Anda di halaman 1dari 7

STROKE

No. Dokumen :
SOP/UKP/030/IV/2
018

No. Revisi :0
S Tangal Terbit : 16 September
O 2019
P
Halaman : 1/3

UPT Feri Kadarusman,dr.,M.Kes


PUSKESMAS NIP.19750211 201212 1
SURYALAYA 002

1. Definisi Stroke adalah defisit neurologis fokal yang terjadi mendadak, lebih dari 24
jam dan disebabkan oleh faktor vaskuler. Berdasarkan Riskesdas 2007, stroke
merupakan penyebab kematian yang utama di Indonesia.

2. Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita Stoke

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No SK/UKP/011/IV/2018


4. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
2. Petugas menulis identitas pasien di buku register
3. Petugas melakukan anamnesis pada pasien mengenai keluhan :
 Kelumpuhan anggota gerak satu sisi (hemiparesis)
 Gangguan sensorik satu sisi tubuh
 Hemianopia (buta mendadak)
 Diplopia
 Afasia
 Disfagia
 Disathria
 Ataksia
 Kejang atau penurunan kesadaran
4. Terdapat faktor resiko :
Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi
 Usia
 Jenis kelamin
 Genetik
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
 Hipertensi
 DM
 Penyakit jantung
 Dislipidemia
 Merokok
 Pernah mengalami TIA atau stroke
 Obesitas
 Kurang olahraga
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik seperti
a. tanda vital
b. Pemeriksaan jantung paru
c. Pemeriksaan bruit/karotis
d. Pemeriksaan abdomen
e. Pemeriksaan ekstremitas
f. Pemeriksaan neurologis
6. Kesadaran : kualitatif dan kuantitatif (Glassgow Coma Scale / GCS)
7. Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, lasseqque, kernig, brudzinsky
8. Saraf kranialis : sering mengenai nervus VII, XII, IX walaupun nervus
kranialis lain bisa terkena
9. Motorik : kekuatan, tonus, refleks fisiologis, refleks patologis
10. Sensorik
11. Pemeriksaan fungsi luhur
12. Pada pasien dengan kesadaran menurun, perlu dilakukan pememriksaan
refleks batang otak :
- Refleks kornea
- Refleks pupil terhadap cahaya
- Refleks okulo sefalik
- Keadaan refleks respirasi
13. Petugas menegakan diagnosis berdasarkan hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik, yaitu:
a. Stroke hemoragik biasanya disertai dengan sakit kepala hebat,
muntah, penurunan kesadaran, tekanan darah tinggi
b. Stroke iskemik biasanya tidak disertai dengan sakit kepala hebat,
muntah, penurunan kesadaran, dan tekanan darah tidak tinggi.
14. Petugas memberikan penatalaksanaan pada pasien :
Penatalaksanaan awal:
 Stabilisasi pasien dengan tindakan ABC.
 Pasang jalur infus IV dengan larutan NaCl 0,9% dengan
kecepatan 20 ml/jam (jangan memakai cairan hipotonis seperti
dextrose 5% dalam air atau salin 0,45% karena dapat
memperhebat edema otak
 Berikan O2 : 2-4 liter/menit via kanul hidung
 Jangan memberikan makanan dan minuman lewat mulut.
Stroke hemoragik

a. Menurunkan tekanan darah untuk mencegah perdarahan


ulang pada orang yang dasarnya normotensif ( tensi normal)
diturunkan sampai sistolik 160 mmHG, pada orang dengan
hipertensi sedikit lebih tinggi.
b. Tekanan dalam rongga tengkorak diturunkan dengan cara
meninggikan posisi kepala 15-30% ( satu bantal) sejajar
dengan bahu
c. Pasien dirujuk setelah kondisi stabil
15. Petugas memberikan konseling dan edukasi kepada keluarga :
- Mengedukasi keluarga agar membantu pasien untuk tidak
terjadinya serangan kedua
- Jika terjadi serangan berikutnya segera mendatangi pelayanan
primer
- Mengawasi agar pasien teratur minum obat
- Membantu pasien menghindari faktor resiko
- Kriteria rujukan :
Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis dan diberikan
penanganan awal selanjutnya dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf.

16. Petugas menulis resep.


17. Petugas menyerahkan resep kepada pasien atau keluarga
18. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,diagnose dan terapi
kedalam rekam medik pasien
19. Petugas menandatangani rekam medik
20. Petugas menulis diagnosis ke buku register rawat jalan
6. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
7. Unit Terkait Poli umum, ruang tindakan
8. Dokumen Terkait Catatan medik, blanko rujukan, buku register, blanko resep
9. Rekaman historis perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan
HIPERTENSI
DAFTAR TILIK

Nama Peserta

Tanggal Pelaksanaan

Unit/ Program

NO LANGKAH KEGIATAN YA TIDAK TIDAK BERLAKU

1.
Apakah petugas memanggil pasies sesuai
nomor urut.
2.
Apaka petugas menulis identitas pasien di
buku register
3.
Apakah petugas melakukan anamnesa pada
pasien apakah pasien mengeluhkan gejala
klasik DM yang berupa poliuria (sering
kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi
(serng lapar).
4.
Apaka petugas menanyakan pada pasien
apakah terdapat keluhan lain seperti berat
badan turun tanpa penyebab yang jelas,
kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi
pada pria, pruritus vulva pada wanita, serta
adakah luka yang tidak kunjung sembuh.
5.
Apakah petugas melakukan pemeriksaan
tekanan darah
6.
Apakah petugas melakukan pemeriksaan
nadi
7.
Apakah petugas melakukan pemeriksaan
suhu
8.
Apakah petugas melakukan pemeriksaan
fisik termasuk ekstremitas atas dan bawah
termasuk jari.
9.
Apakah bila diperlukan petugas membuat
permintaan pemeriksaan gula darah atau
urin ke laboratorium
10. Apakah petugas menyerahkan surat
permintaan kepada pasien untuk selanjutnya
pasien ke laboratorium
11. Apakah petugas membaca hasil laboratorium
dan menegakan diagnose berdasarkan
hasil lab dan anamnesis, yaitu:
a. Gejala klasik DM +Glukosa darah
sewatu ≥ 200 mg/dl (darah kapiler)
b. Gejala klasik DM +Glukosa darah
puasa ≥ 100 mg/dl (darah kapiler)
c. Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥
200 mg/dl atau GDP ulang ≥ 100
mg/dl (darah kapiler).
12.
Apakah petugas memberikan
penatalaksanaan awal DM berupa terapi gizi
medis (TGM) dan latihan jasmani selama 2 –
4 minggu. Apabila kadar gula darah belum
mencapai sasaran dilakukan intervensi
farmakologi dengan obat hipoglikemik oral
(OHO) dan atau suntikan insulin.
13.
Apakah petugas mengedukasi pasien tentang
penyakit DM, perlunya pengendalian dan
pemantauan gula darah, penyulit DM dan
resikonya serta bagaimana mengatasi
sementara keadaan gawat darurat akibat DM
(rasa sakit dan hipoglikemia)
14.
Apakah petugas mengedukasi pasien tentang
terapi gizi medis (TGM) makanan yang
seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori
dan zat gizi masing-masing individu.
Pentingnya keteraturan makan dalam hal
jadwal makan, jenis dan jumlah makanan
15.
Apakah petugas mengedukasi pasien tentan
latihan jasmani secara teratur 3 – 4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit.
16.
Apakah petugas menulis resep
17.
Apakah petugas menyerahkan resep kepada
pasien
18
Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,
laboratorium,diagnose dan terapi kedalam
rekam medic pasien

19.
Petugas menandatangani rekam medic
20.
Apakah petugas menulis diagnose ke buku
rgister rawat jalan.

CR= X100%
Bandung,
Pelaksana / Auditor

( .............................. )

Anda mungkin juga menyukai