Oleh :
KELOMPOK 3 “A”
NO NAMA NIM
1 NI MADE TIKA PADMINI 1703511011
2 MUNA YUNIARTI 1703511012
3 DIMAS CANDRA SAPUTRA 1703511013
4 LULUK ELLY NOVA 1703511014
5 AGUS HARYANTO 1703511015
Susu merupakan bahan pangan yang bergizi tinggi bagi manusia, akan tetapi juga
merupakan media yang sangat baik untuk tumbuhnya berbagai mikroorganisme, baik dari
bakteri yang bermanfaat maupun bakteri patogen. Bakteri yang bermanfaat dari susu
misalnya Streptococcus thermophillus, Lactobacillus delbrueckii subsp. Bulgaricus,
Bifidobacterium lactis, Lactobacillus acidophillus diolah kedalam beberapa produk salah
satunya yaitu yogurt.
Komponen susu yang paling berperan dalam pembuatan yogurt adalah laktosa dan
kasein. Laktosa yang merupakan gula susu digunakan sebagai sumber energi selama
perkembangbiakan bakteri dan akan menghasilkan asam laktat. Semakin tinggi kadar protein
dalam yogurt maka semakin tinggi tingkat kekentalannya.
Yogurt merupakan salah satu pangan fungsional yang sudah populer dikalangan
masyarakat. Hal tersebut sudah dibuktikan secara ilmiah bahwa yogurt mengandung nutrisi
yang baik dan memberikan dampak positif terhadap kesehatan manusia. Konsumsi yogurt
secara teratur dapat menyeimbangkan mikroflora usus. Bakteri yang merugikan dapat ditekan
jumlahnya, dan sebaiknya usus akan didominasi oleh bakteri yang menguntungkan (Silvia
2002).
Menurut Kavas et al. (2003) menyatakan bahwa yogurt memiliki komposisi yang
lebih kaya dari pada susu disebabkan oleh kondisi produksi zat-zat yang terkandung dengan
kombinasinya yang ada didalam yogurt dibandingkan dalam susu sebagai akibat dari proses
fementasi. Dengan proses fermentasinya itu kandungan nutrisinya meningkat dan lebih
mudah dicerna. Lebih dari itu yogurt mengandung baktei yang menguntungkan bagi
kesehatan konsumennya.
Dalam memproduksi susu fermentasi yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut, yaitu susu segar bermutu tinggi, rendah kandungan cemaran bakterinya,
dipasteurisasi dengan tepat, menggunakan kultur bibit (starter) yang aktif dan tepat,
pendinginan yang cepat dan sanitasi yang baik. Seleksi kultur starter dan kondisi fermentasi
memegang peranan penting dalam proses susu fermentasi (Surono, 2004).
Bakteri asam laktat (BAL) terdiri atas beberapa genus bakteri dalam phylum
Firmicutes. Genus Carnobacterium, Enterococcu, Lactobacillus, Lactococcus, Lactosphaera,
Leuconostoc, Melissococcus, Oenococcus, Pediococcus, Streptococcus, Tetragenococcus,
Vagococcus dan Weissela dikenal sebagai BAL. baktei gram positif penghasil asam laktat
yang termasuk phylum Actinobacteria adalah genus seperti Aerococcus, Microbacterium dan
Propionibacterium termasuk Bifidobacterium. Sebagai tambahan, BAL juga memproduksi
senyawa-senyawa organik kecil yang dapat memberikan aroma dan flavor dari produk
fementasi (Beasley, 2004).
Menurut standar CODEX no.243 (CODEX, 2003), yogurt didefinisikan sebagai
produk susu fermentasi yang merupakan hasil kultur simbiotik antara Streptococcus
thermophillus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. Bulgaricus. Sedangkan menurut Orihara
et al., 1992; Jay et al., 2005 menyatakan yogurt adalah koagulum susu yang dihasilkan oleh
fermentasi asam laktat yang merupakan aktivitas dari Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus yang juga disebut starter yogurt dengan perbandingan 1:1.
Surono (2004) juga menyatakan bahwa yogurt mempunyai rasa asam yang sedang
dengan konsistensi lembut dari gel kental dengan citarasa almon. Citarasa yang enak adalah
hasil kerjasama protokooperasi antara kedua baktei yogurt yang dipengaruhi oleh suhu
inkubasi dan asam yang dihasilkan. Jay et al. (2005) melaporkan bahwa yogurt yang baru
diproduksi mengandung sekitar 109 organisme/g, akan tetapi selama penyimpanan, jumlah
tersebut akan menurun menjadi sekitar 106/g , khususnya ketika disimpan pada suhu 5oC
selama 60 hari.
Pada tahun 1989, R. Fuller mempopulerkan istilah probiotik, dia mendefinisikan
probiotik sebagai suplemen pangan berupa mikroba hidup yang dapat memberikan manfaat
bagi kesehatan inangnya melalui perbaikan keseimbangan mikroba pada saluran pencernaan.
Mikroba dari berbagai genus banyak digunakan sebagai probiotik, namun grup bakteri asam
laktat (BAL) (Lactobacilli, Enterococci dan Bifidobacteria) merupakan yang paling banyak
digunakan (Ouwehand et al., 2002).
Yoghurt merupakan produk susu yang mengalami fermentasi oleh bakteri asam laktat
pada suhu 37-45oC. Yoghurt sangat bermanfaat bagi tubuh, baik untuk memperoleh nilai
nutrisi juga memberikan manfaat kesehatan terutama bagi pencernaan dimana bakteri-bakteri
yoghurt yang masuk akan menyelimuti dinding usus sehingga dinding usus menjadi asam dan
kondisi ini menyebabkan mikroba mikroba pathogen tidak dapat berkembangbiak (Surono,
2004).
Berikut ini jenis-jenis bakteri sebagai penyebab kontaminasi pada susu yaitu:
1. Bakteri Escherichia coli dan Coliform
Bakteri Coliform merupakan bakteri indikator adanya polusi kotoran dan
kondisi sanitasi yang kurang baik pada air. Bakteri Coliform dibedakan atas dua
kelompok, yaitu fecal atau nonfecal. Bakteri Coliform fekal misalnya Escherichia coli
merupakan bakteri yang banyak ditemukan di kotoran hewan berdarah panas dan
manusia. Coliform non fecal misalnya Enterobacter aerogenes, biasanya ditemukan
pada hewan atau tanaman yang telah mati (Fardiaz, 1993).
Escherichia coli adalah bakteri gram negatif, motil dan nonmotil, bentuk
batang, fakultatif anaerobik dan termasuk dalam familia Enterobacteriaceae yang
tidak membentuk spora. Bakteri Coliform terutama Escherichia coli bertanggung
jawab terhadap aspek kesehatan masyarakat yang penting dibidang kedokteran
veteriner dan manusia. Beberapa diantaranya dapat bertindak sebagai penyebab
penyakit diare pada hewan ternak. Escherichia coli dapat berada di susu apabila
sebelum proses pemerahan tidak dilakukan sanitasi yang baik.
Bakteri Coliform adalah mikroorganisme yang berbentuk batang (rod) dan
memiliki gram negatif. Coliform memiliki sifat fakultatif anaerob. Artinya bakteri ini
normalnya dalam pernafasan aerobik memproduksi ATP (Adenosine Triphosphate,
sebuah monomer yang berfungsi sebagai media transportasi energi kimia antar sel
dalam makhluk hidup) apabila dalam lingkungannya tersedia oksigen. Apabila
oksigen tidak tersedia, organisme ini dapat berubah menjadi pemproduksi asam laktat
dan alkohol atau yang dikenal dengan nama fermentasi. Coliform aktif tumbuh pada
suhu sekitar 37°C. Organisme ini dapat menyebabkan pembusukan yang cepat pada
susu karena mampu melakukan fermentasi pada laktosa pada suhu sekitar 35° C dan
sekaligus juga memproduksi asam dan gas. Selain itu mereka juga mampu
mendegradasi protein pada susu.
2. Pseudomonas
Pseudomonas adalah bakteri aerob tetapi dapat mempergunakan nitrat dan
arginin sebagai elektron dan tumbuh sebagai anaerob yang berbentuk batang, gram
negatif, bergerak dengan flagel polar berjumlah satu atau lebih, ukuran 0,81,2μm.
Beberapa galur memproduksi pigmen larut air, tumbuh baik pada 37°C42°C. Dalam
Vollk dan Wheeler (1993) Bakteri Pseudomonas biasanya terdapat dalam air susu
mentah yang belum dipasteurisasi. Selain itu juga sebagai sumber kontaminasi pada
puting susu secara langsung oleh manusia.
3. Bakteri Serratia marcescens
Serratia marcescens adalah suatu jenis bakteri gram negatif dari famili
Enterobacteriaceae. Bakteri ini berbentuk basil (bulat lonjong) dan beberapa galur
membentuk kapsul, termasuk organisme yang bergerak dengan cepat (motil )
karena mempunyai flagela peritrik, dapat tumbuh dalam kisaran suhu 50-400 C dan
dalam kisaran pH antara 5-9. Pada suhu kamar, bakteri patogen ini menghasilkan
zat warna (pigmen) merah. Bakteri ini jenis fakultatif anaerobik yang tidak
terlalu membutuhkan oksigen. Pada orang dewasa, Serratia marcescens terlibat
dalam infeksi pada saluran kencing, saluran pernapasan (pneumonia), infeksi
mata, meningitis, dan infeksi pada kulit yang terluka. Sedangkan pada anak-anak,
Serratia marcescens menginfeksi saluran pencernaan. Pada ternak bakteri ini dapat
menyerang ambing dan menyebabkan mastitis. Susu yang tercemar bakteri ini
biasanya berwarna merah dan bisa memicu infeksi pada saluran pencernaan, kencing
dan pernapasan.
4. Staphylococcus aureus
Salah satu bakteri penyebab keracunan setelah minum susu adalah S. Aureus.
Di beberapa negara di Eropa, seperti Norwegia,S. aureus merupakan salah satu bakteri
penyebab keracunan setelah minum susu (Jorgensen et al. 2005). Sumber-sumber S.
aureus terdapat di sekitar kita, yaitu bagian permukaan kulit, mukosa mulut, hidung,
dan kulit kepala.
5. Salmonella sp.
Salmonella sp. merupakan bakteri berbahaya yang dikeluarkan dari saluran
pencernaan hewan dan manusia bersama dengan feses. Salmonella enteritidis
merupakan salah satu serotipe yang sering mengontaminasi susu di samping
Salmonella typhimurium (Sarati 1999).
Beberapa bakteri patogen dalam susu segar dan produk susu yang masih
menjadi perhatian saat ini antara lain : Bacillus cereus, Listeria monocytogenes,
Yersinia enterocolitica, Salmonella spp., Escherichia coli O157:H7, Campylobacter
jejuni. Perlu diungkapkan juga bahwa beberapa jenis jamur, kebanyakan dari spesies
Aspergillus, Fusarium, dan Penicillium dapat tumbuh dalam media susu dan produk
susu lainnya. Apabila kondisinya memungkinkan, organisme ini dapat memproduksi
zat mycotoxin yang dapat berbahaya bagi kesehatan.
BAB III PEMBAHASAN
Beasley S. 2004. Isolation, Identifitation dan exploitation of lactic acid bacteria from human
and animal microbiota [dissertation]. Helsinki: University of Helsinki.
CODEX. 2003. Codex Standard For Fermented Milks: Codex STAN 243. FAO/WHO Food
Standards; Codex Alimentarius Commission.
Jay JM, Loessner MJ, Golden GA. 2005. Modern Food Microbiology. 7th ed. Springer. New
York.