PERPAJAKAN
Setiawan Mahardika
D3 AKUNTANSI
2017/2018
BAB 13
Jumlah dana di kas dan bank yang berlebihan dan tidak dimanfaatkan secara umum tidak
dibenarkan, sehingga dana tersebut dimanfaatkan dengan ditanamkan dalam bentuk surat-surat
berharga, atau sebagai investasi sekuritas. Bentuk investasi dalam surat berharga sangat
bermanfaat karena dapat segera dijual. Umunya syarat yang harus dipenuhi untuk digolongkan
sebagai pernyataan sementara yalah:
1. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para investor untuk memperoleh hasil yang
diharapkan (expected rate of return)
2. Memberikan kesempatan partisipasi masyarakat kepada perusahaan dalam kepemilikan
saham.
3. Sebagai sarana interaksi antara investor dengan perusahaan yang membutuhkan dana
4. Dapat menyediakan informasi yang akurat bagi investor.
Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia berupa surat berharga pasar
modal yang dapat di perinci sebagai berikut:
1. Saham, adalah bukti penyertaan atau kepemilikan seseorang di dalam suatu perusahaan
atau perseroan terbatas. Terdapat dua jenis kepemilikan ini yaitu saham atas nama saham
atas unjuk.
2. Obligasi, adalah surat pengakuan utang atas pinjaman yang diberikan kepada perusahaan
penerbit obligasi.
3. Derivatif dari efek merupakan kontrak finansial antara 2 (dua) atau lebih pihak-pihak
guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual assets/commodities yang dijadikan
sebagai obyek yang diperdagangkan pada waktu dan harga yang merupakan kesepakatan
bersama antara pihak penjual dan pihak pembeli.
a. Right (Klaim) adalah suatu proses penerbitan saham baru, yang mana hak yang
melekat untuk memesan saham baru tersebut terlebih dahulu diberikan kepada
pemegang saham yang lama. Di dalam undang-undang pasar modal, bukti right
diartikan sebagai hak memesan efek terlebih dahulu pada harga yang sudah
ditentukan dalam periode tertentu. Bukti right diterbitkan pada penawaran umum
terbatas, di mana saham baru ditawarkan pertama kali kepada pemegang saham lama.
Di pasar sekunder bukti right juga diperdagangkan dalam periode tertentu.
b. Waran adalah sebuah hak membeli saham biasa di waktu dan harga yang telah
ditentukan, umumnya hak waran dijual bersamaan dengan surat berharga lainnya
misalnya yaitu obligasi. Waran berfungsi sebagai daya tarik bagi pembeli obligasi.
Karena itulah waran biasanya melekat sebagai daya tarik pada penawaran umum
saham maupun obligasi. Umumnya harga pelaksanaan lebih rendah dibanding dengan
harga pasar saham.
c. Saham Dividen, keuntungan yang diproleh perusahaan dapat berbentuk uang tunai
maupun berwujud saham dividen. Perusahaan tidak membagi dividen secara tunai
tetapi memberikannya dalam bentuk saham baru.
d. Obligasi Konvertibel, yaitu obligasi yang dapat ditentukan dengan saham perusahaan
apabila obligasi tersebut setelah melewati jangka waktu tertentu atau masa tertentu
dengan perbandingan atau harga tertentu.
e. Saham Bonus, penerbitan saham bonus umumnya diberikan kepada pemegang saham
lama.
f. Reksa Dana, merupakan wadah yang digunakan menghimpun dana dari masyarakat
pemodal yantg diinvestasikan dalam portofolio oleh manajer investasi.
Contoh:
2. 1 februari 2018 dibeli 1,000 lembar saham preferen 20% dari PT.Bina dengan nominal
Rp10.000 per lembar kurs 110. Provisi dan materai dibayar Rp20.000. dividen dibayar
setiap akhir tahun. Pada tanggal 10 maret 2018 karena perusahaan membutuhkan uang
perusahaan menjual kembali sahamnya dengan kurs 112 dan biaya penjualan Rp20.000.
2) 1.000.000
Kas
1.000.000
Penghasilan bunga
3) 10.146.000
Kas
140.000
Rugi penjualan obligasi
10.120.000
Oblogasi PT.Anda
166.666
Penghasilan bunga (penjualan
obligasi perb 1desember 2012)
2. Bunga berjalan (1 mei s.d. 1 agustus) = 3/12 x 20% x Rp. 10.000.000 = Rp. 500.000
3. Bunga yang diperoleh sejak 1 mei s.d. 1 november = 6/12 x 20% x Rp. 10.000.000 =
Rp. 1.000.000
4. Perhitungan hasil penjualan.
Harga kurs 105/100 x Rp. 10.000.000 = Rp. 10.500.000
Biaya penjualan = Rp. 20.000
Hasil penjualan = Rp. 10.480.000
6. Bunga berjalan 1 november s.d. 31 desember = 1/6 x Rp. 1.000.000 = Rp. 166.666.
AKUNTANSI PAJAK
Prinsip yang berlaku dalam akuntansi komersial diikuti juga dalam akuntansi pajak.
Memang undang-undang pajak tidak mengatur tersendiri secara terperinci yang berkaitan
dengan investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek
dapat berbentuk surat berharga atau disebut sekuritas. Sekuritas ini mudah untuk diperjual
belikan. Perusahaan umumnya membeli sekuritas ini bukan semata mata bertujuan untuk
mencari keuntungan dari fluktuasi harga, tetapi lebih pada tujuan untuk memanfaatkan dana
yang tidak digunakan.
Untuk sekuritas saham seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, akuntansi komersial
memiliki alternatif dalam penilaian sekuritas yaitu:
1. Harga perolehan
2. Harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar.
Penilaian sekuritas ini serupa dengan penilaian persediaan. Untuk kepentingan akuntansi
pajak telah diatur dalam penjelasan pasal 10 ayat (6) undang-undang pajak penghasilan bahwa
penilaian persediaan barang hanya boleh menggunakan harga perolehan.
Atas pembelian surat berharga dipasar modal, biasanya akan diperoleh keuntungan berupa
bagian laba atau deviden dari sekuritas saham atau selisih kenaikan harga sekuritas obligasi.
Dalam hal penetapan penghasilan yang diperoleh dari sekuritas saham ini lebih banyak
dibahas dalam akuntansi penghasilan.
Terkait dengan sekuritas saham ini, dari sisi capital gain perlu dipahami pasal-pasal yang
mengatur seperti halnya pasal 4 ayat (3) huruf F undang-undang pajak penghasilan yang
menyatakan bahwa dividen atau bagian laba yang diterima oleh perseroan terbatas sebagai
wajib pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah,
dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia tidak dikategorikan sebagai objek untuk dikenakan pajak penghasilan dengan
syarat:
1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.
2. Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah yang
menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah
25% dari jumlah modal yang disetor.
Pajak penghasilan atas bunga obligasi yang dipungut tidak bisa dikapitalisasi, tetapi
pencatatannya dilakukan sebagai pajak yang dibayar dimuka yaitu Pph 23. Penghasilan yang
diperoleh atas investasi berupa obligasi ini berupa bunga atau capital gain (keuntungan karena
pelepasan) atau realisasi disagio (selisih antara nilai nominal dengan nilai perolehan). Aturan
perpajakan atas penghasilan dari bunga obligasi dan dividen dari saham yang diperdagangkan
di bursa mengacu pada undang-undang tidak termasuk kategori objek pajak penghasilan.
BAB 14
EKUITAS
BENTUK HUKUM DAN EKUITAS
Pengelompokan bentuk hukum dan jenis ekuita dapat di lakukan sebagai berikut:
2. Perusahaan swasta
a. Perusahaan perseorangan
Perusahaan ini tidak dikategorikan sebagai usaha hukum, dengan ekuitas yang tidak terbagi atas
saham. Oleh karena itulah harta pribadi pemilik perusahaan terkait pada utang piutang usaha.
b. Persekutuan perdata
Persekutuan ini bukan badan hukum , dan ekuitasnya tidak terdiri atas saham
c. Firma
Bentuk terima ekuitas tidak terbagi atas saham dan pola partner/anggota firma mempunyai
tanggung jawab atas kewajiban firma sebagai ekuitas perusahaannorang.
d. Commanditier vennotsehaap (CV)
CV sering disebut sebagai perseroan commanditier ekuitasnya harus di pisahkan antara persero aktif
dan persero commanditier. Untuk membedakan antara keduanya persero aktif bertindak aktif
sebagai pengurus CV sedangkan persero commanditier tanggungannya terbatas ekuitas yang disetor.
e. PT (perseroan terbatas)
Ekuitas PT terdiri aatas saham dengan tanggung jawab setiap persero yang terbatas jumlah ekuitas
saham yang disetor apabila PT telah di sahkan oleh Menteri kehakiman dan hak asasi manusia
3. Koperasi
Koperasi sebagai badan hukum yang ekuitasnya dari simpanan para anggota, tidak dapat di pindah
tangankan tetapi dapat diambil bila anggota keluar dari keanggotaan koperasi. Ekuitas koperasi ini
terdiri atas simpanan ekuitas, simpanan lain, peminjaman-peminjaman dan penyisishan hasil usaha
termasuk cadangan.
EKUITAS SAHAM
Sebagaimana telah diuraikan bahwa ekuitas saham bagian dari ekuitas dalam hal
pengungkapannya dalam ekuitas tersebut denga terbatas dan jelas mengelompokkan:
1. Ekuitas di setor
2. Saldo laba
3. Selisih penilaian kembali aset tetap
4. Ekuitas sumbangan
Secara umu ekuitas saham yang termasuk dalam akuntansi ekuitas untuk badan usaha
berbentuk perseroan terbatas yang diatur dalam PSAK 21 tahun 2007 ekuitas saham meliputi:
1. Saham preferen
2. Saham biasa
3. Tambahan ekuitas di setor
Untuk ekuitas yang berasal dari sumbangan disajikan sebagai bagian tambahan ekuitas di setor.
Dalam penyajian di neraca harus di lakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam akta
pendirian perusahaan ,peraturan yan berlaku, dan menggambarkan keuangan yang ada , sehingga
dalam neraca akan terlihat ekuitas dasar, ekuitas yang ditetapkan, ekuitas yang disetor, nilai nominal,
dan banyaknya saham untuk setiap jenis saham.
Jenis saham seperti di kemukakan di atas terdapat saham preferen yang memberikan hak
preferensi kepada pemegangnya berupa:
1. Pembagian aset terlebih dahulu pada saat berdiri;
2. Pembagian diuraikan dalam pembagian laba yang dapat berbentuk kumulatif dan tidak
kumulatif, partisipasi, dan tanpa partisipasi;
3. Convertible
Saham biasa tidak mempunyai hak lebih di bandingkan saham-saham lainnya, sedangkan
tambahan ekuitas di setor sebagai bagian dari ekuitas saham memuat dari berbagai macam unsur
penambah ekuitas seperti agio saham, tambahan ekuitas, dan perolehan kembali saham dengan
harga yang lebih murah daripada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan ekuitas
dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat
perolehannya, tambahan ekuitas dari perbedaan harus ekuitas disetor dan lain sebagainya (PSAK
No.21 Reformat Tahun 2007)
Dalam PSAK di atur pencatatan perubaahan ekuitas disetor PT dicatat berdasarkan;
1. Jumlah yang diterima
2. Setoran saham dalam bentuk uang sesuai transaksi nyata untuk jenis saham yang status dalam
bentuk rupiah pada akta pendiriannya, setoran saham tunai dalam bentuk mata uang asing di
nilai berdasarkan kurs yang berlaku;
3. Besarnya tagihan yang timbul atau kurang yang di konversi menjadi ekuitas;
4. Setoran saham dalam dividen saham dilakukan dengan harga wajar saham, yaitu harga dasar
tanggal transaksi untuk PT yang sahamnya terdaftar di bursa efek atau nilai wajar yang
disepakati rapat umum pemegang saham untuk saham yang tidak ada harga pasarnya;
5. Nilai wajar aset lancar kas yang diterima;
6. Setoran saham dalam bentuk barang , menggunakan nilai wajar aset bukan kas yang di serahkan
yaitu nilai appraisal atau tanggal transaksi yang disetujui dewan komisaris untuk saham yang
terdaftar di bursa efek.
Pencatatan dapat pula untuk penggunaan saham yang disetor yang lainnya akan di catat
berdasarkan:
1. Jumlah yang dibutuhkan; atau
2. Besarnya utang yang timbul; atau
3. Nilai wajar aset bahan kas yang di serahkan.
Untuk lebih jelasnya dalam mencatat dan melaporkannya dapat di ilustrasikan sebagai
berikut:
1. Pada tanggal 1 juni 2016 PT aditya setuju untuk mengeluarkan saham 10.000 lembar saham
biasa dengan nilai nominal Rp.100.000 per lembar. Sejumlah 4.000 lembar terjual seharga
Rp.450.000.000 tnai. Ayat jurnal
Kelebihan nilai diatas nilai nominal pada saat penempatan/penjualan dicatat dalam akuntansi
tambahan ekuitas di setor atau tahun “agio saham biasa”
2. Kemungkinan nilai nominal tidak ditetapkan , sehingga jumlah yang diterima tunai atas
penjualan tersebut tidak di catat dalam akun “tambahan ekuitas di setor” , tetapi akun “ekuitas
saham’ seperti di atas akan di jurnal
tgl akun Debit(Rp) Kredit (Rp)
Kas 450.000.000
Ekuitas saham 450.000.000
3. Dampak pula terjadi bahan penjualan saham tersebut berupa tanah yang senilai harha jual
saham Rp.450.000.000
tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Tanah 450.000.000
Ekuitas saham 400.000.000
Tambahan ekuitas 50.000.000
saham
4. Apabila harga pasar tanah ditetapkan sebesar Rp.425.000.000 dan harga pasar wajar saham
tidak di tetapkan, atau di jurnal.
Tgl akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Tanah 425.000.000
Ekuitas saham 400.000.000
Tambahan ekuitas 25.000.000
di setor
Pola umumnya kondisi demikian belum dicatat kecuali bentuk perusahaan yang go public.
Sebagai contoh PT. Arwana setuju untuk mengeluarkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai
nominal Rp.100.000 per lembar. Pada tanggal 1 november 2016 dijual 5.000 lembar dengan biaya Rp.
125.000 per saham dengan pembayaran awal 50%, sedangkan kekurangannya akan dibayar dalam
tenggang waktu 90 hari tepat jurnal yang disusun.
a. Saat penempatan
tgl akun Debit(Rp) Kredit (Rp)
Piutang atas 625.000.000
perusahaan
saham
Saham yang 500.000.000
dipesan
Tambahan ekuitas 125.000.000
1)
tanggal akun Debit(Rp) Kredit(Rp)
Kas dalambank 156.000.000
Piutang atas 156.000.000
pemesanan saham
2)
tanggal akun Debit(Rp) Kredit(Rp)
Sahamyang di pesan 250.000.000
Saham biasa 250.000.000