Anda di halaman 1dari 4

Pasien masuk ke ruangan bersama suami

Pasien : “permisi sus”

Perawat : “iya ibu silahkan, ada yang bisa saya bantu?”

Pasien : “begini sus, perut saya itu sering sakit seperti mau melahirkan. Tapi sakitnya gak
lama sus”

Perawat : “kira-kira sakitnya berapa lama ya ibu?”

Pasien : “paling sekitar 30 detikan sus”

Perawat : “usia kehamilannya berapa ya ibu?”

Pasien : “sekitar 8 bulanan sus”

Perawat : “ibu kira-kira terakhir haid kapan ya bu”

Pasien : “sekitar pertengahan bulan maret sus”

Perawat : “maaf bu kalo saya boleh tau, ibu atau keluarga ibu ada yang punya penyakit tidak
bu? Mungkin diabetes atau hipertensi atau yang lainnya?

Pasien : “tidak ada sus”

Perawat : “pertama kali menstruasi usia berapa ibu?”

Pasien : “umur 13 tahun sus”

Perawat : “biasanya kalau menstruasi sampai berapa lama bu?”

Pasien : “5 hari atau 6 hari sus biasanya”

Perawat : “mohon maaf ya bapak ibu kalau saya boleh tahu ini nikah yang keberapa ya bapak
ibu?”

Suami pasien : “yang pertama dong sus. Ini mah cinta pertama dan terakhir saya sus insyaallah”

Perawat : “aamiin. Ini hamil anak yang keberapa bu?”

Suami pasien : “yang kedua sus”

Perawat : “anak pertama cewe atau cowo bapak?”

Suami pasien : “cewe sus”

Perawat : “pas lahir beratnya berapa?”

Pasien : “2,9 kg sus”

Perawat : “mohon maaf bapak ibu anak yg pertama masih hidup?”

Suami pasien : “masih sus alhamdulillah”


Perawat : “lahirnya normal atau sesar bu yang pertama?”

Pasien : “normal sus”

Perawat : “maaf bu, yang tolong persalinan pertama dukun atau bidan bu?”

Pasien : “dokter kandungan sus yang tolong”

Perawat : “baik ibu, sebelum saya periksa silahkan ibu kencing dulu ya supaya
pemeriksaannya bisa lebih akurat”

Pasien : “baik sus”

Pasien pergi kencing ditemani suami dan kembali ke ruangan

Perawat : “sudah bu?”

Pasien : “iya sus sudah”

Perawat : “sekarang ibu nimbang dulu ya setelah itu kita ukur tinggi badan ibu”

Pasien : “baik sus”

Pasien mengukur berat badan dan tinggi badan ditemani suami

Perawat : “baik bu sekarang kita cuci tangan dulu ya, ibu bisa mengikuti saya” (mengajarkan
cuci tangan 6 langkah)

Pasien : “iya sus”

Perawat dan pasien cuci tangan

Perawat : “baik bu ibu bisa duduk di tempat tidur”

Pasien duduk dibantu suami

Perawat : “saya periksa lingkar lengannya dulu ya ibu (sekalian periksa kukunya)”

Perawat : “baik bu sekarang ibu bisa berbaring (pasien berbaring).mohon maaf ya bu nanti
saat pemeriksaan saya buka sedikit bajunya supaya pemeriksaannya lebih akurat,
ibu rileks saja ya. Saya tensi dulu ya ibu (tensi, ukur suhu, nadi dan pernapasan)

Pasien : “iya sus”

Perawat : “permisi ya ibu saya periksa kepalanya dulu” (palpasi kepala, raba dari depan ke
belakang)

Raba kepala dari depan ke belakang

1. Lihat mata menggunakan penlight (anemis/pucat atau tidak anemis)


2. Lihat hidung menggunakan penlight (ada sinus atau tidak)
3. Lihat mulut : lihat bibir (kering/lembab), lihat amandel, lihat gigi
4. Lihat telinga (adakah benjolan di dekat gendang telinga)
5. Lihat leher (adakah pembesaran vena jugularis)
6. Ukur LILA
7. Periksa adakah benjolan di aksila/ketiak
8. Lihat kebersihan kuku
9. Lihat jumlah jari
10. Tekan kuku, jika kembali dalam 3 detik berarti normal
11. Lihat dada
12. Lihat bentuk payudara, simetris atau tidak
13. Auskultasi paru
14. Palpasi apakah ada benjolan
15. Apakah puting susu menonjol, datar, masuk
16. Perkusi ics
17. Perkusi jantung
18. Auskultasi DJJ
19. Lihat abdomen apakah ada bekas operasi atau stretchmark
20. Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri, mengetahui bagian paling atas janin
21. Leopold II : melihat bagian kanan & kiri, kalau terasa seperti balok berarti punggung
22. Leopold III : Berapa banyak kepala yang masuk ke jalan lahir
23. Lihat jumlah kuku kaki, syanosis, clubing, bengkak
24. Lihat kebersihan vagina, cairan putih, farises vagina
25. Perawatan perineum : ambil kom kassa, ambil semua kassa, peras, bersihkan labia
mayora, labia minora, atas sampai anus
26. Pemeriksaan refleks hammer
27. Kontrak selanjutnya

Perawat : “baik ibu pemeriksaannya sudah selesai. Mari bu kita ngobrol-ngobrol dulu
(mengajak duduk di kursi)”

Pasien : “iya sus”

Perawat : “jadi ibu hasil pemeriksaan tadi semuanya normal. Tekanan darahnya 130/80,
nadinya 85, lingkar lengannya 25 cm, detak jantung janinya 130”

Suami pasien : “jadi, sering mules itu kenapa ya sus? Apa sudah mau melahirkan?”

Perawat : “baik bapak ibu saya akan sedikit menjelaskan kenapa ibu sering mules seperti mau
melahirkan. Mules ibu ini biasanya disebut dengan HIS palsu atau mules palsu. HIS
palsu ini adalah peregangan dinding rahim bu, ini adalah gerakan atau tendangan
dari bayi atau bisa juga karena aktivitas ibu yang melelahkan. Ini normal terjadi pada
ibu hamil bu pak, mules semacam itu merupakan persiapan rahim untuk persalinan.
Ibu hamil yang sering mengalami ini malah akan lebih mudah saat melahirkan bu,
karena mulesnya itu bisa melunakkan dinding rahim yang dapat melancarkan usaha
ibu saat mendorong bayi melewati jalan lahir”

Suami pasien : “oh begitu ya sus. Tapi ada cara tidak sus supaya mulesnya bisa agak kurang?”

Perawat : “oh ada pak”


Pasien : “caranya bagaimana sus?”

Perawat : “jadi nanti kalau mulesnya mucul lagi, ibu bisa ubah posisi ibu. Misalnya mulesnya
saat ibu duduk, nah ibu bisa ubah posisi ibu jadi berbaring atau berjalan-jalan. Terus
ibu bisa mandi atau berendam air hangat dan minum cukup air putih, karena
mulesnya bisa terjadi karena kekurangan air. Nanti saya kasi brosurnya aja ya ibu,
nanti ibu bisa baca-baca lagi. Nah ini brosurnya bu (memberikan leaflet HIS palsu)

Pasien : “iya sus nanti saya baca”

Perawat : “baik bu ada yang bisa saya bantu lagi”

Pasien : “sudah cukup sus terimakasih ya”

Suami pasien : “terimakasih sus”

Perawat : “iya pak bu sama-sama”

Anda mungkin juga menyukai