Anda di halaman 1dari 42

RANCANGAN AKTUALISASI

MENGEDUKASI CARA PEMBAYARAN E-COURT


DENGAN MEDIA LEAFLET

Disusun Oleh :

Nama : Suyadi, A.Md.


NIP : 198509032019031002
Jabatan : Pengelola Sistem Dan Jaringan
Instansi Asal : Mahkamah Agung

PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN II ANGKATAN XVIII


MAHKAMAH AGUNG BEKERJASAMA DENGAN PUSDIKLAT SDM
KETENAGAKERJAAN
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : MENGEDUKASI CARA PEMBAYARAN E-COURT DENGAN MEDIA


LEAFLET
NAMA : SUYADI, A.Md.
NIP : 198509032019031002
INSTANSI : MAHKAMAH AGUNG
JABATAN : PENGELOLA SISTEM DAN JARINGAN

Jakarta, 23 Oktober 2019

Menyetujui,

COACH / PEMBIMBING MENTOR

Ir. Evi Mulyaningsih Drs. H. Dudung, S.H., M.H.


NIP. 19641118 199803 2 002 NIP. 19661130 199203 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan mempersembahkan Penulisan
Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS serta Kedudukan dan Peran PNS dalam
NKRI sebagai Pengelola Sistem dan Jaringan di Pengadilan Agama Kasongan ini untuk
memenuhi persyaratan kelulusan dari kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
angkatan XVIII Tahun 2019 yang dilakukan di Pusdiklat SDM Ketenagakerjaan,
Kementerian Ketenagakerjaan.
Kegiatan Pelatihan Dasar CPNS ini bertujuan untuk dapat belajar mengenai nilai-
nilai dasar profesi PNS dan mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam kegiatan sehari-
hari serta kegiatan-kegiatan nyata di unit satuan kerja masing-masing.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Elsie Armaita, S.H., M.H, selaku Kepala Pusdiklat SDM Ketenagakerjaan yang
telah menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS ini dengan sebaik-
baiknya.
2. Bapak M Amir Syarifuddin, S.H.I.,M.H., selaku Ketua Pengadilan Agama
Kasongan dan mentor pembimbing penulis di satuan kerja;
3. Ibu Ir. Evi Mulyaningsih , selaku coach dari Pusdiklat SDM Ketenagakerjaan yang
membimbing penulis menyusun rancangan Aktualisasi ;
4. Bapak Drs. H. Dudung, S.H., M.H., selaku mentor yang membimbing penulis
dalam penyusunan rancangan Aktualisasi
5. Kepada para Widyaiswara dan panitia Pelatihan Dasar CPNS Gol. II Pusdiklat
SDM Ketenagakerjaan yang sudah membimbing penulis selama mengikuti
Pelatihan Dasar CPNS Gol. II;
6. Rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Tahun 2019, khususnya
Angkatan XVIII, atas dukungan, kerja sama, serta persahabatan yang terjalin
selama pelaksanaan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Gol. II;

iii
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Keluarga; Ayah, Ibu,
Adik, Istri, Mertua, yang selalu memberikan doa dan dukungan sehingga penulis dapat
melakukan upaya terbaik selama masa pelatihan dasar.

Penulis menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
kegiatan aktualisasi di masa yang akan datang.

Jakarta, 23 Oktober 2019

Suyadi, A.Md.
NIP. 19850903 201903 1 002

iv
DAFTAR ISI

JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 2
C. Nilai-Nilai Dasar PNS ..................................................................... 3
D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ....................................... 9
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI
A. Visi Misi dan Nilai-Nilai Organisasi ................................................. 12
B. Struktur Organisasi .......................................................................... 15
C. Tugas Pokok Peserta di Unit Kerja ................................................. 16
BAB III ANALISIS ISU-ISU DAN GAGASAN PEMECAHAN ISU
A. Identifikasi Isu-Isu ............................................................................ 17
B. Analisis Penyebab ........................................................................... 19
C. Isu Terpilih dan Gagasan Pemecahan Isu ...................................... 21
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
A. Uraian Kegiatan .............................................................................. 23
B. Potensi Kendala dan Rencana Antisipasi ........................................ 32
C. Jadwal Rancangan Aktualisasi ........................................................ 33
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria penilaian USG ...................................................................... 24


Tabel 3.2 Identitas permasalahan ..................... Error! Bookmark not defined.5
Tabel 3.3 Penyebab dan Solusi ....................................................................... 27
Tabel 3.4 Gagasan Pemecahan Isu ................................................................. 27
No table of figures entries found.

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur organisasi Pengadilan Agama Kasongan ....................... 17


Gambar 3.1 Diagram fishbone ......................................................................... 26

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara mempunyai peranan yang sangat penting dalam


rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hokum, berperadaban modern,
demokratis, adil, makmur dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan
pelayanan kepada masyarakat secara dan merata, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945 .
Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia.
Untuk itu diperlukan Pelatihan Dasar CPNS yang bertujuan untuk
membangun integritas, moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
keabangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang sesuai dalam Undang-
Undang Aparatur Sipil Negara Nomor 5 tahun 2014 pasal 63 ayat (4).
Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
merupakan dasar dalam mengatur dan mengelola ASN menjadi ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik KKN. Manajemen ASN berdasarkan asas kepastian hukum,
profesionalitas, proporsionalitas, keterpaduan, delegasi, netralitas, akuntabilitas,
efektif dan efisien, keterbukaan, nondiskriminatif, persatuan dan kesatuan,
keadilan dan kesetaraan dan kesejahteraan. ASN terdiri dari 2 komponen yakni
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK).Calon PNS wajib melaksanakan masa percobaan selama 1 tahun.
Instansi pemerintah wajib memberikan pendidikan dan pelatihan kepada calon
PNS.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) adalah lembaga yang diberi
kewenangan melakukan pengkajian dan pendidikan dan pelatihan aparatur sipil
negara.

1
Berdasarkan Peraturan LAN Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dan telah ditetapkannya Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan merujuk pada ketentuan
Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4), CPNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.

Selain itu peserta Latsar CPNS juga ditanamkan nilai-nilai dasar profesi
ASN yang terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi atau yang dikenal dengan sebutan ANEKA. Selain ANEKA,
dalam Latsar CPNS ini juga diajarkan materi tentang Manajemen ASN, Pelayanan
Publik dan Whole of Government. Kedelapan nilai tersebut kemudian dibuat dalam
satu rancangan aktualisasi sebagai salah satu proses pengejawantahan dari
semua nilai tersebut.

Seiring dengan perkembangan teknologi, Mahkamah Agung RI terus


berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dan mempermudah proses
administrasi bagi para pencari keadilan. Salah satu inovasi terbaik Mahkamah
Agung RI adalah dengan diluncurkannya aplikasi Pengadilan Elektronik (e-court).
Di dalam e-court memiliki fitur seperti e-Filing, e-Payment, e-Summon, dan e-
Litigasi.

Seiring penerapan e-court di Pengadilan Agama Kasongan, pendaftaran


persidangan melalui aplikasi e-court masih belum optimal, hal ini dikarenakan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang apa itu e-court dan cara pendaftaran
melalui e-court. Untuk itulah perlu diperlukan edukasi lebih lanjut tentang e-court,
salah satunya mengenai tata cara pembayaran e-court.

B. Tujuan dan Manfaat

Pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS yang diselenggarakan di Pusat


Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Ketenagakerjaan Kementerian

2
Ketenagakerjaan Republik Indonesia ini bertujuan untuk membentuk PNS
profesional yang dapat menerapkan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi) serta Manajemen
ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government, sehingga diharapkan dapat
membentuk karakter yang jujur, adil, kompeten, professional, berintegritas,
inovatif, dan cepat tanggap.

Manfaat yang diharapkan dari pembuatan rancangan aktualisasi ini adalah


sebagai acuan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN serta kedudukan
dan peran ASN dalam NKRI.

C. Nilai-Nilai Dasar PNS


Nilai-nilai dasar yang harus dapat diimplematasikan dalam diri seorang ASN
dalam melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya yang terdiri dari nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi serta
nilai Whole of Government, manajamen ASN, dan Pelayanan Publik.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas mengacu pada harapan implisit dan eksplisit bahwa
keputusan atau tindakan seseorang akan dievaluasi oleh pihak lain dan hasil
evaluasinya dapat berupa reward atau punishment.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau
institusi pemerintah untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya, yaitu menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

3
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas
organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.
1. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
2. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai
pemberi kewenangan.
3. Akuntabilitas Kelompok
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian
kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai
kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang
penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
4. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang
telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders
lainnya.
5. Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna
layanan, dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan
kritik terhadap kinerjanya.

Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan


responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep
tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai.

4
2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan
tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa dan negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi sektoral dangan
mental bloknya, tetapi akan senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih
besar yakni bangsa dan negara.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang berdasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.
Indikator nilai-nilai Nasionalisme Pancasila antara lain, yaitu:
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Religius, menghormati pemeluk agama lain, amanah, tanggung jawab,
integritas, dan pengabdian
b. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
Humanis, saling menghargai dan menghormati, serta tidak diskriminatif
c. Sila Persatua Indonesia
Gotong royong, cinta tanah air, mengutamakan persatuan dan kesatuan,
dan saling bersinergi
d. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Musyawarah, mufakat, menghargai pendapat, menerima masukan, arif,
dan bijaksana
e. Sila Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Adil, kerja keras, tolong-menolong, dan tidak tamak.
3. Etika Publik
Etika diartikan sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral
mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang

5
seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tidakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Adapun
dalam melaksanakan tugas ASN memiliki sejumlah kode etik yang harus
dipatuhi.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yanga menyangkut kebijakan negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.

6
4. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih sudah menjadi
keniscayaan di era reformasi saat ini. Kinerja aparatur dalam memberikan
layanan publik yang bermutu harus berlandaskan prinsip efektivitas, efisiensi,
dan inovasi. Nilai-nilai dasar (Pasal 4) dan kode etik (Pasal 5) layanan publik
sebagaimana dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 5/2014 tentang ASN,
secara keseluruhan mencerminkan perlunya komitmen mutu dari setiap
aparatur dalam memberikan layanan, apapun bidang layanannya dan kepada
siapapun layanan itu diberikan.
Merujuk kriteria kinerja yang berorientasi nilai-nilai dasar orientasi mutu,
perlu ditegaskan kembali bahwa target utama kinerja aparatur yang berbasis
komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima
layanan (customer satisfaction). Manajemen mutu harus dilaksanakan secara
terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk
senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, setiap aparatur mesti dilandasi
oleh kesadaran tinggi untuk memaknai esensi komitmen mutu dalam
memberikan pelayanan kepada publik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan. Perilaku adiluhung sebagai aparatur dapat diwujudkan
melalui karakter kepribadian yang jujur, amanah, cermat, disiplin, efektif,
efisien, kreatif, inovatif, melayani dengan sikap hormat, bertutur kata sopan dan
ramah, berlaku adil (tidak diskriminatif), bekerja tanpa tekanan, memiliki
integritas tinggi, serta menjaga nama baik dan reputasi ASN.
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima sekurang-
kurangnya akan mencakup hal-hal berikut:
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients;
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara
agar customers/clients tetap setia;
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi: tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan;

7
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients maupun perkembangan
teknologi;
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan;
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara,
antara lain : pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi,
dan benchmark.

5. Anti Korupsi
Anti-Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung, jangka pendek
atau bahkan jangka panjang.
Komitmen anti korupsi tidak hanya diikrarkan lewat perkataan, namun
harus dimanifestasikan seorang ASN dalam melaksanakan tugas jabatannya.
Nilai-nilai anti korupsi yang harus dimiliki seseorang untuk mewujudkan ikrar
anti korupsi antara lain adalah jujur, peduli, mandiri, disiplin, berani, adil,
sederhana, kerja keras dan tanggung jawab.
Menurut Undang-Undang No. 31/1999 jo Undang-Undang No. 20/2001,
terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara
b. Suap-menyuap
c. Pemerasan
d. Perbuatan curang
e. Penggelapan dalam jabatan
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan
g. Gratifikasi

8
D. Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI
1. Pelayanan Publik
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
mendefinisikan pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Pegawai ASN mempunyai tugas dan peran::
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

2. Manajemen ASN
Menurut Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN), manajemen ASN merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik KKN. Pengelolaan SDM ASN dilakukan untuk
memotivasi dan meningkatkan produktivitas pegawai ASN dalam
melaksanakan tugasnya sehingga mampu berkontribusi dalam pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi. Sistem Merit digunakan untuk mendapatkan
ASN yang produktif, efektif, dan efisien. Sistem Merit menurut Undang-Undang
No 5 Tahun 2014, yakni kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan
pada kualitifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latarbelakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. Kepastian hukum;
b. Profesionalitas;

9
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non diskriminatif;
k. Persatuan;
l. Kesetaraan;
m. Keadilan; dan
n. Kesejahteraan.

3. Whole of Government
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintah dan
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup yang lebih luas guna mencapai tujuan
pembangunan, kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Adapun alasan WoG diperlukan, antara lain:
a. Dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik;
b. Mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah
sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik;
c. Adanya nuansa kompetisi antar sektor, satu sektor bisa menjadi sangat
superior terhadap sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun
tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau ‘saling
membunuh’;
d. Tumbuhnya ego sektoral (mentalitas silo) yang mendorong perilaku dan
nilai individu maupun kelompok yang menyempit pada kepentingan

10
sektornya yang kontra produktif terhadap tujuan-tujuan yang lebih besar
atau yang berskala nasional; dan
e. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi.

11
BAB II

DESKRIPSI ORGANISASI

A. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Organisasi


1. Visi
Visi dari Pengadilan Agama Kasongan adalah “Terwujudnya Pengadilan
Agama Kasongan yang Agung”

2. Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi Pengadilan Agama Kasongan tersebut


diperlukan tindakan nyata berupa Misi Pengadilan Agama Kasongan yaitu:
1. Menjaga kemandirian Pengadilan Agama Kasongan.
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Agama Kasongan.
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan Agama Kasongan.

3. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi dari Pengadilan Agama Kasongan adalah sebagai
berikut::
1. Kemandirian Kekuasaan Kehakiman
(Pasal 24 ayat (1) UUD 1945)
Kemandirian Institusional:
Badan Peradilan adalah lembaga mandiri dan harus bebas dari intervensi oleh
pihak lain di luar kekuasaan kehakiman (Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang No.
48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman).
Kemandirian Fungsional:
Setiap hakim wajib menjaga kemandirian dalam menjalankan tugas dan
fungsinya (Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman). Artinya, seorang Hakim dalam memutus perkara harus
didasarkan pada fakta dan dasar hukum yang diketahuinya, serta bebas dari

12
pengaruh, tekanan, atau ancaman, baik langsung ataupun tak langsung, dari
manapun dan dengan alasan apapun juga.
2. Integritas dan Kejujuran
(Pasal 24A ayat (2) UUD 1945; Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)
Perilaku hakim harus dapat menjadi teladan bagi masyarakatnya. Perilaku
hakim yang jujur dan adil dalam menjalankan tugasnya, akan menumbuhkan
kepercayaan masyarakat akan kredibilitas putusan yang kemudian dibuatnya.
Integritas dan kejujuran harus menjiwai pelaksanaan tugas aparatur peradilan.
3. Akuntabilitas
(Pasal 52 dan Pasal 53 Undang-Undang No. 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman)
Hakim harus mampu melaksanakan tugasnya menjalankan kekuasaan
kehakiman dengan profesional dan penuh tanggung jawab. Hal ini antara lain
diwujudkan dengan memperlakukan pihak-pihak yang berperkara secara
profesional, membuat putusan yang didasari dengan dasar alasan yang
memadai, serta usaha untuk selalu mengikuti perkembangan masalah-masalah
hukum aktual. Begitu pula halnya dengan aparatur peradilan, tugas-tugas yang
diemban juga harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan
profesional.
4. Responsibilitas
(Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 5 Undang-Undang No. 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman)
Badan Peradilan harus tanggap atas kebutuhan pencari keadilan, serta
berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat mencapai
peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan. Selain itu, hakim juga harus
menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai Hukum dan rasa keadilan yang
hidup dalam masyarakat.
5. Keterbukaan
(Pasal 28D ayat (1) UUD 1945; Pasal 13 dan Pasal 52 UndangUndang No. 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)

13
Salah satu upaya badan peradilan untuk menjamin Adanya perlakuan sama di
hadapan hukum, perlindungan hukum, serta kepastian hukum yang adil, adalah
dengan memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh informasi.
Informasi yang berkaitan dengan penanganan suatu perkara dan kejelasan
mengenai hukum yang berlaku dan penerapannya di Indonesia.
6. Ketidakberpihakan
(Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman)
Ketidakberpihakan merupakan syarat utama terselenggaranya proses
peradilan yang jujur dan adil, serta dihasilkannya suatu putusan yang
mempertimbangkan pendapat/kepentingan para pihak terkait. Untuk itu,
aparatur peradilan harus tidak berpihak dalam memperlakukan pihak-pihak
yang berperkara.
7. Perlakuan yang sama di hadapan hukum
(Pasal 28D ayat (1) UUD 1945; Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 52 UU
No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)
Setiap warga negara, khususnya pencari keadilan, berhak mendapat perlakuan
yang sama dari Badan Peradilan untuk mendapatkan pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum.

14
B. Struktur Organisasi

Berikut adalah Struktur Organisasi Pengadilan Agama Kasongan

Gambar 2.1 Struktur organisasi Pengadilan Agama Kasongan

Pengadilan Agama Kasongan adalah salah satu dari 85 Pengadilan baru di


Indonesia. Dari jumlah itu 30 (tiga puluh) adalah Pengadilan Negeri, 50 (lima
puluh) Pengadilan Agama, dan 3 (tiga) Mahkamah Syar’iyah serta 2 (dua)
Pengadilan Tata Usaha Negara.
Adapun di wilayah Pengadilan Tinggi Agama Kalimantan Tengah, terdapat
7 (tujuh) pengadilan agama baru, yaitu Pengadilan Agama Nanga Bulik,
Pengadilan Agama Sukamara, Pengadilan Agama Kuala Pembuang, Pengadilan

15
Agama Kasongan, Pengadilan Agama Tamiyang Layang, Pengadilan Agama
Pulang Pisau, dan Pengadilan Agama Kuala Kurun.
Pengadilan Agama Kasongan berjalan dengan dipimpin oleh seorang
Ketua Pengadilan Agama yang juga bertindak sebagai Ketua Majelis Hakim. Di
dalam persidangan didampingi oleh 2 Hakim, Panitera, Panitera Muda Hukum dan
Panitera Muda Gugatan. Selain itu ada 5 Calon Hakim yang sedang magang di
Pengadilan Agama lain. Di bagian Kesekretariatan dipimpin oleh Sekretaris
dibantu Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan.dibantu 3 CPNS sebagai Staff
dan 4 tenaga honorer.

C. Tugas Pokok Peserta di Unit Kerja


Berikut tugas dan fungsi peserta yang bekerja di bagian Kesekretariatan
Pengadilan Agama Kasongan :
1. Melaksanakan belanja keperluan kantor/barang persediaan
berdasarkan RAB (Rencana Anggaran Biaya).
2. Menginput barang persediaan yang telah dibeli ke Aplikasi Persediaan
3. Menjadi operator SIMAK BMN (Sistem Informasi Manajemen Dan
Akuntansi Barang Milik Negara), menangani pengelolaan aset yang
mencakup pencatatan mulai dari saldo awal, perolehan, perubahan,
penghapusan, penghentian penggunaan, sampai pencatatan kode
ruangan.
4. Membuat daftar gaji pegawai melalui Aplikasi GPP (Gaji PNS Pusat)
5. Menjadi petugas penanggungjawab absensi, dengan mencetak lembar
absensi untuk absensi manual, menginput absensi ke Komdanas
6. Pengetikan Surat-surat, seperti Surat Tugas, Surat Pengantar, Surat
Keputusan dan lain-lain.

16
BAB III
ANALISIS ISU-ISU DAN GAGASAN PEMECAHAN ISU

A. Identifikasi Isu-isu

Mekanisme pembayaran biaya perkara secara elektronik (e-payment) yang


diberlakukan dalam aplikasi pengadilan elektronik (e-court) merupakan lompatan
besar dalam sistem pembayaran biaya perkara. Selain memberikan kemudahan
kepada masyarakat tanpa harus datang ke pengadilan, fitur pembayaran ini juga
berguna bagi pengadilan untuk meningkatkan kinerja pengadministrasian biaya
perkara.

Melalui pembayaran secara elektronik (e-payment), masyarakat pencari


keadilan, khususnya pengguna terdaftar akan dapat melakukan pembayaran
biaya perkara dengan berbagai metode pembayaran yang dapat difasilitasi oleh
perbankan dan telah terkoneksi dengan aplikasi e-court, antara lain melalui SMS
banking, internet banking, mobile banking, maupun datang ke teller-teller bank,
tanpa harus datang ke pengadilan.

Kenyataan di lapangan, pengetahuan masayarakat tentang tata cara


pembayaaran e-court masih rendah, sehingga diperlukan edukasi tentang tata
cara pembayaaran e-court, baik melalui media informasi maupun edukasi.

Pada masyarakat Kabupaten Katingan, terdapat isu-isu diantaranya:

1. Kurangnya media informasi untuk informasi cara pembayaran e-court


2. Sosialisasi tentang pembayaran e-court masih kurang
3. Pengetahuan tentang informasi pembayaran e-court masih rendah

Untuk mengidentifikasi isu yang lebih strategis diantara isu-isu lainnya,


maka diperlukan alat bantu penetapan kriteria isu dengan menggunakan metode
penetapan isu melalui teknik USG (Urgency, Seriousness, Growth). USG adalah

17
salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan.
Adapun analisis kualitas isu dengan alat analisis USG sebagai berikut:
1. Urgency
Urgency merupakan seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut
untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi
2. Seriousness
Seriousness merupakan seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah
lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa
dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah
lain lebih serius dibanding suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Growth menunjukkan seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut
menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
makin memburuk kalau dibiarkan.

Dalam teknik USG memiliki kriteria-kriteria penilaian tersendiri yang


tersusun dari nilai 1 – 5, kriteria penilaian dari teknik USG antara lain sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Kriteria penilaian USG
Bobot Urgency Seriousness Growth
5 Sangat mendesak Sangat gawat Sangat cepat
4 Mendesak Gawat Cepat
3 Cukup mendesak Cukup gawat Cukup cepat
2 Kurang mendesak Kurang gawat Kurang cepat
Sangat kurang Sangat kurang
1 Sangat kurang cepat
mendesak mendesak

18
Berdasar pada kriteria penilaian USG di atas maka disusunlah sejumlah
identitas permasalahan yang dituangkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2 Identitas permasalahan

Identitas
No. U S G Total Ranking
Permasalahan
1 Kurangnya media 4 4 4 12 1
informasi untuk
informasi cara
pembayaran e-
court
2 Sosialisasi tentang 4 4 3 11 2
pembayaran e-
court masih kurang

3 Pengetahuan 3 4 3 10 3
tentang informasi
pembayaran e-
court masih rendah

Berdasarkan tabel di atas diambil satu permasalahan sebagai core isu


dengan ranking tertinggi yaitu ‘Kurangnya media informasi untuk informasi cara
pembayaran e-court’ dengan total penilaian USG mencapai angka 12.

B. Analisis Penyebab
Dalam menggali gagasan untuk pemecahan isu, tahap pertama yang
dilakukan adalah memahami faktor penyebab terjadinya isu. Berdasarkan pada
identitas permasalahan, ditemukan 4 faktor penyebab terjadinya isu dengan
metode Diagram tulang ikan atau fishbone. Fishbone adalah salah satu metode di
dalam meningkatkan kualitas
Berikut adalah penerapan isu ke dalam diagram fishbone

19
Penyebab Akibat

Sarana Prasarana

Kurangnya media
informasi untuk
informasi cara Pengetahuan
pembayaran e- masyarakat
court tentang cara
pembayaran
e-court masih
Pengetahuan tentang
informasi pembayaran
Sosialisasi tentang rendah.
pembayaran e-
e-court masih rendah
court masih kurang

Pengetahuan Metode

Gambar 3.1 Diagram Fishbone

Dari diagram fishbine diatas ditemukan penyebab isu yaitu :

Sarana Prasarana : Kurangnya media informasi untuk informasi


pembayaran e-court.
Metode : Sosialisasi tentang pembayaran e-court masih
kurang
Pengetahuan : Pengetahuan tentang informasi pembayaran e-court
masih rendah

20
C. Isu Terpilih dan Gagasan Pemecahan Isu

Dari keempat penyebab isu di atas maka dibuat tabel penyebab dan solusi
untuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi isu yang terpilih.
Tabel 3.3 Penyebab dan solusi
No. Penyebab Solusi

1 Kurangnya media informasi Pengadaan media informasi


untuk informasi cara tata cara pembayaran e-court
pembayaran e-court beserta edukasi ke
masyarakat

2 Sosialisasi tentang Sosialisasi tentang


pembayaran e-court masih pembayaran e-court
kurang

3 Pengetahuan tentang informasi Edukasi tentang pembayaran


pembayaran e-court masih e-court
rendah

Berdasarkan pada tabel penyebab dan solusi diatas maka dibuatlah


pemilihan solusi pemecahan isu berdasarkan tingkat efektifitas, efisiensi dan
kemudahan dengan menggunakan metode Tapisan. Hasilnya adalah sebagai
berikut:

21
Tabel 3.4 Gagasan pemecahan isu

No. Alternatif Strategi Efektifitas Efisiensi Kemudahan Total Ket.

1 Pengadaan media 4 4 4 12 Terpilih


informasi tata cara
pembayaran e-court
beserta edukasi ke
masyarakat
2 Sosialisasi tentang 4 4 3 11
pembayaran e-court
3 Edukasi tentang 3 4 4 11
pembayaran e-court

Berdasarkan hasil tapisan diatas maka terpilih ‘Pengadaan media informasi


tata cara pembayaran e-court beserta edukasi ke masyarakat’, dengan total
penilaian 12 poin sebagai solusi pemecahan isu yang ada.

22
BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

A.Rencana Kegiatan Aktualisasi

Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan terdiri dari 4 (empat) kegiatan
yang dibagi lagi menjadi beberapa tahapan kegiatan berikut:

Nama : Suyadi
NIP : 19850903 201903 1 002
Unit Kerja : Pengadilan Agama Kasongan.
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya media informasi tentang tata cara
pembayaran e-court
2. Sosialisasi tentang pembayaran e-court masih
kurang
3. Pengetahuan tentang cara pembayaran e-
court yang masih rendah
Isu yang Diangkat : Kurangnya media informasi tentang tata cara
pembayaran e-court
Gagasan Pemecahan Isu : Mengedukasi cara pembayaran e-court melalui
media leaflet

Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain:

1. Menyampaikan rancangan aktualisasi kepada Ketua Pengadilan Agama


Kasongan, selaku pimpinan dan mentor di Satuan Kerja penulis.
2. Mencari bahan dan tulisan tentang cara pembayaran e-court.
3. Menyusun dan mengkonsultasikan hasil rancangan leaflet cara pembayaran e-
court.
4. Mencetak leaflet cara pembayaran e-court
5. Mengedukasi dengan media leaflet di Pengadilan Agama Kasongan
6. Mengevaluasi dan melaporkan rancangan aktualisasi

23
Tabel 4.1 Formulir 1 Rancangan Aktualisasi

KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT / KETERKAITAN MATA TERHADAP
NO. KEGIATAN NILAI
KEGIATAN HASIL PELATIHAN VISI/MISI
ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Menyampaikan 1. Membuat janji Screenshot a. Etika Publik Berkontribusi pada Penguatan nilai
rancangan aktualisasi untuk bertemu Whatsapp - Mengetik salam misi dan misi : organisasi
kepada Ketua dengan pimpinan b. Nasionalisme Meningkatkan integrtitas dan
Pengadilan Agama selaku mentor - Menuliskan kalimat kualitas kejujuran
Kasongan, selaku menggunakan kepemimpinan akuntabilitas,
pimpinan dan mentor di Bahasa Indonesia Pengadilan Agama responsibilitas
Satuan Kerja penulis. yang baik dan benar Kasongan dan
2. Menemui Dokumentasi a. Etika Publik meningkatkan
pimpinan selaku kegiatan - Berpakaian rapi kredibilitas dan
mentor - Mengetuk pintu dan transparansi
memberi salam Pengadilan Agama
b. Nasionalisme Kasongan
- Menggunakan
Bahasa Indonesia
dengan baik dan
benar
3. Melakukan Dokumentasi a. Etika Publik
konsultasi Kegiatan - Tata bahasa yang
rancangan mudah dimengerti
aktualisasi kepada b. Nasionalisme
pimpinan selaku - Mufakat
mentor c. Akuntabilitas
- Bertanggung jawab

24
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT / KETERKAITAN MATA TERHADAP
NO. KEGIATAN NILAI
KEGIATAN HASIL PELATIHAN VISI/MISI
ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
4. Membuat 1. Dokumentasi a. Akuntabilitas
notulensi terkait Kegiatan - Menuliskan hasil
hasil konsultasi 2. Notulensi hasil konsultasi dengan
rancangan konsultasi cermat
aktualisasi
Deskripsi :
1.1 Membuat jadwal untuk bertemu dengan Ketua Pengadilan Agama Kasongan selaku pimpinan dan mentor
a. Saya akan mengetik salam di permulaan percakapan Whatsapp. (Etika Publik)
b. Saya akan membuat janji dengan menuliskan kalimat menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. (Nasionalisme)
1.2 Menemui pimpinan selaku mentor dan menyampaikan rancangan aktualisasi
a. Saya akan berpakaian rapi sesuai dengan etika berpakaian seorang ASN yaitu menggunakan kemeja dan celana bahan. (Etika Publik)
b. Saya akan mengetuk pintu terlebih dahulu, mengucapkan salam, sebelum memasuki ruangan. (Etika Publik)
c. Saya akan menyampaikan isi rancangan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. (Nasionalisme)
1.3 Melakukan konsultasi dengan Ketua Pengadilan Agama Kasongan selaku pimpinan dan mentor
a. Saya akan mendeskripsikan dengan tata bahasa yang mudah dimengerti. (Etika Publik)
b. Saya akan mengemukakan pendapat untuk mufakat dalam pembuatan rancangan aktualisasi. (Nasionalisme)
c. Saya akan bertanggung jawab melaksanakan rancangan aktualisasi. (Akuntabilitas)
1.4 Membuat notulensi terkait hasil konsultasi rancangan aktualisasi
a. Saya akan mencatat seluruh hasil konsultasi dengan cermat. (Akuntabilitas)

2. Mencari bahan dan 1. Menghubungi Dokumentasi a. Etika Publik Berkontribusi pada Penguatan nilai
tulisan tentang cara untuk bertemu kegiatan - Sopan misi dan misi : organisasi :
pembayaran e-court. pegawai di bagian b. Nasionalisme Meningkatkan integritas dan
Kepaniteraan - Bahasa Indonesia kualitas kejujuran,
yang baik dan kepemimpinan akuntabilitas,
benar Pengadilan Agama responsibilitas
c. Akuntabilitas Kasongan dan
- Mendahulukan meningkatkan
kepentingan publik kredibilitas dan

25
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT / KETERKAITAN MATA TERHADAP
NO. KEGIATAN NILAI
KEGIATAN HASIL PELATIHAN VISI/MISI
ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
transparansi
2. Mencari bahan, Dokumentasi a. Akuntabilitas Pengadilan Agama
data dan informasi kegiatan - Bertemu dengan Kasongan
ke bagian menepati janji dan
Kepaniteraan bertanggung jawab
b. Whole of
Government
- Bekerja sama
dengan bagian
Kepaniteraan

c. Mencari bahan, Dokumentasi a. Komitmen Mutu


data dan informasi kegiatan - Mencari data yang
di internet benar dan valid
Deskripsi :
2.1. Menghubungi bagian Kepaniteraan
a. Saya akan bersikap sopan pada saat bertemu pegawai di bagian Kepaniteraan. (Etika Publik)
b. Saya akan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. (Nasionalisme)
c. Saya akan menerima jadwal pertemuan yang diberikan diluar kesibukan jam pelayanan (Akuntabilitas)
2.2 . Bertemu dan mencari bahan, data dan informasi ke bagian Kepaniteraan
a. Saya akan bertemu dengan menepati janji dan bertanggung jawab (Akuntabilitas)
b. Saya akan bekerjasama dengan pegawai bagian kepaniteraan dalam mencari data dan referensi (Whole of Government)
2.3. Mencari bahan, data dan informasi di internet
a. Saya akan data yang benar dan valid di internet (Komitmen Mutu)

3. Meyusun rancangan 1. Mengumpulkan Data referensi a. Komitmen Mutu Berkontribusi pada Penguatan nilai
desain leaflet cara data dan referensi terkait desain - Mencari referensi misi dan misi : organisasi :
pembayaran e-court terkait desain leaflet desain yang menarik Meningkatkan integritas dan
dan berkonsultasi leaflet dan mudah kualitas kejujuran,
dengan mentor dimengerti kepemimpinan

26
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT / KETERKAITAN MATA TERHADAP
NO. KEGIATAN NILAI
KEGIATAN HASIL PELATIHAN VISI/MISI
ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
b. Whole of Pengadilan Agama akuntabilitas,
Government Kasongan dan responsibilitas
- Berkolaborasi meningkatkan
dengan pegawai kredibilitas dan
kepaniteraan transparansi
2. Menyusun 1. Rancangan a. Komitmen Mutu Pengadilan
rancangan leaflet leaflet - Menyusun Agama Kasongan
2. Dokumentasi rancangan leaflet
kegiatan dengan efektif dan
efisien
- Menyusun
rancangan leaflet
dengan desain yang
menarik dan mudah
dimengerti
3. Berkonsultasi Dokumentasi a. Etika Publik
dengan mentor kegiatan - Tata bahasa yang
terkait ranacangan mudah dimengerti
leaflet b. Nasionalisme
- Mengemukakan
pendapat untuk
mufakat
c. Manajemen ASN
- Mendengarkan
arahan dan masukan
dari atasan
4. Membuat 1. Dokumentasi a. Akuntabilitas
notulensi terkait Kegiatan - Menuliskan hasil
hasil konsultasi 2. Notulensi hasil konsultasi dengan
rancangan leaflet konsultasi cermat

27
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT / KETERKAITAN MATA TERHADAP
NO. KEGIATAN NILAI
KEGIATAN HASIL PELATIHAN VISI/MISI
ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Deskripsi :
3.1. Mengumpulkan data dan referensi terkait desain leaflet
a. Saya akan mencari data dan referensi tentang desain penyusunan leaflet yang menarik dan mudah dimengeri. (Komitmen Mutu)
b. Saya akan bekerjasama dengan pegawai bagian kepaniteraan dalam mencari data dan referensi (Whole of Government)
3.2 Menyusun rancangan leaflet
a. Saya akan menyusun rancangan leaflet dengan efektif dan efisien (Komitmen Mutu)
b. Saya akan menyusun rancangan leaflet dengan desain yang menarik dan mudah dimengerti (Komitmen Mutu)
3.3 Melakukan konsultasi dengan mentor terkait rancangan leaflet
a. Saya akan mendeskripsikan dengan tata bahasa yang mudah dimengerti. (Etika Publik)
b. Saya akan mengemukakan pendapat untuk mufakat dalam pembuatan rancangan aktualisasi. (Nasionalisme)
c. Saya akan mendengarkan arahan dan masukan dari mentor. (Manajemen ASN)
3.4.Membuat notulensi terkait hasil konsultasi rancangan leaflet
a. Saya akan mencatat seluruh hasil konsultasi dengan cermat. (Akuntabilitas)

4. Mencetak leaflet 1. Meminta saran Dokumentasi a. Etika Publik


dari mentor kegiatan - Sopan dan santun
mengenai b. Manajemen ASN
pencetakan leaflet - Menerima arahan
mentor
2. Mencetak leaflet Leaflet a. Anti Korupsi
- Jujur
b. Komitmen Mutu
- Mencetak resolusi
tinggi
3. Meminta Dokumentasi a. Etika Publik
persetujuan untuk kegiatan - Sopan dan santun
mengedukasi cara b. Nasionalisme

28
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT / KETERKAITAN MATA TERHADAP
NO. KEGIATAN NILAI
KEGIATAN HASIL PELATIHAN VISI/MISI
ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
pembayaran e- - Mufakat
court
Deskripsi :
4.1Meminta saran dari mentor mengenai pencetakan leaflet
a. Saya akan meminta saran dari mentor mengenai pencetakan leaflet dengan sopan dan santun (Etika Publik)
b. Saya akan menerima dan melaksanakan saran dari mentor (Manajemen ASN)
4.2 Mencetak leaflet
a. Saya akan mencetak leaflet dengan mencantumkan harga tanpa me-markup (Anti Koruosi)
b. Saya akan mencetak leaflet dengan resolusi tinggi (Komitmen Mutu)
4.3. Meminta persetujuan untuk mengedukasi cara pembayaran e-court
a. Saya akan meminta persetujuan untuk mengedukasi cara pembayaran e-court dengan sopan dan satun (Etika Publik)
b. Saya tidak akan memaksakan kehendak, melalui musyawarah untuk mufakat (Nasionalisme)

5. Mengedukasi dengan 1. Menyediakan Dokumentasi a. Komitmen Mutu Berkontribusi pada Penguatan nilai
media leaflet di leaflet di Meja Leaflet di meja - Meletakkan leaflet di misi dan misi : organisasi :
Pengadilan Agama PTSP PTSP tempat strategis Memberikan integritas dan
Kasongan pelayanan hukum kejujuran,
2. Melakukan Dokumentasi a. Etika Publik yang berkeadilan akuntabilitas,
edukasi kepada kegiatan - Melakukan edukasi kepada pencari responsibilitas
masyarakat yang dengan tata bahasa keadilan,
sedang yang mudah Meningkatkan
berkunjung dimengerti kualitas
b. Nasionalisme kepemimpinan
- tidak diskriminatif Pengadilan Agama
c. Pelayanan Publik Kasongan dan
- pelayanan menjadi meningkatkan
mudah dan efektif kredibilitas dan
d. Akuntabilitas transparansi
- bertanggung jawab

29
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT / KETERKAITAN MATA TERHADAP
NO. KEGIATAN NILAI
KEGIATAN HASIL PELATIHAN VISI/MISI
ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3. Mengadakan Checklist a. Etika Publik Pengadilan
tanya jawab hasil Dokumentasi - Menjawab Agama Kasongan
mengedukasi cara kegiatan pertanyaan dengan
pembayaran e- tersenyum
court b. Nasionalisme
- berbahasa Indonesia
yang baik dan benar
c. Akuntabilitas
- Menjawab
pertanyaan dengan
tanpa bertele-tele
dan tidak berbelit-
belit

Deskripsi :
5.1Menyediakan leaflet di Meja PTSP
a. Saya akan meletakkan leaflet di tempat strategis sehingga efektif dan efisien (Komitmen Mutu)
5.2.Melakukan edukasi kepada masyarakat yang sedang berkunjung
a. Saya akan melakukan edukasi dengan tata bahasa yang mudah dimengerti (Etika Publik)
b. Saya akan melakukan edukasi dengan tidak diskriminatif (Nasionalisme)
c. Saya akan mengedukasi cara pembayaran e-court melalui e-money, internet banking agar pelayanan menjadi mudah dan efektif di masyarakat
(Pelayanan Publik)
d, Saya akan menjelaskan poin-poin penting tentang cara pembayaran e-court dengan bertanggung jawab (Akuntabilitas)
5.3 Mengadakan tanya jawab
a. Saya akan menjawab pertanyaan dengan tersenyum (Etika Publik)
b. Saya akan menerapkan dalam tanya jawab tersebut dengan berbahasa Indonesia yang baik dan benar (Nasionalisme)
c. Saya akan menjawab pertanyaan dengan tanpa bertele-tele dan tidak berbelit-belit (Akuntabilitas)

30
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT / KETERKAITAN MATA TERHADAP
NO. KEGIATAN NILAI
KEGIATAN HASIL PELATIHAN VISI/MISI
ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
6. Mengevaluasi dan 1. Melakukan Dokumentasi a. Akuntabilitas Berkontribusi pada Penguatan nilai
Melaporkan.kegiatan evaluasi terhadap kegiatan - Bertanggung jawab misi dan misi : organisasi :
aktualisasi hasil kegiatan Meningkatkan integritas dan
aktualisasi kualitas kejujuran,
2. Membuat laporan Laporan a. Komitmen Mutu kepemimpinan akuntabilitas,
kegiatan - Melaporkan dengan Pengadilan Agama responsibilitas
aktualisasi efektif dan efisien Kasongan dan
meningkatkan
3. Menyerahkan Dokumentasi a. Etika Publik kredibilitas dan
laporan kegiatan kegiatan - Disiplin waktu dalam transparansi
aktualisasi penyerahan laporan Pengadilan
dan mengucapkan Agama Kasongan
terima kasih
b. Nasionalisme
- Menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik dan benar
Deskripsi :
6.1. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan aktualisasi
a. Saya akan bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi terhadap kegiatan aktualisasi (Akuntabilitas)
6.2 Membuat laporan kegiatan aktualisasi
a. Saya akan membuat laporan kegiatan aktualisasi dengan efektif dan efisien (Komitmen Mutu)
6.3 Menyerahkan laporan kegiatan aktualisasi
a. Saya akan menyerahkan laporan kegiatan aktualisasi dengan disiplin waktu dan mengucapkan terima kasih kepada mentor (Etika
Publik)
b. Saya akan menyerahkan laporan kegiatan aktualisasi menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Nasionalisme)

31
B. Kendala dan Rencana Antisipasi

Dalam pelaksanaan aktualisasi tidak lepas dari adanya kendala yang


dapat menghambat jalannya aktualisasi. Kendala-kendala yang mungkin timbul
dalam pelaksanaan aktualisasi adalah:

1. Anggaran yang tidak disediakan. Sebagai langkah antisipasinya yaitu


dengan menerapkan penggunaan anggaran seminimal mungkin.
2. Waktu pengerjaan yang mungkin akan berbenturan dengan tugas
pokok fungsi dan tugas yang diberikan oleh atasan. Sebagai tindakan
antisipasinya harus melakukan manajemen waktu dengan baik untuk
menyelesaikan seluruh tugas pekerjaan.
3. Kurangnya partisipasi rekan kerja dalam pelaksanaan karena mereka
pun punya tugas sendiri-sendiri. Sebagai antisipasinya berkomunikasi
dan berdikusi memilih waktu agar dapat membantu pelaksanaan
pekerjaan kita.
4. Waktu yang diperlukan untuk konsultasi dengan pimpinan untuk
perizinan atau persetujuan, antisipasi dari kendala ini dengan
mendahulukan kegiatan yang bisa dilakukan, disaat menunggu waktu
pertemuan dengan pimpinan.

32
C Jadwal Rancangan Aktualisasi

Jadwal aktualisasi pelaksanaan kegiatan terdapat pada table di bawah ini.


Berdasarkan pade tabel tersebut aktualisasi akan dilaksanakan pada tanggal 4
November 2019 – 6 Desember 2019

Tabel 4.2 Jadwal rancangan Aktualisasi

November Desember
No. Kegiatan
2 3 4 1 2
1. Menyampaikan rancangan aktualisasi
kepada Ketua Pengadilan Agama
Kasongan, selaku pimpinan dan mentor
di Satuan Kerja penulis.
2. Mencari bahan dan tulisan tentang cara
pembayaran e-court.
3. Menyusun dan mengkonsultasikan hasil
rancangan leaflet cara pembayaran e-
court.
4. Mengedukasi dengan media leaflet di
Pengadilan Agama Kasongan
5. Mengevaluasi dan Melaporkan
rancangan aktualisasi

33
BAB V

PENUTUP

Rancangan aktualisasi ini disusun sebagai media implementasi nilai-nilai


dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Naseionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi. Disamping itu rancangan aktulisasi ini juga memiliki nilai dari peran
dan kedudukan ASN dalam NKRI yang harus diaplikasikan di satuan kerja yang
terdiri dari Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole Of Government.
Rancangan aktulisasi menjadi pedoman penulis dalam melaksanakan habituasi
di Pengadilan Agama Kasongan.

Aktualisasi akan dilaksanakan mulai dari minggu ke-2 November hingga


minggu pertama Desember 2019, tempat habituasi yaitu di Pengadilan Agama
Kasongan. Permasalahan yang dipilih adalah :

1. Kurangnya media informasi tentang tata cara pembayaran e-court

2. Sosialisasi tentang pembayaran e-court masih kurang

3. Pengetahuan tentang cara pembayaran e-court yang masih rendah

Selanjutnya dilakukan analisis Urgency, Seriousness dan Growth


(USG).Berdasarkan hasil analisis USG isu yang terpilih adalah : ‘Kurangnya media
informasi tentang tata cara pembayaran e-court’. Dan setiap tahapan kegiatan
terkait dengan nilai-nilai dasar ASN serta peran kedudukan ASN dalam NKRI.

Penulis berharap adanya dukungan dari seluruh pihak dalam


melaksanakan rancangan aktualisasi ini agar dapat diaplikasikan sebaik mungkin
di tempat habituasi.

34
DAFTAR PUSTAKA

Kumorotomo, Wahyudi, dkk. 2015. ETIKA PUBLIK. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Gol III. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

Bevaola, Kusumasari Dr. dkk. 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Gol III. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

Latief, Yudi, dkk. 2015. NASIONALISME. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Gol III. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

Yuniarsih, Tjutju dan Taufiq, M. 2015. KOMITMEN MUTU. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Gol III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Tim Penulis KPK. 2015. ANTI KORUPSI. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Gol III. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 05 Tahun 2014 Yang Mengatur


Tentang Aaparatur Sipil Negara. Lembaran Negara RI Tahun 2014, No. 6. Sekretariat
Negara. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2018. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara


No. 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Berita
Negara RI Tahun 2018, No. 1800. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

Mahkamah Agung, 2018. PERMA Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi Perkara

Di Pengadilan Secara Elektronik.Mahkamah Agung. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai