lapoaran keuangan yang
diterbitkan sesuai dengan GAAP. Tahun 1974 AICPA juga menerbitkan pedoman indistry
Audit guide, Audit of State and Local Governmental units dimana dinyatakan bahwa
GAAFR’s Accounting and reporting Principles dianggap sebagai GAAP kecuali yang telah
dimodifikasi oleh Audit Guide.
AICPA’s audit guide mempercepat revisi GAAFR tahun 1979 bertujuan untuk
memperbaharui dan memperjelas Government Accounting and Financial Reporting
10
Principles. Untuk menggabungkan aspek-aspek bagian dari audit guide. Government Finance
Officer Association membentuk komite baru bernama National Council on Governmental
Accounting (NCGA) untuk mengembangkan pernyataan baru GAAFR 1979. Sebagai bagian
dari proyek tersebut NCGA menerbitkan Satement no. 1 (NCGA-1) yaitu Governmental
Accounting and Financial Reporting Principles. Tahun berikutnya GAAFR yang baru
diterbitkan sebagai comprehensisive Volume untuk menjelaskan dan memberikan ilustrasi
tentang prinsip-prinsip NCGA 1. Tahun 1980 AICPA juga menerbitkan statement of position
80-2 yang merubah audit of state and Local Governmental Units untuk mengakui prinsip-
prinsip NCGA-1 sebagai GAAP.
Tujuan utama aktivitas pemerintah adalah menyediakan barang dan jasa (public
goods & services) yang diperlukan oleh masyarakat, baik melalui pembayaran oleh pengguna
atau pun tidak (gratis). Karena sifat itulah, maka penggunaan sumber daya tidak hanya
dialokasikan pada para pengguna jasa bersedia membayar, sumber keuangan dari
individu/kelompok mungkin dimanfaatkan untuk mendanai jasa kepada orang/kelompok lain
dan mekanisme supply & demand (yg ada di bisnis) tidak selalu berlaku.
11
B.4. Bentuk Laporan Keuangan Pemerintahan Amerika Serikat
Laporan keuangan yang disusun oleh pemerintahan Amerika Serikat terdiri dari:
1. Statement of Net Cost
2. Statement of Operations and Changes in Net Position
3. Reconciliations of Net Operating Cost and Budget Deficit
4. Statements of Changes in Cash Balance from Budget and Other Activities
5. Balance Sheets
6. Statements of Long-Term Fiscal Projections
7. Statements of Social Insurance
8. Statement of Changes in Social Insurance Amounts
9. Notes to the Financial Statements
12
C. SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT (SAPP)
Perhitungan ini baru diperbaharui dan diresmikan mulai 1 Januari 2003 dengan
terbitnya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 337/KMK.012/2003
tanggal 18 Juli 2003 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Organisasi Pemerintah tersebut terdiri dari entitas akuntansi Pemerintah, secara garis besar
terdiri atas:
Tidak termasuk dalam ruang lingkup Peraturan Menteri Keuangan ini adalah:
13
Basis Kas, untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, dan Basis Akrual, untuk pengakuan asset, kewajiban dan
ekuitas dalam Neraca. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar
melalui Kas Umum Negara.
Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
2. Sistem Pembukuan Berpasangan
Sistem pembukuan berpasangan didasarkan atau persamaan dasar akuntansi,
yaitu :
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Setiap transaksi dibukukan dengan mendebet sebuah perkiraan dan mengkredit
perkiraan lain yang terkait.
3. Dana Tunggal
Kegiatan akuntansi mengacu kepada UU-APBN sebagai landasan operasional.
Dana tunggal ini merupakan tempat dimana Pendapatan dan Belanja Pemerintah
dipertanggungjawabkan sebagai kesatuan tunggal.
4. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan secara
berjenjang oleh unit-unit akuntansi baik di kantor pusat instansi maupun di
daerah.
5. Bagan Akun Standar (BAS)
SAPP menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi. BAS adalah daftar
perkiraan buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk
memudahkan perencanaan dan pelaksanaan anggaran, serta pembukuan dan
pelaporan keuangan pemerintah.
14
6. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan dalam melakukan
pengakuan, penilaian, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan terhadap
transaksi keuangan dalam rangka penyusunan laporan keuangan. SAP adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah.
15
a) menjaga asset pemerintah pusat dan instansi-instansi melalui pencatatan, pemrosesan
dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar, praktek dan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
b) Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang pelaksanaan anggaran
dan kegiatan keuangan Pemerintah Pusat, Instansi dan Lembaga yang secara nasional
berguna sebagai dasar penilaian kinerja, menentukan ketaatan otorisasi anggaran dan
untuk tujuan akuntabilitas.
c) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan Pemerintah
Pusat dan Instansi/Lembaga secara keseluruhan.
d) Menyediakan informasi yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien dan efektif.
Pelaksanaan SAPP
SiAP dilaksanakan oleh Departemen Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN)
atau Chief Financial Officer (CFO). SiAP adalah serangkaian prosedur manual maupun
yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, analisis, pencatatan, pengikhtisaran,
interpretasi sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada
Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
16
SAI dilaksanakan oleh Menteri/Ketua Lembaga Tekhnis selaku Chief Operation
Officer yang memproses data transaksi keuangan dan barang yang dilaksanakan oleh
Kementerian Negara/Lembaga. SAI dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga,
yang memproses data untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
17
Catatan atas Laporan Keuangan. Struktur LP-SAL baik pada Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan.
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Dalam neraca, setiap entitas
mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta mengklasifikasikan
kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.
Neraca setidaknya menyajikan pos-pos berikut: (1) kas dan setara kas; (2) investasi
jangka pendek; (3) piutang pajak dan bukan pajak; (4) persediaan; (5) investasi jangka
panjang; (6) aset tetap; (7) kewajiban jangka pendek; (8) kewajiban jangka panjang;
dan (9) ekuitas.
4. Laporan Operasional
Laporan Operasional (LO) menyediakan informasi mengenai seluruh
kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam
pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan
yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
Pengguna laporan membutuhkan Laporan Operasional dalam mengevaluasi
pendapatan-LO dan beban untuk menjalankan suatu unit atau seluruh entitas
pemerintahan.
Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus
akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai
keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
18
aset, kewajiban dan ekuitas diatas, suatu entitas dapat menentukan subklasifikasi pos-
pos yang disajikan dalam neraca. Pengklasifikasian dilakukan dengan cara yang
sesuai dengan operasi entitas yang bersangkutan.
19
dimaksud mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal
perolehannya.
20