Anda di halaman 1dari 16

CASE REPORT

KOLELITIASIS
M. Radhiatul Hakiki1 Dasril Efendi2
1
Penulis untuk Korespondensi: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau,
Alamat: Jl. Naga Sakti, E-mail: radiatulhakiki28@gmail.com
2
Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Abstrak
Pendahuluan: Kolelitiasis merupakan gabungan dari beberapa unsur yang
membentuk suatu material mirip batu yang dapat ditemukan dalam kandung
empedu (kolelitiasis) atau di dalam saluran empedu (koledokolitiasis) atau pada
kedua-duanya.
Laporan Kasus: Ny N usia 58 tahun datang RSUD AA pada tanggal 07
Desember 2018. 1 bulan SMRS pasien mengeluhkan nyeri perut bagian kanan
atas yang hilang timbul. Nyeri dirasakan seperti ditekan, menjalar ke pinggang
kanan, nyeri tidak dipengaruhi dengan makanan. Keluhan disertai dengan mual
dan muntah. Mual dan Muntah setiap nyerinya muncul, muntah berisi makanan,
darah (-). Keluhan disertai dengan demam, demam yang tidak terlalu tinggi, dan
bertambah setiap harinya, bola mata berwarna kekunigan, BAK pasien berwarna
teh pekat, BAB tidak pucat. Nafsu makan berkurang (-), penurunan berat badan (-
). Pada pemeriksaan status generalis ditemukan pasien tampak sakit ringan, suhu
36,2 0C dan skala nyeri 5 (VAS). Pada pemeriksaan fisik didapatkan murphy’s
sign (+). Pemeriksaan penunjang pada USG didapatkan kesan kolelitiasis
Kesimpulan: Pasien didiagnosis kolesistitis ec kolelitiasis ditatalaksana non
farmakologi dengan IVFD RL 20 tpm, diet makanan lunak yang rendah lemak,
kolesistektomi. Sementara terapi farmakologi Paracetamol tab 500 mg 3x1.
Key Words: Kolelitiasis, Kolesistitis

PENDAHULUAN batu kolesterol, pigmen cokelat dan


Kolelitiasis (Batu empedu) pigmen hitam. Terdapat 3 spektrum
merupakan masalah gastrointestinal tahapan kolelitiasis yakni
yang sering dijumpai. Batu empedu asimtomatik, simtomatik dan
merupakan endapan dari komponen kolelitiasis dengan komplikasi.
empedu, dimana batu empedu Gejala klinis spesifik untuk
tersebut dapat digolongkan menjadi mendiagnosis kolelitiasis adalah

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 1


CASE REPORT

kolik bilier. Pilihan utama terapi merupakan tempat fundus


kolelitiasis simtomatik adalah bersentuhan dengan dinding anterior
kolesistektomi, sementara kolelitiasis abdomen setinggi ujung cartilage
asimtomatik cenderung tidak costalis IX dextra. Corpus terletak
memerlukan terapi.1 dan berhubungan dengan facies
visceralis hepar dan arahnya ke atas,
TINJAUAN PUSTAKA belakang dan kiri. Collum
ANATOMI DAN FISIOLOGI dilanjutkan sebagai ductus cysticus
yang panjangnya 1-2 cm dan dinding
lumennya mempunyai katup
berbentuk spiral (katup Heister) yang
memudahkan cairan empedu
mengalir masuk ke dalam kandung
empedu, tetapi menahan aliran
keluarnya. Ductus cysticus akan
bersatu dengan ductus hepaticus
yang berasal dari hepar dan
Gambar 1. Anatomi Kandung membentuk ductus choledokus
Empedu kemudian bertemu ductus
Kandung empedu adalah pancreaticus menuju ke duodenum
sebuah kantong berbentuk buah pir dan membentuk ampulla vater.2
yang terletak pada permukaan bawah Peritoneum meliputi seluruh
hepar. Kandung empedu mempunyai bagian fundus dan menghubungkan
kemampuan menampung cairan corpus serta collum dengan facies
empedu sebanyak 30-50 ml dan visceralis hepar. Pada bagian anterior
menyimpannya serta memekatkan terhubung dengan dinding anterior
cairan empedu dengan cara abdomen dan facies visceralis hepar.
mengabsorbsi air. Kandung empedu Sementara bagian posterior
dibagi menjadi fundus, corpus dan berhubungan dengan colon
collum. Fundus berbentuk bulat dan transversum dan pars superior et
biasanya menonjol dibawah margo descenden duodenum. Vesica biliaris
inferior hepar, penonjolan ini diperdarahi oleh arteri cystica,

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 2


CASE REPORT

cabang arteri hepatica dextra dan makanan berlemak. Hormon ini


aliran balik melewati vena cystica merangsang nervus vagus sehingga
yang bermuara ke vena porta. Saraf kandung empedu berkontraksi,
simpatis dan parasimpatis vesica sfingter relaksasi dan empedu
biliaris membentuk plexus mengalir ke duodenum.3
coeliacus.2
Cairan empedu diproduksi DEFINISI DAN EPIDEMIOLOGI
oleh sel hepatosit sebanyak 500-1500 Kolelitiasis merupakan
ml per hari. Diluar waktu makan, gabungan dari beberapa unsur yang
empedu disimpan sementara di membentuk suatu material mirip batu
dalam kandung empedu dan yang dapat ditemukan dalam
mengalami pemekatan. kandung kandung empedu (kolelitiasis) atau
empedu berperan sebagai resevoir di dalam saluran empedu
empedu dengan kapasitas sekitar 50 (koledokolitiasis) atau pada kedua-
ml. Untuk membantu proses duanya.4
pemekatan, mukosa kandung Hasil otopsi di Amerika
empedu mempunyai lipatan-lipatan Serikat, kejadian batu empedu lebih
permanen yang satu sama lain saling banyak ditemukan pada perempuan
berhubungan, sehingga permukaanya daripada laki-laki. Peneltian di
tampak seperti sarang tawon. Sel- sel Denmark menunjukkan insidensi
thorak yang membatasinya juga kolelitiasis meningkat sesuai dengan
mempunyai banyak mikrovilli yang peningkatan usia. Sementara di
mempermudah pemekatan.3 Indonesia, penelitian yang dilakukan
Pengaliran cairan empedu pada 51 pasien, didapatkan 73%
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu menderita batu pigmen dan 27%
sekresi empedu oleh hati, kontraksi sisanya menderita batu kolesterol.5
kandung empedu, dan tahanan
sfingter koledokus. Setelah makan, ETIOPATOGENESIS
kandung empedu akan berkontraksi 1. Batu Kolesterol
akibat dikeluarkannya hormon Batu kolesterol mengandung
kolesistokinin yang disekresikan sekitar 70% kristal kolesterol dan
mukosa usus halus atas rangsangan sisanya merupakan kalsium

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 3


CASE REPORT

karbonat, kalsium palmitat dan empedu juga berperan dalam


kalsium bilirubinat. Batu kolesterol pertumbuhan batu.4
hampir selalu terbentuk di dalam 2. Batu Pigmen Cokelat
kandung empedu. Proses Batu pigmen cokelat sering
pembentukannya melalui empat juga disebut batu bilirubin yang
tahap, yaitu penjenuhan empedu oleh mengandung kalsium bilirubinat dan
kolesterol, pembentukan nidus, kadar kolesterol kurang dari 25%.
kristalisasi dan pertumbuhan batu. Umumnya batu pigmen cokelat ini
Penjenuhan empedu disebabkan oleh terbentuk di saluran empedu dalam
bertambahnya sekresi kolesterol pada keadaan empedu yang terinfeksi.
keadaan obesitas, diet tinggi Batu pigmen cokelat biasanya
kolesterol dan pemakaian obat yang ditemukan dengan ukuran diameter
mengandung estrogen. Dapat pula kurang dari 1 cm, berwarna cokelat
terjadi karena penurunan relatif asam kekuningan, lembut dan kasusnya
empedu akibat gangguan absorbsi di sering dijumpai di daerah Asia. Batu
ileum atau gangguan daya ini terbentuk akibat faktor stasis dan
pengosongan primer kandung infeksi saluran empedu. Stasis dapat
empedu. Penjenuhan kolesterol yang disebabkan oleh disfungsi sphincter
berlebihan tidak akan membentuk Oddi, striktur ductus, operasi bilier
batu kecuali jika ada nidus dan dan parasit. Pada infeksi empedu,
proses lain yang menimbulkan kelebihan aktivitas enzim β-
kristalisasi. Nidus berasal dari glucuronidase dari bakteri berperan
pigmen empedu, mukoprotein, dalam patogenesis batu pigmen.
lendir, bakteri atau benda asing lain. Hidrolisis bilirubin oleh enzim
Setelah kristalisasi meliputi suatu tersebut akan membentuk bilirubin
nidus, akan terbentuklah batu. tak terkonjugasi yang akan
Pertumbuhan batu terjadi karena mengendap sebagai kalsium
pengendapan kristal kolesterol di bilirubinat. Enzim β-glucuronidase
atas matriks inorganik dan berasal dari kuman E.coli dan kuman
kecepatannya ditentukan oleh lainnya di saluran empedu. Biasanya
kecepatan relatif pelarutan dan pada pasien batu pigmen cokelat,
pengendapan. Statis kandung tidak ditemukan empedu yang jenuh

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 4


CASE REPORT

dengan kolesterol, namun ditemukan kanan atas ataupun prekordium.


konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi Nyeri kolik bilier berlangsung lebih
yang tinggi.4 dari 15 menit dan menghilang setelah
3. Batu Pigmen Hitam beberapa jam kemudian. Nyeri
Batu tipe ini banyak dijumpai kebanyakan timbul perlahan-lahan,
pada pasien dengan anemia dapat menyebar ke punggung bagian
hemolitik kronik atau sirosis hati tengah, skapula dan puncak bahu
dengan patogenesis yang belum yang disertai mual dan muntah. Jika
jelas. Sebagian besar pembentuk batu terjadi kolesistitis, keluhan nyeri
pigmen hitam ini adalah derivat menetap dan bertambah saat menarik
polimerase bilirubin dan kurang dari napas dalam dan juga saat kandung
10% kolesterol. Batu ini terbentuk empedu tersentuh ujung jari tangan
dalam kandung empedu dengan sehingga pasien berhenti menarik
keadaan empedu yang steril. Batu napas. Hal tersebut merupakan tanda
empedu jenis ini umumnya perangsangan peritoneum lokal
berukuran kecil dan hitam dengan (Murphy’s sign). Jika terdapat batu
permukaan yang kasar.4 di ductus choledokus, akan
ditemukan juga tanda sepsis seperti
DIAGNOSIS
demam dan menggigil bila terjadi
Kasus kolelitiasis
kolangitis. Urin akan terlihat
asimtomatik ditemukan 2/3 dari
berwarna gelap, dijumpai ikterus dan
penderita kolelitiasis keseluruhan,
pruritus pada daerah tungkai.4
yang diketahui secara kebetulan
Batu kandung empedu
melalui pemeriksaan ultrasonografi
biasanya baru akan menimbulkan
ataupun foto polos abdomen dan
kelainan pada pemeriksaan fisik jika
perabaan saat operasi. Sebelumnya,
sudah terjadi komplikasi seperti
penderita hanya akan mengeluhkan
kolesistitis akut, peritonitis, hidrops
intoleransi terhadap makanan
kandung empedu ataupun empiema
berlemak atau dapat pula
kandung empedu. Kelainan yang
memperlihatkan gejala dispepsia.4
akan ditemukan berupa nyeri tekan
Keluhan utama pada
pada punktum maksimum kandung
penderita simtomatik dapat berupa
empedu. Murphy’s sign positif
nyeri di daerah epigastrium, kuadran

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 5


CASE REPORT

apabila nyeri tekan bertambah saat serum dan kadar amilase serum
pasien menarik napas panjang biasanya meningkat sedang setiap
kemudian kandung empedu yang kali terjadi serangan akut.4
meradang tersentuh ujung jari tangan Foto polos abdomen posisi
pemeriksa sehingga pasien berhenti upright dan supine dapat membantu
menarik napas.4 dalam menegakkan diagnosis
Batu saluran empedu tidak penyakit batu empedu. Batu pigmen
menimbulkan gejala dalam fase hitam mengandung kalsium yang
tenang. Namun, kadang hati menjadi dapat dilihat pada foto polos
teraba dan ditemukan sklera ikterik. abdomen. Temuan udara di saluran
Apabila timbul serangan kolangitis empedu dapat mengindikasikan
yang disertai obstruksi, akan perkembangan fistula
ditemukan gejala klinis sesuai choledochoenteric atau kolangitis
dengan derajat kolangitis tersebut. dengan organisme pembentuk gas.
Kolangitis akut ringan sampai Kalsifikasi di dinding kandung
sedang biasanya ditandai tengan trias empedu atau disebut kandung
Charcot, yaitu demam menggigil, empedu porselen menandakan
nyeri di daerah hati dan juga ikterus. kolesistitis kronis yang berat. Peran
Apabila bertambah berat akan timbul utama foto polos adalah untuk
5 gejala pentade Reynold berupa tiga mengevaluasi pasien dengan dugaan
gejala trias Charcot ditambah syok penyakit batu empedu dan
dan gangguan mental atau penurunan menyingkirkan penyebab lain dari
kesadaran.4 nyeri perut akut, seperti obstruksi
Batu kandung empedu yang usus, perforasi viseral, batu ginjal
asimtomatik umumnya tidak ataupun pankreatitis kalsifikasi
menunjukkan kelainan pada kronis.6
pemeriksaan laboratorium. Apabila
terjadi peradangan akut dapat terjadi
leukositosis, kemudian diikuti
kenaikan ringan bilirubin serum
akibat penekanan ductus choledokus
oleh batu. Kadar fosfatase alkali

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 6


CASE REPORT

Gambar 2. Foto Polos Abdomen Endoscopic ultrasound (EUS)


merupakan pemeriksaan yang akurat
Pemeriksaan ultrasonografi
dengan teknik non-invasif untuk
merupakan prosedur pilihan karena
mengidentifikasi batu di distal ductus
dinilai memiliki derajat sensitifitas
choledokus. Sensitifitas dan
dan spesifisitas yang tinggi untuk
spesitifitas EUS dilaporkan mencapai
mendeteksi batu empedu. Terutama
85-100%.6
untuk batu empedu yang lebih besar
Pemeriksaan Computed
dari 2 mm, namun kurang sensitif
Tomography Scanner (CT Scan)
untuk mikrolitiasis. Batu empedu
diandalkan untuk melihat batu di
bersifat ekogenik di kandung
distal ductus choledokus dan menilai
empedu dan bergerak mengikuti
komplikasi dari penyakit kandung
perubahan posisi. Bila kandung
empedu. Meskipun CT scan lebih
empedu benar-benar penuh dengan
mahal dan kurang sensitif
batu empedu, manifestasi yang
dibandingkan ultrasonografi untuk
terlihat jelas adalah garis ekogenik
mendeteksi batu empedu.6
ganda dengan bayangan akustik.
Batu yang terdapat di ductus
choledokus distal kadang sulit
terdeteksi karena terhalang oleh
udara di dalam usus. Ultrasonografi
sangat berguna untuk mendiagnosis
kolesistitis akut tanpa komplikasi,
Gambar 4. CT Scan
dengan gambaran berupa penebalan
Magnetic Resonance Imaging
dinding kandung empedu (> 5 mm),
(MRI) dan Magnetic Resonance
cairan pericholecystic dan distensi
Cholangiopancreatography (MRCP)
kandung empedu (> 5 cm).6
merupakan pemeriksaan pencitraan
yang sangat baik dan tidak invasif
untuk mengidentifikasi batu saluran
empedu. Keduanya
direkomendasikan sebagai

Gambar 3. USG Abdomen pemeriksaan pencitraan sekunder

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 7


CASE REPORT

jika tidak didapatkan gambaran maupun ekstra-abdominal yang


ultrasound yang jelas.6 menyebabkan nyeri abdomen bagian
atas. Hal tersebut seperti penyakit
ulkus peptik, pankreatitis, hepatitis,
dispepsia, Gastroesophageal Reflux
Disease (GERD), Irritable Bowel
Syndrome (IBS), spasme esofagus,
pneumonia, nyeri dada karena
Gambar 5. MRCP penyakit jantung, ketoasidosis
Endoscopic Retrograde diabetik, apendisitis, striktura ductus
Cholangiopancreatography (ERCP) biliaris, kolangiokarsinoma,
merupakan pemeriksaan yang dapat kolesistitis ataupun kanker
menggambarkan saluran empedu. pankreas.6
Pemeriksaan ini dilakukan dengan
memasukkan endoskop ke dalam KOMPLIKASI
duodenum dan ampulla vater. Kolesistitis akut merupakan
Larutan kontras radioopak di komplikasi penyakit batu empedu
masukkan ke dalam ductus biliaris, yang paling umum dan sering
lalu batu akan terlihat sebagai filling menyebabkan kedaruratan abdomen.
defect.6 Peradangan akut dari kandung
empedu berkaitan dengan obstruksi
ductus cysticus ataupun
infundibulum. Pada 20% kasus,
dapat teraba massa. Kebanyakan
pasien dengan komplikasi ini
akhirnya memerlukan tata laksana
Gambar 6. ERCP operatif. Sementara itu, batu ductus
choledokus biasanya disertai dengan
DIAGNOSIS BANDING
bakterobilia pada 75% persen pasien.
Sebelum menegakkan
Adanya obstruksi saluran empedu
diagnosis kolelitiasis, dapat
dapat menimbulkan kolangitis akut
dipertimbangkan kemungkinan
yang dapat berlanjut menjadi abses
adanya patologi intra-abdominal

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 8


CASE REPORT

hati. Migrasi batu empedu kecil ESWL merupakan prosedur


melalui ampulla vater ke ductus dengan dasar terapi disintegrasi batu
pancreaticus dapat menyebabkan empedu agar menjadi partikel yang
pankreatitis. Batu empedu yang lebih kecil. Hal ini bertujuan agar
tersangkut dalam ampulla vater akan kelarutannya dalam asam empedu
menyebabkan ikterus obstruktif.7,8 meningkat serta pengeluarannya
melalui ductus cysticus dengan
PENATALAKSANAAN
kontraksi kandung empedu menjadi
1. Non Operatif
lebih mudah.10
a. Disolusi Kolesterol
2. Operatif
Asam ursodeoksikolat
Tatalaksana operatif yang
(Ursodiol) dosis 8-10 mg/kg BB/hari
sering digunakan adalah
PO adalah agen pelarut batu empedu
kolesistektomi. Indikasi
yang sesuai diberikan pada penderita
dilakukannya adalah: (1) Batu besar
batu kolesterol yang tidak
(Diameter > 20 mm), karena dapat
terkalsifikasi dengan diameter batu
menyebabkan kolesistitis akut dan
yang kurang dari 20 mm. Namun,
(2) Kalsifikasi kandung empedu,
pemberian ursodiol kurang tepat
karena sering berhubungan dengan
untuk pasien dengan batu pada
karsinoma.11
saluran empedu dan pasien dengan
a. Kolesistektomi Terbuka
komplikasi kolesistitis akut yang
Operasi ini merupakan
memerlukan tindakan segera.
standar untuk penanganan pasien
Ursodiol bekerja dengan menekan
dengan batu empedu simtomatik.
sintesis dan sekresi kolesterol serta
Indikasi yang paling umum untuk
menginhibisi absorpsi kolesterol di
kolesistektomi adalah kolik biliaris
usus. Pengobatan dengan ursodiol
rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut.
membutuhkan waktu 6-18 bulan
Komplikasi yang berat jarang terjadi,
untuk mencapai keberhasilan dan
meliputi trauma ductus choledokus,
memiliki angka kekambuhan sebesar
perdarahan dan infeksi. Angka
50% dalam 5 tahun.9
kematian pasien yang menjalani
b. Extracorporeal Shock Wave
prosedur ini pada tahun 1989 secara
Lithotripsy (ESWL)
keseluruhan adalah 0,17%.11

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 9


CASE REPORT

b. Kolesistektomi Laparoskopi dipengaruhi dengan makanan.


Prosedur ini merupakan yang Keluhan disertai dengan mual dan
paling umum dikerjakan terhadap muntah. Mual dan Muntah setiap
batu empedu tanpa komplikasi nyerinya muncul, muntah berisi
berupa kolesistitis akut. Namun, makanan, darah (-). Keluhan disertai
seiring bertambahnya pengalaman dengan demam, demam yang tidak
dan modernisasi instrumen, ahli terlalu tinggi, dan bertambah setiap
bedah mulai dapat melakukan harinya, keluhan disertai dengan
tindakan ini pada keadaan kolesistitis menggigil namun tidak berkeringat
akut. Kelebihannya dibandingkan banyak. Bola mata berwarna
prosedur konvensional meliputi nyeri kekuningan (+) Batuk (-), nyeri saat
pasca operasi lebih minimal, menelan (-) nyeri dibelakang bola
pemulihan lebih cepat, hasil mata (-), sakit dipersendian (-), BAK
kosmetik lebih baik, perawatan lebih pasien berwarna seperti teh pekat,
singkat di rumah sakit dan biaya tidak nyeri saat kencing. BAB tidak
lebih murah.11 pucat dan tidak ada warna
kehitaman. Nafsu makan berkurang
LAPORAN KASUS (-), penurunan berat badan (-).
Pasien Ny N usia 58 tahun, masuk Kemudian pasien berobat
RSUD AA pada tanggal 07- kepuskesmas dan dirujuk RS
Desember-2018. Thamrin dan dikatakan adanya batu
empedu, kemudian pasien dirawat
Anamnesis selama 6 hari dan karena masalah
Keluhan Utama administrasi pasien dirujuk ke poli
Nyeri perut kanan atas yang bedah RS RSUD AA untuk
sejak 1 bulan SMRS. dilakukan tindakan operasi.
Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Penyakit Dahulu
1 bulan SMRS pasien Penyakit kuning (-),
mengeluhkan nyeri perut bagian kolesterol tinggi (-), tekanan darah
kanan atas yang hilang timbul. Nyeri tinggi (+) sejak 1 tahun dan rutin
dirasakan seperti ditekan, menjalar makan obat amlodipin, kencing
ke pinggang kanan, nyeri tidak manis (-), penyakit jantung (-).

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 10


CASE REPORT

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga Keluar darah dari mulut (-), mukosa
Keluarga pernah mengalami bibir kering (-) dan sianosis (-).
keluhan yang sama (-), penyakit Pembesaran kelenjar getah bening
kuning (-), kolesterol tinggi (-), dileher (-), JVP 5±1 cmH2O.
tekanan darah tinggi (+), kencing Pemeriksaan Toraks Paru
manis (-), penyakit jantung (-).  Inspeksi: Normochest,
Riwayat Pekerjaan, Sosial, pergerakan dinding dada
Ekonomi, Kejiwaan dan simetris kanan dan kiri.
Kebiasaan  Palpasi: Vokal fremitus kanan
Pasien seorang rumah tangga. normal dan kiri normal.
Tidak pernah mengkomsumsi  Perkusi: Sonor seluruh
alkohol. lapangan paru, batas paru
hepar SIK VI.
Pemeriksaan Fisik  Auskultasi: Suara nafas
Pemeriksaan Umum vesikuler (+/+), suara nafas
Pasien tampak sakit ringan, tambahan: Ronki (-/-),
kesadaran komposmentis, wheezing (-/-).
pemeriksaan tanda vital Pemeriksaan Toraks Jantung
menunjukkan tekanan darah 140/80  Inspeksi: Iktus kordis tidak
mmHg, nadi 78 x/menit, irama terlihat.
regular dengan pengisian penuh serta  Palpasi: Iktus kordis teraba di
kuat angkat, nafas 18 x/menit, suhu 1 jari medial linea
0
36,2 C, BB: 56 kg, TB: 150 cm, midklavikula sinistra SIK V.
2
IMT: 24,9 kg/m (Normoweight),  Perkusi: Batas kanan jantung
skala nyeri 7 (VAS).
linea sternalis dextra dan batas
Pemeriksaan Kepala dan Leher kiri jantung 1 jari medial linea
Pada mata terlihat
midklavikula sinistra.
konjungtiva anemis (-/-), sklera
 Auskultasi: HR 78 x/menit,
ikterik (-/-), mata cekung (-/-).
M1>M2, A2>A1, P2>P1.
Keluar cairan dari telinga (-), darah
Irama reguler, murmur (-),
(-). Keluar cairan dari hidung (-),
gallop (-)
darah (-) dan nafas cuping hidung (-).

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 11


CASE REPORT

Pemeriksaan Abdomen  MCV 82,8 fl


 Inspeksi: Perut datar (+),  MCH 27,3 pg
venektasi vena (-),distensi (-).  MCHC 32,9 g/dl
 Auskultasi: Bising usus (+) 8 Pemeriksaan Kimia Darah (17
x/menit. November 2018)
 Palpasi: Supel (+), hepar tidak  Glukosa darah sewaktu 100
teraba, limpa tidak teraba, mg/dl
nyeri tekan (-), nyeri lepas (-),  Ureum 9 mg/dl
murphy’s sign (+).  Kreatinin 0,5 mg/dl
 Perkusi: Timpani pada seluruh  AST 19 u/l
lapangan abdomen (+),  ALT 13 u/l
 Nyeri ketok CVA (-/-) kanan
dan kiri. Pemeriksaan USG Abdomen (13
Pemeriksaan Ekstremitas November 2018)
 Pada ekstremitas superior dan  Kesan: Kolelitiasis. Hepar,
inferior ditemukan akral hangat pankreas, ginjal dan kandung
(+), edema (-) dan CRT < 2 kemih tidak tampak kelainan.
detik. Jaundice (-).

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Rutin (17
November 2018)
 Hemoglobin 12,7 g/dl
 Eritrosit 4,65 x 106 /mm3
 Leukosit 10,99 x 103 /mm3
 Trombosit 410 x 103 /mm3
 Hematokrit 38,6 %
 Eosinofil 6,6 %
Gambar 6. Hasil USG Abdomen
 Basofil 0,6 %
 Neutrofil 54,5 %
 Limfosit 32,8 %
 Monosit 5,8 %

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 12


CASE REPORT

Resume FOLLOW UP
Seorang perempuan berusia 58 tahun 08 Agustus 2018
dengan keluhan nyeri perut kanan S: Nyeri pada daerah operasi (+)
atas sejak 1 bulan SMRS O:
Anamnesis TD : 140/80 mmHg
Kolik abdomen Nadi : 104 x/menit
Mual muntah Suhu : 36,2oC
Febris RR :24 x/menit
Bola mata kekuningan Skala nyeri 7 (VAS),
Pemeriksaan Fisik A:
Murphy sign (+) Post tindakan kolesistektomi hari 1
Pemeriksaan Penunjang dengan indikasi kolesistitis akut ec
USG : Kolelitiasis. Hepar, pankreas, kolelitiasis
ginjal dan kandung kemih tidak P
tampak kelainan. Non Farmakologi
Daftar Masalah IVFD RL 1500 cc/24 jam
 Kolesistitis akut ec Kolelitiasis Tirah baring
Rencana Pemeriksaan ML 1700 kkal, rendah lemak
 ALP Farmakologi
 Gamma GT Injeksi Ranitidine 40 mg 2x1

 Profil Lipid Injeksi Ketorolac 30 mg 2x1

Penatalaksanaan Injeksi Cefazolin 500 mg 2x1

Non Farmakologi
10 Agustus 2018
 IVFD RL 20 tpm S: Nyeri pada daerah operasi ( )
 Diet rendah lemak. O:
 Cholecystectomy TD : 140/80 mmHg
Farmakologi Nadi : 80 x/menit
 Paracetamol tab 500 mg 3x1 Suhu : 36,2oC
RR :24 x/menit
Skala nyeri 8 (VAS)

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 13


CASE REPORT

A: PEMBAHASAN
Post tindakan kolesistektomi hari 3 Diagnosis kolesistitis ec
dengan indikasi kolesistitis akut ec kolelitiasis ditegakkan pada pasien
kolelitiasis ini berdasarkan hasil anamnesis,
P pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
Non Farmakologi penunjang. Pada anamnesis
IVFD RL 1500 cc/24 jam didapatkan keluhan pasien nyeri
Tirah baring pada perut kanan atas yang menjalar
ML 1700 kkal, rendah lemak hingga pinggang kanan, mual,
Farmakologi muntah dan demam. Hal ini
Injeksi Ranitidine 40 mg 2x1 menandakan adanya kolesistitis
Injeksi Ketorolac 30 mg 2x1 sesuai dengan defenisinya yaitu
Injeksi Cefazolin 500 mg 2x1 kolesistitis merupakan reaksi
inflamasi akut dinding kandung
11 Agustus 2018
empedu yang disertai keluhan nyeri
S: Nyeri pada daerah operasi ( )
perut kanan atas, nyeri tekan dan
O:
demam. Demam pada pasien ini
TD : 140/70 mmHg
dapat dicurigai akibat terlibatnya
Nadi : 76 x/menit
mikroorganisme E. Coli, Klebsiella
Suhu : 36,2oC
sp, Streptococcus grup D,
RR :24 x/menit
Staphylococcus sp dan Clostridium
Skala nyeri 8 (VAS)
sp. Endotoxin yang dihasilkan oleh
A:
organisme-organisme tersebut dapat
Post tindakan kolesistektomi hari 4
menyebabkan hilangnya lapisan
dengan indikasi kolesistitis akut ec
mukosa, perdarahan, perlekatan
kolelitiasis
fibrin, yang akhirnya menyebabkan
P
iskemia dan selanjutnya nekrosis
Pulang
dinding kandung empedu.12
Pada pemeriksaan fisik
ditemukan murphy’s sign yang
positif. Inflamasi dinding kandung
empedu pada pasien ini disebabkan

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 14


CASE REPORT

oleh adanya batu dalam kandung lebih adekuat seperti injeksi


empedu yang memunculkan gejala ketorolac amp 30 mg/ml 2x1,
nyeri perut kanan atas yang menjalar sementara keluhan mual muntah
ke pinggang kanan, Hal ini didukung dapat diberikan domperidon tab 10
dengan ditemukannya trias Charcot mg 3x1. Untuk mengatasi keadaan
pada pemeriksaan fisik. Pada kolelitiasis secara konservatif dapat
pemeriksaan penunjang berupa USG diberikan ursodiol tab 250 mg 2x1
abdomen didapatkan batu pada setelah dilakukan konfirmasi
kandung empedu. pemeriksaan profil lipid serta
Untuk penatalaksanaan, pemberian antispasmodik berupa
meskipun pada akhirnya intervensi injeksi Hyoscine N-Butil Bromide 20
bedah tetap merupakan terapi utama mg/ml saat muncul serangan kolik.
untuk kolelitiasis dan komplikasinya,
namun diperlukan periode stabilisasi DAFTAR PUSTAKA
dan perbaikan keadaan akut di rumah 1. Keshav K, Chahal MS, Joshi
sakit sebelum dilakukan tindakan H.S, Kashmir S, Agarwal R.
pembedahan kolesistektomi. Prevalece of Different Types
Pada pasien diberikan terapi Gallstone in The Patient with
yang berguna untuk menghilangkan Cholelithiasis at Rohilkhan
gejala simpotamik seperti nyeri, Medical College and
mual dan demam serta diberikan Hospital. Intl J Contemp
antibiotik ceftriaxone sesuai dengan Surg. 2015:3(1):1-4.
pemberian antibiotik pada fase awal 2. Snell, Richard. Anatomi
sangat penting untuk mencegah Klinik untuk Mahasiswa
komplikasi seperti peritonitis, Kedokteran. Edisi 6. Jakarta:
kolangitis dan septisemia. Golongan Penerbit Buku Kedokteran
ampisilin, sefalosporin dan EGC. 2007; 245-246.
metronidazol merupakan antibiotik 3. Guyton AC, Hall JE. Sistem
pilihan terhadap kuman-kuman yang Saluran Empedu. Dalam:
umum terdapat pada kolesistitis akut. Buku Ajar Fisiologi
Pengobatan medikamentosa Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:
sebaiknya melibatkan anti nyeri yang

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 15


CASE REPORT

Penerbit Buku Kedokteran Biliary Tract. Dalam:


EGC. 1997; 1028-1029. Sabiston Textbook of
4. Sjamsuhidayat R, de Jong W. Surgery. Edisi 17.
Kolelitiasis. Dalam: Buku Pennsylvania: Elsevier. 2004.
Ajar Ilmu Bedah. Edisi 4. 9. Njeze GE. Gallstones. Niger
Jakarta: Penerbit Buku J Surg. 2013;19(2):45–55.
Kedokteran EGC. 2014. 10. Sarr MG, Cameron JL.
5. Girsang JH, Hiswani, Jemadi. Sistem Empedu. Dalam:
Karakteristik Penderita Buku Ajar Bedah Esentials of
Kolelitiasis yang Dirawat Surgery. Edisi 2. Jakarta:
Inap di Rumah Sakit Santa Penerbit Buku Kedokteran
Elisabeth Medan pada Tahun EGC. 1996.
2010-2011. J Gizi, Kesehatan 11. Fried GM, Feldman LS,
Reproduksi dan Klassen DR.
Epidemiologi. 2012;1(1). Cholecystectomy and
6. Heuman DM. Gallstones Common Bile Duct
(Cholelithiasis). Dalam: Exploration. Dalam: ACS
Medscape. 2017. Surgery. Edisi 6. 2007.
7. Hunter JG. Gallstones 12. Isselbacher KJ, Braunwald E,
Diseases. Dalam: Schwart’s Martin JB, Fauci AS, Kasper
Principles of Surgery. Edisi DL. Harrison: Prinsip-Prinsip
8. Amerika Serikat: McGraw- Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
Hill Companies. 2007;826- 13. Jakarta: Penerbit Buku
42. Kedokteran EGC. 2009
8. Townsend CM, Beauchamp
RD, Evers BM, Mattox KL.

Ilmu Penyakit Dalam FK UR Desember 2018 Page 16

Anda mungkin juga menyukai