Anda di halaman 1dari 3

NO JENIS INDIKATOR NILAI CAPAIAN

PELAYANAN PKM

1 Kualitas Kesehatan 1. Prosentase Balita Kurang gizi ≤ 10 -

2. Prosentase Balita Gizi Buruk 100% 100%


mendapat perawatan
3. Jumlah kematian bayi ≤ 23 -

4. Jumlah kematian neonatal ≤ 23 -

5. Jumlah kematian ibu ≤ 240 -

6. Jumlah kematian balita ≤ 30 -

7. Prosentase kunjungan k4 100% 49%

8. Prosentase pertolongan 100% 86%


persalinan yang memiliki
kompetensi kebidanan di
fasilitas kesehatan
9. Prosentase Kompliksi 90% 53%
kebidanan yang di tangani
10. Prosentase pelayanan nifas 90% 84%

11. Prosentase Neonatus lengkap 90% 81%


(KN 3 )
12. Prosentase Neonatus 90% -
komplikasi yang tertangani
13. Prosentase kunjungan bayi 90% 96%

14. Prosentase pelayanan anak 100% 128%


balita ( 8 kali )
15. Prosentase penemuan dan 100% 276%
penanganan kasus tekanan
darah tinggi/hipertensi
16. Prosentase penemuan dan 100% -
penanganan kasus orang
dengan gangguan kejiwaan
17. Prosentase penemuan dan 100% 51%
penanganan kasus DM

18. Prevalensi HIV ≤ 2,3 0,5%


19. Prosentase orang berisiko 90% 19%
terinfeksi HIV mendapat
pemeriksaan HIV

20. Cakupan kampung UCI 80% 90%


21. Prosentase anak usia 1 tahun 90% 90%
yang di imunisasi campak
22. Prosentase balita pneumonia 90% 15%
yang di tangani
23. Cakupan penemuan dan 90% 56%
penanganan TBC BTA
24. Cakupan penemuan dan 100% -
penanganan penderita penyakit
DBD
25. Penderita diare yang ditangani 90% 226%
26. Angka Insiden Malaria ( API ) 110% 284%
PER 1000 pddk
27. Tingkat kematian akibat 0,7% -
malaria
28. Porsentase usia 15-59 tahun 100% 16%
mendapat screening kesehatan
29. Prosentase usia lansia 100% 20%
mendapat screening kesehatan.
2. Kuantitas sarana 30. Prosentase rumah tinggal 52% 47%
dan prasarana bersanitasi
31. Kampung SBS/ODF 50% 16%
32. Cakupan sarana air bersih 83% 71%
yang memenuhi syarat
33. Persentase kampung yang 30% 100%
melaksanakan posbindu

1.

3. Kualitas pelayanan
34. Cakupan penjaringan kesehatan
2. siswa pendidikan dasar dan 100% 81%
setingkat ( kelas 1 dan kelas 7 )

Dari indikator mutu upaya kesehatan masyarakat ada beberapa indikator yang belum
capai target seperti Kunjungan Ibu Hamil K4, Prosentase Kompliksi kebidanan yang di tangani,
Prosentase balita pneumonia yang di tangani, Cakupan penemuan dan penanganan TBC BTA
,Prosentase usia lansia mendapat screening kesehatan, Kampung SBS/ODF, dan Cakupan
penjaringan kesehatan siswa pendidikan dasar dan setingkat ( kelas 1 dan kelas 7). Capaian
kunjungan ibu hamil ( K4 ) rendah di karenakan kurang nya kesadaran ibu hamil datang
memeriksakan kehamilannya di petugas kesehatan. Sehingga rekomendasi atau tindak lanjut yang
akan dilakukan yaitu melakukan kunjungan ibu hamil di rumah-rumah serta memberikan
penyuluhan bagi ibu hamil tentang pentingnya memeriksakan kehamilan di petugas kesehatan.
Capaian prosentase komplikasi kebidanan yang di tangani masih cukup jauh antara capaian dan
target, hal ini disebabkan Karena ibu hamil dengan kompilkasi tidak banyak dan sebagian besar
ibu hamil yang datang melahirkan dalam keadaan normal, namun untuk ini pihak puskesmas akan
melakukan deteksi dini ibu hamil berisiko tinggi melalui ANC rutin dalam gedung maupun
kunjungan rumah ibu hamil untuk melakukan pemantauan ibu hamil berisiko tinggi. Capaian
prosentase balita pneumonia yang ditangani masih rendah dikarenakan kurangnya pengetahuan
ibu tentang gejala penyakit Pneumonia pada Balita dan tidak memeriksakan kesehatan balitanya
di layanan Kesehatan serta tidak berjalannya program MTBS di puskesmas.Sehingga tindak lanjut
yang akan dilakukan Puskesmas yaitu mengaktifkan program pelayanan MTBS. Capaian cakupan
penemuan dan penanganan TBC BTA masih rendah dikarenkan kurangnya kesadaran Masyarakat
untuk memeriksakan kesehatannya pada petugas kesehatan dan karena kurangnya penjaringan
baik di dalam gedung maupun di luar gedung. Sehingga tindak lanjut yang akan dilakukan yaitu
perlu ditekankan kepada poli umum, poli HIV dan poli lain terkait untuk dapat menjaring suspek
lebih banyak dan untuk luar gedung perlu dilakukan penjaringan pada keluarga, dan lingkungan
sekitar pasien TB paru. Capaian Prosentase Usia Lansia mendapat screening kesehatan masih
rendah di karenakan kurangnya kesadaran para lansia untuk datang memerikasakan kesehatannya
di layanan kesehatan. Sehingga tindak lanjut yang akan dilakukan yaitu mengadakan Pos Lansia.
Capaian kampung SBS/ODF masih sangat rendah dikarenakan masih ada kepala kampung tidak
mendukung sepenuhnya kegiatan stop BABS. Sehingga tindaklanjut yang akan dilakukan yaitu
perlu ditingkatkan lagi lintas sektor agar masuk ke dalam Program STBM pilar 1 stop BABS dan
yang dilakukan Puskesmas yaitu perlu dianggarkan kedalam DPA guna untuk melakukan
pemicuan ke kampung – kampung dan melakukan verifikasi di tingkat puskesmas dan tingkat
kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai