Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO (2011), satu miliar orang di dunia menderita hipertensi,
dua pertiga di antaranya berada di negara berkembang yang berpenghasilan
rendahsedang. Prevalensi penyakit hipertensi akan terus meningkat,
diprediksikan pada tahun 2025 sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia
menderita hipertensi.
WHO (2013) menyatakan bahwa penyakit kardiovaskuler secara global
menyumbang 17 juta kematian setiap tahunnya. Sebanyak 9.4 juta kematian
dikarenakan komplikasi dari hipertensi dan sekitar 45% kematian dari penyakit
jantung serta 51% kematian akibat stroke. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun
2013 menyatakan bahwa prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun
keatas sebesar 5.9% (dari 31.7%. tahun 2007 menjadi 25.8% tahun 2013).
Prevalensi hipertensi tertinggi di Indonesia adalah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, yaitu 30.9% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Banyak faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada remaja.
Menurut Mansjoer (2009), faktor penyebab hipertensi antara lain
hipertensi esensial atau hipertensi primer, adalah hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik, terdapat sekitar 95% kasus,
banyak faktor yang memengaruhi hal tersebut seperti keturunan (genetik),
lingkungan, ekskresi Na, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko hipertensi
seperti obesitas, alkohol, rokok. Selain itu ada Hipertensi sekunder atau
hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui
seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, Diabetes melitus, koarktasio aorta,
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.
Gaya hidup yang tidak sehat antara lain konsumsi alkohol, merokok,
konsumsi natrium berlebih, tingkat stress yang tinggi dan kurangnya aktifitas
fisik dapat menyebabkan penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi (Cordente-
martinez et al., 2009; Roberta et al., 2015; Nkeh-Chungag et al., 2015). Bila
tekanan darahnya tinggi, cenderung akan menjadi hipertensi saat dewasa dan
dapat meningkatkan risiko penyakit stroke, jantung, ginjal, dan menjadi risiko
morbiditas serta mortalitas yang lebih tinggi (Lurbe et al., 2009; Saing, 2005).
Laki-laki memiliki risiko sekitar 2.3 kali lebih banyak mengalami peningkatan
tekanan darah sistolik dibandingkan dengan perempuan (Kementerian Kesehatan
RI, 2013).
Adanya riwayat hipertensi dalam keluarga mempunyai peluang 3-4 kali
untuk mengalami hipertensi pada usia dini dibandingkan dengan yang tidak
memiliki riwayat penyakit keluarga (Hartono, 2013). Bila kedua orang tua
menderita hipertensi esensial maka 44.8% anaknya akan menderita hipertensi,
dan bila salah satu orang tua yang hipertensi maka 12.8% keturunan yang akan
mengalami hipertensi (Saing, 2005).
Rendahnya pengetahuan tenaga kesehatan, pasien, dan masyarakat
tentang hipertensi merupakan penyebab utama tidak terkontrolnya tekanan
darah, terutama pada pasien hipertensi di Asia ( Park, J.B., Kario, K., dan Wang,
J.G., 2015). Hal-hal yang dapat dilakukan sebagai upaya perbaikan kesehatan
bukan sekadar memperbaiki kerusakan atau kelainan fisik, tetapi melibatkan
kompleksitas kebutuhan, motivasi, dan prioritas individu yang dapat dilakukan
melalui komunikasi intrapersonal yang melibatkan jiwa, kemauan, kesadaran,
dan pikiran (Arianto, 2013). Masih kurangnya informasi mengenai perbaikan
pola makan bagi penderita hipertensi juga membuat pengetahuan masyarakat
tentang perbaikan pola makan masih rendah.
Pembangunan kesehatan pada periode pada tahun 2015–2019 adalah
program indonesia sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan.
Masyarakat memilih puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan
karena pertimbangan ekonomi dan faktor kedekatan lokasi dengan tempat
tinggal mereka (Notoatmodjo, 2010). Penyakit hipertensi memerlukan
pengobatan seumur hidup sehingga dapat berkunjung ke pelayanan kesehatan
puskesmas maupun lainnya untuk memantau tekanan darah ataupun berobat agar
tidak menimbulkan komplikasi.
Menurut Pusat Data dan Teknologi Informasi Kesehatan (Pusdatin,
2014) jumlah puskesmas meningkat sejak tahun 2010 sebesar 9.005 unit menjadi
9.731 unit pada tahun 2014. Namun demikian, peningkatan jumlah puskesmas
tidak secara langsung menggambarkan pemenuhan kebutuhan pelayanan
kesehatan dasar di suatu wilayah.
Terjadi peningkatan penderita penyakit hipertensi pada laki-laki di usia
18 tahun ke atas di Puskesmas Putri Ayu. Peningkatan penderita hipertensi
tersebut terjadi pada tahun 2015-2017 hal ini sesuai dengan tabel 1 dibawah ini
mengenai data penderita hipertensi pada laki-laki di atas usia 18 tahun keatas di
puskesmas putri ayu tahun 2015-2017.
TABEL 1. JUMLAH LAKI-LAKI PENDERITA HIPERTENSI
DI PUSKESMAS KOTA JAMBI
TAHUN 2015,2016,2017.

NO NAMA PUSKESMAS JUMLAH LAKI-LAKI PENDERITA


HIPERTENSI
2015 2016 2017
1 Puskesmas Aurduri 334 2.082 13
2 Puskesmas Simpang IV 407 400 41
Sipin
3 Puskesmas Tanjung Pinang 886 599 57
4 Puskesmas Talang Banjar 748 1.039 6
5 Puskesmas Pakuan Baru 73 748 27
6 Puskesmas Kebun Kopi 314 827 20
7 Puskesmas Olak Kemang 486 73 53
8 Puskesmas Tahtul Yaman 506 1.338 19
9 Puskesmas Koni 434 772 17
10 Puskesmas Paal V 435 0 18
11 Puskesmas Paal X 856 292 78
12 Puskesmas Simpang Kawat 34 53 58
13 Puskesmas Kebun Handil 1.024 506 11
14 Puskesmas Putri Ayu 322 438 890
15 Puskesmas Talang Bakung 1.338 435 2
16 Puskesmas Payo Selincah 827 856 0
17 Puskesmas Paal Merah 1 70 564 20
18 Puskesmas Paal Merah 2 292 1.535 48
19 Puskesmas Kenali besar 564 34 44
20 Puskesmas Rawasari 1.536 1.024 1

Dari uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Faktor-faktor


yang Berhubungan dengan Meningkatnya Kasus Hipertensi pada Laki-laki usia 18
tahun ke atas di puskesmas putri ayu tahun 2019.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan,rumusan masalah pada
penelitian ini adalah Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Meningkatnya
Kasus Hipertensi Pada Laki-laki pada usia 18 tahun ke atas di Puskesmas Putri
Ayu pada tahun 2019.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. TUJUAN UMUM
Mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Meningkatnya
Kasus Hipertensi Pada Laki-laki pada usia 18 tahun ke atas di Puskesmas
Putri Ayu pada tahun 2019.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Meningkatnya
Kasus Hipertensi Pada Laki-laki pada usia 18 tahun ke atas di Puskesmas
Putri Ayu pada tahun 2019.
D. MANFAAT PENELITIAN
Peneliti berharap penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk beberapa pihak :
1. Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan tentang Faktor-faktor
yang Berhubungan dengan Meningkatnya Kasus Hipertensi Pada Laki-laki
pada usia 18 tahun ke atas di Puskesmas Putri Ayu pada tahun 2019.
2. Puskesmas
Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan informasi dan motivasi
dalam upaya menurunkan angka penderita hipertensi pada laki-laki usia 18
tahun keatas.
3. Institusi
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa institusi akademik
perguruan tinggi sebagai bahan referensi bacaan dalam mengerjakan suatu
tugas mata kuliah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Tekanan darah merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia,
termasuk di Indonesia. Tekanan darah normal yaitu 120/80 mmHg, jika melebihi
batas normal, tekanan darah tersebut tergolong tekanan darah tinggi atau
hipertensi. Di Indonesia, prevalensi penyakit hipertensi pada orang dewasa
cukup tinggi. Berdasarkan pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi di
Indonesia adalah 32,2%, sedangkan prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis
oleh tenaga kesehatan dan atau riwayat minum obat hanya 7,8% atau hanya
24,2% dari kasus hipertensi di masyarakat. Berarti 75,8% kasus hipertensi di
Indonesia belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

 WHO. Hypertension Fact Sheet, Departement of Sustainable Development and


Healthy Environment. 2011. (diakses pada tanggal 18 Juni 2013). Diunduh dari
http://www.searo.who.int/entity/noncommunica
ble_diseases/media/non_communicable_disease _hypertension_fs.pdf
 Mansjoer, A. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. 3 ed. Jakarta: Media Aesculapius UI.
 Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
___________. (2007). Kesehatan Mayarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
___________ . (2003). Prisnip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Rineka Cipta
 Pusat Data dan Teknologi Informasi Kesehatan. (2014). Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2014. Diunduh profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf tanggal 22 September
2016
 Saing JH(2005). Hipertensi pada Remaja. Sari Pediatri. 6(4): 159–165.
 Hartono A(2013). Dasar-dasar Patofisiologi Penyakit. Edisi Pertama. Tangerang
Selatan: Binarupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai