Anda di halaman 1dari 7

Pengertian PEB adalah :

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Di katakan preeklamsi berat bila di temukan gejala sebagai berikut: ● Odema pada kaki dan tangan

● Tekanan sistolik ≥ 160 mmHg atau distolik ≥ 110 mmHg

● Proteinuria lebih dari 3gr/24 jam

● Oliguria kurang dari 400 cc/24 jam

● Berat badan meningkat akibat dari penimbunan cairan dalam tubuh

● Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan

● Nyeri epigastrium dan ikterus

● Mual muntah berlebihan

● Edema paru atau sianosis

● Trombositopenia

Komplikasi

Tergantung derajat pre eklamsianya yang termasuk komplikasi antara lain :

 Atonia uteri
 Sindrom HELLP
 Ablasi netera
 KID (Koagulasi Intra vaskuler diseminata)
 Gagal ginjal,

Penanggulangan

 Penyebaran sesuai anjuran


 Mengatur waktu kelahiran bayi dengan istirahat total agar tekanan darah turun
 Meningkatkan aliran darah menuju plasenta, agar bati dapat bertahan
 Pada preeklamsia parah, dokter akan menganjurkan kelahiran prematuruntuk mencegah
perbukukan janin

Akibat yang terjadi bila preeklamsia tidak ditangani

 Preeklamsia meningkatkan risiko lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum lahir
 Jika preeklamsi tidak terkontrol maka akan terjadi eklamsia
 Berkurangnya aliran darah menuju plasenta

Upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan

 Melakukan pemneriksaan Kehamilan secara teratur


 Memberbanyak minum dan makan makanan bergiizi
 Diet yang tepat dan sesuai

CKS

Definisi Cedera kepala (trauma capitis) adalah cedera mekanik yang secara langsung atau tidak
langsung mengenai kepala yang mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak,
robekan selaput otak dan kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta mengakibatkan gangguan
neurologis (Sjahrir, 2012).

Klasifikasii

Cedera kepala diklasifikasikan menjadi 3 kelompok berdasarkan nilai GCS yaitu:

1. Cedera Kepala Ringan (CKR) dengan GCS > 13, tidak terdapat kelainan berdasarkan CT scan otak,
tidak memerlukan tindakan operasi, lama dirawat di rumah sakit < 48 jam.

2. Cedera Kepala Sedang (CKS) dengan GCS 9-13, ditemukan kelainan pada CT scan otak, memerlukan
tindakan operasi untuk lesi intrakranial, dirawat di rumah sakit setidaknya 48 jam.

3. Cedera Kepala Berat (CKB) bila dalam waktu > 48 jam setelah trauma, score GCS < 9

Pemeriksaan penunjang

1. Radiografi karnium
2. CT scan kranial

Komplikasi
1. Gejala sisa cedera kepala berat: beberapa pasien dengan cedera kepala berat dapat
mengalami ketidakmampuan baik secara fisik (disfasia, hemiparesis, palsi saraf cranial) maupun
mental (gangguan kognitif, perubahan kepribadian)
2. Kebocoran cairan serebrospinal: bila hubungan antara rongga subarachnoid dan telinga
tengah atau sinus paranasal akibat fraktur basis cranii
3. . Epilepsi pascatrauma: terutama terjadi pada pasien yang mengalami kejang awal
4. Hematom subdural kronik.
5. Sindrom pasca concusio : nyeri kepala, vertigo dan gangguan konsentrasi dapat menetap
bahkan setelah cedera kepala ringan.

Etiologi
1. kecelakaan
2. jatuh
3. cedera akibat kekerasan
4. kecelakaan pada saat olahraga
5. kecelakaan kendaraan bermotor, sepeda dan mobil

tanda dan gejala

1. hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih


2. kebingungan
3. muntah
4. pucat
5. nyeri
6. keluarnya cairan atau darah dari hidung

PNEMUMONIA

A. Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus respiratorius dan
alveoli, menimbulkan konsolidasi jaringan paru sehingga dapat mengganggu
pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru.

B. Klasifikasi
- Pneumonia-masyarakat (community-acquired pneumonia/CAP)
Pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar rumah sakit
- Pneumonia berhubungan dengan penggunaan ventilator (ventilator-acquired
pneumonia/VAP)
pneumonia yang terjadi setelah 48- 72 jam atau lebih setelah intubasi tracheal
- hospital-acquired pneumonia/HAP

C. Etiologi
- Bakteri
 Streptococcus pneumonia
 Staphylococcus aureus
 Enterococcus (E. faecalis, E faecium)
- Fungi
Infeksi pneumonia akibat jamur biasanya disebabkan oleh jamur oportunistik,
dimana spora jamur masuk kedalam tubuh saat menghirup udara. Organisme yang
menyerang adalah Candida sp. , Aspergillus sp. , Cryptococcus neoformans
- Virus
Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui droplet , biasanya
menyerang pada pasien dengan imunodefisiensi. Diduga virus penyebabnya
adalah cytomegalivirus, herpes simplex virus, varicella zooster virus.

D. Tanda Gejala
- Gejala khas adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non produktif atau
produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau bercak darah), sakit
dada karena pleuritis dan sesak.
- Gejala umum lainnya adalah pasien lebih suka berbaring pada sisi yang sakit
dengan lutut tertekuk karena nyeri dada
- Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau penarikan dinding dada bagian bawah
saat pernafastakipneu, kenaikan atau penurunan taktil fremitus, perkusi redup
sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan pleura, ronki,
suara pernafasan bronkial, pleural friction rub
E. KOMPLIKASI
a. Pneumonia ekstrapulmoner, pneumonia pneumokokus dengan bakteriemi.
b. Pneumonia ekstrapulmoner non infeksius gagal ginjal, gagal jantung, emboli paru
dan infark miokard akut.
c. ARDS ( Acute Respiratory Distress Syndrom)
d. Komplikasi lanjut berupa pneumonia nosokomial
e. Sepsis
f. Gagal pernafasan, syok, gagal multiorgan
g. Penjalaran infeksi (abses otak, endokarditis)
h. Abses paru
i. Efusi pleura
F. CARA PENULARAN
Pada umunya, penularan pneumonia adalah melalui percikan ludah (batuk oleh
penderita lain dan tidak ditutup), kontak langsung melalui mulut atau melalui kontak
secara tidak langsung melalui kontaminasi pada alat makan. Penyebaran infeksi
pneumonia ada dua, yaitu :
a. Melalui aerosol (mikroorganisme yang melayang-layang di udara) yang keluar
pada saat batuk maupun bersin.
b. Melalui kontak langsung dari benda yang telah tercemar mikroorganisme
penyebab (hand to hand transmission).

GAGAL JANTUNG

SYOK SEPSIS
Definisi
Sepsis adalah adanya respon sistemik terhadap infeksi di dalam tubuh yang dapat
berkembang menjadi sepsis berat dan syok septik. Sepsis dengan hipotensi walaupun
sudah diberikan resusitasi yang adekuat. Syok Septik didefinisikan sebagai kondisi
sepsis dengan hipotensi refrakter (tekanan darah sistolik < 65 mmHg, atau penurunan
> 40 mmHg dari ambang dasar tekanan darah sistolik yang tidak responsif setelah
diberikan cairan kristaloid sebesar 20 sampai 40 mL/kg).
Tanda Gejala
a. Hipotensi (tekanan darah rendah) yang tidak berhasil dikoreksi dengan pemberian
cairan
b. Peningkatan frekuensi pernapasan (takipnea)
c. Gelisah dan penurunan kesadaran
d. Demam tinggi (suhu tubuh >38OC)
e. Peningkatan denyut nadi (takikardia)
f. Menggigil
g. Sakit kepala
h. Sianosis
i. Nyeri otot parah
j. Menurunnya frekuensi dan jumlah buang air kecil

PENANGANAN
1. Pemberian oksigen dan alat bantu pernapasan
Ketika mengalami syok septik, dokter akan memberikan tambahan oksigen
menggunakan alat bantu pernapasan, seperti nasal kanul atau intubasi
edotrakeal, agar jaringan tubuh tidak mengalami kekurangan oksigen.
2. Pemberian cairan
Untuk mengembalikan volume cairan tubuh yang terganggu saat terjadi syok
septik, pasien akan diberikan cairan infus. Pemilihan jenis cairan dan jumlah
cairannya akan disesuaikan dengan kondisi pasien serta pertimbangan dokter.
3. Memberikan obat peningkat tekanan darah
Pada syok septik, keadaan hipotensi biasanya tidak membaik hanya dengan
pemberian cairan infus, sehingga dokter juga akan memberikan obat-obatan
untuk meningkatkan tekanan darah, seperti vasopressin.
4. Memberikan antibiotik
Pada syok septik, pemberian antibiotik diperlukan untuk mengatasi infeksi
bakteri yang menjadi penyebabnya. Jenis antibiotik yang diberikan akan
disesuaikan dengan jenis bakteri yang menginfeksi tubuh.

Dispnea sering disebut sebagai shortness of breath (SOB) merupakan sensasi yang
dirasakan ketika bernafas tetapi rasanya tidak cukup. Dispnea harus dibedakan dari bernafas
yang cepat (takipnea), bernafas yang berlebihan (hiperpnea) atau hiperventilasi.

Kebanyakan kasus dispnea karena kondisi jantung dan paru-paru. Jantung dan paru-paru
berperan dalam menyampaikan oksigen ke jaringan dan mengangkut karbon dioksida keluar,
dan masalah dengan proses ini akan menggangu pernafasan Contoh:

 Asma.
 Keracunan karbon monoksida.
 Serangan jantung.
 Tekanan darah rendah atau hipotensi.
 Embolisme paru-paru.
 Pneumonia.
 Pneumotoraks.
 Terhalangnya saluran pernafasan bagian atas.

Penyebab dapat juga terjadi pada jantung:

 Kardiomiopati.
 Aritmias jantung.
 Gagal jantung.
 Perikarditis.

Cara Meredakan DyspneaPenanganan dyspnea tergantung pada penyebab dan tingkat


keparahannya. Namun, ada beberapa langkah awal yang bisa Anda lakukan ketika mengalami
dyspnea ringan, yaitu:

1. Bernapas lewat mulut

Langkah pertama yang bisa Anda lakukan saat mengalami dyspnea adalah bernapas melalui
mulut. Cara ini dapat membantu Anda mendapatkan lebih banyak oksigen, sehingga laju
pernapasan akan melambat dan Anda dapat bernapas dengan lebih efektif. Selain itu,
bernapas melalui mulut juga dapat membantu Anda melepaskan udara yang terperangkap di
paru-paru.

2. Duduk dengan posisi tubuh codong ke depan

Beristirahat dan duduk dengan posisi condong ke depan juga dapat membantu melegakan
pernapasan dan membuat tubuh Anda lebih rileks. Untuk melakukannya, pastikan Anda
dalam keadaan tenang.
Caranya, duduk di kursi dengan kedua kaki berpijak ke lantai. Posisikan tubuh Anda sedikit
condong ke depan. Letakkan siku di atas lutut atau topanglah dagu Anda dengan ke dua
tangan. Pastikan otot leher dan bahu Anda tetap relaks.

3. Berdiri menyandar ke dinding

Berdiri menyandar ke dinding juga bisa Anda lakukan untuk meredakan dyspnea. Caranya,
berdirilah dengan menyandarkan bokong dan pinggul ke dinding. Posisikan kaki Anda agar
terbuka selebar bahu dan tangan berada di samping paha. Condongkan tubuh Anda sedikit ke
depan, lakukan cara ini dengan santai.

4. Lakukan pernapasan diafragma

Untuk melakukan teknik pernapasan ini, Anda cukup duduk di kursi dan biarkan lutut, bahu,
kepala, serta leher berada dalam keadaan relaks. Bernapaslah dengan perlahan melalui hidung
dan rasakan perut Anda mengembang ketika sedang bernapas.
Hembuskan napas secara perlahan melalui mulut. Berikan penekanan lebih ketika
menghembuskan napas, dan jaga agar waktunya lebih panjang dari biasanya. Anda dapat
mengulangi teknik ini setiap lima menit.
Perlu diketahui bahwa dyspnea bisa menjadi tanda dari penyakit yang serius, seperti penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK), penyakit paru interstisial, emboli paru, sleep apnea, kelainan
katup jantung, dan gagal jantung.

Anda mungkin juga menyukai