Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Akuntan Publik dan Kode Etik


Akuntan Publik adalah seorang praktisi dan gelar profesional yang diberikan
kepada akuntan indonesia yang telah mendapatkan izin dari mentri keuangan RI
untuk memberikan jasa audit umum dan reviw atas laporan keuangan, audit kinerja
dan audit khusus serta jasa dalam bidang non-atestasi lainnya seperti jasa
konsultasi, jasa komplikasi dan jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan
akuntansi dan keuangan.
Mengingat penggunaan jasa profesi Akuntan Publik / KAP tidak hanya klien
(pemberi tugas), namun juga pihak-pihak lain yang terkait, seperti pemegang saham,
pemerintah, investor, kreditor, dan lain-lain, maka jasa profesi akuntan publik harus
dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tersebut.
Kode Etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi profesional. kode etik menyatakan perbuatan apa yang tidak benar
atau salah, perbuatan yang harus dilakukan dan apa yang harus di hindari. Tujuan
kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya.
B. Membangun Etika di Kantor Akuntan Publik
Badan yang memiliki fungsi untuk menyusun dan mengembangkan standar
profesi dan kode etik profesi akuntan publik yang berkualitas dengan mengacu pada
standar internasional yaitu Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang berlaku bagi
profesi akuntan publik di Indonesia. Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah aturan
etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan Publik Indonesia atau IAPI
(sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik atau IAI-
KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota
IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP).
Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI
menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu:
 Prinsip Integritas
 Prinsip Objektivitas
 Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional
 Prinsip Kerahasiaan
 Prinsip Perilaku Profesional

Selain itu, Kode Etik Profesi Akuntan Publik juga merinci aturan mengenai hal-
hal berikut ini :
Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan
Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
Seksi 220 Benturan Kepentingan
Seksi 230 Pendapat Kedua
Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya
Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional
Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan Lainnya
Seksi 270 Penyimpanaan Aset Milik Klien
Seksi 280 Objektivitas – Semua Jasa Profesional
Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance

C. Pengawasan dan perizinan KAP


Fungsi utama organisasi profesi IAI yaitu sebagai wadah untuk mengatur,
membina dan mengawasi kualitas kinerja dan perilaku anggotanya agar selalu dapat
menjaga citra profesinya di mata publik. IAI-KAP atau IAPI sebagai sub organisasi
dibawah IAI memegang peran penting bagi kehidupan bisnis dan perekonomian.
Karena perannya yang sangat strategi di dalam bisnis dan perekonomian suatu
negara maka peraturan dan pengawasan terhadap keberadaan dan kinerja KAP
tidak cukup hanya dilakukan oleh organisasi profesi itu sendiri. Pemerintah dan
lembaga legislasi sangat berkepentingan agar profesi KAP dapat memberikan
jasanya dengan kualitas tinggi sebagaimana diharapkan oleh publik.
Sementara itu, badan atau lembaga yang berkepentingan langsung untuk
melakukan pembimbingan dan pengawasan atas kinaerja profesi akuntan, antara
lain :
a. Mentri Keuangan Republik Indonesia
b. Quality Review oleh Direktur Jendral Lembaga Keuangan, Departemen
Keuangan Republik Indonesia
c. Instisut Akuntan Indonesia (IAI) dan Kompertemen-kompertemen IAI yang
terkait
d. Dewan Kehormatan IAPI
e. Dewan Review Mutu IAPI
f. Bapepam LK

Peraturan yang mengatur akuntan publik tertuang dalam bentuk perundang-


undangan yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011, yang sebelumnya diatur
dalam Peraturan Mentri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tanggal 5 febuari 2008.
Perizinan Akuntan Publik pada peraturan sebelumnya masa perlaku tidak dibatasi
sedangkan pada UU NO 5/ 2011 , izin Akuntan Publik berlaku 5 Tahun dan dapat di
perpanjangkan.

Model Penalaran Kode Etik Profesi


D. Etika Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Kode etik BPK di tuangkan dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI) Nomor 2 tahun 2007, kode etik ini berlaku untuk
Anggota dan Pemeriksa BPK. Keduanya memiliki pengertian yang berbeda menurut
pasal 1, 2 dan 3 dalam Peraturan BPK-RI Nomor 2 tahun 2007, yaitu :
a. Anggota BPK adalah pejabat negara pada BPK yang di pilih oleh DPR dan
diresmikan berdasarkan keputusan Presiden.
b. Pemeriksaan BPK adalah orang yang melaksanakan tugas pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama
BPK. (salinan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5 di halaman L-64).
Proses penalaran atas kode etik BPK-RI ini dengan mengacu pada cirri-ciri
utama suatu profesi. Pasal 2 kode etik BPK mengatur tentang nilai-nilai dasar yang
wajib dimiliki oleh anggota dan pemeriksa BPK. Nilai-nilai dasar ini terdiri atas:
a. Mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang
berlaku.
b. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
c. Menjunjung tinggi indepedensi, integritas, dan profesionalitas.
d. Menjunnjung tinggi martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas BPK.

Proses Penalaran Kode Etik BPK

CIRI PROFESI KODE ETIK BPK


1. Kepentingan Publik Mengutamakan kepentingan Negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan (Pasal 2b)
2. Tanggung Jawab Mengembangkan standar kompetensi tinggi yang
menyangkut knowledge, skill, dan attitude
3. Kompetensi Dilihat dari tiga unsure kompetensi (knowledge,
skill, attitude):
a. Pengetahuan (knowledge) Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian tertentu (Pasal 1 ayat 8)
b. Keterampilan (skill) Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
merupakan patokan pemeriksaan yang
menyangkut standar umum, standar pelaksanaan
pekerjaan, dan standar pelatoran (Pasal 1 ayat 5)
c. Sikap perilaku (attitude) Menyangkut diri (pribadi) dan hubungan dengan
lembaga/pihak lain.
 Menyangkut diri (pribadi) Bagi setiap anggota dan pemeriksa wajib
mematuhi, memiliki, dan menjunjung nilai-nilai
dasar (Pasal 2):
 Taat pada peraturan (ayat 2)
 Mengutamakan kepentingan Negara (ayat b)
 Menjunjung tinggi indepedensi, integritas, dan
profesionalitas (ayat c)
 Menjujung tinggi martabat, kehormatan, citra,
dan kredibilitas BPK
 Hubungan rekan sejawat Menghormati dan memercayai serta saling
membantu di antara pemeriksa sehingga dapat
bekerja sama dengan baik dalam melaksanakan
tugas (Pasal 8 ayat 1g)
 Hubungan klien  Menghindari terjadinya benturan kepentingan
(Pasal 6 ayat 1b)
 Dilarang menerima pemberian dalam bentuk
apa pun baik langsung maupun tidak langsung
yang diduga atau patut diduga dapat
memengaruhi pelaksanaan tigas dan
wewenangnya (Pasal 4 ayat 2 dan Pasal 7 ayat
2a)
 Dilarang membocorkan informasi yang
diperolehnya dari auditee (Pasal 6 ayat 2d)
 Hubungan Lain  Dilarang merangkap jabatan pada badan,
lembaga, atau perusahaan lain untuk anggota
dan pemeriksa (Pasal 3 ayat 2a dan Pasal 6
ayat 2a)
 Dilarang menjadi anggota partai politik bagi
anggota BPK (Pasal 3 ayat 2b)
 Pengawasan Melalui Majelis Kehormatan Kode Etik (Bab III
Pasal 9-32)

Selanjutnya, penjelasan lebih lanjut atas nilai-nilai dasar indepedensi, integritas,


dan profesionalitas diberikan pada tabel berikut.
Indepedensi, Integritas, dan Profesionalitas BPK

NILAI DASAR ANGGOTA BPK PEMERIKSA


Indepedensi  Memegang sumpah jabatan  Netral dan tidak berpihak
 Netral dan tidak berpihak  Menghindari banturan
 Menghindari banturan kepentingan
kepentingan  Menghindari hal-hal yang
 Menghindari hal-hal yang dapat memengaruhi
dapat memengaruhi objektivitas
objektivitas  Mempertimbangkan informasi,
pandangan, dan tanggapan
pihak lain diperiksa
 Bersikap tenang dan mampu
mengendalikan diri
Dilarang : Dilarang:
 Merangkap jabatan  Merangkap jabatan
 Menjadi anggota partai politik
 Menunjukkan sikap dan
 Menunjukkan sikap dan perilaku yang menyebabkan
perilaku yang menyebabkan orang lain meragukan
orang lain meragukan indepedensinya
indepedensinya  Tunduk pada
intimidasi/tekanan orang lain
 Membocorkan
informasi auditee
 Dipengaruhi oleh prasangka,
interpretasi atau kepentingan
tertentu baik untuk
kepentingan pribadi pemeriksa
maupun pihak lain
Integritas  Bersikap tegas  Bersikap tegas
 Jujur  Jujur
 Memegang rahasia pihak yang  Memegang rahasia pihak yang
diperiksa diperiksa
 Dilarang menerima pemberian Dilarang:
dalam bentuk apa pun, baik  Menerima pemberian dalam
langsung maupun tidak bentuk apa pun, baik langsung
langsung maupun tidak langsung.
 Menyalahgunakan wewenang
Profesionalitas  Prinsip kehati-hatian,  Prinsip kehati-hatian, ketelitian,
ketelitian, kecermatan kecermatan
 Menyimpan rahasia Negara  Menyimpan rahasia Negara
dan jabatan dan jabatan
 Tidak menyalahgunakan  Tidak menyalahgunakan
rahasia Negara untuk rahasia Negara untuk
kepentingan pribadi dan kepentingan pribadi dan
golongan/pihak lain golongan/pihak lain
 Menghindari perbuatan di luar  Menghindari perbuatan di luar
tugas dan wewenangnya tugas dan wewenangnya
 Komitmen tinggi
 Meningkatkan kemampuan
 Profesionalisme secara
berkelanjutkan
 Kerja sama saling
menghormati dan memercayai
antar rekan sejawat
 Berkomunikasi dan berdiskusi
antar rekan sejawat
 Menggunakan sumber daya
publik secara efisien, efektif,
dan ekonomis.

E. Kode Etik Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII)


Ada dua kategori kode etik yang diterapkan oleh PAII, yaitu kode etik PAII
dan kode etik Qualified Internal Auditor (QIA). Kode etik PAII berlaku bagi organisasi
profesi dan semua anggota PAII yang bekerja pada departemen/bagian audit
internal suatu organisasi/perusahaan. Kode etik QIA adalah kode etik bagi anggota
yang telah memperoleh sertifikasi QIA melalui suatu pendidikan formal yang
diterapkan oleh PAII.
Perlu dipahami bahwa saat ini yang berprofesi pada departemen/bagian
audit internal tidak seluruhnya mempunyai kualifikasi gelar atau sertifikat QIA. Kode
etik QIA ditetapkan oleh Dewan Sertifikasi QIA. Pasal-pasal dalam kode etik QIA
adalah sama dengan kode etik PAII, kecuali dalam kode etik QIA tidak memasukkan
Pasal 1 dan 9 dari kode etik PAII.

Ringkasan prosespenalaran kode etik PAII

Ciri profesi Kode etik PAII


1. Kepentingan Publik Untuk mempertahankan kepercayaan dari pemberi
tugas, para anggota harus menunjukkan loyalitas
kepada pemberi tugas ( manajemen ). Anggota
dilarang untuk mengambil bagian dalam kegiatan-
kegiatan yang menyimpang.
2. Tanggung Jawab Mengembangkan standar kompetensi tinggi yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku.
3. Kompetensi : Dilihat dari tiga unsur kompetensi ( pengetahuan,
keterampilan, dan prilaku ).
a. Pengetahuan (Knowledge) Tidak secara eksplisit diungkapkan.
b. Keterampilan ( Skill ) 1. Para anggota harus terus berusaha untuk
meningkatkan keahlian dan keefektifan dalam
melakukan pekerjaannya.
2. Dalam berpendapat, para anggota harus
menggunakan semua kemampuannya untuk
memperoleh bukti yang memadai yang dapat
mendukung pernyataannya.
c. Sikap prilaku ( attitude )
· Menyangkut Diri 1. PAII berasaskan pancasila dan UUD 1945 ( pasal
2)
2. Para anggota diwajibkan bersikap jujur, objektif,
dan hati-hati dalam menjalankan tugas maupun
kewajibannya ( pasal 3 )
3. Para anggota harus menghindari untuk terlibat
kegiatan yang dapat menimbulkan konflik dengan
kepentingan pemberi tugas, atau yang dapat
menimbulkan prasangka yang meragukan
kemampuannya untuk secara objektif
menyelesaikan tugas dan kewajibannya (pasal 5 )
4. Para anggota harus mematuhi peraturan dan
mendukung pencapaian tujuan PAII. Dalam
menjalankan profesinya, para anggota harus
sadar akan kewajibannya untuk memelihara
standar yang tinggi tentang kompetensi,
moralitas, dan kehormatan yang telah ditetapkan
oleh PAII dan para anggotanya ( pasal 10 )
· Hubungan rekan sejawat Tidak diatur.
· Hubungan klien 1. Para anggota dilarang untuk menerima imbalan
atau hadiah dari pemberi tugas, klien, pelanggan,
atau relasi bisnis pemberi tugas, kecuali yang
menjadi haknya (pasal 6)
2. Para anggota harus bersikap bijaksana dan hati-
hati dalam menggunakan informasi yang
diperoleh dalam melaksanakan tugasnya. Para
anggota dilarang untuk menggunakan informasi
rahasia untuk kepentingan pribadi, atau
merugikan kepentingan pemberi tugas ( pasal 7 )
· Hubungan lain Tidak diatur.
· Pengawasan Tidak diatur.
Kode etik PAII terlihat sangat singkat dan sederhana. Karena terlalu singkat dan
sederhana, ada beberapa hal yang pengaturannya tidak jelas dan/atau tidak
lengkap, yaitu:
1. Kompetensi yang menyangkut persyaratan pengetahuan minimal yang
diperlukan melalui pendidikan formal tidak diatur secara eksplisit.
2. Tanggung jawab profesi auditor internal hanya disebutkan kepada pemberi
tugas, tidak ada pernyataan yang menyebutkan hubunganya dengan atau
dampaknya bagi kepentingan umum yang lebih luas.
3. Tidak ada pasal yang mengatur hubungan dengan rekan sejawat dan hubungan
lainnya.
4. Tidak ada pasal yang mengatur tentang pengawasan dalam hal timbulnya
penyimpangan terhadap kode etik yang dilakukan oleh anggotanya.
Hal yang patut dicatat adalah dalam kode etik PAII dicantumkan asas
Panasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sesuatu yang jarang dijumpai kode etik
profesi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai