5156 12222 2 PB PDF
5156 12222 2 PB PDF
http://journal.trunojoyo.ac.id/pangabdhi
ISSN: 2477-6289
DOI: http://dx.doi.org/10.21107/pgd.v5i1.5156
seperti No PIRT, penggunaan tekhnologi Pertemuan kedua setelah mendapatkan hasil dari
tepat guna yaitu mesin pengiris singkong kegiatan FGD tersebut kemudian di
otomatis dan memperluas pangsa pasar aktualisasikan dengan melakukan praktek
dengan menjalin kerjasama dengan toko oleh pelatihan dan pendampingan pembuatan keripik
oleh serta memanfaatkan tekhnologi singkong dengan satu mitra usaha keripik
informasi seperti online market. singkong terpilih yaitu usaha keripik singkong
2. Kegiatan pembuatan keripik singkong “Pak Mul”. Dalam kegiatan pengabdian ini, tim
Setelah dilakukan FGD, Hasil dari kegiatan pelaksana program berusaha menciptakan suatu
FGD di tuangkan dalam bentuk kegiatan ide kreatif dan ide inovatif untuk memberikan
pembuatan keripik singkong. Dalam pelatihan nilai tambah terhadap komoditas keripik
ini, Kedua mitra akan dikenalkan pada singkong di Desa Sumber Anyar Kecamatan
tekhnologi tepat guna mesin pengiris Maesan. Salah satunya dengan mengubah cara
singkong otomatis skala industry dan cara produksi dengan menggunakan peralatan modern
penggunaan. Selain itu juga keterampilan sehingga kapasitas produksi dapat meningkat.
mengenai proses pengemasan yang baik Kemudian memasarkan keripik singkong dalam
termasuk membuat label produksi yang kemasan yang berkualitas baik serta label yang
dilengkapi No PIRT. menarik sehingga dapat meningkatkan harga jual
keripik singkong serta memperluas wilayah
HASIL DAN PEMBAHASAN pemasarannya.
Pengusaha Keripik Singkong rumah tangga di
Desa Sumber Anyar Kecamatan Maesan pada Hasil FGD Kelompok Usaha Keripik Singkong
awalnya banyak mengalami permasalahan dalam Kelompok usaha keripik singkong di Desa
menjalankan usahnya. Beberapa permasalahan Sumber Anyar ini melakukan beberapa tahapan
tersebut antara lain Kapasitas Produksi yang selama proses produksi keripik singkong mereka.
rendah, kualitas produksi yang rendah, harga jual Tahapan tersebut antara lain:
yang rendah dan pemasaran produk yang masih - Tahapan persiapan bahan baku
terbatas. permasalahan-permasalahan tersebut a. Ketersediaan bahan baku
membuat usaha keripik singkong tidak mampu b. Bahan baku yang dibutuhkan
menopang kehidupan ekonomi. Permasalahan c. Perlakuan atas bahan baku
tersebut muncul karena selama ini pengusaha - Tahap pengolahan
keripik singkong rumah tangga memproduksi a. Pemotongan/ pengirisan
keripik singkong secara manual dan b. Pengolahan mutu rasa/ bumbu
konvensional. Pengusaha keripik singkong Desa c. Tahap penggorengan
Sumber Anyar hanya menjual hasil keripiknya - Tahap pengemasan
menggunakan pengemas plastik sederhana dan a. Bahan baku kemasan
menjualnya ke warung-warung kecil yang ada di b. Merk
Desa Sumber Anyar. Pengusaha keripik c. Proses pengemasan
Singkong Rumah tangga melakukan proses - Tahap pemasaran
produksi dan pemasaran secara konvensional a. Model pemasaran, dan
karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan b. Jangkauan pemasaran
tekhnologi yang dimiliki kedua posdaya tersebut. Untuk perlakuan terhadap singkong yang
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam sudah dipotong dan direndam kemudian
rangka memberikan solusi kreatif dan inovatif langsung digoreng dengan sebelumnya bumbu
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dimasukan ke dalam penggorengan. Setelah
kedua posdaya selama ini. Dalam kegiatan ini digoreng, sebagian kelompok usaha keripik
mitra akan diberikan tekhnologi tepat guna, singkong ada yang memberi perlakuan dengan
pelatihan dan pendampingan bagaimana cara menambahkan pewarna makanan, dan ada
memproduksi keripik singkong yang berkualitas juga yang tidak memberikan apapun. Hal ini
dan dikemas secara baik sehingga lebih tahan bertujuan untuk menambah citra rasa keripik
lama. Kegiatan ini dilakukan melalui dua singkong yang mereka jual. Dari semua jenis
Kegiatan. Kegiatan pertama melakukan keripik singkong yang diberikan perlakuan
pertemuan untuk melakukan Focus Group seperti di atas, keripik singkong dengan pewarna
Discussion (FGD) untuk menggali permasalahan makanan jauh lebih cepat terjual dibandingkan
yang ada di Desa Sumber Anyar dan kemudian keripik yang hanya diberi perlakuan air gula.
memformulasikan menjadi agenda kegiatan.
Riawati, N & Nurcahyaning, DK Peningkatan Produktivitas Usaha 9
Untuk tahap pengolahan, yakni pada saat kendala tersendiri bagi sebagian besar kelompok
pemotongan/ pengirisan singkong membutuhkan usaha keripik singkong di Desa Sumber Anyar,
waktu yang lebih lama, karena pemotongan/ hal ini dikarenakan keripik yang mereka jual
pengirisan singkong hanya dilakukan secara belum mempunyai izin usaha resmi dari
manual/ tradisional, yaitu dengan menggunakan pemerintahan. Sementara untuk proses
pasrat. Pemotongan/ pengirisan dengan pengemasan, hampir semua anggota kelompok
menggunakan pasrat ini tidak bisa dilakukan usaha keripik singkong di Desa Sumber Anyar
secara cepat, karena akan mengakibatkan jari menggunakan cara manual atau cara tradisional.
terluka jika tidak berhati-hati. Kemudian pada Cara yang dilakukan adalah keripik singkong
tahap pengolahan mutu rasa/ bumbu, hampir hanya dibungkus plastik ukuran kecil, kemudian
sebagian besar kelompok usaha keripik singkong dilipat dan dipanasi di atas lilin untuk
di Desa Sumber Anyar banyak yang memberikan merekatkan bungkusan agar kedap udara. Belum
penyedap makanan ke keripik singkong yang adanya mesin pres-presan menjadi kendala
telah mereka goreng. Penyedap makanan ini tersendiri saat proses pengemasan.
diberikan dengan cara ditaburi di atas keripik Pada tahapan yang terakhir yaitu tahap
yang sudah dimasukkan ke dalam dalam toples, pemasaran, model pemasaran yang dilakukan
lalu ditutup dan dikocok sampai penyedap/ oleh sebagian besar anggota kelompok usaha
bumbunya merata. Kendala yang ditemukan pada keripik singkong di Desa Sumber Anyar yaitu
tahap pengolahan mutu rasa/ bumbu ini adalah hanya dengan mengantarkan sendiri dan
bumbu yang tersedia di kelompok usaha keripik menitipkan keripik singkong mereka di warung-
singkong ini hanya bumbu balado, sementara warung kecil. Jika stok keripik singkong di
bumbu rasa lain seperti rasa berbeque dan lain- warung-warung tersebut masih banyak, maka
lain susah untuk didapatkan. Hal ini dikarenakan mereka tidak akan memproduksi keripik
beraneka rasa bumbu tersebut hanya terdapat di singkong dulu sampai keripik singkong
pusat kota Kabupaten Bondowoso, sehingga sebelumnya habis terjual. Hal ini mengakibatkan
jarak tempuh yang mereka lalui untuk produksi keripik singkong oleh kelompok usaha
mendapatkan bumbu tersebut sangat jauh dan ini tidak berjalan tiap hari. Untuk jangkauan
lama. pemasaran, sebagian besar anggota kelompok
Proses yang dilakukan saat penggorengan usaha keripik singkong ini hanya berani
adalah singkong dimasukkan ke dalam wajan memasarkan didaerah Maesan saja, dan itupun
yang minyaknya sudah panas lalu diaduk agar dimasukkan ke warung-warung atau sekolah-
tidak sampai hangus dan masaknya merata. sekolah yang dekat dengan rumah mereka.
Untuk singkong yang sudah dibumbui dengan air Belum beraninya mereka memasarkan dalam
gula, saat penggorengan keduanya harus dipisah skala besar masih menjadi kendala utama bagi
agar tidak lengket satu sama lain. Kendala yang kelompok usaha keripik singkong ini dalam hal
ditemui saat proses penggorengan ini adalah jangkauan pemasaran.
singkong yang direndam dengan air gula setelah Harga keripik singkong yang dititipkan ke
digoreng rasanya agak keras saat digigit. warung-warung atau sekolah-sekolah tersebut
Untuk tahap pengemasan, bahan baku mereka jual dengan harga yang cukup murah,
kemasan yang digunakan adalah bahan yang yaitu Rp. 400 untuk kemasan 100 gram dan Rp.
sederhana dan gampang didapatkan yaitu plastik 900 untuk kemasan 250 gram. Kemudian pemilik
kecil ukuran 250 gram. Bahan baku untuk proses warung tersebut akan menjual kembali dengan
pengemasan ini tersedia hampir di sebagian besar harga Rp. 500 per 100 gram dan Rp. 1.000 per
warung yang ada di sekitar Desa Sumber Anyar. 250 gram. Frekuensi penitipan keripik singkong
Untuk merk dagang usaha keripik singkong ini, di warung-warung atau sekolah tersebut adalah
sebagian besar kelompok usaha keripik singkong tiga hari sekali. Untuk sekali penitipan, jumlah
di desa ini sudah memiliki merk, dan hanya keripik singkong yang mereka titipkan adalah
sebagian kecil yang belum menggunakan merk. sebanyak 1 renteng yaitu sekitar 11 bungkus.
Bagi kelompok usaha keripik singkong yang Rata-rata jumlah warung yang menjadi tempat
belum memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan penitipan keripik singkong mereka adalah
(SIUP), merk dagang mereka sangat sederhana, sebanyak 5 warung dan tiap hari selalu
yaitu cukup dengan nama dan alamat saja. bergantian memasukkan keripik singkong.
Anggota kelompok usaha keripik singkong yang Pesanan keripik singkong paling banyak dipesan
sudah mempunyai SIUP hanya satu orang, yaitu jika sudah memasuki hari raya atau lebaran.
Pak Taufik. Belum mempunyai SIUP ini menjadi
10 Jurnal Pangabdhi
Pelatihan dan Pendampingan Kelompok Usaha dengan menggunakan mesin peniris sampai tidak
Keripik Singkong ada minyak yang menempel pada keripik.
Usaha keripik singkong “Pak Mul” adalah Setelah ditiriskan maka keripik singkong dapat
usaha keripik singkong yang kami pilih sebagai diberi bumbu sesuai dengan variant rasa yang
mitra pelatihan dan pedampingan pembuatan akan dibuat. Keripik yang sudah diberi bumbu
keripik singkong. Dimana tahap pelatihan dan kemudian ditimbang sesuai dengan berat yang
pendampingan pembuatan keripik singkong diinginkan menggunakan mesin timbang. Setelah
diawali dengan menyiapkan semua bahan dan ditimbang, Singkong kemudian dimasukkan
bumbu untuk membuat keripik singkong. Bahan dalam plastik kemasan yang telah diberi label
utama yang akan dipakai adalah singkong. atau merk pada kemasannya.
Memilih Singkong yang masih segar. Singkong
segar memiliki ciri; tanah masih menempel pada
kulitnya, pada bagian pangkal umbi masih
terlihat putih dan tidak ada garis-garis biru
kehitaman. Hindari membeli umbi singkong
yang berkulit kusam, layu, pada pangkal sudah
terlihat biru kehitam-hitaman.
Singkong dikupas kemudian di cuci bersih.
Singkong dirajang Mesin Perajang Singkong
otomastis untuk mendapatkan ukuran seragam
dan tipis dan tidak lagi menggunakan pasrat.
Tingkat ketebalan potongan singkong tidak boleh
terlalu tebal ataupun terlalu tipis. Biasanya
dalam proses pemotongan singkong manual
dilakukan dengan menggunakan pasrat, dimana
ketebalan potongan singkong tidak bisa disama-
ratakan dan membutuhkan waktu yang sangat Gambar 3. Proses Pengupasan Singkong dengan
lama dalam proses pemotongan singkong yang Alat Bantu
berimbas pada jumlah produksi keripik singkong
layak jual juga kurang optimal atau dapat
dikatakan dalam proses penyortiran kripik
singkong yang layak jual masih ditemukan
keripik singkong yang tidak layak jual dengan
jumlah cukup besar, sehingga perlunya alat bantu
berupa alat pemotong singkong untuk
meminimalisir hal tersebut dan efisiensi waktu.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Usaha keripik singkong “Pak Mul” sebagai
mitra percontohan belum pernah melabeli
kripiknya atau mengurus Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) karena skala usahanya yang
masih door to door atau dari warung ke warung.
Sehingga saha keripik singkong “Pak Mul” perlu
duberikan bantuan untuk memiliki label dan
desain pembungkus keripik singkong yang lebih