Dalam Pasar modal, ada pihak yang disebut lembaga penunjang pasar modal,
salahsatunya yaitu Kustodian. Pasal 1 angka 8 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal menyebutkan, Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek
dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga,
dan hak-hak lain, yang menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang
menjadi nasabahnya, atau dengan kata lain, pada tahap awal investor ingin melakukan
investasi pada pasar modal, investor tersebut berkewajiban untuk menempatkan dana yang
diperuntukkan untuk melakukan transaksi jual beli efek pada pasar modal tersebut pada Bank
kustodian.
Kustodian selain berkewajiban untuk menyimpan efek milik pemegang rekening dan
memenuhi kewajibannya sesuai dengan kontrak antara kustodian dan pemegang rekening,
kustodian juga berkewajiban untuk melakukan pembukuan dan dicatat secara pribadi. Namun
dalam kasus ini, PT. Magnus Capital hanya seakan-akan sebagai “tempat transit” dana
sebelum akhirnya masuk ke dalam rekening Sdr. Esther Pauli Larasati (Tergugat I) tanpa
melakukan pengurusan lain seperti pembukuan atau pencatatan apapun. Selain itu, dalam
Pasal 45 Undang-undang Pasar Modal dijelaskan bahwa Kustodian hanya dapat
mengeluarkan dana atas perintah dari pemegang rekening selaku pemilik dana tersebut,
namun yang terjadi adalah PT. Magnus Capital dapat dengan mudahnya dan tanpa
sepengetahuan nasabah, melakukan perpindahan seluruh dana dari rekening miliknya kepada
rekening milik Sdr. Esther Pauli Larasati (Tergugat I) dan hanya menyisakan 0,5% dari
jumlah nominal dana yang diterimanya sebagai fee dari Sdr. Esther Pauli Larasati (Tergugat
I) atas jasanya yang bertindak seolah-olah sebagai Kustodian tersebut.
Atas adanya ketidaksesuaian antara hal yang dilakukan oleh PT Magnus Capital dengan
apa yang telah diatur dalam peraturan pasar modal di Indonesia, kelompok kami tertarik
untuk membahas dan menganalisis lebih lanjut mengenai kedudukan dan eksistensi PT
Magnus Capital menjalankan kewenangannya berdasarkan ijin perusahaan efek yang dia
miliki, serta menelaah lebih dalam terkait sanksi apa saja yang dapat dikenakan berdasarkan
hukum positif di Indonesia.
Rumusan Masalah