Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar
pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan
kerja keras. AKI di Indonesia saat ini menjadi permasalahan yang sangat
serius dan masih tertinggi di Asia, sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi
di negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat
meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah
persalinan. Dan sekitar 78% kematian neonatal merupakan akibat dari bayi
dengan berat lahir rendah (BBLR), Asfiksia dan saat dilakukan penanganan
komplikasi neonatal (WHO 2014).
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan
2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian SDKI tahun 2012
menunjukan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu
per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukan penurunan menjadi
305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil surve
penduduk antar sensus (SUPAS) 2015. (Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2016).
Program terbaru dari pemerintah yaitu mengubah MDGs menjadi
SDGs 2016-2030, program terbaru ini lebih terfokusnya pada penyempurnaan
dan penyelesaian kasus angka kematian yang tinggi di Indonesia. Target yang
ditentukan oleh SDGs sampai dengan tahun 2030 yaitu mengurangi AKI
hingga dibawah 70/100.000 KH, target Angka Kematian Neonatal (AKN) yang
telah ditentukan yaitu mengurangi sampai 12 per 1.000 KH sedangkan target
AKB yang telah ditentukan yaitu mengurangi AKB hingga dibawah 25/1.000
KH (Depkes RI,2015)
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin
agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang
berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan

1
oleh tenaga terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca
persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi, kemudian mendapatkan cuti hamil dan melahirkan dan pelayanan
keluarga berencana. Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ib u
hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Proses ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokkan
sesuai usi kehmilan menjadi trimester I, trimester II, trimester III. Pelayanan
kesehatan ibu hail yang diberikan harus memenuhi elemen pelayanan 10T.
(Profil kesehatan Indonesia 2016)
Pada tahun 2015 di Indonesia, presentase ibu hamil yang mendapat
pelayanan antenatal (K1) sebanyak 95,75 %pelayanan antenatal lengkap (K4)
sebanyak 87,48 % sedangkan tahun 2016 cakupan pelayanan antenatal
lengkap (K4) sebanyak 85,35 %. Meskipun terjadi penurunan pada tahun
2016, cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2016 telah
memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan
sebesar 74%. Namun demikian, terdapat 9 provinsi yang belum mencapai
target tersebut yaitu Maluku Utara, Papua, Nusa Tenggara Timur, Papua
Barat, Jambi, Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan DI
Yogyakarta. (Sumber: Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2017)
Cakupan pelayanan K1 dan K4 ibu hamil menurut kabupaten/kota
pada tahun 2017 dapat dilihat pada lampiran (tabel 29). Cakupan K1 pada
tahun 2017 di yaitu 102.84 dan cangkupan K4 pada tahun 2017 yaitu 94.30,
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 K1 93,37 K4 92,00. Ibu
hamil mendapat pelayanan imunisasi TT pada tahun 2017 di NTB TT1 31.80
TT2 82.95 cakupan pemberian tablet Fe-1 mencapai 103,24% dan tablet Fe-
3 sebesar 93,91%sehingga dapat diartikan bahwa belum semua ibu hamil
mendapatkan tablet Fe-3 sebanyak 90 tablet. Ibu hamil resti atau dengan
komplikasi yang ditangani di Provinsi NTB tahun 2017sebanyak 27.411 orang
atau 119,33% dari perkiraan bumil dengan komplikasi kebidanan (Profil
Kesehatan NTB tahun 2017)
Upaya yang dilakukan untuk menekan kematian ibu yakni dengan
meningkatkan kualitas pelayanan KIA di pelayanan kesehatan dasar melalui
program – program diantaranya pelayanan ANC terpadu, peningkatan
kegiatan supervise fasilitatif, penguatan menajemen program KIA di tingkat

2
bidan desa, peningkatan kompetensi bidan dalam penanganan kasus
maternal prenatal berupa pelatihan – pelatihan dan OJT/Magang Bidan di
RSUD. (Profil Kesehatan Kota Mataram,2015)
Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan selama masa kehamilan sesuai standar paling
sedikit empat kali selama masa kehamilan. Tahun 2015 cakupan kunjungan
ibu hamil K1 sebesar 100,55 % dan K4 sebesar 92,66 %.(profil dikes kota
mataram 2015)
Selama perode tahun 2013-2017 terjadi penurunan jumlah kematian
ibu di Provinsi NTB sebesar 32 orang, dalam periode yang sama rata-rata
penurunan jumlah kematian mencapai 8,45% pertahun. Dibandingkan dengan
keadaan tahun 2016 sebanyak 92 kasus , jumlah kematian ibu berkurang
sebanyak 7 pada tahun 2017 yaitu sebanyak 85 kasus. Kejadian kematian ibu
terbanyak pada tahun 2017 yakni terjadi pada saat ibu bersalin sebesar
42,35%, nifas sebesar40% dan saat ibu hamil sebesar 17,65%. Berdasarkan
kelompok umur, kematian ibu banyak terjadi pada usia 20-34 tahun sebanyak
64,71%, usia ≥35 tahun sebanyak 30,59% dan usia <20 tahun
sebanyak4,70%. Sedangkan kasus kematian bayi Provinsi NTB mencatat
berdasarkan laporan, tahun 2017 jumlah kasus kematian bayi adalah 953
kasus dari 103.926 kelahiran hidup, turun dibandingkan tahun 2016dengan
jumlah kasus kematian bayi adalah 1.006 kasus dari 103.132 kelahiran
hidup.(Dikes NTB, 2017)
Program Generasi Emas (GEN) telah dicanangkan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas SDM dini dalam rangka 100 tahun kemerdekaan.
Program ini menitikberatkan pada pembangunan sumberdaya manusia yang
tentunya diawali sejak dini dari dalam kandungan hingga usia 2 tahun
pertama. Dengan target sasaran ini, maka GEN juga mencakup target
sasaran “Gerakan Nasional 1000 Hari Pertama Kehidupan” yang dicanangkan
pada tahun 2014.. Upaya-upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan hingga
kelahiran, masa nifas dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya antara lain
melalui peningkatan pelayanan kehamilan sesuai standar melalui Gerakan
1000 Hari Pertama Kehidupan (Menyongsong Generasi Emas 2045)

3
Untuk wilayah kerja Puskesmas Karang Taliwang bulan Oktober tahun
2018 memiliki target ibu hamil sebanyak 824 keseluruhan target kunjungan
awal (K1) sebanyak 80,34 % dari keseluruhan target kunjungan ulang (K4)
sebanyak 60,68%, ini dikarenakan oleh, target dari Dinas Kesehatan tidak
seimbang dengan kenyataan yang ada dimasyarakat bahkan di beberapa
daerah wilayah kerja dari Puskesmas Karang Taliwang pun bahkan target
yang didapatkan tidak ada satu pun, walapun mendapat target tetapi tidak
lebih dari 20% dari target yang ditetapkan.
Pelayanan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin bahwa
proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan tetap demikian
seterusnya, agar ibu hamil dapat melalui kehamilannya dengan sehat dan
selamat. Diperkirakan sekitar 15%-20% dari seluruh ibu hamil akan
mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik, yang dapat
membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya, bila tidak ditangani secara
dini dengan memadai.
Berdasarkan hal ini, sebagai bentuk aplikasi ilmu yang didapat di
bangku kuliah maka pendidikan program D-IV Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Mataram diwajibkan untuk melaksanakan Asuhan
Kebidanan Komprehensif, salah satunya yaitu memberikan asuhan kehamilan
yang tentunya diharapkan pelaksanaannya sesuai standar yang terangkum
dalam pelaksanaan Praktek Asuhan Kebidanan Komprehensif Terintegrasi
Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan
pendekatan Manajemen Kebidanan pada kasus Ny. F dengan kehamilan
normal.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data subyektif pada Ny.F
dengan kehamilan normal trimester III
b. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data obyektif pada Ny.F
dengan kehamilan normal trimester III

4
c. Mahasiswa mampu melakukan analisa data pada Ny.F dengan
kehamilan normal trimester III
d. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan pada Ny.F dengan
kehamilan normal trimester III

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa D-IV Kebidanan
Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil sehingga nantinya pada
saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada
akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
2. Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat
umumnya dalam perawatan kehamilan. Dapat mengenali tanda-tanda
bahaya dan resiko terhadap kehamilan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan masukan bagi intitusi pendidikan dan institusi
pendidikan dan institusi pelayanan kesehatan tentang kendala dan
masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat, khususnya
masalah yang terkait dengan kebidanan, sehingga dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik.
4. Bagi Institusi Pelayanan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada
Ibu Hamil Normal sesuai standar pelayanan sehingga dapat
mengoptimalkan penurunan angka kematian ibu dan bayi.
5. Bagi Ny.F dan keluarga
Diharapkan dengan menjadi klien binaan dalam program ini Ny.F dan
keluarga dapat lebih memahami mengenai pemeriksaan kehamilan yang
sesuai standar pelayanan serta diharapkan klien dan keluarganya
mengetahui peran dan fungsi seorang bidan yang lebih kompleks.

Anda mungkin juga menyukai