Anda di halaman 1dari 91

PROFIL PEMBANGUNAN ACEH 2016

No. Publikasi : 11560.1502


Ukuran Buku : 25.7 x 18.2 cm
Jumlah Halaman : xxxix + 143 halaman

Naskah :

- Bidang Statistik Sosial

- Bidang Statistik Produksi

- Bidang Statistik Distribusi

- Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

- Bidang Integrasi, Pengolahan, dan Diseminasi Statistik

Desain dan Gambar Kulit

- Bidang Integrasi, Pengolahan, dan Diseminasi Statistik

Diterbitkan oleh :

- BPS Provinsi Aceh bekerja sama dengan BAPPEDA Aceh

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya


LAMBANG DAN PIAGAM PANCA CITA

PERTAMA : PEMERINTAH ACEH BERUSAHA DENGAN SEPENUH DAYA UPAYA


UNTUK MENCIPTAKAN KEADILAN YANG BERSENDIKAN KETUHANAN
YANG MAHA ESA DALAM MASYARAKAT

KEDUA : PEMERINTAH ACEH BERUSAHA DENGAN PENUH DAYA UPAYA


UNTUK MEMADU BAKAT DAN SIFAT KEPAHLAWANAN SEJATI DI
DALAM DADA SEGENAP LAPISAN MASYARAKAT

KETIGA : PEMERINTAH ACEH BERUSAHA DENGAN PENUH DAYA UPAYA KE


ARAH TERCIPTANYA KEMAKMURAN MERATA BAGI SEGENAP
LAPISAN MASYARAKAT

KEEMPAT : PEMERINTAH ACEH BERUSAHA DENGAN PENUH DAYA UPAYA


UNTUK MEMUPUK SUASANA KERUKUNAN DI DALAM PERGAULAN
HIDUP SEGENAP LAPISAN RAKYAT

KELIMA : PEMERINTAH ACEH BERUSAHA DENGAN PENUH DAYA UPAYA


UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN ROHANI DAN JASMANIAH
YANG MELIPUTI SEGENAP LAPISAN MASYARAKAT
PETA ACEH
KATA PENGANTAR
KEPALA BAPPEDA ACEH

Publikasi Profil Pembangunan Aceh 2016 merupakan hasil kerja sama Bappeda Aceh dengan
BPS Propinsi Aceh dalam penyediaan data yang dibutuhkan untuk proses perencanaan dan
evaluasi pembangunan yang telah dicapai.

Diharapkan buku ini dapat menjadi salah satu referensi berbagai program pembangunan,
sehingga pembangunan yang direncanakan dapat benar-benar menyentuh kebutuhan
masyarakat banyak.

Kepada semua pihak terkait dalam penyusunan buku ini, sangat diharapkan kerjasamanya
sehingga segala yang telah disajikan dalam penerbitan publikasi Profil Pembangunan Aceh
2016 ini dapat lebih sempurna dengan sajian data yang lebih lengkap dan bervariasi.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan publikasi ini kami
ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT memberkati usaha kita. Amin .

Banda Aceh, Desember 2016


Kepala BAPPEDA ACEH

Prof. Dr. Ir. Amhar Abubakar, MS


KATA PENGANTAR
KEPALA BPS PROVINSI ACEH

Penerbitan Profil Pembangunan Aceh 2016 ini merupakan hasil kerja sama antara Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Aceh dengan BPS Provinsi Aceh.

Tabel-tabel yang disajikan dalam buku ini merupakan kumpulan data statistik yang diperoleh
dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta di Provinsi Aceh serta beberapa data dari
hasil survei yang dilaksanakan oleh BPS Provinsi Aceh.

Kritik dan saran dari berbagai pihak guna peningkatan mutu publikasi ini di masa mendatang
sangat kami hargai.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Instansi-instansi


Pemerintah maupun Non Pemerintah yang telah memberikan bantuannya dalam penerbitan
buku ini.

Harapan kami semoga bermanfaat bagi pemakainya.

Banda Aceh, Desember 2016


Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Aceh

Drs. Wahyudin, MM
DAFTAR ISI

Lambang dan Piagam Pancacita v

Peta Aceh vi

Kata Pengantar Kepala BAPPEDA Aceh vii

Kata Pengantar Kepala BPS Provinsi Aceh viii

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xii

Daftar Gambar xviii

Pendahuluan xxii

Sejarah Singkat xxiv

Notasi Dalam Tabel dan Satuan xxix

Singkatan xxx

Penjelasan Teknis xxxii

Profil Pembangunan Aceh 2016


x
Bab I 1
Geografi

Bab II
Demografi 6

Bab III 24
Pemerintahan

Bab IV 30
Pendidikan

Bab V 69
Kesehatan

Bab VI
Tenaga Kerja 74

Bab VII
Pertanian 84

Bab VIII
Industri 93

Bab IX
Pengeluaran dan Konsumsi 97

Bab X
Perdagangan 102

Bab XI 108
Perhubungan

xi
Profil Pembangunan Aceh 2016
Bab XII 124
Pariwisata

Bab XIII 127


Perbandingan Regional

Bab XIV 136


Keuangan dan Harga

Profil Pembangunan Aceh 2016


xii
DAFTAR TABEL

Bab I Geografi

1.1.1 Lokasi Dan Luas Suaka Alam/Objek Wisata Alam di Aceh, Tahun 2015 2
1.2.1 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Aceh, Tahun 2010 – 3
2015
1.2.2 Rata-Rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari di 4
Aceh, Tahun 2010-2015
1.2.3 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Aceh, Tahun 2010-2015 5

Bab II Demografi

2.1.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota, 13


Tahun 2010- 2015
2.1.2 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota di 14
Provinsi Aceh, Tahun 2015
2.1.3 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Aceh, Tahun 15
2015
2.1.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Aceh, tahun 16
2015
2.1.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Ribuan), Tahun 1987-2015 17
2.1.6 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2011-2015 18

2.1.7 Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa/km2), Tahun 2011-2015 19

2.1.8 Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2015 20

2.1.9 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh , Metode Baru Menurut 21


Komponen, Tahun 2010-2015

2.1.10 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh, Metode Baru Menurut 22


Kabupaten/Kota, Tahun 2010-2015

2.1.11 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh, Metode Baru Menurut 23


Kabupaten/Kota, Tahun 2010-2015

Profil Pembangunan Aceh 2016


xii
Bab III Pemerintahan

3.1.1 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Formal Pegawai Negeri Sipil (PNS) 25
Menurut Instansi di Lingkungan Pemerintah Aceh, Tahun 2015

3.1.2 Jumlah dan Jenis Kelamin Anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Aceh 27
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2015

3.1.3 Jumlah dan Jenis Kelamin Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh 30
(DPRA) Periode 2014-2019 Menurut Partai, Tahun 2015

Bab IV Pendidikan

4.1.1 Persentase Penduduk yang Berumur 10 Tahun Keatas yang Buta Huruf 39
Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2014-2015

4.1.2 Persentase Penduduk Usia 7–24 Tahun Menurut Jenis Kelamin, Kelompok 40
Umur Sekolah, dan Partisipasi Sekolah di Provinsi Aceh, Tahun 2015

4.1.3 Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut 41
Jenjang Pendidikan di Provinsi Aceh, Tahun 2015

4.1.4 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Taman Kanak-Kanak (TK) 42
Negeri Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

4.1.5 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Taman Kanak-Kanak (TK) 43
Swasta Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

4.1.6 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Dasar (SD) Negeri, 44
Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

4.1.7 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Dasar (SD) Swasta, 45
Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

4.1.8 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Pertama 46
(SMP) Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

4.1.9 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Pertama 47
(SMP) Swasta, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

4.1.10 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Atas 48
(SMA) Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

4.1.11 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Atas 49

Profil Pembangunan Aceh 2016 xiii


(SMA) Swasta, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

4.1.12 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Kejuruan 50
(SMK) Negeri, Menurut Kabupaten/ Kota, 2015/2016

4.1.13 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Kejuruan 51
(SMK) Swasta, Menurut Kabupaten/ Kota, 2015/2016

4.1.14 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) 52
Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

4.1.15 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) 53
Swasta, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

4.1.16 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) 54
Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

4.1.17 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) 55
Swasta, Menurut Kabupaten/ Kota, 2015/2016

4.1.18 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Aliyah (MA) Negeri, 56
Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

4.1.19 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Aliyah (MA) 57
Swasta, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

4.1.20 Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Kelompok Umur, 58


Daerah Tempat Tinggal dan Status Sekolah, Tahun 2015

4.1.21 Persentase Penduduk Berumur 7-24 Tahun Menurut Kelompok Umur Sekolah, 59
Jenis Kelamin dan Status Sekolah, Tahun 2013-2015

4.1.22 Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Berdasarkan Status Pendidikan 60


Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2015

4.1.23 Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Berdasarkan Pendidikan Tertinggi 61


yang Ditamatkan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2015

4.1.24 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Melek Huruf Menurut 63
Kabupaten/Kota, Tahun 2012-2015

4.1.25 Persentase Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur Sekolah dan 64


Kabupaten/Kota, Tahun 2015

Profil Pembangunan Aceh 2016


xiv
4.1.26 Persentase Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan dan 65
Kabupaten/Kota, Tahun 2015
4.1.27 Jumlah Perpustakaan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2015 66

Bab V Kesehatan
5.1.1 Angka Pesakitan dan Rata-rata Lama Sakit di Aceh Tahun 2011-2015 70
5.1.2 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 10 Tahun Keatas yang Pernah 73
Kawin Berdasarkan Jumlah Anak di Aceh, Tahun 2015

Bab VI Tenaga Kerja

6.1.1 Indikator Ketenagakerjaan, Tahun 2010-2015 75


6.1.2 Pekerja menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis Kelamin di Provinsi Aceh, 78
Tahun 2015

Bab VII Pertanian


7.1.1 Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim Menurut Jenis 87
Tanaman (Kuintal), Tahun 2015
7.1.2 Produksi Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan Menurut Jenis 88
Tanaman (Kuintal), Tahun 2015
7.1.3 Luas Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Komoditi 89
di Aceh, 2015
7.1.4 Jumlah Rumah Tangga Perikanan dan Produksi Perikanan Menurut 90
Jenisnya di Aceh, Tahun 2015
7.1.5 Jumlah Populasi dan Pemotongan Ternak Menurut Jenis Ternak (Ekor), 91
Tahun 2015
7.1.6 Perincian Luas Hutan Menurut Fungsi dan Peruntukannya (Hektar), Tahun 92
2015

Bab VIII Perindustrian


8.1.1 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar/Sedang, Tahun 2015 95
8.1.2 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Menurut 96
Kabupaten/Kota, Tahun 2015

Profil Pembangunan Aceh 2016 xv


Bab IX Pendapatan dan Konsumsi
9.1.1 Rata-rata Konsumsi Protein Per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan 100
dan Daerah Tempat Tinggal (kkal),Tahun 2015
9.1.2 Rata-rata Konsumsi Kalori Per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan 101
dan Daerah Tempat Tinggal (kkal),Tahun 2015

Bab X Perdagangan

Bab XI Perhubungan
11.1.1 Pelaksanaan Penerbangan Angkutan Udara Menurut Bandar Udara Tujuan, 110
Perusahaan Penerbangan dan Tipe Pesawat Melalui Bandar Udara Sultan
Iskandar Muda, Tahun 2015
11.1.2 Jumlah Barang yang Dibongkar dan Dimuat Melalui Terminal Domestik 111
di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Kg), Tahun 2011-2015
11.1.3 Jumlah Barang yang Dibongkar dan Dimuat Melalui Terminal Internasional 112
di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Kg), Tahun 2011-2015
11.1.4 Arus Lalu Lintas dan Angkutan Penyeberangan yang Dicatat pada Pelabuhan 113
Balohan-Ulee Lheu, Tahun 2006-2015
11.1.5 Kondisi Jembatan Nasional Menurut Jenis Unit Pelaksana Teknis Daerah 117
(UPTD) di Aceh, Tahun 2015
11.1.6 Panjang Jalan Nasional Menurut Jenis Permukaan Jalan (Km), Tahun 2015 118
11.1.7 Kondisi Jalan/Jembatan Nasional Menurut Jenis Unit Pelaksana Teknis Daerah 119
(UPTD), Tahun 2015
11.1.8 Pelaksanaan Penerbangan Angkutan Udara Menurut Bandar Udara Tujuan, 120
Perusahaan Penerbangan dan Tipe Pesawat Melalui Bandar Udara Sultan
Iskandar Muda, 2015
11.1.9 Kapasitas Angkut dan Jumlah yang Diangkut Melalui Bandar Udara Sultan 121
Iskandar Muda, 2003-2015
11.1.10 Arus Lalu Lintas dan Angkutan Penyeberangan yang Dicatat pada Pelabuhan 123
Balohan-Ulee Lheue, 2015

Profil Pembangunan Aceh 2016


xvi
Bab XII Pariwisata

Bab XIII Perbandingan Regional


13.1.1 Jumlah Penduduk Menurut Provinsi se-Sumatera (ribu), Tahun 2013 – 2015 131
13.1.2 Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi se-Sumatera (Ribu jiwa), Tahun 132
2012 – 2015 (Maret)
13.1.3 Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi se-Sumatera, Tahun 2012 – 133
2015 (Maret)
13.1.4 Indeks Pembangunan Manusia (Metode Baru) Menurut Provinsi se-Sumatera, 134
Tahun 2014- 2015
13.1.5 Pertumbuhan Ekonomi Dengan Migas Menurut Provinsi se-Sumatera, Tahun 135
2012 -2015

Bab XIV Keuangan dan Harga


14.1.1 Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), Nilai Tukar 137
Petani (NTP) Aceh, Tahun 2009-2016 (2012=100)
14.1.2 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Menurut 141
Kabupaten/Kota (Ribu Rupiah), Tahun 2015
14.1.3 Perkembangan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Menurut 142
Kabupaten/Kota (Ribu Rupiah), Tahun 2012-2015
14.1.4 Jumlah Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG) Menurut 143
Kabupaten/Kota (Ribu Rupiah), Tahun 2015

Profil Pembangunan Aceh 2016 xvii


DAFTAR GAMBAR

1.1 Rata – rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan, 2015 1
2.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Provinsi Aceh, Tahun 2010-2015 7
2.2 Piramida Penduduk Provinsi Aceh Menurut Kelompok Umur Tahun 2015 7
2.3 Perbandingan Penduduk Laki-laki dan Perempuan Provinsi Aceh Tahun 2010- 8
2015
2.4 Perkembangan IPM (Metode Baru) Provinsi Aceh Tahun 2010-2015 8
2.5 Perkembangan Garis Kemiskinan di Provinsi Aceh, Tahun 2011-2015 9
(Keadaan Maret)
2.6 Perkembangan Jumlah (Ribuan) dan Persentase Penduduk Miskin 10
di Provinsi Aceh,Tahun 2011-2015 (Keadaan Maret)
2.7 Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Aceh, Tahun 2011-2016 11
2.8 Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Aceh, Tahun 2011-2015 12
3.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Aceh, Tahun 24
2015
3.2 Jumlah Anggota Dewan Perwakilan Aceh (DPRA) Periode 2014-2019 Menurut 28
Jenis Kelamin Tahun, 2015
3.3 Jumlah dan Jenis Kelamin Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) 28
Periode 2014-2019 Menurut Partai, Tahun 2015
4.1 Perbandingan Angka Melek Huruf dan Angka Buta Huruf Penduduk Aceh 30
Menurut Tempat Tinggal Tahun 2014-2015
4.2 Perbandingan Angka Melek Huruf Penduduk Aceh Usia 15 Tahun Ke Atas 31
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015
4.3 Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Aceh Menurut Kelopok Umur Tahun 2015 32
4.4 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Penduduk Aceh Menurut 33
Jenjang Pendidikan Tahun 2015

4.5 Angka Partisipasi Murni (APM) Penduduk Aceh Berdasarkan Jenjang Pendidikan 34
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2015

4.6 Rasio Sekolah-Murid, Guru-Murid dan Sekolah-Guru Menurut Jenjang 35


Pendidikan di Aceh Tahun 2014-2015

4.7 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi 37


yang Ditamatkan di Aceh Tahun 2014-2015

Profil Pembangunan Aceh 2016


xviii
4.8 Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas yang tamat SMP Menurut 37
Kabupaten/Kota di Aceh, Tahun 2015
4.9 Jumlah Perpustakaan Menurut Kabupaten/Kota di Aceh, Tahun 2015 38

5.1 Persentase Penduduk Yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Di Provinsi Aceh, 69


2011-2015
5.2 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Berdasarkan Tempat/Cara Berobat di 70
Provinsi Aceh, Tahun 2015
5.3 Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Campak di Provinsi Aceh 71
Tahun 2011-2015
5.4 Persentase Perempuan Menurut Usia Perkawinan Pertama di Provinsi Aceh 71
Tahun 2015
5.5 Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Pernah Kawin yang 72
Sedang Menggunakan/Memakai Alat KB di Aceh Tahun 2011-2015
6.1 Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja dan Pengangguran 75
Aceh (ribuan), Tahun 2010-2015

6.2 Perkembangan Jumlah Pekerja menurut Lapangan Usaha di Aceh (ribuan), 76


Tahun 2010-2015

6.3 Pekerja menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin di Aceh, Tahun 2015 77

6.4 Pekerja menurut Status Pekerjaan Utama di Aceh, Tahun 2015 78

6.5 Pekerja menurut Jumlah Jam Kerja Seluruhnya di Aceh, Tahun 2015 79

6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Jenis Kelamin dan Daerah 80
(persen) di Aceh, Tahun 2014-2015

6.7 TPT menurut Pendidikan di Aceh, Tahun 2014-2015 81

6.8 TPT menurut Kelompok Umur di Aceh, Tahun 2015 82

6.9 TPT Menurut Kabupaten/Kota di Aceh, Tahun 2015 82

7.1 Luas Panen Padi Menurut Kabupaten/Kota (Ha), Tahun 2015 84

7.2 Luas Panen Jagung Menurut Kabupaten/Kota (Ha), Tahun 2015 85

7.3 Luas Panen Kedelai Menurut Kabupaten/Kota (Ha), Tahun 2015 86

8.1 Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut Jenis Industri, Tahun 93
2015

Profil Pembangunan Aceh 2016 xix


8.2 Jumlah Pelanggan PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh, Tahun 2010-2015 94

9.1 Persentase Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan, 97


September Tahun 2015

9.2 Persentase Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang 98


(Rupiah), Tahun 2011-2015

9.3 Rata-Rata Konsumsi Kalori Perkapita Sehari Menurut Kelompok Makanan Dan 98
Daerah Tempat Tinggal (Kkal), Tahun 2015

9.4 Rata-Rata Konsumsi Protein Per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan 99
Dan Daerah Tempat Tinggal (Kkal), Tahun 2015

10.1 Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Prov. Aceh Tahun 2015 102

10.2 Perkembangan Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Aceh Tahun 2011-205 (Juta 103
USD)

10.3 Negara Tujuan Ekspor Melalui Pelabuhan di Aceh Tahun 2015 104

10.4 Perkembangan Nilai Impor Melalui Pelabuhan Muat di Aceh Tahun 2011-2015 105
(Juta USD)

10.5 Negara Asal Barang Impor Aceh Tahun 2015 106

10.6 Pemasukan Beras Bulog Tahun 2011 – 2015 (ribu ton) 107

11.1 Perkembangan Jumlah Penerbangan Domestik dan Internasional 109

di Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda (Unit), Tahun 2011-2015

11.2 Perkembangan Jumlah Penumpang (Orang) pada Penerbangan Domestik dan 110
Internasional di Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, Tahun 2011-
2015

11.3 Persentase Jumlah yang Diangkut Melalui Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, 113
Tahun 2003-2015

11.4 Panjang Jalan Nasional Menurut Kabupaten/Kota di Aceh (Km), Tahun 2015 115

11.5 Panjang Jalan Nasional Menurut Kondisi Jalan di Aceh (Km), Tahun 2015 115

11.6 Panjang Jalan dengan Kondisi Rusak/Rusak Berat Menurut Kabupaten/Kota di 116
Aceh (Km), Tahun 2015

Profil Pembangunan Aceh 2016


xx
12.1 Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar Hotel Bintang dan Akomodasi 123
Lainnya di Aceh, Tahun 2007 – 2015 (Persen)

12.2 Perkembangan Rata-Rata Lama Menginap pada Hotel Bintang dan Akomodasi 125
Lainnya di Aceh, Tahun 2011 – 2015 (Hari)

12.3 Rata-Rata Lama Menginap pada Hotel Bintang dan Akomodasi Lainnya di Aceh 126
Menurut Jenis Tahun 2015 (Hari)

13.1 Perbandingan Jumlah Penduduk Regional Sumatera Tahun 2014-2015 127

13.2 Perbandingan Jumlah Penduduk Miskin Regional Sumatera Tahun 2014-2015 128

13.3 Perbandingan Proporsi Penduduk Miskin Regional Sumatera Tahun 2014-2015 129

13.4 Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Regional Sumatera Tahun 2014- 130
2015

13.5 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Migas Regional Sumatera Tahun 130
2014-2015

14.1 Perkembang Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), 136
Nilai Tukar Petani (NTP) Aceh, Tahun 2009-2016 (2012=100)

14.2 Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Aceh, Tahun 2011 – 2015 (juta 138
rupiah

14.3 Rata-Rata Tingkat Pertumbuhan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan 139
Bangunan Kab/Kota se-Provinsi Aceh Tahun 2012 – 2015

14.4 Persentase Realisasi Dana Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG) 140
dari APBA Murni Tahun 2015

Profil Pembangunan Aceh 2016 xxi


PENDAHULUAN

Buku Profil Pembangunan Aceh 2016 merupakan publikasi BAPPEDA Aceh yang
bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. Publikasi ini diterbitkan
untuk memberikan gambaran tentang kondisi wilaya Aceh, khususnya tahun 2016.
Data statistik yang disajikan bersumber dari Dinas/Instansi Pemerintah maupuan
swasta yang berada di wilayah Aceh. Penyajian pada Profil Pembangunan Aceh di
bagi dalam empat belas (14) bab, yaitu:

Bab I : Geografis
Pada bab ini disajikan data tentang suhu, kelembaban dan tekanan udara serta
lokasi wisata di Aceh.

Bab II : Demografi
Di bab ini membahas tentang Karakteristik Demografi seperti jumlah penduduk, laju
pertumbuhan penduduk., penduduk laki - laki dan perempuan, Kemiskinan serta
indeks pembangunan Manusia di Aceh.

Bab III : Pemerintahan


Bab ini menggambarkan jumlah pegawai negeri sipil dan jumlah anggota dewan
menurut kabupaten dan kota di Aceh.

Bab IV : Pendidikan
Data yang dimuat dalam bab ini yang menyangkut angka melek huruf, angka
partisipasi sekolah, angka partisipasi kasar, rasio sekolah-murid, rasio murid-guru
dan pendidikan yang ditamatkan di Aceh.

Bab V : Kesehatan
Data yang disajikan dalam bab ini adalah mengenai sektor kesehatan seperti
penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan, angka pesakitan, balita yang
mendapat imunisasi dan perempuan berdasarkan umur perkawinan di Aceh.

Profil Pembangunan Aceh 2016


xxii
Bab VI : Tenaga Kerja
Pada Bab ini disajikan, data tentang indikator tenaga kerja seperti angkatan kerja,
penduduk usia kerja dan lain – lain di Aceh.

Bab VII : Pertanian


Bab ini menyajikan data tanaman pangan dan holtikultura di Aceh.

Bab VIII : Industri


Pada bab ini dimuat tentang industri besar sedang dan jumlah perusahaan dan
tenaga kerja Industri besar/sedang di Aceh.

Bab IX : Pengeluaran dan Konsumsi


Di dalam bab ini menyajikan antara lain pengeluaran perkapita, konsumsi kalori di
Aceh.

Bab X : Perdagangan
Bab ini menyajikan data mengenai Indeks Harga Konsumen, ekspor-impor dan
beras bulog di Aceh.

Bab XI : Perhubungan
Bab ini menyajikan data tentang pembangunan transportasi baik udara dan laut di
Aceh.

Bab XII : Pariwisata


Bab ini menyajikan data tingkat hunian kamar dan rata-rata lama menginap di Aceh.

Bab XIII : Perbandingan Regional


Bab ini menyajikan data mengenai perbandingan regional seperti jumlah penduduk,
penduduk miskin, indeks pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi.

Bab XIV : Keuangan dan Harga


Bab ini menyajikan data mengenai Keuangan dan Harga seperti Nilai tukar Petani,
Pertumbuhan Penerimaan Pajak dan Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong
(BKPG).

Profil Pembangunan Aceh 2016 xxiii


SEJARAH SINGKAT ACEH

Daerah Aceh yang terletak di bagian paling Barat gugusan kepulauan Nusantara, menduduki
posisi strategis sebagai pintu gerbang lalu lintas perniagaan dan kebudayaan yang
menghubungkan Timur dan Barat sejak berabad-abad lampau. Aceh sering disebut-sebut
sebagai tempat persinggahan para pedagang Cina, Eropa, India dan Arab, sehingga
menjadikan daerah Aceh pertama masuknya budaya dan agama di Nusantara.

Pada abad ke-7 para pedagang India memperkenalkan agama Hindu dan Budha. Namun
peran Aceh menonjol sejalan dengan masuk dan berkembangnya agama islam di daerah ini,
yang diperkenalkan oleh pedagang Gujarat dari jajaran Arab menjelang abad ke-9.

Menurut catatan sejarah, Aceh adalah tempat pertama masuknya agama Islam di Indonesia
dan sebagai tempat timbulnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Peureulak dan
Pasai. Kerajaan yang dibangun oleh Sultan Ali Mughayatsyah dengan ibukotanya di Bandar
Aceh Darussalam (Banda Aceh sekarang) lambat laun bertambah luas wilayahnya yang
meliputi sebagaian besar pantai Barat dan Timur Sumatra hingga ke Semenanjung Malaka.
Kehadiran daerah ini semakin bertambah kokoh dengan terbentuknya Kesultanan Aceh yang
mempersatukan seluruh kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di daerah itu. Dengan
demikian kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada permulaan abad ke-17, pada
masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

Pada masa itu pengaruh agama dan kebudayaan Islam begitu besar dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat Aceh, sehingga daerah ini mendapat julukan “Seuramo Mekkah” (Serambi
Mekkah). Keadaan ini tidak berlangsung lama, karena sepeninggal Sultan Iskandar Muda
para penggantinya tidak mampu mempertahankan kebesaran kerajaan tersebut. Sehingga
kedudukan daerah ini sebagai salah satu kerajaan besar di Asia Tenggara melemah. Hal ini
menyebabkan wibawa kerajaan semakin merosot dan mulai dimasuki pengaruh dari luar.
Kesultanan Aceh menjadi incaran bangsa Barat yang ditandai dengan penandatanganan
Traktat London dan Traktat Sumatera antara Inggris dan Belanda mengenai pengaturan
kepentingan mereka di Sumatera. Sikap bangsa Barat untuk menguasai wilayah Aceh
menjadi kenyataan pada tanggal 26 Maret 1873, ketika Belanda menyatakan perang kepada
Sultan Aceh.

Profil Pembangunan Aceh 2016


xxiv
Tantangan yang disebut ‘Perang Sabi’ ini berlangsung selama 30 tahun dengan menelan jiwa
yang cukup besar tersebut memaksa Sultan Aceh terakhir, Twk. Muhd. Daud untuk mengakui
kedaulatan Belanda di tanah Aceh.

Dengan pengakuan kedaulatan tersebut, daerah Aceh secara resmi dimasukkan secara
administratif ke dalam Hindia Timur Belanda (Nederlansch Oost-Indie) dalam bentuk propinsi
yang sejak tahun 1937 berubah menjadi karesidenan hingga kekuasaan kolonial Belanda di
Indonesia berakhir. Pemberontakan melawan penjajahan Belanda masih saja berlangsung
sampai ke pelosok-pelosok Aceh. Kemudian peperangan beralih melawan Jepang yang
datang pada tahun 1942. Peperangan ini berakhir dengan menyerahnya Jepang kepada
Sekutu pada tahun 1945.

Dalam jaman perang kemerdekaan, sumbangan dan keikutsertaan rakyat Aceh dalam
perjuangan sangatlah besar, sehingga Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Sukarno
memberikan julukan sebagai “Daerah Modal” pada daerah Aceh.

Sejak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945


sebagai bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat, Aceh merupakan salah satu
daerah atau bagian dari negara Republik Indonesia sebagai sebuah karesidenan dari
Propinsi Sumatera. Bersamaan dengan pembentukan keresidenan Aceh, berdasarkan Surat
Ketetapan Gubernur Sumatera Utara Nomor 1/X tanggal 3 Oktober 1945 diangkat Teuku
Nyak Arief sebagai Residen.

Kedudukan daerah Aceh sebagai bagian dari wilayah Negara Republik Indonesia telah
beberapa kali mengalami perubahan status. Pada masa revolusi kemerdekaan, Keresidenan
Aceh pada awal tahun 1947 berada di bawah daerah administratif Sumatera Utara.
Sehubungan dengan adanya agresi militer Belanda terhadap Republik Indonesia,
Keresidenan Aceh, Langkat dan Tanah Karo ditetapkan menjadi Daerah militer yang
berkedudukan di Kutaradja (Banda Aceh sekarang) dengan Gubernur Militer Teungku
Muhammad Daud Beureueh. Walaupun pada saat itu telah dibentuk Daerah Militer namun
keresidenan masih tetap dipertahankan. Selanjutnya pada tanggal 5 April 1948 ditetapkan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1948 yang membagi Sumatera menjadi 3 Propinsi Otonom,
yaitu : Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan. Propinsi Sumatera Utara

Profil Pembangunan Aceh 2016 xxv


meliputi keresidenan Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli Selatan, dengan pimpinan
Gubernur Mr. S.M. Amin.

Dalam menghadapi agresi militer kedua yang dilancarkan Belanda untuk menguasai Negara
Republik Indonesia, Pemerintah bermaksud untuk memperkuat pertahanan dan keamanan
dengan mengeluarkan Ketetapan Pemerintah Darurat Republik Indonesia Nomor
21/Pem/PDRI tanggal 16 Mei 1949 yang memusatkan kekuatan Sipil dan Militer kepada
Gubernur Militer.

Pada akhir tahun 1949 Keresidenan Aceh dikeluarkan dari Propinsi Sumatera Utara dan
selanjutnya ditingkatkan statusnya menjadi Propinsi Aceh. Teungku Muhammad Daud
Beureueh yang sebelumnya sebagai Gubernur Militer Aceh, Langkat dan Tanah Karo
diangkat menjadi Gubernur Propinsi Aceh. beberapa waktu kemudian, berdasarkan Peraturan
pemerintah pengganti Undang-undang Nomor 5 Tahun 1950 propinsi Aceh kembali menjadi
Keresidenan sebagaimana halnya pada awal kemerdekaan. Perubahan status ini
menimbulkan gejolak politik yang menyebabkan terganggunya stabilitas keamanan,
ketertiban dan ketentraman masyarakat. Keinginan pemimpin dan rakyat Aceh ditanggapi
oleh Pemerintah sehingga dikeluarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang
pembentukan kembali propinsi Aceh yang meliputi seluruh wilayah bekas keresidenan Aceh.

Dengan dikeluarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957, status Propinsi Aceh menjadi
Daerah Swatantra Tingkat I dan pada tanggal 27 Januari 1957 A. Hasjmy dilantik sebagai
Gubernur Propinsi Aceh. Namun gejolak politik di Aceh belum seluruhnya berakhir. Untuk
menjaga stabilitas Nasional demi persatuan dan kesatuan bangsa, melalui misi Perdana
Menteri Hardi yang dikenal dengan nama MISSI HARDI tahun 1959 dilakukan pembicaraan
yang berhubungan dengan gejolak politik, pemerintahan dan pembangunan daerah Aceh.
Hasil misi tersebut ditindak lanjuti dengan keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia
Nomor 1/MISSI/1959. Maka sejak tanggal 26 Mei 1959 Daerah Swatantra Tingkat I atau
Propinsi Aceh diberi status “Daerah Istimewa” dengan sebutan lengkap Propinsi Daerah
Istimewa Aceh. Dengan predikat tersebut, Aceh memiliki hak-hak otonomi yang luas dalam
bidang agama, adat dan pendidikan. status ini dikukuhkan dengan Undang-undang Nomor 18
Tahun 1965.

Profil Pembangunan Aceh 2016


xxvi
Berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintah pada masa lalu yang menitik
beratkan pada sistem yang terpusat dipandang sebagai sumber bagi munculnya ketidakadilan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kondisi yang demikian ini memunculkan
pergolakan.

Hal ini ditanggapi oleh pemerintah pusat dengan pemberian Otonomi Khusus dengan
disahkannya Undang-Undang no. 18 tahun 2002 dan Propinsi Daerah Istimewa Aceh
berubah menjadi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Kemudian berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 46 Tahun 2009 tentang


Penggunaan Sebutan Nama Aceh dan Gelar Pejabat Pemerintahan dalam Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Pemerintah Aceh tertanggal 7 April 2009, ditegaskan bahwa sebutan
Daerah Otonom, Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, Nomenklatur dan Papan Nama Satuan Kerja Pemerintah Aceh
(SKPA), Titelatur Penandatangan, Stempel Jabatan dan Stempel Instansi dalam Tata Naskah
Dinas di lingkungan Pemerintah Aceh, diubah dan diseragamkan dari sebutan/nomenklatur
"Nanggroe Aceh Darussalam" ("NAD") menjadi sebutan/nomenklatur "Aceh". Ini dilakukan
sambil menunggu ketentuan dalam Pasal 251 UU Pemerintahan Aceh yang menyatakan
bahwa nama Aceh sebagai provinsi dalam sistem NKRI, akan ditentukan oleh DPRA hasil
Pemilu 2009.

Profil Pembangunan Aceh 2016 xxvii


NOTASI DALAM TABEL

… Data tidak tersedia


- Tidak ada atau nol
0 Data dapat diabaikan
, Tanda Desimal
r Revisi
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
L/M Laki-Laki
P/F Perempuan

SATUAN

atm (Atmosphere) : 760 mmHg


hektar (ha) : 10.000 m
kilometer (km) : 1.000 meter
kuintal : 100 kg
liter (untuk beras) : 0,80 kg
ons : 28,31 gram
ton : 1.000 kg
Satuan lain : buah, butir, dus, lembar, kotak, batang, unit,
persen (%)

Perbedaan angka di belakang koma disebabkan oleh pembulatan angka

xxviii Profil Pembangunan Aceh 2016


SINGKATAN

ADHB : Atas Dasar Harga Berlaku


ADHK : Atas Dasar Harga Konstan
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara
API : Angka Pengenal Importir
ASKES : Asuransi Kesehatan
ASKIN : Asuransi Kesehatan Miskin
BAP H/R : Berita Acara Pemeriksaan Hilang
Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Bapedalda : Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
BKB : Bina Keluarga Balita
BMKG : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
BOR : Persentase Pemakaian tempat tidur
BPM : Badan Pemberdayaan Masyarakat
BULOG : Badan Urusan Logistik
BUMD : Badan Usaha Milik Daerah
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
BVKS : Bebas Visa Kunjungan Singkat
CV : Commanditer Vennootschap
Divre : Divisi Regional
DPRA : Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
DSKM : Dahsuskim/Kemudahan Khusus Keimigrasian Immigration
EPO : Exit Permit Only
FA : Firma
HAM : Hak Asasi Manusia
IB : Indeks harga yang dibayar petani
IHK : Indeks Harga Konsumen
IPK HPH : Izin Pemanfaatan Kayu Hak Pengusahaan Hutan
IT : Indeks harga yang diterima petani
ITAP : Izin Tinggal Tetap
ITAS : Izin Tinggal Terbatas
ITK : Izin Tinggal Kunjungan

Profil Pembangunan Aceh 2016 xxix


IUD : Intra Uterine Device
JKM : Jaminan Kesehatan Masyarakat
JKA : Jaminan Kesehatan Aceh
JPS : Jaminan Pengamanan Sosial
KAMTIBCAR: Keamanan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu-Lintas
KB : Keluarga Berencana
KKB : Klinik Keluarga Berencana
KORPRI : Korps Pegawai Republik Indonesia
KSDL : Konservasi dan Sumber Daya Lahan
KVA : Kilo Volt Ampere
KWh : Kilowatt hour
LNG : Liquified Natural Gas
LPG : Liquified Petroleum Gas
MAN : Madrasah Aliyah Negeri
MIN : Madrasah Ibtidaiyah Negeri
MOP : Metoda Operasi Pria
MOW : Metoda Operasi Wanita
MTsN : Madrasah Tsanawiyah Negeri
MWh : Megawatt hour
NTP : Nilai Tukar Petani
P3BS : Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto
Pertamina : Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Negara
PKBRS : Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit
PLTD : Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
PLN : Perusahaan Listrik Negara
PO : Perusahaan Perseorangan
Pos KBG : Pos Keluarga Berencana Gampong
PUS : Pasangan Usia Subur
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
REP : ReEntry Permit
RKT HPH : Rapat Kerja Tahunan Hak Pengusahaan Hutan
Rombel : Rombongan Belajar
Rutan : Rumah Tahanan
Profil Pembangunan Aceh 2016
xxx
RSUZA : Rumah Sakit Umum Zainal Abidin
Sakernas : Survei Angkatan Kerja Nasional
Satpol PP : Satuan Polisi Pamong Praja
SD : Sekolah Dasar
SK : Surat Keputusan
SKA : Surat Keterangan Asal
SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SPEK : Surat Persetujuan Ekspor Kopi
SPRI : Surat Perjalanan Republik Indonesia
SUPAS : Survei Penduduk Antar Sensus
Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional
TBM : Tanaman Belum Menghasilkan
TM : Tanaman Menghasilkan
TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
TPT : Tingkat Pengangguran Terbuka
TR : Tanaman Rusak
UKM : Usaha Kecil dan Menengah
UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah

Profil Pembangunan Aceh 2016 xxxi


PENJELASAN TEKNIS
Air minum dikumpulkan oleh BPS melalui survei pada Perusahaan Air Minum. Sistem
pencacahannya adalah dengan wawancara langsung kepada seluruh perusahaan air minum
(pencacahan lengkap).

Akseptor adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat
kontrasepsi.

Anak Lahir hidup adalah banyaknya kelahiran hidup dari sekelompok atau beberapa
kelompok wanita selama masa reproduksinya.

Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk usia 15 tahun keatas yang mempunyai
kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya tanpa harus mengerti apa
yang dibaca/ditulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun keatas.

Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah proporsi dari semua anak yang masih sekolah
pada satu kelompok umur tertentu terhadap penduduk dengan kelompok umur yang sesuai.

Angka Partisipasi Murni adalah proporsi anak sekolah pada satu kelompok usia tertentu
yang bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan kelompok usianya terhadap seluruh anak
pada kelompok usia tersebut.

Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang bekerja atau mempunyai
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan atau penduduk yang mencari pekerjaan.

Atas Dasar Harga Berlaku adalah Penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan
jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi, pada harga tahun sedang berjalan.

Atas Dasar Harga Konstan adalah Penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan
jasa yang dihasilkan atau yang dikonsumsi, pada harga tetap di satu tahun dasar.

Bekerja adalah melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh pendapatan/ keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara
terus-menerus dalam seminggu sebelum pencacahan. Termasuk dalam hal ini pekerja

Profil Pembangunan Aceh 2016


xxxii
keluarga tanpa upah yang membantu suatu usaha dan mereka yang punya pekerjaan tetapi
sementara tidak bekerja.

BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur, angka ini diperoleh dari penghitungan
jumlah hari rawatan dibagi dengan jumlah tempat tidur dikali dengan 100 persen.
Da’I adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan dan tulisan ataupun perbuatan dan
baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga.

Dayah adalah sebuah lembaga pendidikan agama islam.

Ekspor barang adalah seluruh barang yang dibawa ke luar dari wilayah suatu negara, baik
bersifat komersial maupun bukan komersial (seperti barang hibah, sumbangan, hadiah), serta
barang yang akan diolah di luar negeri yang hasilnya dimasukkan kembali ke negara tersebut.
Tidak termasuk dalam statistik ekspor adalah (1). Pakaian, barang pribadi dan perhiasan milik
penumpang yang bepergian ke luar negeri; (2). Barang-barang yang dikirim untuk perwakilan
suatu negara di luar negeri; (3). Barang untuk eksibisi/pameran; (4). Peti kemas untuk diisi
kembali; (5). Uang dan surat-surat berharga; (6). Barang-Barang untuk contoh (sampel).

Gampong adalah pembagian wilayah administratif di Provinsi Aceh yang merupakan


kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Gampong berada di bawah Mukim.
Harga Konsumen (HK) adalah harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang
eceran) dan pembeli (konsumen) secara eceran dengan pembayaran tunai. Eceran yang
dimaksud adalah membeli suatu barang atau jasa dengan mengunakan satuan terkecil untuk
dipakai/dikonsumsi.

Indeks harga yang diterima petani (It) adalah indeks harga yang menunjukkan
perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani.

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) adalah indeks harga yang menunjukkan
perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi
rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian.

Profil Pembangunan Aceh 2016 xxxiii


Indeks Implisit adalah suatu indeks yang menunjukkan tingkat perkembangan harga di
tingkat produsen (producer price index).

Industri Besar adalah perusahaan industri yang mempunyai pekerja 100 orang atau lebih.

Industri Sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai pekerja 20-99 orang.

Inflasi/deflasi menunjukkan naik/ turunnya harga-harga secara umum secara terus menerus
dalam suatu kurun waktu tertentu.
Impor barang adalah seluruh barang yang masuk ke wilayah suatu negara baik bersifat
komersial maupun bukan bersifat komersial, serta barang yang akan diolah di dalam negeri
yang hasilnya dikeluarkan lagi dari negara tersebut. Tidak termasuk dalam statistik impor
adalah: (1). Pakaian dan barang-barang perhiasan penumpang; Barang-barang penumpang
untuk dipakai sendiri, kecuali lemari es, pesawat televisi dan sebagainya; (2). Barang-barang
yang dikirim untuk keperluan perwakilan (kedutaan) suatu negara; (3). Barang-barang untuk
ekspedisi/penelitian ilmiah dan eksibisi/pameran; (4). Pembungkus/peti kemas; (5). Uang dan
surat-surat berharga; (6). Barang-barang sebagai contoh (sampel).

Jalan Aspal adalah jalan yang permukaannya dilapisi aspal.

Jalan Baik adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan (60) Km
perjam dan selama dua tahun mendatang tanpa pemeliharaan/ rehabilitasi pada pengerasan
jalan.

Jalan Kabupaten/Kota adalah jaringan jalan umum yang pembinaannya dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota).

Jalan Kerikil adalah jalan yang permukaannya telah diperkeras dan dilapisi kerikil

Jalan Nasional disebut juga Jalan Negara, merupakan jaringan jalan umum yang
pembinaannya dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Pusat).

Jalan Propinsi adalah jaringan jalan umum yang pembinaannya dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Tingkat I/Provinsi.

Profil Pembangunan Aceh 2016


xxxiv
Jalan tanah adalah jalan yang belum diperkeras dan masih terdiri atas lapisan tanah
biasa

Jalan Rusak adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan (20-40)
Km perjam dan perlu perbaiki pondasi jalan

Jalan Rusak Berat adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan
kecepatan (0 - 20) Km perjam

Jalan Sedang adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan (40-
60) Km perjam selama satu tahun mendatang tanpa pemeliharaan/rehabilitasi pada
pengerasan jalan.

Kepadatan Penduduk adalah Jumlah penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daratan
daerah tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per km2.

Kolam/tebak/empang adalah Lahan yang terletak yang dipergunakan untuk


pemeliharaan/pembenihan ikan dan biota air lainnya.

Lahan yang sementara tidak diusahakan adalah Lahan yang biasanya diusahakan tetapi
untuk sementara (lebih dari satu tahun dan kurang dari dua tahun) tidak diusahakan.

Lahan untuk tanaman kayu-kayuan adalah Lahan yang ditumbuhi kayu-kayuan/bambu,


baik yang tumbuh sendiri maupun yang disengaja ditanami, misalnya semak-semak dan
pohon-pohon yang hasil utamanya kayu.

Lahan sawah mencakup sawah pengairan tadah hujan, sawah pasang surut, rembesan,
lebak dan sebagainya.

Lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya: Lahan yang terdapat disekitar bangunan
dan biasanya diberi pagar atau batas, tanpa memperhatikan ditanami atau tidak. Bila lahan
sekitar rumah tersebut tidak jelas batas-batasnya dengan tegalan/kebun, masukkan ke dalam
kebun/tegalan.

Profil Pembangunan Aceh 2016 xxxv


Laju pertumbuhan ekonomi dihitung dengan menggunakan data PDRB atas dasar harga
konstan. Untuk menghitung laju pertumbuhan riil dalam satu kurun waktu lazimnya digunakan
tahun dasar yang sama dan menggunakan penghitungan tanpa migas.

Laju Pertumbuhan Penduduk adalah rata-rata tahunan laju perubahan jumlah penduduk di
suatu daerah selama periode tertentu.

Mukim adalah salah satu tingkatan administrative di Provinsi Aceh, yang terdiri dari beberapa
gampong.

Mencari Pekerjaan/Pengganggur adalah mereka yang belum pernah bekerja dan sedang
mencari pekerjaan atau mereka yang sudah pernah bekerja dan sedang mencari pekerjaan,
mereka yang sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang sudah diterima bekerja
tetapi belum mulai bekerja, serta mereka yang merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan.

Negara Tujuan adalah negara dimana barang tersebut akan dikonsumsi/diperdagangkan.


Sedangkan yang dimaksud dengan negara asal adalah negara dimana barang-barang
tersebut dihasilkan setelah diperiksa oleh pejabat Bea dan Cukai sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

Nilai Barang yang Diekspor adalah nilai FOB (US.$) dan untuk statistik impor dinyatakan
dalam nilai CIF (US.$) dan dicatat oleh Bea dan Cukai sebagai dasar perhitungan bea masuk.
Sejak tahun 1975 ekspor/impor disajikan dalam berat bersih dinyatakan dalam Kg.

Pelabuhan ekspor adalah pelabuhan dimana surat izin muat tersebut dikeluarkan sedangkan
pelabuhan impor adalah pelabuhan dimana surat izin bongkar tersebut dikeluarkan

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan
indeks harga yang dibayar petani (Ib) dalam persentase.

Nilai Konsumsi adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh rumahtangga untuk memperoleh
suatu komoditi untuk dikonsumsi. Nilai konsumsi suatu komoditi merupakan perkalian harga

Profil Pembangunan Aceh 2016


xxxvi
komoditi dengan kuantitas (banyaknya) komoditi yang dikonsumsi rumah tangga pada
periode dasar.

Neraca Regional merupakan suatu sistem penyajian statistik yang menggambarkan berbagai
transaksi ekonomi antara sektor produksi, faktor produksi, institusi dan antar negara/antar
daerah. Transaksi ini mencakup transaksi barang dan jasa, transaksi finansial, arus modal,
arus dana, arus pendapatan dan arus transfer.

q to q adalah laju pertumbuhan triwulan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

Padi dan palawija adalah wujud produksi gabah kering giling (padi), pipilan (jagung), ubi
basah (ubi kayu dan ubi jalar) dan biji kering (kacang tanah dan kacang kedele).

Penduduk adalah mereka yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6
bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomilisi kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk
menetap.

Penginapan Remaja adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi remaja
sebagai akomodasi dalam rangka kegiatan pariwisata dengan tujuan rekreasi, memperluas
pengetahuan /pengalaman dan perjalanan.

Penggolongan barang menggunakan Klasifikasi Tarif Indonesia 1989 yang didasarkan atas
HS (Harmonized System) yang sudah diperbaharui tahun 1991, 1994, 1995, 1996, dan
terakhir 1997.

Peranan PDRB adalah sumbangan dari setiap satuan unit pengamatan (lapangan
usaha dalam PDRB sektoral atau penggunaan dalam PDRB pengeluaran) terhadap total
agregat PDRB yang dinyatakan dalam persentase.

Perdata adalah hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik. Hukum
perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti
misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta benda,
kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.

Profil Pembangunan Aceh 2016 xxxvii


Pidana adalah Hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh undang-
undang dan berakibat diterapkannya hukuman bagi barang siapa yang melakukannya dan
memenuhi unsur-unsur perbuatan yang disebutkan dalam undang-undang pidana seperti
perbuatan kejahatan dan pelanggaran.

Pondok Wisata adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi umum dengan
pembayaran harian yang dilakukan perseorangan dengan menggunakan sebagian dari
tempat tinggalnya.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah hasil penjumlahan nilai tambah bruto
yang dihasilkan oleh unit-unit ekonomi seluruh kegiatan ekonomi dalam batas wilayah suatu
daerah pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun). PDRB dapat dihitung melalui
pendekatan produksi, pengeluaran dan pendapatan. PDRB lazim disajikan menurut lapangan
usaha (sektoral) dan menurut komponen penggunaan, masing-masing atas dasar harga
berlaku dan atas dasar harga konstan 2000.

Produksi per hektar padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedele
diperkirakan melalui sampel survei ubinan dengan plot 2,5 x 2,5 m. Setiap ubinan mewakili
100 hektar panen. Pelaksanaan ubinan disesuaikan dengan saat panen.

PDRB per kapita diperoleh dengan membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun dan biasanya digunakan hasil penghitungan atas dasar harga berlaku.

Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki
dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya
dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.

Rombel adalah rombongan belajar atau secara umum disebut kelas belajar.

Rumah Tangga (RT) adalah seseorang atau sekelompok orang yang biasanya tinggal
bersama dalam suatu bangunan serta pengelolaan makan dari satu dapur.

Tambak adalah Lahan yang biasanya dipergunakan memelihara ikan, udang atau binatang
air lainnya. Letak tambak ini tidak jauh dari laut dan airnya asin atau payau.

Profil Pembangunan Aceh 2016


xxxvi
ii
Tegalan/kebun/ladang/huma adalah Lahan kering yang ditanami tanaman musiman atau
tahunan seperti padi ladang, palawija/hortikultura dan letaknya terpisah dengan halaman
sekitar rumah.

Tenaga listrik di Provinsi Aceh sebagian besar disuplai oleh PT. Perusahaan Listrik Negara
(PLN) dan sebagian oleh PT. Perusahaan Listrik Negara Sumbagut.

Tengku adalah guru pengajian atau orang yang lebih mengetahui atau mendalami agama
islam

Timbulan adalah jumlah seluruh sampah di wilayah tersebut dibagi per orang

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase angkatan kerja terhadap
penduduk usia kerja (15 tahun keatas).

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase penduduk pencari pekerjaan


(yang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, yang tidak bekerja tetapi bersedia bekerja
apabila ada yang menyediakan, yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai
bekerja) terhadap angkatan kerja.

Tingkat Penghunian Kamar Hotel adalah banyaknya malam kamar yang dihuni dibagi
dengan banyaknya malam kamar yang tersedia dikalikan 100%.

Tingkat Penghunian Tempat Tidur adalah banyaknya malam tempat tidur yang dipakai (bed
nights used) dibagi dengan banyaknya malam tempat tidur yang tersedia (bed nights
available) dikalikan 100%.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel adalah perbandingan antara banyaknya malam
kamar yang terpakai dengan banyaknya malam kamar yang tersedia (dalam persen).

y on y adalah laju pertumbuhan triwulan dibandingkan dengan triwulan yang sama pada
tahun sebelumnya.

Profil Pembangunan Aceh 2016 xxxix


Wilayah Aceh yang berada di ujung paling barat Pulau Sumatera sepanjang
tahun 2015 bersuhu udara antara 26,3 oC hingga 28,0 oC. Suhu tertinggi tercatat di
Bulan Juni dan Juli 2015, sementara suhu yang relatif lebih dingin terdata di bulan
Januari dan Februari 2015. Karakteristik kelembaban udara di Aceh yang beriklim
tropis ini berkisar antara 75 persen – 85 persen. Kelembaban udara tertinggi
dirasakan di bulan Oktober dan November 2015 (85 persen), sedangkan kelembaban
udara paling rendah terjadi saat suhu udara rata-rata paling tinggi yaitu di bulan Juni
dan Juli 2015 (75-76 persen).

Selain rata-rata suhu dan kelembaban udara, data yang terkait dengan
kondisi iklim di Aceh lainnya adalah tekanan udara, kecepatan angin dan penyinaran
matahari. Tekanan udara di Aceh pada periode Januari hingga Desember 2015
berkisar antara 1.009,6 hingga 1011,8 milibar. Kecepatan angin yang berhembus di
Aceh tercatat sebesar 5-6 knot atau 6-11 kilometer/jam. Angin bertiup lebih kencang
(6 knot) di Bulan Februari, Maret, Juli dan Agustus 2015. Sementara itu, data
intensitas penyinaran matahari di bumi Aceh tercatat paling rendah sebesar 30,90
persen di Bulan November 2015 dan paling tinggi sebesar 67,0 persen yang terjadi
pada Bulan April dan Mei 2015.

Dengan beriklim tropis, hujan turun hampir sepanjang tahun di wilayah Aceh.
Hanya di bulan Februari, Mei dan Juni 2015 hujan turun hanya selama 5-6 hari di
bulan tersebut. Selebihnya, rata-rata jumlah hari hujan berkisar antara 8 hari hingga
22 hari per bulannya. Dari segi curah hujannya pun, data menyatakan curah hujan di
Aceh relatif tinggi. Sepanjang tahun 2015 curah hujan yang turun di Aceh sebesar
20,2 mm hingga 354,9 mm.
Gambar 1.1 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan
di Provinsi Aceh, 2015
81 79 80 84 79 79 85 85 83
120 76 75 77
100
80
60
40 26,5 26,3 27,1 26,7 27,8 28 28 27,7 27,1 26,7 26,7 26,8
20
0

Suhu Udara (C) Kelembaban Udara (%)

Sumber : BMKG, Stasiun Geofisika Blang Bintang Banda Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016 1


Tabel 1.1.1 Lokasi dan Luas Suaka Alam/Objek Wisata Alam di Aceh, Tahun
2015

Lokasi Luas
Suaka Alam/Objek Wisata Alam
(Kabupaten/Kota) (Ha)

(1) (2) (3)

1 Cagar Alam Jantho Aceh Besar 15.436,00

2 Cagar Alam Serbojadi Aceh Timur 316,24

3 Suaka Marga Satwa Rawa Singkil Aceh Selatan, Aceh Singkil, 82.374,00
Subulussalam

4 Taman Wisata Alam / Laut Pulau Weh Sabang 6.481,30

5 Taman Wisata Alam / Laut Pulau Banyak Aceh Singkil 255.585,39

6 Taman Wisata Alam Jantho Aceh Besar 2.624,00

7 Taman Wisata Alam Aceh Besar Aceh Besar 1.550,00

8 Taman Buru Lingga Isaq Aceh Tengah 86.862

Jumlah 451.233,93

Sumber : Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


2
Tabel 1.2.1 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan
di Aceh, Tahun 2010 - 2015

Tahun Kelembaban Udara


Suhu Udara ( 0C)
(%)
Rata- Rata-
Maks Min Maks Min
rata rata
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2010 32,6 22,8 27,1 87,0 76,0 81,4

2011 32,7 23,0 27,1 84,0 68,0 79,4

2012 32,7 23,0 26,9 85,9 68,0 79,6

2013 32,6 22,8 27,0 87,0 73,0 80,7

2014 32,5 23,2 27,1 - - -

2015 33,7 22,0 27,7 95,0 50,0 85,0

Sumber : BMKG, Stasiun Geofisika Blang Bintang Aceh Besar

Profil Pembangunan Aceh 2016 3


Tabel 1.2.2 Rata-Rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan
Penyinaran Matahari di Aceh, Tahun 2010-2015

Penyinaran
Kecepatan
Tahun Tekanan Udara Matahari
Angin
(mb) (%)
(knot)
(1) (2) (3) (4)

2010 1.011,8 5 59,8

2011 1.011,5 6 64,1

2012 1.011,7 6 58,0

2013 1.010,6 5 67,0

2014 1.010,2 5 57,1

2015 1.010,7 5 52,9

Sumber: BMKG, Stasiun Geofisika Blang Bintang Aceh Besar

Profil Pembangunan Aceh 2016


4
Tabel 1.2.3 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan
di Aceh, Tahun 2010-2015

Hari Hujan
Bulan Curah Hujan
(mm)
(hh)

(1) (2) (3)

81,6 13
2010

20,2 5
2011

124,0 8
2012

354,9 18
2013

47,9 6
2014

141,4 12
2015

Sumber: BMKG, Stasiun Geofisika Blang Bintang Aceh Besar

Profil Pembangunan Aceh 2016 5


Penduduk Aceh pada tahun 2015 sebanyak 5.001.953 jiwa atau tumbuh 1,94 persen
dari populasi tahun 2014. Kenaikan jumlah penduduk terjadi di semua kabupaten/kota di Aceh,
dengan rata-rata pertumbuhan penduduk antara 0,32 persen (Kota Banda Aceh) hingga 2,81
persen (Kab. Bireuen). Lebih lengkap mengenai perkembangan jumlah populasi dan laju
pertumbuhan penduduk di tiap daerah di Aceh disajikan dalam Tabel 2.1.1.
Lebih detail mengenail kependudukan di Aceh, statistik jumlah penduduk dibagi
menurut jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Populasi penduduk laki-laki di Aceh tahun
2015 mencapai 2.497.491 jiwa dan total penduduk perempuan sebanyak 2.504.462 jiwa.
Sehingga diperoleh rasio penduduk laki-laki terhadap perempuan di Aceh pada tahun 2015
adalah 99,72, atau artinya jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dari penduduk
perempuannya. Jika dirinci menurut kabupaten/kota, beberapa daerah ada yang menunjukkan
rasio di atas 100 untuk populasi laki-laki terhadap perempuan. Seperti misalnya Kabupaten
Aceh Jaya (108,70), Kota Banda Aceh (106,31) dan Kabupaten Aceh Besar (105,12).
Persebaran penduduk di Aceh memang belum merata. Selain dapat dilihat dari jumlah
penduduk di masing-masing daerah di Aceh, indikator ketidakmerataan tersebut dapat dikaji
dari persentase distribusi penduduk kabupaten/kota terhadap total populasi Aceh serta dari
angka kepadatan penduduk yang mendiami wilayah per kilometer persegi. Tahun 2015,
Kabupaten Aceh Utara merupakan kawasan yang paling tinggi persentase distribusinya
terhadap total penduduk Aceh, yaitu sebesar 11,67 persen dan Kota Sabang sebagai daerah
yang paling rendah persebarannya terhadap populasi Aceh, yaitu hanya sebesar 0,66 persen.
Selanjutnya, daerah terpadat penduduk di Provinsi Aceh pada tahun 2015 adalah Kota Banda
Aceh (4.470 jiwa/km 2), Kota Lhokseumawe (1.251 jiwa/km 2), Kota Langsa (817 jiwa/km 2), Kota
Sabang (272 jiwa/km 2), Kabupaten Bireuen (242 jiwa/km 2) dan Kabupaten Aceh Utara (217
jiwa/km2). Sementara daerah yang paling jarang penduduknya adalah Kabupaten Gayo Lues
(16 jiwa/km2) dan Kabupaten Aceh Jaya (22 jiwa/km 2).
Detail selanjutnya mengenai penduduk, yaitu karakteristik penduduk ketika dirinci
berdasarkan kelompok umur. Penduduk usia di bawah 5 tahun (0 – 4 tahun) adalah yang paling
banyak jumlahnya, sedangkan penduduk usia di atas 60 tahun adalah yang paling sedikit
populasinya. Jika diilustrasikan dengan grafik piramida penduduk, piramida yang akan
terbentuk oleh pembagian penduduk Aceh menurut kelompok umur adalah bentuk piramida
yang mengerucut ke atas. Artinya penduduk Aceh didominasi oleh penduduk dengan kategori
usia muda dan produktif.

Profil Pembangunan Aceh 2016


6
Jika dirinci menjadi rumah tangga, sebanyak 1.186.582 rumahtangga di Aceh tahun
2015. Dibandingkan dengan total populasi penduduknya diperoleh rata-rata 1 rumah tangga
dihuni 4 orang anggota rumah tangga.

Gambar 2.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Aceh Tahun 2010-2015 (Juta Jiwa)

5,002
4,907
4,811
4,715
4,619
4,494

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Gambar 2.2 Piramida Penduduk Aceh Menurut Kelompok Umur Tahun 2015

23.521 75+ 36.111


23.337 70-74 30.554
37.793 65-69 43.320
58.935 60-64 59.587
83.634 55-59 83.352
106.445 50-54 108.556
131.802 45-49 132.442
158.384 40-44 158.055
180.030 35-39 184.895
200.566 30-34 209.783
224.831 25-29 228.180
232.225 20-24 233.740
232.317 15-19 225.530
243.515 10-14 233.690
271.894 5-9 259.362
288.262 0-4 277.305

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016 7


Gambar 2.3 Perbandingan Penduduk Laki-laki dan Perempuan Aceh Tahun 2010-2015

2015 2.497,5 2.504,5

2014 2.449,4 2.457,4

2013 2.401,0 2.410,2

2012 2.352,4 2.362,8

2011 2.303,7 2.315,4

2010 2.249,0 2.245,5

Laki-laki Perempuan Rasio Laki-laki/Perempuan


Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Gambar 2.4 Perkembangan IPM (Metode Baru) Aceh Tahun 2010-2015

69,45

68,81

68,30

67,81
67,45
67,09

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


8
Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan bersifat multidimensi, dimana


berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya dan aspek lainnya. Kompleksnya masalah
kemiskinan membuatnya terus menjadi masalah fenomenal di berbagai Negara, termasuk
Indonesia yang merupakan negara yang sedang berkembang. Pada dasarnya upaya
menanggulangi masalah kemiskinan sudah dilakukan sejak awal kemerdekaan dengan
berbagai macam strategi penanggulangan kemiskinan.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar. Melalui pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari
sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari
sisi pengeluaran. Pembahasan pertumbuhan tingkat kemiskinan dari tahun ke tahun dapat
dilihat dari garis kemiskinan, jumlah dan persentase penduduk miskin, indeks kedalaman dan
keparahan kemiskinan.

Garis Kemiskinan
Selama 5 (lima) tahun terakhir, garis kemiskinan Aceh mengalami kenaikan, baik pada
daerah perkotaan maupun pedesaan, seperti tersaji pada Gambar 2.5. Hal ini salah satunya
disebabkan kenaikan harga komoditi pembentuk garis kemiskinan yang meliputi komoditi
makanan dan komoditi non makanan.

Gambar 2.5
Perkembangan Garis Kemiskinan di Aceh (Rupiah), Tahun 2011-2015
(Keadaan Maret)
450,000
410.414
400,000 383.186 390.150
359.217
350.260 359.504 382.117
350,000 333.355 330.654
320.013 350.204
303.692
300,000 319.416
308.162
292.085
250,000

200,000
2011 2012 2013 2014 2015
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016 9


Garis kemiskinan pada tahun 2015 sebesar Rp. 390.150,- naik sebesar Rp. 59.496 di
banding tahun 2013 atau naik sebesar 8,52 persen. Pada daerah perkotaan tahun 2015
sebesar Rp. 410.414,- naik sebesar 7,10 persen dari tahun 2013. Sedangkan pada daerah
perdesaan, garis kemiskinan tahun 2015 sebesar Rp. 382.117,- naik sebesar 9,11 persen dari
tahun 2014.
Garis kemiskinan di daerah perdesaan lebih rendah daripada daerah perkotaan karena
harga komoditi makanan di daerah perdesaan pada umumnya lebih murah dibandingkan di
daerah perkotaan.

Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Aceh


Perkembangan pendududk miskin dalam 5 (lima) tahun terakhir relatif menunjukkan
penurunan, baik dari jumlah maupun persentase. Pada tahun 2015 jumlah penduduk miskin
Aceh sebesar 851.59 ribu orang (17,08%), angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun
2014 yang sebesar 881,26 ribu orang (18,05%), dimana terjadi penurunan sekitar 2,96 ribu
orang.

Gambar 2.6
Perkembangan Jumlah (Ribuan) dan Persentase Penduduk Miskin
di Aceh,Tahun 2011-2015
(keadaan Maret)

1000
894,81 909,04
900 881,26 851,59
840,7
800

700

600

500

400

300

200

100
19,57 19,46 17,6 18,05 17,08
0
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh jumlah persentase

Profil Pembangunan Aceh 2016


10
Indeks Kedalaman Kemiskinan
Persolan kemiskinan bukan hanya sekedar jumlah dan persentase pendududk miskin
saja, ada dimensi lain yang perlu diperhatikan yaitu tingkat kedalaman dan keparahan
kemiskinan. Selain menekan jumlah penduduk miskin, kedalaman kemiskinan seharusnya juga
dapat mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Indeks Kedalaman
Kemiskinan merupakan ukuran rata-rata Kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk
miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata
pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.
Secara umum indeks Kedalaman Kemiskinan di Provinsi Aceh dalam 5 (lima) tahun
terakhir menunjukkan kecenderungan menurun dari waktu kewaktu, yaitu dari 3.495 pada
tahun 2011 menjadi 3.104 pada tahun 2015. Artinya rata-rata pengeluaran penduduk miskin
semakin mendekati garis kemiskinan, sehingga semakin besar peluang untuk mengentaskan
kemiskinan. Pada daerah perkotaan, meskipun mengalami sedikit kenaikan indeks kedalaman
kemiskinan, namun masih jauh dibawah indeks kedalaman kemiskinan di daerah perdesaan.
Hal ini menunjukkan bahwa lebih mudah untuk mengentaskan kemiskinan pada daerah
perkotaan, meskipun ada kecendrungan bahwa penduduk miskin di daerah perkotaan dari
tahun ke tahun semakin sulit untuk dikeluarkan dari garis kemiskinan
Gambar 2.7
Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan Aceh, Tahun 2011-2016

12

3,495 3,548
10
3,128 3,104
2,909
8
3,776
4,114
6 3,437 3,444
3,337

4
2,778
2,102 2,342
2,245
2 1,821

0
2011 2012 2013 2014 2015
perkotaan perdesaan perkotaan+perdesaan

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016 11


Indeks Keparahan Kemiskinan
Indeks Keparahan Kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran
pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi
ketimpangan pengeluaran antara penduduk miskin.

Gambar 2.8
Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh, Tahun 2011-2015

1,4

1,2 1,168

1 0,940
0,980 0,994 0,900 0,901
0,831
0,8 0,838 0,849 0,832
0,720 0,718
0,6 0,659
0,551

0,4 0,428

0,2

0
2011 2012 2013 2014 2015

perkotaan perdesaan perkotaan+perdesaan

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Dalam 5 (lima) tahun terakhir, secara umum indeks keparahan kemiskinan di Aceh,
yaitu dari 0.940 pada tahun 2011 menjadi 0.832 pada tahun 2015, seperti terlihat dalam
gambar 2.8. Hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin
di Aceh semakin berkurang.

Profil Pembangunan Aceh 2016


12
Tabel 2.1.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota, Tahun 2010 - 2015

Laju Pertumbuhan
Jumlah Penduduk (ribu)
Penduduk per Tahun
Kabupaten/Kota (%)
2010 - 2014 -
2010 2014 2015
2015 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten
1. Simeulue 81,11 87,60 89,12 1,90 1,73
2. Aceh Singkil 103,22 112,16 114,52 2,10 2,10
3. Aceh Selatan 203,18 220,97 224,90 2,05 1,78
4. Aceh Tenggara 180,00 196,25 200,01 2,13 1,92
5. Aceh Timur 362,99 394,93 402,98 2,11 2,04
6. Aceh Tengah 176,48 192,20 196,09 2,13 2,02
7. Aceh Barat 174,49 190,24 193,79 2,12 1,86
8. Aceh Besar 353,71 384,62 392,58 2,11 2,07
9. Pi d i e 381,43 410,58 418,88 1,89 2,02
10. Bireuen 392,29 423,40 435,30 2,10 2,81
11. Aceh Utara 534,09 572,96 583,89 1,80 1,91
12. Aceh Barat 126,71 138,14 140,69 2,12 1,85
Daya
13. Gayo Lues 80,00 86,26 87,88 1,90 1,88
14. Aceh Tamiang 253,51 272,23 278,32 1,89 2,24
15. Nagan Raya 140,30 152,35 155,07 2,02 1,78
16. Aceh Jaya 77,23 86,12 86,39 2,27 0,30
17. Bener Meriah 122,98 134,02 136,82 2,16 2,09
18. Pidie Jaya 133,92 145,58 148,72 2,12 2,15
Kota
1. Banda Aceh 225,10 249,50 250,30 2,15 0,32
2. Sabang 30,90 32,74 33,22 1,45 1,45
3. Langsa 149,63 162,81 165,89 2,08 1,89
4. Lhokseumawe 171,93 187,46 191,41 2,17 2,11
5. Subulussalam 67,98 73,71 75,19 2,03 2,01
Aceh 4.523,14 4.906,84 5.001,95 2,03 1,94
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035, BPS

Profil Pembangunan Aceh 2016 13


Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut
Tabel 2.1.2
Kabupaten/Kota di Aceh, Tahun 2015

Jenis Kelamin (ribu) Rasio Jenis


Kabupaten/Kota
Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelamin
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten
1. Simeulue 45,58 43,53 89,12 104,71
2. Aceh Singkil 57,62 56,90 114,52 101,27
3. Aceh Selatan 110,61 114,29 224,90 96,78
4. Aceh 99,60 100,41 200,01 99,20
Tenggara
5. Aceh Timur 201,43 201,55 402,98 99,94
6. Aceh Tengah 99,01 97,08 196,09 101,99
7. Aceh Barat 98,00 95,79 193,79 102,31
8. Aceh Besar 201,19 191,39 392,58 105,12
9. Pi d i e 202,92 215,96 418,88 93,96
10. Bireuen 212,91 222,39 435,30 95,73
11. Aceh Utara 288,31 295,58 583,89 97,54
12. Aceh Barat 69,78 70,91 140,69 98,40
Daya
13. Gayo Lues 43,61 44,27 87,88 98,49
14. Aceh Tamiang 140,31 138,02 278,32 101,66
15. Nagan Raya 78,29 76,78 155,07 101,96
16. Aceh Jaya 44,99 41,39 86,39 108,70
17. Bener Meriah 69,18 67,64 136,82 102,28
18. Pidie Jaya 72,70 76,02 148,72 95,64
Kota
1. Banda Aceh 128,98 121,32 250,30 106,31
2. Sabang 16,82 16,40 33,22 102,58
3. Langsa 82,30 83,59 165,89 98,46
4. Lhokseumawe 95,27 96,14 191,41 99,10
5. Subulussalam 38,07 37,12 75,19 102,58
Aceh 2.497,49 2.504,46 5.001,95 99,72

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035, BPS RI

Profil Pembangunan Aceh 2016


14
Tabel 2.1.3 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Aceh, Tahun 2015

2
Kabupaten/Kota Persentase Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (per km )
(1) (2) (3)
Kabupaten
1. Simeulue 1,78 49
2. Aceh Singkil 2,29 62
3. Aceh Selatan 4,50 54
4. Aceh
Tenggara
4,00 48
5. Aceh Timur 8,06 74
6. Aceh Tengah 3,92 44
7. Aceh Barat 3,87 70
8. Aceh Besar 7,85 135
9. Pi d i e 8,37 132
10. Bireuen 8,70 242
11. Aceh Utara 11,67 217
Aceh Barat 2,81 75
12.
Daya
13. Gayo Lues 1,76 16
14. Aceh Tamiang 5,56 131
15. Nagan Raya 3,10 44
16. Aceh Jaya 1,73 22
17. Bener Meriah 2,74 72
18. Pidie Jaya 2,97 157
Kota
1. Banda Aceh 5,00 4.470
2. Sabang 0,66 272
3. Langsa 3,32 817
4. Lhokseumawe 3,83 1.251
5. Subulussalam 1,50 64
Aceh 100,00 88
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035, BPS RI

Profil Pembangunan Aceh 2016 15


Tabel 2.1.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Aceh, Tahun 2015

Kelompok Jenis Kelamin


Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
0‒4 288.262 277.305 565.567

5‒9 271.894 259.362 531.256

10‒14 243.515 233.690 477.205


15‒19 232.317 225.530 457.847
20‒24 232.225 233.740 465.965
25‒29 224.831 228.180 453.011
30‒34 200.566 209.783 410.349
35‒39 180.030 184.895 364.925
40‒44 158.384 158.055 316.439
45‒49 131.802 132.442 264.244
50‒54 106.445 108.556 215.001
55‒59 83.634 83.352 166.986
60‒64 58.935 59.587 118.522
65+ 84.651 109.985 194.636

Jumlah 2.497.491 2.504.462 5.001.953

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035, BPS RI

Profil Pembangunan Aceh 2016


16
Tabel 2.1.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Aceh, Tahun 1987-
2015 (Ribuan)

Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah


(1) (2) (3) (4)
1987 1.569,8 1.588,2 3.158,0
1988 1.616,3 1.629,1 3.245,4
1989 1.648,2 1.669,9 3.318,1
xx
1990 1.717,0 1.698,8 3.415,8
1991 1.735,9 1.733,9 3.469,8
1992 1.757,7 1.761,8 3.519,5
1993 1.799,0 1.805,8 3.604,8
1994 1.895,1 1.879,6 3.774,7
1995 x 1.931,2 1.931,6 3.862,8
1996 1.966,9 1.967,1 3.934,0
1997 2.002,2 2.002,4 4.004,6
1998 2.037,3 2.037,6 4.074,9
1999 2.072,5 2.037,6 4.110,1
2000 xx 2.042,3 2.030,7 4.073,0
2001 2.074,5 2.067,6 4.142,1
2002 2.090,3 2.075,9 4.166,2
2003 2.119,6 2.098,9 4.218,5
2004 2.031,8 2.043,7 4.075,5
2005 xx 2.005,8 2.025,8 4.031,6
2006 2.066,2 2.087,4 4.153,6
2007 2.101,4 2.122,4 4.223,8
2008 2.136,1 2.157,9 4.293,9
2009 2.171,4 2.192,1 4.363,5
2010 xx 2.249,0 2.245,5 4.494,4
2011 2.303,7 2.315,4 4.619,0
2012 2.352,4 2.362,8 4.715,1
2013 2.401,0 2.410,2 4.811,1
2014 2.449,4 2.457,4 4.906,8
2015 2.497,5 2.504,5 5.002,0
x
Catatan : Hasil Survei Penduduk Antarsensus
xx
Hasil Sensus Penduduk
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016 17


Tabel 2.1.6 Jumlah Penduduk Aceh Menurut Kabupaten/Kota, Tahun
2011-2015
Kabupaten/Kota Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten
1. Simeulue 83.006 84.722 86.206 87.598 89.117
2. Aceh Singkil 105.174 107.697 110.108 112.161 114.518
3. Aceh Selatan 207.971 212.612 216.994 220.971 224.897
4. Aceh Tenggara 184.173 187.276 192.013 196.249 200.014
5. Aceh Timur 370.276 378.424 386.212 394.933 402.976
6. Aceh Tengah 180.230 183.792 188.214 192.204 196.090
7. Aceh Barat 178.173 181.886 185.903 190.244 193.791
8. Aceh Besar 361.290 369.134 376.491 384.618 392.584
9. Pi d i e 389.529 397.590 404.817 410.580 418.882
10. Bireuen 400.027 408.608 417.289 423.397 435.300
11. Aceh Utara 544.789 555.746 565.370 572.961 583.892
12. Aceh Barat 140.689
129.708 132.612 135.385 138.140
Daya
13. Gayo Lues 81.604 83.189 84.717 86.262 87.881
14. Aceh Tamiang 258.896 264.167 269.007 272.228 278.324
15. Nagan Raya 143.718 146.386 149.397 152.352 155.070
16. Aceh Jaya 78.984 80.575 82.385 86.123 86.385
17. Bener Meriah 125.732 128.070 131.023 134.015 136.821
18. Pidie Jaya 136.792 139.399 142.887 145.584 148.719
Kota
1. Banda Aceh 229.532 234.517 239.404 249.499 250.303
2. Sabang 31.314 31.822 32.215 32.739 33.215
3. Langsa 153.097 156.505 159.761 162.814 165.890
4. Lhokseumawe 175.908 179.376 183.232 187.455 191.407
5. Subulussalam 69.110 71.003 72.103 73.708 75.188
Jumlah 4.619.033 4.715.108 4.811.133 4.906.835 5.001.953
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


18
2
Tabel 2.1.7 Kepadatan Penduduk Aceh Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa/km ), Tahun
2011-2015

Tahun
Kabupaten/Kota
2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Kabupaten
2. Aceh Singkil 57 58 59 60 62
3. Aceh Selatan 50 51 52 53 54
4. Aceh Tenggara 44 45 46 47 48
5. Aceh Timur 68 70 71 73 74
6. Aceh Tengah 40 41 42 43 44
7. Aceh Barat 65 66 67 69 70
8. Aceh Besar 124 127 130 132 135
9. Pidie 123 125 128 130 132
10. Birueun 223 228 232 236 242
11. Aceh Utara 202 206 210 213 217
12. Aceh Barat Daya 69 70 72 73 75
13. Gayo Lues 15 15 15 16 16
14. Aceh Tamiang 122 125 127 128 131
15. Nagan Raya 41 41 42 43 44
16. Aceh Jaya 20 21 21 22 22
17. Bener Meriah 66 67 69 70 72
18. Pidie Jaya 144 147 151 154 157
Kota
1. Banda Aceh 4.099 4.188 4.275 4.455 4.470
2. Sabang 257 261 264 268 272
3. Langsa 754 771 787 802 817
4. Lhokseumawe 1.150 1.172 1.198 1.225 1.251
5. Subulussalam 59 60 61 63 64
Provinsi Aceh 81 83 85 86 88
Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016 19


Tabel 2.1.8 Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Aceh Menurut Kabupaten/Kota,
Tahun 2015

Kabupaten/Kota Jumlah
Rumah Tangga Penduduk
(1) (2) (3)
Kabupaten
1. Simeulue 21.236 89.117
2. Aceh Singkil 25.933 114.518
3. Aceh Selatan 51.871 224.897
4. Aceh Tenggara 46.564 200.014
5. Aceh Timur 91.134 402.976
6. Aceh Tengah 49.229 196.090
7. Aceh Barat 48.027 193.791
8. Aceh Besar 90.858 392.584
9. Pidie 103.934 418.882
10. Bireuen 100.505 435.300
11. Aceh Utara 135.394 583.892
12. Aceh Barat Daya 31.915 140.689
13. Gayo Lues 21.603 87.881
14. Aceh Tamiang 65.667 278.324
15. Nagan Raya 39.614 155.070
16. Aceh Jaya 23.338 86.385
17. Bener Meriah 35.353 136.821
18. Pidie Jaya 38.021 148.719
Kota
1. Banda Aceh 61.641 250.303
2. Sabang 8.512 33.215
3. Langsa 36.825 165.890
4. Lhokseumawe 43.310 191.407
5. Subulussalam 16.098 75.188
Jumlah 1.186.582 5.001.953
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


20
Tabel 2.1.9 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh (Metode Baru) beserta
Komponennya, Tahun 2010 - 2015

Pengeluaran
Angka Harapan Harapan Lama Rata-rata
perkapita
Tahun Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
(Tahun) (Tahun) (Tahun)
(Ribu Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

2010 69,08 12,90 8,28 7.933,73 67,09

2011 69,15 13,03 8,32 8.043,67 67,45

2012 69,23 13,19 8,36 8.134,01 67,81

2013 69,31 13,36 8,44 8.288,79 68,30

2014 69,35 13,53 8,71 8.297,48 68,81

2015 69,50 13,73 8,77 8.533,05 69,45

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016 21


Tabel 2.1.10 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh (Metode Baru) Menurut
Kabupaten/Kota, Tahun 2010-2015

Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Kabupaten
1 Simeulue 60,60 61,03 61,25 61,68 62,18 63,16
2 Aceh Singkil 62,36 63,13 64,23 64,87 65,27 66,05
3 Aceh Selatan 61,22 61,52 61,69 62,27 62,35 63,28
4 Aceh Tenggara 63,82 64,27 64,99 65,55 65,90 66,77
5 Aceh Timur 61,75 62,35 62,93 63,27 63,57 64,55
6 Aceh Tengah 69,17 70,00 70,18 70,51 70,96 71,51
7 Aceh Barat 66,05 66,47 66,66 66,86 67,31 68,41
8 Aceh Besar 69,76 69,94 70,10 70,61 71,06 71,70
9 Pidie 66,75 66,95 67,30 67,59 67,87 68,68
10 Bireuen 66,42 67,03 67,57 68,23 68,71 69,77
11 Aceh Utara 63,56 64,22 64,82 65,36 65,93 66,85
12 Aceh Barat Daya 60,91 61,75 62,15 62,62 63,08 63,77
13 Gayo Lues 60,93 61,91 62,85 63,22 63,34 63,67
14 Aceh Tamiang 64,67 64,89 65,21 65,56 66,09 67,03
15 Nagan Raya 63,57 64,24 64,91 65,23 65,58 66,73
16 Aceh Jaya 64,75 65,17 66,42 66,92 67,30 67,53
17 Bener Meriah 67,29 68,24 69,14 69,74 70,00 70,62
18 Pidie Jaya 68,38 68,69 68,90 69,26 69,89 70,49
Kota
1 Banda Aceh 80,36 80,87 81,30 81,84 82,22 83,25
2 Sabang 69,70 70,15 70,84 71,07 71,50 72,51
3 Langsa 71,79 72,15 72,75 73,40 73,81 74,74
4 Lhokseumawe 71,55 72,35 73,55 74,13 74,44 75,11
5 Subulussalam 58,97 59,34 59,76 60,11 60,39 61,32
Aceh 67,09 67,45 67,81 68,30 68,81 69,45
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


22
Tabel 2.1.11 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh (Metode Baru) Menurut
Kabupaten/Kota, Tahun 2010-2015

Harapan
Angka Lama Rata-rata Pengeluaran
Harapan Sekolah Lama per Kapita
Kabupaten/Kota IPM
Hidup (Tahun) Sekolah Disesuaikan
(Tahun) (Tahun) (Ribu Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Kabupaten
1 Simeulue 64,66 12,45 8,90 6.327,53 63,16
2 Aceh Singkil 66,97 14,26 7,50 7.601,75 66,05
3 Aceh Selatan 63,61 13,24 7,79 7.223,53 63,28
4 Aceh Tenggara 67,40 13,62 9,32 7.001,22 66,77
5 Aceh Timur 68,20 12,23 7,40 7.623,02 64,55
6 Aceh Tengah 68,44 14,21 9,65 9.473,43 71,51
7 Aceh Barat 67,49 14,55 8,47 8.134,83 68,41
8 Aceh Besar 69,47 14,47 9,91 8.775,22 71,70
9 Pidie 66,46 13,61 8,74 9.232,57 68,68
10 Bireuen 70,64 14,41 9,14 7.622,24 69,77
11 Aceh Utara 68,48 14,10 8,07 7.327,05 66,85
12 Aceh Barat Daya 64,20 13,20 7,90 7.303,24 63,77
13 Gayo Lues 64,77 13,13 7,06 7.779,87 63,67
14 Aceh Tamiang 68,99 13,54 7,95 7.749,69 67,03
15 Nagan Raya 68,59 14,04 8,22 7.141,36 66,73
16 Aceh Jaya 66,63 13,93 7,89 8.749,26 67,53
17 Bener Meriah 68,79 13,04 9,42 9.759,56 70,62
18 Pidie Jaya 69,49 14,14 8,45 9.398,39 70,49
Kota
1 Banda Aceh 70,89 17,01 12,38 1.5362,25 83,25
2 Sabang 69,93 12,98 10,37 1.0040,89 72,51
3 Langsa 68,94 15,16 10,49 1.0605,11 74,74
4 Lhokseumawe 70,96 15,14 10,41 1.0092,86 75,11
5 Subulussalam 63,27 13,73 6,78 6.504,38 61,32
Aceh 69,50 13,73 8,77 8.533,05 69,45
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016 23


Distribusi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Aceh berdasarkan
pendidikan tertinggi yang ditamatkan paling banyak adalah PNS yang berijasah Sarjana
(5.697 orang) atau 61,13 persen dari total keseluruhan pegawai. Sedangkan komposisi
pegawai yang berpendidikan paling rendah yaitu tamatan SD sebanyak 69 Orang atau
0,74 persen dari total keseluruhan pegawai.

Gambar 3.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan


Pemerintah Aceh, Tahun 2015

6000 5.697

5000

4000

3000

2000
1.135
1000 229 123 69
0
SARJANA DIPLOMA SLTA SLTP SD

Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


24
Tabel 3.1.1 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Formal Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut
Instansi di Lingkungan Pemerintah Aceh, Tahun 2015

Tingkat Pendidikan
Instansi Sar- Diplo- Jumlah
SLTA SLTP SD
jana ma
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Sekretariat Daerah Aceh 308 51 221 31 12 695

2. Sekretariat DPR Aceh 121 17 42 0 0 180

3. Bappeda Aceh 126 9 23 1 1 160

4. Bapedal Aceh 81 6 12 2 1 102

5. Badan Investasi dan Promosi Aceh 36 5 12 1 0 54

6. Badan Pemberdayaan Perempuan dan 37 3 7 0 0 47


Perlindungan Anak Aceh

7. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 97 6 17 1 2 123


Aceh
8. Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh 68 8 21 3 0 100

9. Inspektorat Aceh 88 6 12 1 1 108

10. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan 143 27 30 2 0 202


Pelatihan Aceh
52 4 17 1 0 74
11. Badan Kesbang, Politik dan Linmas Aceh
33 6 4 0 0 43
12. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Aceh
88 9 35 2 1 135
13. Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh
44 2 8 0 0 54
14. Badan Pembinaan Pendidikan Dayah Aceh

15. Badan layanan Umum Daerah RSUD dr. 442 419 122 3 4 990
Zainal Abidin

16. Badan Layanan Umum Rumah Sakit Jiwa 166 98 49 3 0 316


Aceh
17. Dinas Kehutanan Aceh 130 3 49 3 1 186

18. Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh 159 5 67 3 3 237

19. Dinas Kesehatan Aceh 267 57 119 6 1 453

Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kop


20. 98 11 43 0 1 153
dan UKM Aceh

21. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh 388 30 122 5 2 547

22. Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan 134 13 41 1 1 190


Aceh
23. Dinas Pertambangan dan Energi Aceh 105 4 18 1 0 128

25
Profil Pembangunan Aceh 2016
Pendidikan
Jumlah
Instansi
Sar- Diplo-
SLTA SLTP SD
jana ma
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
24. Dinas Keuangan Aceh 85 11 28 1 0 125

25. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh 119 20 75 5 5 224

26. Dinas Sosial Aceh 101 15 74 3 5 198

27. Dinas Pendidikan Aceh 293 11 102 3 2 411


Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi 89 5 1 260
28. 130 35
dan Telematika Aceh
29. Dinas Pengairan Aceh 212 15 160 1 0 388

30. Dinas Bina Marga Aceh 265 32 218 14 12 541

31. Dinas Pemuda dan Olah Raga Aceh 67 10 43 4 0 124

32. Dinas Syariat Islam Aceh 73 3 23 2 0 101


Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
33. 143 15 84 4 6 252
Aceh
34. Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh 158 21 84 7 1 271

35. Dinas Cipta Karya Aceh 159 10 55 1 2 227

36. Dinas Perkebunan Aceh 140 4 34 1 0 179


Dinas Koperasi dan Usaha Kecil
37. 61 4 30 0 1 96
Menengah Aceh
38. Kantor Penghubung Pemerintah Aceh 23 4 17 1 2 47
Badan Layanan Umum RS. Ibu dan Anak
39. 115 99 42 0 0 256
Aceh
40.
Satpol PP dan Wilayatul Hisbah Aceh 53 1 5 1 0 60

41. Majelis Adat Aceh 27 0 5 0 0 32

42. Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh 29 5 9 0 1 44

43. Sekretariat Baitul Maal Aceh 22 7 4 0 0 33

44. Sekretariat Kopri Aceh 15 1 3 0 0 19

45. Majelis Pendidikan Daerah Aceh 23 0 7 0 0 30

46. Badan Penanggulangan Bencana Aceh 36 3 6 0 0 45

47. Dinas Registrasi Kependudukan Aceh 32 6 0 0 0 38

48. Sekretariat Wali Nanggroe Aceh 30 4 7 0 0 41

Jumlah 5.697 1.135 229 123 69 9.319

Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


26
Tabel 3.1.2 Jumlah dan Jenis Kelamin Anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Aceh
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2015

Banyaknya
Kabupaten/Kota
Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (3) (4) (5)


Kabupaten
1. Simeulue 17 3 20
2. Aceh Singkil 23 2 25
3. Aceh Selatan 29 1 30
4. Aceh Tenggara 26 4 30
5. Aceh Timur 36 4 40
6. Aceh Tengah 29 1 30
7. Aceh Barat 23 2 25
8. Aceh Besar 34 1 35
9. Pi d i e 33 7 40
10. Bireuen 39 1 40
11. Aceh Utara 44 1 45
12. Aceh Barat Daya 24 1 25
13. Gayo Lues 18 2 20
14. Aceh Tamiang 21 9 30
15. Nagan Raya 21 4 25
16. Aceh Jaya 19 1 20
17. Bener Meriah 24 1 25
18. Pidie Jaya 24 1 25
Kota
1. Banda Aceh 29 1 30
2. Sabang 14 6 20
3. Langsa 23 2 25
4. Lhokseumawe 23 2 25
5. Subulussalam 17 3 20

Jumlah 590 60 650


Sumber : Dewan Perwakilan Rakyat Aceh

27
Profil Pembangunan Aceh 2016
Gambar 3.2 Jumlah Anggota Dewan Perwakilan Aceh (DPRA) Periode 2014-2019
Menurut Jenis Kelamin Tahun, 2015

90,77%
9,23%

Laki-laki Perempuan

Jumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut kabupaten/kota Tahun 2015
didominasi oleh laki-laki sebesar 90,77 persen sedangkan perempuan hanya 9,23 persen.

Gambar 3.3 Jumlah dan Jenis Kelamin Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
(DPRA) Periode 2014-2019 Menurut Partai, Tahun 2015

30 26
25

20

15

10 7 6
54 5 4
5 3 2 21 21
1 0 0 10 10 10 10
0

Laki-laki
Perempuan

Jumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah menurut jenis kelamin didominasi oleh
kaum laki-laki dari setiap partainya. Partai Aceh Sebanyak 26 orang berjenis kelamin laki-
laki dari total anggota partai seluruhnya berjumlah 29 orang.

Profil Pembangunan Aceh 2016


28
Tabel 3.1.3 Jumlah dan Jenis Kelamin Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA)
Periode 2014-2019 Menurut Partai, Tahun 2015

Banyaknya
Partai Politik
Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (3) (4) (5)


1. Partai Aceh 26 3 29
2. Partai Golongan Karya 5 4 9
3. Partai Nasional Demokrat 7 1 8
4. Partai Amanat Nasional 5 2 7
5. Partai Persatuan Pembangunan 6 0 6
6. Partai Keadilan Sejahtera 4 0 4
7. Partai Nasional Aceh 2 1 3
8. Partai Gerindra 2 1 3
9. Partai Damai Aceh 1 0 1
10. Partai Bulan Bintang 1 0 1
11. Partai Kebangkitan Bangsa 1 0 1
Partai Keadilan Persatuan
12. 1 0 1
Indonesia

Jumlah/Total 69 12 81
Sumber : Dewan Perwakilan Rakyat Aceh

29
Profil Pembangunan Aceh 2016
Angka Melek Huruf (AMH) dan Angka Buta Huruf Penduduk Aceh

Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan


membaca dan menulis penduduk berumur 10 tahun ke atas. Kemampuan ini dipandang
sebagai kemampuan dasar minimal yang harus dimiliki oleh setiap individu, agar paling
tidak memiliki peluang untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Tinggi
rendahnya angka buta huruf suatu masyarakat mencerminkan kualitas masyarakat
tersebut.

Berdasarkan daerah tempat tinggalnya, penduduk Aceh yang berada di perdesaan


cenderung memiliki angka buta huruf yang lebih tinggi dibandingkan yang tinggal di daerah
perkotaan. Pada tahun 2015 angka buta huruf penduduk Aceh yang tinggal di daerah
perdesaan rata-rata sebesar 2,53 persen, meningkat dari tahun 2014 yang sebesar 2,01
persen. Angka buta huruf penduduk yang tinggal di perkotaan tahun 2015 rata-rata
sebesar 1,01 persen, juga meningkat dari tahun 2014 yang sebesar 0,45 persen.

Berdasarkan kelompok umurnya, persentase buta huruf tertinggi ternyata berada


pada kelompok usia lanjut, yaitu usia 60 tahun ke atas. Sedangkan persentase buta huruf
terendah berada pada usia 19 tahun ke bawah.

Gambar 4.1 Perbandingan Angka Melek Huruf dan Angka Buta Huruf Penduduk Aceh Menurut
Tempat Tinggal Tahun 2014-2015

0,45 1,01
2,01 1,57 2,09
99,55 2,53
98,99 98,43
97,99 97,47 97,91

2014 2015 2014 2015 2014 2015

Perkotaan Perdesaan ACEH

Buta Huruf Melek Huruf

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


30
Jika dilihat berdasarkan kabupaten/kota di Aceh, penduduk yang berumur 15 tahun
ke atas dengan Angka Melek Huruf (AMH) tertinggi pada tahun 2015 terdapat di kota
Banda Aceh yaitu sebesar 99,62 persen, yang berarti 99,62 persen penduduk yang
berumur 15 tahun ke atas di Kota Banda Aceh sudah mampu membaca dan menulis,
sedangkan hanya 0,38 persen saja yang tidak mampu membaca dan menulis. Angka
melek huruf tertinggi selanjutnya terdapat di Kabupaten Bener Meriah dan kota
Lhokseumawe, yaitu masing-masing sebesar 99,46 persen dan 99,37 persen.
Kabupaten Gayo Lues merupakan kabupaten dengan Angka Melek Huruf terendah
yaitu sebesar 93,13 persen. ini berarti masih terdapat 6,87 persen penduduk berumur 15
tahun ke atas di Gayo Lues yang tidak mampu membaca dan menulis, angka ini masih
tergolong tinggi. Kabupaten dengan AMH terendah selanjutnya adalah Kabupaten Pidie
dan Aceh Jaya, yaitu masing-masing sebesar 95,40 persen dan 95,98 persen.

Gambar 4.2 Perbandingan Angka Melek Huruf Penduduk Aceh Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2015

Banda Aceh 99,62


Bener Meriah 99,46
Lhokseumawe 99,37
Aceh Tengah 99,19
Langsa 99,08
Simeulue 99,00
Bireuen 98,69
Aceh Tenggara 98,65
Aceh Besar 98,15
Aceh Tamiang 98,09
Sabang 98,03
Aceh Timur 97,85
Aceh Singkil 97,26
Aceh Utara 97,18
Pidie Jaya 96,96
Aceh Barat Daya 96,64
Aceh Selatan 96,54
Aceh Barat 96,32
Subulussalam 96,30
Nagan Raya 96,01
Aceh Jaya 95,98
Pidie 95,40
Gayo Lues 93,13
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


31
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Aceh

Angka partisipasi sekolah dapat menggambarkan berapa banyak penduduk usia


pendidikan yang sedang bersekolah, hal ini terkait dengan pengentasan program wajib
belajar. Indikator inilah yang digunakan sebagai petunjuk berhasil tidaknya program
tersebut. Sebagai standar program wajib belajar dikatakan berhasil jika nilai APS umur 7-
12 tahun sudah diatas 95 persen dan APS umur 13-15 tahun sudah diatas 70 persen.

Berdasarkan kelompok umur, APS penduduk umur 7-12 tahun di Aceh telah
mencapai 99,90 persen, namun masih terdapat 0,1 persen penduduk umur 7-12 tahun
yang tidak atau belum pernah sekolah. APS penduduk umur 13-15 tahun sebesar 97,71
persen, masih ada 2,05 persen yang tidak sekolah lagi dan 0,2 persen yang tidak/ belum
pernah sekolah di kelompok umur 13-15 tahun. Kelompok umur 19-24 tahun merupakan
kelompok umur dengan APS yang masih rendah, yaitu sebesar 33,07 persen. ini
menunjukkan bahwa masih sedikit masyarakat Aceh yang melanjutkan pendidikan pasca
SMA atau sederajat.

Dari uraian diatas terlihat bahwa capaian APS usia 7-12 tahun (99,90 persen) sudah
memenuhi target wajib belajar yang mencapai 95 persen. Target APS pada kelompok usia
13-15 tahun juga sudah terlampaui, sehingga dapat dikatakan penerapan wajib belajar 9
tahun di Aceh di tahun 2015 sudah berhasil, terutama pada jenjang SD atau sederajat dan
SMP atau sederajat.

Gambar 4.3 Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Aceh Menurut Kelopok Umur Tahun 2015

Umur

7-12 99,90 0 0,1

13-15 97,71 2,05 0,2

16-18 81,43 18,42 0,18

19-24 33,07 66,59 0,22

Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi


Tidak/Belum Pernah Sekolah Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


32
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Penduduk Aceh

Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan indikator yang mengukur proporsi anak
sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan
jenjang pendidikan tersebut. APK memberikan gambaran secara umum tentang
banyaknya anak yang sedang/telah menerima pendidikan dasar dan menengah.
Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan indikator yang menunjukkan
proporsi anak sekolah pada suatu kelopok umur tertentu yang bersekolah tepat pada
tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. Menurut definisi, besarnya APM akan
selalu lebih kecil dari APK.

Berdasarkan jenjang sekolahnya, nilai APK tahun 2015 pada jenjang sekolah dasar
sebesar 112,49 persen. hal ini menunjukkan jumlah murid yang sedang sekolah di jenjang
SD/sederajat lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk berumur 7-12 tahun.
Sedangkan APK untuk jenjang sekolah SMP dan SMA nilainya dibawah seratus persen.
hal ini mengidentifikasikan bahwa tidak semua anak berusia 13-15 dan 16-18 tahun
sedang bersekolah pada jenjang pendidikan tersebut, kemungkinan sisanya sedang
bersekolah pada jenjang pendidikan di bawah atau di atasnya.

Berbeda dengan APK, nilai APM tahun 2015 pada jenjang pendidikan SD/sederajat
hanya sebesar 97,99 persen. ini menunjukkan bahwa dari 112,49 persen murid yang
bersekolah di jenjang SD/sederajat, hanya 97,99 persen yang berumur 7-12 tahun,
sedangkan selisihnya sebesar 14,5 persen adalah murid yang bersekolah SD/sederajat
namun berumur diluar 7-12 tahun. Begitu pula untuk jenjang SMP/sederajat dan
SMA/sederajat yang nilai APKnya lebih tinggi dari nilai APMnya.

Gambar 4.4 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Penduduk Aceh Menurut
Jenjang Pendidikan Tahun 2015

112,49
97,99 97,61 85,55
85,08
69,8

SD SMP SMA
APK APM

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh


Profil Pembangunan Aceh 2016
33
Jika dilihat berdasarkan kabupaten/kotanya, pada tahun 2015 Angka Partisipasi
Murni tertinggi pada jenjang SD/sederajat yaitu 100 persen adalah kabupaten Aceh Singkil,
Gayo Lues dan Bener Meriah. Angka tersebut menunjukkan bahwa di tiga kabupaten
tersebut penduduk usia 7-12 tahun tepat bersekolah pada jenjang SD/sederajat.
Sedangkan Aceh Tenggara merupakan kabupaten dengan APM terendah pada jenjang
SD/sederajat, yaitu sebesar 93,75 persen. Angka ini menunjukkan bahwa hanya 93,75
persen penduduk usia 7-12 tahun yang tepat bersekolah SD/sederajat.

Nilai APM untuk SMP/sederajat tertinggi berada di Kabupaten Bener Meriah sebesar
95,45 persen, sedangkan terendah di Kota Lhokseumawe, yaitu sebesar 78,48 persen.
Adapun nilai APM untuk SMA/sederajat tertinggi berada di kabupaten Pidie Jaya, yaitu
sebesar 84,39 persen, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Aceh Timur yaitu,
sebesar 54,98 persen.

Meskipun demikian, angka APM tidak dapat dijadikan acuan dalam penilaian
kualitas pendidikan. Hal ini disebabkan nilai APM hanya menggambarkan kelompok usia
sekolah yang tepat bersekolah pada jenjang pendidikannya.

Gambar 4.5 Angka Partisipasi Murni (APM) Penduduk Aceh Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2015

Aceh Singkil 89,62 100


78,19
Bener Meriah 77,55 95,45 100
Gayo Lues 82,67 100
66,96
Banda Aceh 84,11 99,93
68,68
Pidie Jaya 80,5 84,39 99,73
Bireuen 80,29 99,28
63,73
Simeulue 79,85 99,24
73,63
Aceh Tengah 91,99 99,18
73,55
Lhokseumawe 78,48 98,93
76,1
Langsa 89,61 98,83
68,25
Aceh Jaya 87,95 98,76
71,15
Aceh Selatan 59,84 91,46 97,63
Pidie 97,47
80,1683,69
Aceh Barat Daya 89,93 97,16
69,27
Aceh Barat 81,65 96,76
72,55
Subulussalam 82,73 96,41
82,29
Aceh Tamiang 85,77 96,4
63,8
Aceh Utara 81,66 96,12
71,39
Sabang 86,62 94,92
79,95
Aceh Besar 86,56 94,9
71,92
Aceh Timur 79,03 94,68
54,98
Nagan Raya 88,32 94,58
65,42
Aceh Tenggara 76,3 87,57 93,75

SD SMP SMA Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


34
Rasio Sekolah-Murid, Guru-Murid, dan Sekolah-Guru Menurut Jenjang Pendidikan di
Aceh

Salah satu standar yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah
standar pendidikan dan sarana prasarana pendidikan. Standar ini dapat dipantau dengan
melihat jumlah sarana pendidikan yang tersedia beserta rasionya, baik rasio sekolah-
murid, guru-murid, maupun rasio sekolah-guru berdasarkan jenjang pendidikan.

Berdasarkan rasio sekolah-murid di Aceh, terlihat bahwa rasio antara tahun 2014
dan tahun 2015 tidak banyak berubah, dimana pada jenjang SD/sederajat rasio Tahun
2015 sebesar 1:152. Ini menunjukkan bahwa rata-rata setiap sekolah pada jenjang
SD/sederajat dapat menampung sekitar 152 murid, sedangkan pada jenjang
SMP/sederajat rasio sekolah-murid sebesar 1:195 dan pada jenjang SMA/sederajat
sebesar 1:235.

Rasio guru terhadap murid menggambarkan beban guru mengawasi murid dalam
kegiatan belajar mengajar. Terlihat adanya kenaikan tingkat rasio pada tahun 2015
dibandingkan dengan tahun 2014 pada seluruh jenjang pendidikan. Ini menunjukkan
adanya peningkatan beban guru dalam mengawasi murid. Rasio guru-murid tahun 2015
pada jenjang SD/sederajat sebesar 1:10, ini menunjukkan bahwa setiap guru pada jenjang
SD/sederajat rata-rata mempunyai beban sebanyak 10 murid. Untuk jenjang
SMP/sederajat dan SMA/sederajat rasio guru-murid berkurang menjadi 1:9.

Rasio sekolah terhadap guru pada tahun 2015 mengalami penurunan dibanding
tahun 2014, terjadi hampir di seluruh jenjang pendidikan. Menurunnya rasio tersebut
merupakan pertanda adanya peningkatan jumlah sarana/sekolah. Rasio sekolah-guru
pada jenjang SD/sederajat tahun 2015 sebesar 1:15, ini menunjukkan bahwa rata-rata
terdapat 15 guru/tenaga pendidik untuk setiap sekolah.

Profil Pembangunan Aceh 2016


35
Gambar 4.6 Rasio Sekolah-Murid, Guru-Murid dan Sekolah-Guru Menurut Jenjang Pendidikan
di Aceh Tahun 2014-2015

1:152 1:10 1:15


SD
1:150 1: 9 1:15

1:195 1:9 1:22


SMP
1:202 1: 8 1:23

1:235 1: 9 1:26
SMA
1:232 1: 8 1:29

2015 2014
Rasio Rasio Rasio
Sekolah-Murid Guru-Murid
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Penduduk Aceh Pada Usia 10 Tahun ke Atas

Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari semakin tingginya
persentase penduduk 10 tahun ke atas yang menamatkan pendidikan tinggi. Berdasarkan
gambar 4.7 terlihat bahwa penduduk Aceh yang berpendidikan SMP ke atas mengalami
kenaikan. Pada tahun 2014 penduduk yang telah menamatkan pendidikannya minimal
SMP sebesar 54,98 persen dan pada tahun 2015 naik menjadi 58,00 persen. Hal ini
menunjukkan keberhasilan dari program wajib belajar yang dicanangkan pemerintah pada
periode tersebut mengalami kenaikan.

Secara keseluruhan proporsi penduduk yang belum/ tidak memiliki pendidikan dasar
masih rendah. Proporsi penduduk yang belum/tidak tamat SD/sederajat nilainya
mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 18,52 persen di tahun 2014
menjadi 16,04 persen di tahun 2015.

Profil Pembangunan Aceh 2016


36
Gambar 4.7 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan di Aceh Tahun 2014-2015

26,5 25,96 26,1526,91 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh


20,4321,96
18,52
16,04

5,07 5,78
3,04 3,09
0,29 0,26

Belum/Tidak SD/ SMP/ SMA/ Diploma D4/S1 S2/S3


Tamat SD sederajat sederajat sederajat I/II/III/
Akademi
2014 2015

Jika dilakukan perbandingan antar kabupaten/kota se Aceh tentang penduduk yang


telah menyelesaikan pendidikannya sampai tamat SMP atau telah menyelesaikan program
wajib belajar. Dari 23 kabupaten/kota yang ada di Aceh, hanya Kabupaten Aceh Tamiang,
Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, Aceh Timur, dan Kota
Subulussalam yang penduduknya belum menamatkan pendidikannya sampai
SMP/sederajat dibawah 50 persen. sedangkan kabupaten lainnya sudah diatas 50 persen.
Banda Aceh merupakan kota dengan penduduk yang menamatkan pendidikan SMPnya
dengan persentase tertinggi yaitu sebesar 83,93 persen.

Gambar 4.8 Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas yang tamat SMP Menurut Kabupaten/Kota
di Aceh, Tahun 2015

90,00 83,94
80,00 68,21 66,74
70,02 67,86 62,65 61,59
70,00 63,03 58,97
62,50 59,61 56,28
56,85 50,79 47,87
60,00 49,86
51,66 50,46 49,25 45,48 44,17
47,03 45,12
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


37
Jumlah Perpustakaan di Aceh

Salah satu hal yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan adalah
dengan menyediakan sarana dan prasarananya diantaranya adalah perpustakaan. Jika
dilihat berdasarkan kabupaten/kota di Aceh, jumlah perpustakaan terbanyak terdapat di
Kabupaten Aceh Utara, Pidie, dan Aceh Timur yaitu masing-masing sebanyak 748, 558,
557 unit. Sedangkan jumlah perpustakaan paling sedikit terdapat di Kota Sabang dan
Kabupaten Aceh Singkil, yaitu masing-masing sebesar 78 dan 94 unit. Jumlah
perpustakaan tersebut mencakup perpustakaan umum, perguruan tinggi, sekolah,
pesantren, instansi, gampong, dan lainnya.

Gambar 4.9 Jumlah Perpustakaan Menurut Kabupaten/Kota di Aceh, Tahun 2015

800 748

700

600 558 557

500
388 372
400
308 306 299 299 296 294 292
276
300 246 242 234 224
216 215 206
179
200
94 78
100

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


38
Persentase Penduduk yang Berumur 10 Tahun Ke Atas
Tabel 4.1.1 yang Buta Huruf Menurut Kelompok Umur Berdasarkan
Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2014-2015

Kelompok
Perkotaan Perdesaan Jumlah
Umur

2014 2015 2014 2015 2014 2015


-1 -2 -3 -5 -6 -8 -9
10-14 0,05 0,05 0,49 0,25 0,37 0,20
15-19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
20-24 0,00 0,00 0,08 0,10 0,05 0,07
25-29 0,00 0,17 0,31 0,08 0,22 0,10
30-34 0,16 0,00 0,59 0,00 0,47 0,00
35-39 0,07 0,04 1,24 0,43 0,92 0,32
40-44 0,12 0,58 1,62 1,80 1,20 1,46
45-49 0,69 0,73 3,75 3,69 2,83 2,81
50-54 0,87 0,05 6,51 2,06 4,94 1,49
55-59 0,78 0,00 5,94 0,00 4,51 0,00
60-64 1,88 4,16 7,15 11,21 5,74 9,29
65+ 5,68 18,01 10,93 31,15 9,59 27,86

Rata-rata 0,45 1,01 2,01 2,53 1,57 2,09

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


39
Persentase Penduduk Usia 7–24 Tahun Menurut Jenis
Tabel 4.1.2 Kelamin, Kelompok Umur Sekolah, dan Partisipasi
Sekolah di Aceh, Tahun 2015

Jenis Kelamin Partisipasi Sekolah


dan Kelompok Tidak/Belum
Masih Tidak Sekolah
Pernah
Umur Sekolah Sekolah Lagi
Sekolah
(1) (2) (3) (4)

Laki-Laki
7‒12 0,00 100,00 0,00
13‒15 0,37 97,51 2,12
16‒18 0,22 80,49 19,29
19‒24 0,41 27,82 71,76
7‒24 0,22 75,09 24,69

Perempuan
7‒12 0,20 99,80 0,00
13‒15 0,09 97,93 1,97
16‒18 0,08 82,43 17,49
19‒24 0,26 38,57 61,16
7‒24 0,18 78,63 21,19

Laki-laki+Perempuan
7‒12 0,10 99,90 0,00
13‒15 0,24 97,71 2,05
16‒18 0,15 81,43 18,42
19‒24 0,34 33,07 66,59
7‒24 0,20 76,82 22,98

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional Kor, Maret 2015

Profil Pembangunan Aceh 2016


40
Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka
Tabel 4.1.3 Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenjang
Pendidikan di Aceh, Tahun 2015

Jenjang Pendidikan APM APK


(1) (2) (3)

SD/MI 97,99 112,49

SMP/MTs 85,55 97,61

SMA/SMK/MA 69,82 85,08

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional Kor, Maret 2015

Profil Pembangunan Aceh 2016


41
Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Taman
Tabel 4.1.4 Kanak-Kanak (TK) Negeri Menurut Kabupaten/Kota,
2015/2016

Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid


(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten
1. Simeulue 0 0 0
2. Aceh Singkil 4 23 206
3. Aceh Selatan 12 89 851
4. Aceh Tenggara 20 53 627
5. Aceh Timur 21 79 529
6. Aceh Tengah 11 60 285
7. Aceh Barat 1 11 60
8. Aceh Besar 4 27 172
9. Pi d i e 20 147 943
10. Bireuen 0 0 0
11. Aceh Utara 42 283 2.093
12. Aceh Barat Daya 1 17 121
13. Gayo Lues 11 63 473
14. Aceh Tamiang 12 84 736
15. Nagan Raya 1 0 0
16. Aceh Jaya 10 51 0
17. Bener Meriah 1 8 41
18. Pidie Jaya 3 20 169
Kota
1. Banda Aceh 4 42 303
2. Sabang 10 63 395
3. Langsa 7 8 97
4. Lhokseumawe 4 29 247
5. Subulussalam 3 19 77
2015/2016 202 1.176 8.452
2014/2015 181 444 1.015 9.586
Sumber : Dinas Pendidikan Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


42
Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Taman Kanak-
Tabel 4.1.5
Kanak (TK) Swasta Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
1. Simeulue 54 291 1.545
2. Aceh Singkil 95 378 3.942
3. Aceh Selatan 108 523 4.497
4. Aceh Tenggara 64 153 1.636
5. Aceh Timur 78 191 1.065
6. Aceh Tengah 141 664 3.896
7. Aceh Barat 138 506 3.021
8. Aceh Besar 200 808 6.298
9. Pi d i e 85 421 22.977
10. Bireuen 168 887 6.742
11. Aceh Utara 199 923 5.849
12. Aceh Barat Daya 35 257 2.216
13. Gayo Lues 9 33 312
14. Aceh Tamiang 125 507 4.091
15. Nagan Raya 39 33 113
16. Aceh Jaya 86 64 225
17. Bener Meriah 112 403 2.789
18. Pidie Jaya 61 298 1.425
Kota
1. Banda Aceh 82 580 5.336
2. Sabang 5 46 469
3. Langsa 21 57 417
4. Lhokseumawe 56 355 2.607
5. Subulussalam 49 185 1.509
2015/2016 2.010 8.563 63.077
2014/2015 1.308 3.480 4.788 59.337
Sumber : Dinas Pendidikan Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


43
Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Dasar (SD)
Tabel 4.1.6
Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
1. Simeulue 114 712 1.569 10.741
2. Aceh Singkil 101 629 1.158 15.734
3. Aceh Selatan 200 1.210 2.847 20.119
4. Aceh Tenggara 143 930 1.563 20.390
5. Aceh Timur 277 2.044 3.842 44.821
6. Aceh Tengah 185 1.155 2.208 18.449
7. Aceh Barat 150 962 2.119 15.984
8. Aceh Besar 201 1.399 2.595 27.202
9. Pi d i e 273 1.821 4.358 34.992
10. Bireuen 227 1.580 4.048 31.354
11. Aceh Utara 355 2.655 6.096 58.920
12. Aceh Barat Daya 107 648 1.519 12.160
13. Gayo Lues 83 540 811 9.754
14. Aceh Tamiang 152 1.218 1.944 29.738
15. Nagan Raya 132 818 1.513 14.481
16. Aceh Jaya 98 602 943 8.441
17. Bener Meriah 126 797 1.493 14.254
18. Pidie Jaya 90 593 1.874 11.626
Kota
1. Banda Aceh 71 655 1.073 18.446
2. Sabang 24 173 387 3.648
3. Langsa 57 531 1.071 14.062
4. Lhokseumawe 58 604 1.241 16.857
5. Subulussalam 75 514 971 11.482
2015/2016 3.299 22.916 47.260 463.655
2014/2015 3.290 22.842 47.637 467.281
Sumber : Dinas Pendidikan Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


44
Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Dasar (SD) Swasta,
Tabel 4.1.7
Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
1. Simeulue 4 23 48 359
2. Aceh Singkil 1 4 9 28
3. Aceh Selatan 2 10 18 183
4. Aceh Tenggara 22 146 200 3.082
5. Aceh Timur 1 12 20 322
6. Aceh Tengah 4 41 43 902
7. Aceh Barat 4 23 48 359
8. Aceh Besar 8 83 141 2.044
9. Pi d i e 4 44 84 997
10. Bireuen 4 26 56 658
11. Aceh Utara 8 59 109 1.238
12. Aceh Barat Daya
13. Gayo Lues 4 34 68 842
14. Aceh Tamiang 9 70 107 1.498
15. Nagan Raya 2 10 22 153
16. Aceh Jaya
17. Bener Meriah
18. Pidie Jaya 2 13 40 284
Kota
1. Banda Aceh 12 131 226 3.465
2. Sabang 1 6 12 167
3. Langsa 4 29 50 528
4. Lhokseumawe 7 50 101 1.022
5. Subulussalam 2 6 5 75
2015/2016 105 833 1.410 18.947
2014/2015 103 787 1.453 17.787
Sumber : Dinas Pendidikan Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


45
Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Pertama
Tabel 4.1.8
(SMP) Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
1. Simeulue 40 191 527 4.404
2. Aceh Singkil 29 193 456 5.308
3. Aceh Selatan 47 361 870 9.267
4. Aceh Tenggara 36 290 644 7.750
5. Aceh Timur 68 534 1.360 13.665
6. Aceh Tengah 43 277 836 6.270
7. Aceh Barat 39 235 682 5.428
8. Aceh Besar 47 362 1.140 8.541
9. Pi d i e 52 575 1.751 13.280
10. Bireuen 62 601 2.041 14.773
11. Aceh Utara 95 873 2.592 22.681
12. Aceh Barat Daya 24 222 517 5.437
13. Gayo Lues 27 146 331 3.542
14. Aceh Tamiang 48 410 938 10.778
15. Nagan Raya 33 260 464 6.236
16. Aceh Jaya 30 125 408 2.463
17. Bener Meriah 41 194 751 3.907
18. Pidie Jaya 23 196 807 4.495
Kota
1. Banda Aceh 19 292 670 7.695
2. Sabang 8 59 234 1.186
3. Langsa 14 148 586 6.566
4. Lhokseumawe 17 265 654 7.612
5. Subulussalam 15 116 269 3.190
2015/2016 857 7.025 19.710 174.474
2014/2015 851 7.153 21.149 179.766
Sumber : Dinas Pendidikan Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


46
Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah
Tabel 4.1.9
Pertama (SMP) Swasta, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
1. Simeulue 1 2 2 9
2. Aceh Singkil 7 43 82 1.225
3. Aceh Selatan 6 19 50 377
4. Aceh Tenggara 24 100 179 2.258
5. Aceh Timur 5 22 49 568
6. Aceh Tengah 3 9 30 216
7. Aceh Barat 7 27 97 585
8. Aceh Besar 21 94 63 452
9. Pi d i e 7 44 110 1.068
10. Bireuen 13 106 154 3.142
11. Aceh Utara 28 133 372 3.497
12. Aceh Barat Daya 5 19 63 452
13. Gayo Lues 4 16 33 452
14. Aceh Tamiang 9 52 122 1.423
15. Nagan Raya 4 10 30 246
16. Aceh Jaya 4 21 54 491
17. Bener Meriah 10 58 132 1.437
18. Pidie Jaya 6 25 63 503
Kota
1. Banda Aceh 12 57 169 1.273
2. Sabang 1 8 12 172
3. Langsa 2 6 20 70
4. Lhokseumawe 4 15 62 405
5. Subulussalam 4 36 57 1.060
2015/2016 187 922 2.174 23.364
2014/2015 173 857 3.124 21.626
Sumber : Dinas Pendidikan Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


47
Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Atas
Tabel 4.1.10
(SMA) Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
1. Simeulue 22 145 306 3.562
2. Aceh Singkil 11 112 230 3.314
3. Aceh Selatan 27 206 671 7.324
4. Aceh Tenggara 20 200 460 6.312
5. Aceh Timur 23 282 756 8.113
6. Aceh Tengah 18 187 429 4.655
7. Aceh Barat 17 174 391 5.548
8. Aceh Besar 28 269 800 5.911
9. Pi d i e 23 401 1.058 9.909
10. Bireuen 24 350 1.028 9.350
11. Aceh Utara 36 457 1.095 12.458
12. Aceh Barat Daya 13 178 394 5.033
13. Gayo Lues 12 100 202 2.778
14. Aceh Tamiang 15 263 578 7.523
15. Nagan Raya 17 183 431 4.330
16. Aceh Jaya 10 74 190 1.740
17. Bener Meriah 15 153 402 3.403
18. Pidie Jaya 10 145 306 3.562
Kota
1. Banda Aceh 16 284 667 7.884
2. Sabang 2 39 126 956
3. Langsa 5 131 278 3.916
4. Lhokseumawe 8 168 463 4.335
5. Subulussalam 7 75 126 956
2015/2016 379 4.658 11.657 122.862
2014/2015 379 4.615 12.779 122.362
Sumber : Dinas Pendidikan Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


48
Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah Atas
Tabel 4.1.11
(SMA) Swasta, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
1. Simeulue 1 3 7 55
2. Aceh Singkil 2 9 23 265
3. Aceh Selatan 4 16 50 316
4. Aceh Tenggara 7 40 68 1.109
5. Aceh Timur 3 11 25 238
6. Aceh Tengah 1 5 19 80
7. Aceh Barat 4 22 34 309
8. Aceh Besar 13 62 162 1.269
9. Pi d i e 5 31 59 665
10. Bireuen 6 68 76 1.956
11. Aceh Utara 17 76 202 1.951
12. Aceh Barat Daya 2 9 21 85
13. Gayo Lues 1 2 6 60
14. Aceh Tamiang 5 16 42 261
15. Nagan Raya 1 2 6 6
16. Aceh Jaya 2 13 31 286
17. Bener Meriah 6 31 65 632
18. Pidie Jaya 2 3 18 20
Kota
1. Banda Aceh 14 78 215 1.372
2. Sabang 1 3 13 45
3. Langsa 4 23 74 503
4. Lhokseumawe 2 11 28 215
5. Subulussalam 5 23 43 554
2015/2016 108 557 1.287 12.335
2014/2015 107 515 1.844 11.562
Sumber : Dinas Pendidikan Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


49
Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah
Tabel 4.1.12
Kejuruan (SMK) Negeri, Menurut Kabupaten/ Kota, 2015/2016

Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
1. Simeulue 6 52 120 898
2. Aceh Singkil 4 39 103 917
3. Aceh Selatan 9 80 198 1.542
4. Aceh Tenggara 6 60 143 1.667
5. Aceh Timur 11 127 245 2.821
6. Aceh Tengah 4 77 186 2.160
7. Aceh Barat 10 111 284 2.476
8. Aceh Besar 7 101 226 2.049
9. Pi d i e 6 85 238 2.394
10. Bireuen 8 126 392 2.595
11. Aceh Utara 13 144 416 3.628
12. Aceh Barat Daya 5 54 151 1.209
13. Gayo Lues 2 22 36 392
14. Aceh Tamiang 4 77 186 2.160
15. Nagan Raya 2 18 39 402
16. Aceh Jaya 6 35 91 541
17. Bener Meriah 3 36 93 752
18. Pidie Jaya 4 46 78 824
Kota
1. Banda Aceh 5 122 259 2.688
2. Sabang 1 12 3 153
3. Langsa 6 142 318 3.192
4. Lhokseumawe 8 159 399 4.201
5. Subulussalam 4 38 88 1.443
2015/2016 135 1.790 4.366 41.318
2014/2015 134 1.692 4.836 36.961
Sumber : Dinas Pendidikan Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


50
Tabel 4.1.13 Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Swasta, Menurut Kabupaten/ Kota, 2015/2016

Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
1. Simeulue 1 2 16
2. Aceh Singkil 2 6 31 117
3. Aceh Selatan 2 10 32 248
4. Aceh Tenggara 8 30 79 516
5. Aceh Timur 1 5 7 66
6. Aceh Tengah 1 3 15 29
7. Aceh Barat 1 2 14 30
8. Aceh Besar 2 11 16 241
9. Pi d i e 6 38 141 831
10. Bireuen 3 19 21 381
11. Aceh Utara 7 36 86 879
12. Aceh Barat Daya
13. Gayo Lues
14. Aceh Tamiang 3 12 33 233
15. Nagan Raya 3 16 22 332
16. Aceh Jaya 1 7 12 119
17. Bener Meriah 1 8 20 80
18. Pidie Jaya 1 4 6 12
Kota
1. Banda Aceh 3 19 10 400
2. Sabang
3. Langsa 4 11 16 205
4. Lhokseumawe 6 31 87 405
5. Subulussalam
2015/2016 55 270 664 5.169
2014/2015 52 235 1.049 4.308
Sumber : Dinas Pendidikan Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


51
Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Tabel 4.1.14
Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
1. Simeulue 5 32 73 819
2. Aceh Singkil 1 6 18 347
3. Aceh Selatan 27 190 486 3.242
4. Aceh Tenggara 11 97 258 2.565
5. Aceh Timur 33 313 565 9.565
6. Aceh Tengah 19 153 448 4.624
7. Aceh Barat 24 193 468 4.540
8. Aceh Besar 47 497 1.117 12.707
9. Pi d i e 53 463 1.293 8.623
10. Bireuen 55 571 1.315 16.350
11. Aceh Utara 36 379 900 10.855
12. Aceh Barat Daya 15 112 276 2.396
13. Gayo Lues 4 27 65 686
14. Aceh Tamiang 10 88 172 2.893
15. Nagan Raya 14 105 285 2.511
16. Aceh Jaya 14 93 189 1.955
17. Bener Meriah 16 119 329 3.212
18. Pidie Jaya 23 189 483 5.139
Kota
1. Banda Aceh 11 221 389 7.917
2. Sabang 3 28 52 489
3. Langsa 5 99 163 3.433
4. Lhokseumawe 5 98 172 3.381
5. Subulussalam 2 17 25 541
2015/2016 433 4.090 9.541 108.790
2014/2015 433 4.090 9.541 95.236
Sumber : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


52
Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Tabel 4.1.15
Swasta, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

Kabupaten/Kota Sekolah Rombel Guru Murid

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
1. Simeulue 8 48 66 185
2. Aceh Singkil 6 24 52 443
3. Aceh Selatan 9 54 100 621
4. Aceh Tenggara 16 102 262 1.867
5. Aceh Timur 15 85 179 1.959
6. Aceh Tengah 11 67 157 892
7. Aceh Barat 11 64 159 999
8. Aceh Besar 4 25 69 465
9. Pi d i e 8 53 164 1.187
10. Bireuen 3 25 45 364
11. Aceh Utara 10 54 154 1.124
12. Aceh Barat Daya 5 17 52 482
13. Gayo Lues 6 36 65 434
14. Aceh Tamiang 12 60 125 1.226
15. Nagan Raya 5 29 75 403
16. Aceh Jaya 6 31 53 406
17. Bener Meriah 6 30 103 647
18. Pidie Jaya 1 6 19 96
Kota
1. Banda Aceh 3 19 45 653
2. Sabang 2 12 28 173
3. Langsa 4 44 77 1.460
4. Lhokseumawe 4 34 71 916
5. Subulussalam 3 31 31 321
2015/2016 158 950 2.151 17.323
2014/2015 158 950 2.151 17.097
Sumber : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

Profil Pembangunan Aceh 2016


53

Anda mungkin juga menyukai