Profil Pembangunan Aceh 2016 - (Bagian 1) PDF
Profil Pembangunan Aceh 2016 - (Bagian 1) PDF
Naskah :
Diterbitkan oleh :
Publikasi Profil Pembangunan Aceh 2016 merupakan hasil kerja sama Bappeda Aceh dengan
BPS Propinsi Aceh dalam penyediaan data yang dibutuhkan untuk proses perencanaan dan
evaluasi pembangunan yang telah dicapai.
Diharapkan buku ini dapat menjadi salah satu referensi berbagai program pembangunan,
sehingga pembangunan yang direncanakan dapat benar-benar menyentuh kebutuhan
masyarakat banyak.
Kepada semua pihak terkait dalam penyusunan buku ini, sangat diharapkan kerjasamanya
sehingga segala yang telah disajikan dalam penerbitan publikasi Profil Pembangunan Aceh
2016 ini dapat lebih sempurna dengan sajian data yang lebih lengkap dan bervariasi.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan publikasi ini kami
ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT memberkati usaha kita. Amin .
Penerbitan Profil Pembangunan Aceh 2016 ini merupakan hasil kerja sama antara Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Aceh dengan BPS Provinsi Aceh.
Tabel-tabel yang disajikan dalam buku ini merupakan kumpulan data statistik yang diperoleh
dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta di Provinsi Aceh serta beberapa data dari
hasil survei yang dilaksanakan oleh BPS Provinsi Aceh.
Kritik dan saran dari berbagai pihak guna peningkatan mutu publikasi ini di masa mendatang
sangat kami hargai.
Drs. Wahyudin, MM
DAFTAR ISI
Peta Aceh vi
Daftar Isi ix
Pendahuluan xxii
Singkatan xxx
Bab II
Demografi 6
Bab III 24
Pemerintahan
Bab IV 30
Pendidikan
Bab V 69
Kesehatan
Bab VI
Tenaga Kerja 74
Bab VII
Pertanian 84
Bab VIII
Industri 93
Bab IX
Pengeluaran dan Konsumsi 97
Bab X
Perdagangan 102
Bab XI 108
Perhubungan
xi
Profil Pembangunan Aceh 2016
Bab XII 124
Pariwisata
Bab I Geografi
1.1.1 Lokasi Dan Luas Suaka Alam/Objek Wisata Alam di Aceh, Tahun 2015 2
1.2.1 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Aceh, Tahun 2010 – 3
2015
1.2.2 Rata-Rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari di 4
Aceh, Tahun 2010-2015
1.2.3 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Aceh, Tahun 2010-2015 5
Bab II Demografi
2.1.8 Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2015 20
3.1.1 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Formal Pegawai Negeri Sipil (PNS) 25
Menurut Instansi di Lingkungan Pemerintah Aceh, Tahun 2015
3.1.2 Jumlah dan Jenis Kelamin Anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Aceh 27
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2015
3.1.3 Jumlah dan Jenis Kelamin Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh 30
(DPRA) Periode 2014-2019 Menurut Partai, Tahun 2015
Bab IV Pendidikan
4.1.1 Persentase Penduduk yang Berumur 10 Tahun Keatas yang Buta Huruf 39
Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2014-2015
4.1.2 Persentase Penduduk Usia 7–24 Tahun Menurut Jenis Kelamin, Kelompok 40
Umur Sekolah, dan Partisipasi Sekolah di Provinsi Aceh, Tahun 2015
4.1.3 Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut 41
Jenjang Pendidikan di Provinsi Aceh, Tahun 2015
4.1.4 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Taman Kanak-Kanak (TK) 42
Negeri Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
4.1.5 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Taman Kanak-Kanak (TK) 43
Swasta Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
4.1.6 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Dasar (SD) Negeri, 44
Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
4.1.7 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Dasar (SD) Swasta, 45
Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
4.1.8 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Pertama 46
(SMP) Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
4.1.9 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Pertama 47
(SMP) Swasta, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
4.1.10 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Atas 48
(SMA) Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
4.1.11 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Atas 49
4.1.12 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Kejuruan 50
(SMK) Negeri, Menurut Kabupaten/ Kota, 2015/2016
4.1.13 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Kejuruan 51
(SMK) Swasta, Menurut Kabupaten/ Kota, 2015/2016
4.1.14 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) 52
Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
4.1.15 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) 53
Swasta, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
4.1.16 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) 54
Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
4.1.17 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) 55
Swasta, Menurut Kabupaten/ Kota, 2015/2016
4.1.18 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Aliyah (MA) Negeri, 56
Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
4.1.19 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Aliyah (MA) 57
Swasta, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016
4.1.21 Persentase Penduduk Berumur 7-24 Tahun Menurut Kelompok Umur Sekolah, 59
Jenis Kelamin dan Status Sekolah, Tahun 2013-2015
4.1.24 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Melek Huruf Menurut 63
Kabupaten/Kota, Tahun 2012-2015
Bab V Kesehatan
5.1.1 Angka Pesakitan dan Rata-rata Lama Sakit di Aceh Tahun 2011-2015 70
5.1.2 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 10 Tahun Keatas yang Pernah 73
Kawin Berdasarkan Jumlah Anak di Aceh, Tahun 2015
Bab X Perdagangan
Bab XI Perhubungan
11.1.1 Pelaksanaan Penerbangan Angkutan Udara Menurut Bandar Udara Tujuan, 110
Perusahaan Penerbangan dan Tipe Pesawat Melalui Bandar Udara Sultan
Iskandar Muda, Tahun 2015
11.1.2 Jumlah Barang yang Dibongkar dan Dimuat Melalui Terminal Domestik 111
di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Kg), Tahun 2011-2015
11.1.3 Jumlah Barang yang Dibongkar dan Dimuat Melalui Terminal Internasional 112
di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Kg), Tahun 2011-2015
11.1.4 Arus Lalu Lintas dan Angkutan Penyeberangan yang Dicatat pada Pelabuhan 113
Balohan-Ulee Lheu, Tahun 2006-2015
11.1.5 Kondisi Jembatan Nasional Menurut Jenis Unit Pelaksana Teknis Daerah 117
(UPTD) di Aceh, Tahun 2015
11.1.6 Panjang Jalan Nasional Menurut Jenis Permukaan Jalan (Km), Tahun 2015 118
11.1.7 Kondisi Jalan/Jembatan Nasional Menurut Jenis Unit Pelaksana Teknis Daerah 119
(UPTD), Tahun 2015
11.1.8 Pelaksanaan Penerbangan Angkutan Udara Menurut Bandar Udara Tujuan, 120
Perusahaan Penerbangan dan Tipe Pesawat Melalui Bandar Udara Sultan
Iskandar Muda, 2015
11.1.9 Kapasitas Angkut dan Jumlah yang Diangkut Melalui Bandar Udara Sultan 121
Iskandar Muda, 2003-2015
11.1.10 Arus Lalu Lintas dan Angkutan Penyeberangan yang Dicatat pada Pelabuhan 123
Balohan-Ulee Lheue, 2015
1.1 Rata – rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan, 2015 1
2.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Provinsi Aceh, Tahun 2010-2015 7
2.2 Piramida Penduduk Provinsi Aceh Menurut Kelompok Umur Tahun 2015 7
2.3 Perbandingan Penduduk Laki-laki dan Perempuan Provinsi Aceh Tahun 2010- 8
2015
2.4 Perkembangan IPM (Metode Baru) Provinsi Aceh Tahun 2010-2015 8
2.5 Perkembangan Garis Kemiskinan di Provinsi Aceh, Tahun 2011-2015 9
(Keadaan Maret)
2.6 Perkembangan Jumlah (Ribuan) dan Persentase Penduduk Miskin 10
di Provinsi Aceh,Tahun 2011-2015 (Keadaan Maret)
2.7 Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Aceh, Tahun 2011-2016 11
2.8 Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Aceh, Tahun 2011-2015 12
3.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Aceh, Tahun 24
2015
3.2 Jumlah Anggota Dewan Perwakilan Aceh (DPRA) Periode 2014-2019 Menurut 28
Jenis Kelamin Tahun, 2015
3.3 Jumlah dan Jenis Kelamin Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) 28
Periode 2014-2019 Menurut Partai, Tahun 2015
4.1 Perbandingan Angka Melek Huruf dan Angka Buta Huruf Penduduk Aceh 30
Menurut Tempat Tinggal Tahun 2014-2015
4.2 Perbandingan Angka Melek Huruf Penduduk Aceh Usia 15 Tahun Ke Atas 31
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015
4.3 Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Aceh Menurut Kelopok Umur Tahun 2015 32
4.4 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Penduduk Aceh Menurut 33
Jenjang Pendidikan Tahun 2015
4.5 Angka Partisipasi Murni (APM) Penduduk Aceh Berdasarkan Jenjang Pendidikan 34
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2015
6.3 Pekerja menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin di Aceh, Tahun 2015 77
6.5 Pekerja menurut Jumlah Jam Kerja Seluruhnya di Aceh, Tahun 2015 79
6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Jenis Kelamin dan Daerah 80
(persen) di Aceh, Tahun 2014-2015
8.1 Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut Jenis Industri, Tahun 93
2015
9.3 Rata-Rata Konsumsi Kalori Perkapita Sehari Menurut Kelompok Makanan Dan 98
Daerah Tempat Tinggal (Kkal), Tahun 2015
9.4 Rata-Rata Konsumsi Protein Per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan 99
Dan Daerah Tempat Tinggal (Kkal), Tahun 2015
10.1 Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Prov. Aceh Tahun 2015 102
10.2 Perkembangan Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Aceh Tahun 2011-205 (Juta 103
USD)
10.3 Negara Tujuan Ekspor Melalui Pelabuhan di Aceh Tahun 2015 104
10.4 Perkembangan Nilai Impor Melalui Pelabuhan Muat di Aceh Tahun 2011-2015 105
(Juta USD)
10.6 Pemasukan Beras Bulog Tahun 2011 – 2015 (ribu ton) 107
11.2 Perkembangan Jumlah Penumpang (Orang) pada Penerbangan Domestik dan 110
Internasional di Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, Tahun 2011-
2015
11.3 Persentase Jumlah yang Diangkut Melalui Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, 113
Tahun 2003-2015
11.4 Panjang Jalan Nasional Menurut Kabupaten/Kota di Aceh (Km), Tahun 2015 115
11.5 Panjang Jalan Nasional Menurut Kondisi Jalan di Aceh (Km), Tahun 2015 115
11.6 Panjang Jalan dengan Kondisi Rusak/Rusak Berat Menurut Kabupaten/Kota di 116
Aceh (Km), Tahun 2015
12.2 Perkembangan Rata-Rata Lama Menginap pada Hotel Bintang dan Akomodasi 125
Lainnya di Aceh, Tahun 2011 – 2015 (Hari)
12.3 Rata-Rata Lama Menginap pada Hotel Bintang dan Akomodasi Lainnya di Aceh 126
Menurut Jenis Tahun 2015 (Hari)
13.2 Perbandingan Jumlah Penduduk Miskin Regional Sumatera Tahun 2014-2015 128
13.3 Perbandingan Proporsi Penduduk Miskin Regional Sumatera Tahun 2014-2015 129
13.4 Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Regional Sumatera Tahun 2014- 130
2015
13.5 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Migas Regional Sumatera Tahun 130
2014-2015
14.1 Perkembang Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), 136
Nilai Tukar Petani (NTP) Aceh, Tahun 2009-2016 (2012=100)
14.2 Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Aceh, Tahun 2011 – 2015 (juta 138
rupiah
14.3 Rata-Rata Tingkat Pertumbuhan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan 139
Bangunan Kab/Kota se-Provinsi Aceh Tahun 2012 – 2015
14.4 Persentase Realisasi Dana Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG) 140
dari APBA Murni Tahun 2015
Buku Profil Pembangunan Aceh 2016 merupakan publikasi BAPPEDA Aceh yang
bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. Publikasi ini diterbitkan
untuk memberikan gambaran tentang kondisi wilaya Aceh, khususnya tahun 2016.
Data statistik yang disajikan bersumber dari Dinas/Instansi Pemerintah maupuan
swasta yang berada di wilayah Aceh. Penyajian pada Profil Pembangunan Aceh di
bagi dalam empat belas (14) bab, yaitu:
Bab I : Geografis
Pada bab ini disajikan data tentang suhu, kelembaban dan tekanan udara serta
lokasi wisata di Aceh.
Bab II : Demografi
Di bab ini membahas tentang Karakteristik Demografi seperti jumlah penduduk, laju
pertumbuhan penduduk., penduduk laki - laki dan perempuan, Kemiskinan serta
indeks pembangunan Manusia di Aceh.
Bab IV : Pendidikan
Data yang dimuat dalam bab ini yang menyangkut angka melek huruf, angka
partisipasi sekolah, angka partisipasi kasar, rasio sekolah-murid, rasio murid-guru
dan pendidikan yang ditamatkan di Aceh.
Bab V : Kesehatan
Data yang disajikan dalam bab ini adalah mengenai sektor kesehatan seperti
penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan, angka pesakitan, balita yang
mendapat imunisasi dan perempuan berdasarkan umur perkawinan di Aceh.
Bab X : Perdagangan
Bab ini menyajikan data mengenai Indeks Harga Konsumen, ekspor-impor dan
beras bulog di Aceh.
Bab XI : Perhubungan
Bab ini menyajikan data tentang pembangunan transportasi baik udara dan laut di
Aceh.
Daerah Aceh yang terletak di bagian paling Barat gugusan kepulauan Nusantara, menduduki
posisi strategis sebagai pintu gerbang lalu lintas perniagaan dan kebudayaan yang
menghubungkan Timur dan Barat sejak berabad-abad lampau. Aceh sering disebut-sebut
sebagai tempat persinggahan para pedagang Cina, Eropa, India dan Arab, sehingga
menjadikan daerah Aceh pertama masuknya budaya dan agama di Nusantara.
Pada abad ke-7 para pedagang India memperkenalkan agama Hindu dan Budha. Namun
peran Aceh menonjol sejalan dengan masuk dan berkembangnya agama islam di daerah ini,
yang diperkenalkan oleh pedagang Gujarat dari jajaran Arab menjelang abad ke-9.
Menurut catatan sejarah, Aceh adalah tempat pertama masuknya agama Islam di Indonesia
dan sebagai tempat timbulnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Peureulak dan
Pasai. Kerajaan yang dibangun oleh Sultan Ali Mughayatsyah dengan ibukotanya di Bandar
Aceh Darussalam (Banda Aceh sekarang) lambat laun bertambah luas wilayahnya yang
meliputi sebagaian besar pantai Barat dan Timur Sumatra hingga ke Semenanjung Malaka.
Kehadiran daerah ini semakin bertambah kokoh dengan terbentuknya Kesultanan Aceh yang
mempersatukan seluruh kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di daerah itu. Dengan
demikian kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada permulaan abad ke-17, pada
masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Pada masa itu pengaruh agama dan kebudayaan Islam begitu besar dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat Aceh, sehingga daerah ini mendapat julukan “Seuramo Mekkah” (Serambi
Mekkah). Keadaan ini tidak berlangsung lama, karena sepeninggal Sultan Iskandar Muda
para penggantinya tidak mampu mempertahankan kebesaran kerajaan tersebut. Sehingga
kedudukan daerah ini sebagai salah satu kerajaan besar di Asia Tenggara melemah. Hal ini
menyebabkan wibawa kerajaan semakin merosot dan mulai dimasuki pengaruh dari luar.
Kesultanan Aceh menjadi incaran bangsa Barat yang ditandai dengan penandatanganan
Traktat London dan Traktat Sumatera antara Inggris dan Belanda mengenai pengaturan
kepentingan mereka di Sumatera. Sikap bangsa Barat untuk menguasai wilayah Aceh
menjadi kenyataan pada tanggal 26 Maret 1873, ketika Belanda menyatakan perang kepada
Sultan Aceh.
Dengan pengakuan kedaulatan tersebut, daerah Aceh secara resmi dimasukkan secara
administratif ke dalam Hindia Timur Belanda (Nederlansch Oost-Indie) dalam bentuk propinsi
yang sejak tahun 1937 berubah menjadi karesidenan hingga kekuasaan kolonial Belanda di
Indonesia berakhir. Pemberontakan melawan penjajahan Belanda masih saja berlangsung
sampai ke pelosok-pelosok Aceh. Kemudian peperangan beralih melawan Jepang yang
datang pada tahun 1942. Peperangan ini berakhir dengan menyerahnya Jepang kepada
Sekutu pada tahun 1945.
Dalam jaman perang kemerdekaan, sumbangan dan keikutsertaan rakyat Aceh dalam
perjuangan sangatlah besar, sehingga Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Sukarno
memberikan julukan sebagai “Daerah Modal” pada daerah Aceh.
Kedudukan daerah Aceh sebagai bagian dari wilayah Negara Republik Indonesia telah
beberapa kali mengalami perubahan status. Pada masa revolusi kemerdekaan, Keresidenan
Aceh pada awal tahun 1947 berada di bawah daerah administratif Sumatera Utara.
Sehubungan dengan adanya agresi militer Belanda terhadap Republik Indonesia,
Keresidenan Aceh, Langkat dan Tanah Karo ditetapkan menjadi Daerah militer yang
berkedudukan di Kutaradja (Banda Aceh sekarang) dengan Gubernur Militer Teungku
Muhammad Daud Beureueh. Walaupun pada saat itu telah dibentuk Daerah Militer namun
keresidenan masih tetap dipertahankan. Selanjutnya pada tanggal 5 April 1948 ditetapkan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1948 yang membagi Sumatera menjadi 3 Propinsi Otonom,
yaitu : Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan. Propinsi Sumatera Utara
Dalam menghadapi agresi militer kedua yang dilancarkan Belanda untuk menguasai Negara
Republik Indonesia, Pemerintah bermaksud untuk memperkuat pertahanan dan keamanan
dengan mengeluarkan Ketetapan Pemerintah Darurat Republik Indonesia Nomor
21/Pem/PDRI tanggal 16 Mei 1949 yang memusatkan kekuatan Sipil dan Militer kepada
Gubernur Militer.
Pada akhir tahun 1949 Keresidenan Aceh dikeluarkan dari Propinsi Sumatera Utara dan
selanjutnya ditingkatkan statusnya menjadi Propinsi Aceh. Teungku Muhammad Daud
Beureueh yang sebelumnya sebagai Gubernur Militer Aceh, Langkat dan Tanah Karo
diangkat menjadi Gubernur Propinsi Aceh. beberapa waktu kemudian, berdasarkan Peraturan
pemerintah pengganti Undang-undang Nomor 5 Tahun 1950 propinsi Aceh kembali menjadi
Keresidenan sebagaimana halnya pada awal kemerdekaan. Perubahan status ini
menimbulkan gejolak politik yang menyebabkan terganggunya stabilitas keamanan,
ketertiban dan ketentraman masyarakat. Keinginan pemimpin dan rakyat Aceh ditanggapi
oleh Pemerintah sehingga dikeluarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang
pembentukan kembali propinsi Aceh yang meliputi seluruh wilayah bekas keresidenan Aceh.
Dengan dikeluarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957, status Propinsi Aceh menjadi
Daerah Swatantra Tingkat I dan pada tanggal 27 Januari 1957 A. Hasjmy dilantik sebagai
Gubernur Propinsi Aceh. Namun gejolak politik di Aceh belum seluruhnya berakhir. Untuk
menjaga stabilitas Nasional demi persatuan dan kesatuan bangsa, melalui misi Perdana
Menteri Hardi yang dikenal dengan nama MISSI HARDI tahun 1959 dilakukan pembicaraan
yang berhubungan dengan gejolak politik, pemerintahan dan pembangunan daerah Aceh.
Hasil misi tersebut ditindak lanjuti dengan keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia
Nomor 1/MISSI/1959. Maka sejak tanggal 26 Mei 1959 Daerah Swatantra Tingkat I atau
Propinsi Aceh diberi status “Daerah Istimewa” dengan sebutan lengkap Propinsi Daerah
Istimewa Aceh. Dengan predikat tersebut, Aceh memiliki hak-hak otonomi yang luas dalam
bidang agama, adat dan pendidikan. status ini dikukuhkan dengan Undang-undang Nomor 18
Tahun 1965.
Hal ini ditanggapi oleh pemerintah pusat dengan pemberian Otonomi Khusus dengan
disahkannya Undang-Undang no. 18 tahun 2002 dan Propinsi Daerah Istimewa Aceh
berubah menjadi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
SATUAN
Akseptor adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat
kontrasepsi.
Anak Lahir hidup adalah banyaknya kelahiran hidup dari sekelompok atau beberapa
kelompok wanita selama masa reproduksinya.
Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk usia 15 tahun keatas yang mempunyai
kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya tanpa harus mengerti apa
yang dibaca/ditulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun keatas.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah proporsi dari semua anak yang masih sekolah
pada satu kelompok umur tertentu terhadap penduduk dengan kelompok umur yang sesuai.
Angka Partisipasi Murni adalah proporsi anak sekolah pada satu kelompok usia tertentu
yang bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan kelompok usianya terhadap seluruh anak
pada kelompok usia tersebut.
Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang bekerja atau mempunyai
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan atau penduduk yang mencari pekerjaan.
Atas Dasar Harga Berlaku adalah Penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan
jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi, pada harga tahun sedang berjalan.
Atas Dasar Harga Konstan adalah Penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan
jasa yang dihasilkan atau yang dikonsumsi, pada harga tetap di satu tahun dasar.
Bekerja adalah melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh pendapatan/ keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara
terus-menerus dalam seminggu sebelum pencacahan. Termasuk dalam hal ini pekerja
BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur, angka ini diperoleh dari penghitungan
jumlah hari rawatan dibagi dengan jumlah tempat tidur dikali dengan 100 persen.
Da’I adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan dan tulisan ataupun perbuatan dan
baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga.
Ekspor barang adalah seluruh barang yang dibawa ke luar dari wilayah suatu negara, baik
bersifat komersial maupun bukan komersial (seperti barang hibah, sumbangan, hadiah), serta
barang yang akan diolah di luar negeri yang hasilnya dimasukkan kembali ke negara tersebut.
Tidak termasuk dalam statistik ekspor adalah (1). Pakaian, barang pribadi dan perhiasan milik
penumpang yang bepergian ke luar negeri; (2). Barang-barang yang dikirim untuk perwakilan
suatu negara di luar negeri; (3). Barang untuk eksibisi/pameran; (4). Peti kemas untuk diisi
kembali; (5). Uang dan surat-surat berharga; (6). Barang-Barang untuk contoh (sampel).
Indeks harga yang diterima petani (It) adalah indeks harga yang menunjukkan
perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani.
Indeks harga yang dibayar petani (Ib) adalah indeks harga yang menunjukkan
perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi
rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian.
Industri Besar adalah perusahaan industri yang mempunyai pekerja 100 orang atau lebih.
Industri Sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai pekerja 20-99 orang.
Inflasi/deflasi menunjukkan naik/ turunnya harga-harga secara umum secara terus menerus
dalam suatu kurun waktu tertentu.
Impor barang adalah seluruh barang yang masuk ke wilayah suatu negara baik bersifat
komersial maupun bukan bersifat komersial, serta barang yang akan diolah di dalam negeri
yang hasilnya dikeluarkan lagi dari negara tersebut. Tidak termasuk dalam statistik impor
adalah: (1). Pakaian dan barang-barang perhiasan penumpang; Barang-barang penumpang
untuk dipakai sendiri, kecuali lemari es, pesawat televisi dan sebagainya; (2). Barang-barang
yang dikirim untuk keperluan perwakilan (kedutaan) suatu negara; (3). Barang-barang untuk
ekspedisi/penelitian ilmiah dan eksibisi/pameran; (4). Pembungkus/peti kemas; (5). Uang dan
surat-surat berharga; (6). Barang-barang sebagai contoh (sampel).
Jalan Baik adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan (60) Km
perjam dan selama dua tahun mendatang tanpa pemeliharaan/ rehabilitasi pada pengerasan
jalan.
Jalan Kabupaten/Kota adalah jaringan jalan umum yang pembinaannya dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota).
Jalan Kerikil adalah jalan yang permukaannya telah diperkeras dan dilapisi kerikil
Jalan Nasional disebut juga Jalan Negara, merupakan jaringan jalan umum yang
pembinaannya dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Pusat).
Jalan Propinsi adalah jaringan jalan umum yang pembinaannya dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Tingkat I/Provinsi.
Jalan Rusak adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan (20-40)
Km perjam dan perlu perbaiki pondasi jalan
Jalan Rusak Berat adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan
kecepatan (0 - 20) Km perjam
Jalan Sedang adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan (40-
60) Km perjam selama satu tahun mendatang tanpa pemeliharaan/rehabilitasi pada
pengerasan jalan.
Kepadatan Penduduk adalah Jumlah penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daratan
daerah tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per km2.
Lahan yang sementara tidak diusahakan adalah Lahan yang biasanya diusahakan tetapi
untuk sementara (lebih dari satu tahun dan kurang dari dua tahun) tidak diusahakan.
Lahan sawah mencakup sawah pengairan tadah hujan, sawah pasang surut, rembesan,
lebak dan sebagainya.
Lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya: Lahan yang terdapat disekitar bangunan
dan biasanya diberi pagar atau batas, tanpa memperhatikan ditanami atau tidak. Bila lahan
sekitar rumah tersebut tidak jelas batas-batasnya dengan tegalan/kebun, masukkan ke dalam
kebun/tegalan.
Laju Pertumbuhan Penduduk adalah rata-rata tahunan laju perubahan jumlah penduduk di
suatu daerah selama periode tertentu.
Mukim adalah salah satu tingkatan administrative di Provinsi Aceh, yang terdiri dari beberapa
gampong.
Mencari Pekerjaan/Pengganggur adalah mereka yang belum pernah bekerja dan sedang
mencari pekerjaan atau mereka yang sudah pernah bekerja dan sedang mencari pekerjaan,
mereka yang sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang sudah diterima bekerja
tetapi belum mulai bekerja, serta mereka yang merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan.
Nilai Barang yang Diekspor adalah nilai FOB (US.$) dan untuk statistik impor dinyatakan
dalam nilai CIF (US.$) dan dicatat oleh Bea dan Cukai sebagai dasar perhitungan bea masuk.
Sejak tahun 1975 ekspor/impor disajikan dalam berat bersih dinyatakan dalam Kg.
Pelabuhan ekspor adalah pelabuhan dimana surat izin muat tersebut dikeluarkan sedangkan
pelabuhan impor adalah pelabuhan dimana surat izin bongkar tersebut dikeluarkan
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan
indeks harga yang dibayar petani (Ib) dalam persentase.
Nilai Konsumsi adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh rumahtangga untuk memperoleh
suatu komoditi untuk dikonsumsi. Nilai konsumsi suatu komoditi merupakan perkalian harga
Neraca Regional merupakan suatu sistem penyajian statistik yang menggambarkan berbagai
transaksi ekonomi antara sektor produksi, faktor produksi, institusi dan antar negara/antar
daerah. Transaksi ini mencakup transaksi barang dan jasa, transaksi finansial, arus modal,
arus dana, arus pendapatan dan arus transfer.
Padi dan palawija adalah wujud produksi gabah kering giling (padi), pipilan (jagung), ubi
basah (ubi kayu dan ubi jalar) dan biji kering (kacang tanah dan kacang kedele).
Penduduk adalah mereka yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6
bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomilisi kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk
menetap.
Penginapan Remaja adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi remaja
sebagai akomodasi dalam rangka kegiatan pariwisata dengan tujuan rekreasi, memperluas
pengetahuan /pengalaman dan perjalanan.
Penggolongan barang menggunakan Klasifikasi Tarif Indonesia 1989 yang didasarkan atas
HS (Harmonized System) yang sudah diperbaharui tahun 1991, 1994, 1995, 1996, dan
terakhir 1997.
Peranan PDRB adalah sumbangan dari setiap satuan unit pengamatan (lapangan
usaha dalam PDRB sektoral atau penggunaan dalam PDRB pengeluaran) terhadap total
agregat PDRB yang dinyatakan dalam persentase.
Perdata adalah hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik. Hukum
perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti
misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta benda,
kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.
Pondok Wisata adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi umum dengan
pembayaran harian yang dilakukan perseorangan dengan menggunakan sebagian dari
tempat tinggalnya.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah hasil penjumlahan nilai tambah bruto
yang dihasilkan oleh unit-unit ekonomi seluruh kegiatan ekonomi dalam batas wilayah suatu
daerah pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun). PDRB dapat dihitung melalui
pendekatan produksi, pengeluaran dan pendapatan. PDRB lazim disajikan menurut lapangan
usaha (sektoral) dan menurut komponen penggunaan, masing-masing atas dasar harga
berlaku dan atas dasar harga konstan 2000.
Produksi per hektar padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedele
diperkirakan melalui sampel survei ubinan dengan plot 2,5 x 2,5 m. Setiap ubinan mewakili
100 hektar panen. Pelaksanaan ubinan disesuaikan dengan saat panen.
PDRB per kapita diperoleh dengan membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun dan biasanya digunakan hasil penghitungan atas dasar harga berlaku.
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki
dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya
dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.
Rombel adalah rombongan belajar atau secara umum disebut kelas belajar.
Rumah Tangga (RT) adalah seseorang atau sekelompok orang yang biasanya tinggal
bersama dalam suatu bangunan serta pengelolaan makan dari satu dapur.
Tambak adalah Lahan yang biasanya dipergunakan memelihara ikan, udang atau binatang
air lainnya. Letak tambak ini tidak jauh dari laut dan airnya asin atau payau.
Tenaga listrik di Provinsi Aceh sebagian besar disuplai oleh PT. Perusahaan Listrik Negara
(PLN) dan sebagian oleh PT. Perusahaan Listrik Negara Sumbagut.
Tengku adalah guru pengajian atau orang yang lebih mengetahui atau mendalami agama
islam
Timbulan adalah jumlah seluruh sampah di wilayah tersebut dibagi per orang
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase angkatan kerja terhadap
penduduk usia kerja (15 tahun keatas).
Tingkat Penghunian Kamar Hotel adalah banyaknya malam kamar yang dihuni dibagi
dengan banyaknya malam kamar yang tersedia dikalikan 100%.
Tingkat Penghunian Tempat Tidur adalah banyaknya malam tempat tidur yang dipakai (bed
nights used) dibagi dengan banyaknya malam tempat tidur yang tersedia (bed nights
available) dikalikan 100%.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel adalah perbandingan antara banyaknya malam
kamar yang terpakai dengan banyaknya malam kamar yang tersedia (dalam persen).
y on y adalah laju pertumbuhan triwulan dibandingkan dengan triwulan yang sama pada
tahun sebelumnya.
Selain rata-rata suhu dan kelembaban udara, data yang terkait dengan
kondisi iklim di Aceh lainnya adalah tekanan udara, kecepatan angin dan penyinaran
matahari. Tekanan udara di Aceh pada periode Januari hingga Desember 2015
berkisar antara 1.009,6 hingga 1011,8 milibar. Kecepatan angin yang berhembus di
Aceh tercatat sebesar 5-6 knot atau 6-11 kilometer/jam. Angin bertiup lebih kencang
(6 knot) di Bulan Februari, Maret, Juli dan Agustus 2015. Sementara itu, data
intensitas penyinaran matahari di bumi Aceh tercatat paling rendah sebesar 30,90
persen di Bulan November 2015 dan paling tinggi sebesar 67,0 persen yang terjadi
pada Bulan April dan Mei 2015.
Dengan beriklim tropis, hujan turun hampir sepanjang tahun di wilayah Aceh.
Hanya di bulan Februari, Mei dan Juni 2015 hujan turun hanya selama 5-6 hari di
bulan tersebut. Selebihnya, rata-rata jumlah hari hujan berkisar antara 8 hari hingga
22 hari per bulannya. Dari segi curah hujannya pun, data menyatakan curah hujan di
Aceh relatif tinggi. Sepanjang tahun 2015 curah hujan yang turun di Aceh sebesar
20,2 mm hingga 354,9 mm.
Gambar 1.1 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan
di Provinsi Aceh, 2015
81 79 80 84 79 79 85 85 83
120 76 75 77
100
80
60
40 26,5 26,3 27,1 26,7 27,8 28 28 27,7 27,1 26,7 26,7 26,8
20
0
Lokasi Luas
Suaka Alam/Objek Wisata Alam
(Kabupaten/Kota) (Ha)
3 Suaka Marga Satwa Rawa Singkil Aceh Selatan, Aceh Singkil, 82.374,00
Subulussalam
Jumlah 451.233,93
Penyinaran
Kecepatan
Tahun Tekanan Udara Matahari
Angin
(mb) (%)
(knot)
(1) (2) (3) (4)
Hari Hujan
Bulan Curah Hujan
(mm)
(hh)
81,6 13
2010
20,2 5
2011
124,0 8
2012
354,9 18
2013
47,9 6
2014
141,4 12
2015
Gambar 2.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Aceh Tahun 2010-2015 (Juta Jiwa)
5,002
4,907
4,811
4,715
4,619
4,494
Gambar 2.2 Piramida Penduduk Aceh Menurut Kelompok Umur Tahun 2015
69,45
68,81
68,30
67,81
67,45
67,09
Garis Kemiskinan
Selama 5 (lima) tahun terakhir, garis kemiskinan Aceh mengalami kenaikan, baik pada
daerah perkotaan maupun pedesaan, seperti tersaji pada Gambar 2.5. Hal ini salah satunya
disebabkan kenaikan harga komoditi pembentuk garis kemiskinan yang meliputi komoditi
makanan dan komoditi non makanan.
Gambar 2.5
Perkembangan Garis Kemiskinan di Aceh (Rupiah), Tahun 2011-2015
(Keadaan Maret)
450,000
410.414
400,000 383.186 390.150
359.217
350.260 359.504 382.117
350,000 333.355 330.654
320.013 350.204
303.692
300,000 319.416
308.162
292.085
250,000
200,000
2011 2012 2013 2014 2015
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
Gambar 2.6
Perkembangan Jumlah (Ribuan) dan Persentase Penduduk Miskin
di Aceh,Tahun 2011-2015
(keadaan Maret)
1000
894,81 909,04
900 881,26 851,59
840,7
800
700
600
500
400
300
200
100
19,57 19,46 17,6 18,05 17,08
0
2011 2012 2013 2014 2015
12
3,495 3,548
10
3,128 3,104
2,909
8
3,776
4,114
6 3,437 3,444
3,337
4
2,778
2,102 2,342
2,245
2 1,821
0
2011 2012 2013 2014 2015
perkotaan perdesaan perkotaan+perdesaan
Gambar 2.8
Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh, Tahun 2011-2015
1,4
1,2 1,168
1 0,940
0,980 0,994 0,900 0,901
0,831
0,8 0,838 0,849 0,832
0,720 0,718
0,6 0,659
0,551
0,4 0,428
0,2
0
2011 2012 2013 2014 2015
Dalam 5 (lima) tahun terakhir, secara umum indeks keparahan kemiskinan di Aceh,
yaitu dari 0.940 pada tahun 2011 menjadi 0.832 pada tahun 2015, seperti terlihat dalam
gambar 2.8. Hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin
di Aceh semakin berkurang.
Laju Pertumbuhan
Jumlah Penduduk (ribu)
Penduduk per Tahun
Kabupaten/Kota (%)
2010 - 2014 -
2010 2014 2015
2015 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten
1. Simeulue 81,11 87,60 89,12 1,90 1,73
2. Aceh Singkil 103,22 112,16 114,52 2,10 2,10
3. Aceh Selatan 203,18 220,97 224,90 2,05 1,78
4. Aceh Tenggara 180,00 196,25 200,01 2,13 1,92
5. Aceh Timur 362,99 394,93 402,98 2,11 2,04
6. Aceh Tengah 176,48 192,20 196,09 2,13 2,02
7. Aceh Barat 174,49 190,24 193,79 2,12 1,86
8. Aceh Besar 353,71 384,62 392,58 2,11 2,07
9. Pi d i e 381,43 410,58 418,88 1,89 2,02
10. Bireuen 392,29 423,40 435,30 2,10 2,81
11. Aceh Utara 534,09 572,96 583,89 1,80 1,91
12. Aceh Barat 126,71 138,14 140,69 2,12 1,85
Daya
13. Gayo Lues 80,00 86,26 87,88 1,90 1,88
14. Aceh Tamiang 253,51 272,23 278,32 1,89 2,24
15. Nagan Raya 140,30 152,35 155,07 2,02 1,78
16. Aceh Jaya 77,23 86,12 86,39 2,27 0,30
17. Bener Meriah 122,98 134,02 136,82 2,16 2,09
18. Pidie Jaya 133,92 145,58 148,72 2,12 2,15
Kota
1. Banda Aceh 225,10 249,50 250,30 2,15 0,32
2. Sabang 30,90 32,74 33,22 1,45 1,45
3. Langsa 149,63 162,81 165,89 2,08 1,89
4. Lhokseumawe 171,93 187,46 191,41 2,17 2,11
5. Subulussalam 67,98 73,71 75,19 2,03 2,01
Aceh 4.523,14 4.906,84 5.001,95 2,03 1,94
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035, BPS
2
Kabupaten/Kota Persentase Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (per km )
(1) (2) (3)
Kabupaten
1. Simeulue 1,78 49
2. Aceh Singkil 2,29 62
3. Aceh Selatan 4,50 54
4. Aceh
Tenggara
4,00 48
5. Aceh Timur 8,06 74
6. Aceh Tengah 3,92 44
7. Aceh Barat 3,87 70
8. Aceh Besar 7,85 135
9. Pi d i e 8,37 132
10. Bireuen 8,70 242
11. Aceh Utara 11,67 217
Aceh Barat 2,81 75
12.
Daya
13. Gayo Lues 1,76 16
14. Aceh Tamiang 5,56 131
15. Nagan Raya 3,10 44
16. Aceh Jaya 1,73 22
17. Bener Meriah 2,74 72
18. Pidie Jaya 2,97 157
Kota
1. Banda Aceh 5,00 4.470
2. Sabang 0,66 272
3. Langsa 3,32 817
4. Lhokseumawe 3,83 1.251
5. Subulussalam 1,50 64
Aceh 100,00 88
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035, BPS RI
Tahun
Kabupaten/Kota
2011 2012 2013 2014 2015
Kabupaten/Kota Jumlah
Rumah Tangga Penduduk
(1) (2) (3)
Kabupaten
1. Simeulue 21.236 89.117
2. Aceh Singkil 25.933 114.518
3. Aceh Selatan 51.871 224.897
4. Aceh Tenggara 46.564 200.014
5. Aceh Timur 91.134 402.976
6. Aceh Tengah 49.229 196.090
7. Aceh Barat 48.027 193.791
8. Aceh Besar 90.858 392.584
9. Pidie 103.934 418.882
10. Bireuen 100.505 435.300
11. Aceh Utara 135.394 583.892
12. Aceh Barat Daya 31.915 140.689
13. Gayo Lues 21.603 87.881
14. Aceh Tamiang 65.667 278.324
15. Nagan Raya 39.614 155.070
16. Aceh Jaya 23.338 86.385
17. Bener Meriah 35.353 136.821
18. Pidie Jaya 38.021 148.719
Kota
1. Banda Aceh 61.641 250.303
2. Sabang 8.512 33.215
3. Langsa 36.825 165.890
4. Lhokseumawe 43.310 191.407
5. Subulussalam 16.098 75.188
Jumlah 1.186.582 5.001.953
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Pengeluaran
Angka Harapan Harapan Lama Rata-rata
perkapita
Tahun Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
(Tahun) (Tahun) (Tahun)
(Ribu Rp)
Harapan
Angka Lama Rata-rata Pengeluaran
Harapan Sekolah Lama per Kapita
Kabupaten/Kota IPM
Hidup (Tahun) Sekolah Disesuaikan
(Tahun) (Tahun) (Ribu Rp)
6000 5.697
5000
4000
3000
2000
1.135
1000 229 123 69
0
SARJANA DIPLOMA SLTA SLTP SD
Tingkat Pendidikan
Instansi Sar- Diplo- Jumlah
SLTA SLTP SD
jana ma
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Sekretariat Daerah Aceh 308 51 221 31 12 695
15. Badan layanan Umum Daerah RSUD dr. 442 419 122 3 4 990
Zainal Abidin
25
Profil Pembangunan Aceh 2016
Pendidikan
Jumlah
Instansi
Sar- Diplo-
SLTA SLTP SD
jana ma
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
24. Dinas Keuangan Aceh 85 11 28 1 0 125
Banyaknya
Kabupaten/Kota
Laki-laki Perempuan Jumlah
27
Profil Pembangunan Aceh 2016
Gambar 3.2 Jumlah Anggota Dewan Perwakilan Aceh (DPRA) Periode 2014-2019
Menurut Jenis Kelamin Tahun, 2015
90,77%
9,23%
Laki-laki Perempuan
Jumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut kabupaten/kota Tahun 2015
didominasi oleh laki-laki sebesar 90,77 persen sedangkan perempuan hanya 9,23 persen.
Gambar 3.3 Jumlah dan Jenis Kelamin Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
(DPRA) Periode 2014-2019 Menurut Partai, Tahun 2015
30 26
25
20
15
10 7 6
54 5 4
5 3 2 21 21
1 0 0 10 10 10 10
0
Laki-laki
Perempuan
Jumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah menurut jenis kelamin didominasi oleh
kaum laki-laki dari setiap partainya. Partai Aceh Sebanyak 26 orang berjenis kelamin laki-
laki dari total anggota partai seluruhnya berjumlah 29 orang.
Banyaknya
Partai Politik
Laki-laki Perempuan Jumlah
Jumlah/Total 69 12 81
Sumber : Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
29
Profil Pembangunan Aceh 2016
Angka Melek Huruf (AMH) dan Angka Buta Huruf Penduduk Aceh
Gambar 4.1 Perbandingan Angka Melek Huruf dan Angka Buta Huruf Penduduk Aceh Menurut
Tempat Tinggal Tahun 2014-2015
0,45 1,01
2,01 1,57 2,09
99,55 2,53
98,99 98,43
97,99 97,47 97,91
Gambar 4.2 Perbandingan Angka Melek Huruf Penduduk Aceh Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2015
Berdasarkan kelompok umur, APS penduduk umur 7-12 tahun di Aceh telah
mencapai 99,90 persen, namun masih terdapat 0,1 persen penduduk umur 7-12 tahun
yang tidak atau belum pernah sekolah. APS penduduk umur 13-15 tahun sebesar 97,71
persen, masih ada 2,05 persen yang tidak sekolah lagi dan 0,2 persen yang tidak/ belum
pernah sekolah di kelompok umur 13-15 tahun. Kelompok umur 19-24 tahun merupakan
kelompok umur dengan APS yang masih rendah, yaitu sebesar 33,07 persen. ini
menunjukkan bahwa masih sedikit masyarakat Aceh yang melanjutkan pendidikan pasca
SMA atau sederajat.
Dari uraian diatas terlihat bahwa capaian APS usia 7-12 tahun (99,90 persen) sudah
memenuhi target wajib belajar yang mencapai 95 persen. Target APS pada kelompok usia
13-15 tahun juga sudah terlampaui, sehingga dapat dikatakan penerapan wajib belajar 9
tahun di Aceh di tahun 2015 sudah berhasil, terutama pada jenjang SD atau sederajat dan
SMP atau sederajat.
Gambar 4.3 Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Aceh Menurut Kelopok Umur Tahun 2015
Umur
Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan indikator yang mengukur proporsi anak
sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan
jenjang pendidikan tersebut. APK memberikan gambaran secara umum tentang
banyaknya anak yang sedang/telah menerima pendidikan dasar dan menengah.
Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan indikator yang menunjukkan
proporsi anak sekolah pada suatu kelopok umur tertentu yang bersekolah tepat pada
tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. Menurut definisi, besarnya APM akan
selalu lebih kecil dari APK.
Berdasarkan jenjang sekolahnya, nilai APK tahun 2015 pada jenjang sekolah dasar
sebesar 112,49 persen. hal ini menunjukkan jumlah murid yang sedang sekolah di jenjang
SD/sederajat lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk berumur 7-12 tahun.
Sedangkan APK untuk jenjang sekolah SMP dan SMA nilainya dibawah seratus persen.
hal ini mengidentifikasikan bahwa tidak semua anak berusia 13-15 dan 16-18 tahun
sedang bersekolah pada jenjang pendidikan tersebut, kemungkinan sisanya sedang
bersekolah pada jenjang pendidikan di bawah atau di atasnya.
Berbeda dengan APK, nilai APM tahun 2015 pada jenjang pendidikan SD/sederajat
hanya sebesar 97,99 persen. ini menunjukkan bahwa dari 112,49 persen murid yang
bersekolah di jenjang SD/sederajat, hanya 97,99 persen yang berumur 7-12 tahun,
sedangkan selisihnya sebesar 14,5 persen adalah murid yang bersekolah SD/sederajat
namun berumur diluar 7-12 tahun. Begitu pula untuk jenjang SMP/sederajat dan
SMA/sederajat yang nilai APKnya lebih tinggi dari nilai APMnya.
Gambar 4.4 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Penduduk Aceh Menurut
Jenjang Pendidikan Tahun 2015
112,49
97,99 97,61 85,55
85,08
69,8
SD SMP SMA
APK APM
Nilai APM untuk SMP/sederajat tertinggi berada di Kabupaten Bener Meriah sebesar
95,45 persen, sedangkan terendah di Kota Lhokseumawe, yaitu sebesar 78,48 persen.
Adapun nilai APM untuk SMA/sederajat tertinggi berada di kabupaten Pidie Jaya, yaitu
sebesar 84,39 persen, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Aceh Timur yaitu,
sebesar 54,98 persen.
Meskipun demikian, angka APM tidak dapat dijadikan acuan dalam penilaian
kualitas pendidikan. Hal ini disebabkan nilai APM hanya menggambarkan kelompok usia
sekolah yang tepat bersekolah pada jenjang pendidikannya.
Gambar 4.5 Angka Partisipasi Murni (APM) Penduduk Aceh Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2015
Salah satu standar yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah
standar pendidikan dan sarana prasarana pendidikan. Standar ini dapat dipantau dengan
melihat jumlah sarana pendidikan yang tersedia beserta rasionya, baik rasio sekolah-
murid, guru-murid, maupun rasio sekolah-guru berdasarkan jenjang pendidikan.
Berdasarkan rasio sekolah-murid di Aceh, terlihat bahwa rasio antara tahun 2014
dan tahun 2015 tidak banyak berubah, dimana pada jenjang SD/sederajat rasio Tahun
2015 sebesar 1:152. Ini menunjukkan bahwa rata-rata setiap sekolah pada jenjang
SD/sederajat dapat menampung sekitar 152 murid, sedangkan pada jenjang
SMP/sederajat rasio sekolah-murid sebesar 1:195 dan pada jenjang SMA/sederajat
sebesar 1:235.
Rasio guru terhadap murid menggambarkan beban guru mengawasi murid dalam
kegiatan belajar mengajar. Terlihat adanya kenaikan tingkat rasio pada tahun 2015
dibandingkan dengan tahun 2014 pada seluruh jenjang pendidikan. Ini menunjukkan
adanya peningkatan beban guru dalam mengawasi murid. Rasio guru-murid tahun 2015
pada jenjang SD/sederajat sebesar 1:10, ini menunjukkan bahwa setiap guru pada jenjang
SD/sederajat rata-rata mempunyai beban sebanyak 10 murid. Untuk jenjang
SMP/sederajat dan SMA/sederajat rasio guru-murid berkurang menjadi 1:9.
Rasio sekolah terhadap guru pada tahun 2015 mengalami penurunan dibanding
tahun 2014, terjadi hampir di seluruh jenjang pendidikan. Menurunnya rasio tersebut
merupakan pertanda adanya peningkatan jumlah sarana/sekolah. Rasio sekolah-guru
pada jenjang SD/sederajat tahun 2015 sebesar 1:15, ini menunjukkan bahwa rata-rata
terdapat 15 guru/tenaga pendidik untuk setiap sekolah.
1:235 1: 9 1:26
SMA
1:232 1: 8 1:29
2015 2014
Rasio Rasio Rasio
Sekolah-Murid Guru-Murid
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Penduduk Aceh Pada Usia 10 Tahun ke Atas
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari semakin tingginya
persentase penduduk 10 tahun ke atas yang menamatkan pendidikan tinggi. Berdasarkan
gambar 4.7 terlihat bahwa penduduk Aceh yang berpendidikan SMP ke atas mengalami
kenaikan. Pada tahun 2014 penduduk yang telah menamatkan pendidikannya minimal
SMP sebesar 54,98 persen dan pada tahun 2015 naik menjadi 58,00 persen. Hal ini
menunjukkan keberhasilan dari program wajib belajar yang dicanangkan pemerintah pada
periode tersebut mengalami kenaikan.
Secara keseluruhan proporsi penduduk yang belum/ tidak memiliki pendidikan dasar
masih rendah. Proporsi penduduk yang belum/tidak tamat SD/sederajat nilainya
mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 18,52 persen di tahun 2014
menjadi 16,04 persen di tahun 2015.
5,07 5,78
3,04 3,09
0,29 0,26
Gambar 4.8 Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas yang tamat SMP Menurut Kabupaten/Kota
di Aceh, Tahun 2015
90,00 83,94
80,00 68,21 66,74
70,02 67,86 62,65 61,59
70,00 63,03 58,97
62,50 59,61 56,28
56,85 50,79 47,87
60,00 49,86
51,66 50,46 49,25 45,48 44,17
47,03 45,12
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
Salah satu hal yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan adalah
dengan menyediakan sarana dan prasarananya diantaranya adalah perpustakaan. Jika
dilihat berdasarkan kabupaten/kota di Aceh, jumlah perpustakaan terbanyak terdapat di
Kabupaten Aceh Utara, Pidie, dan Aceh Timur yaitu masing-masing sebanyak 748, 558,
557 unit. Sedangkan jumlah perpustakaan paling sedikit terdapat di Kota Sabang dan
Kabupaten Aceh Singkil, yaitu masing-masing sebesar 78 dan 94 unit. Jumlah
perpustakaan tersebut mencakup perpustakaan umum, perguruan tinggi, sekolah,
pesantren, instansi, gampong, dan lainnya.
800 748
700
500
388 372
400
308 306 299 299 296 294 292
276
300 246 242 234 224
216 215 206
179
200
94 78
100
Kelompok
Perkotaan Perdesaan Jumlah
Umur
Laki-Laki
7‒12 0,00 100,00 0,00
13‒15 0,37 97,51 2,12
16‒18 0,22 80,49 19,29
19‒24 0,41 27,82 71,76
7‒24 0,22 75,09 24,69
Perempuan
7‒12 0,20 99,80 0,00
13‒15 0,09 97,93 1,97
16‒18 0,08 82,43 17,49
19‒24 0,26 38,57 61,16
7‒24 0,18 78,63 21,19
Laki-laki+Perempuan
7‒12 0,10 99,90 0,00
13‒15 0,24 97,71 2,05
16‒18 0,15 81,43 18,42
19‒24 0,34 33,07 66,59
7‒24 0,20 76,82 22,98