Anda di halaman 1dari 15

Tentang Jaminan

Kesehatan Masyarakat

Written by Administrator
Friday, 05 October 2007
a. Kebijakan Kesehatan yang Berpihak pada Masyarakat Miskin (Pro Poor Health
Policy)

Kemiskinan dan penyakit terjadi saling kait-mengkait, dengan hubungan yang tidak akan
pernah putus terkecuali dilakukan intervensi pada salah satu atau kedua sisi, yakni pada
kemiskinannya atau penyakitnya. Hal itu dapat dijelaskan dengan skema berikut.

Kemiskinan mempengaruhi kesehatan sehingga orang miskin menjadi rentan terhadap


pelbagai macam penyakit, karena mereka mengalami gangguan sebagai berikut:

1. menderita gizi buruk


2. pengetahuan kesehatan kurang
3. perilaku kesehatan kurang
4. lingkungan pemukiman buruk
5. biaya kesehatan tidak tersedia

Sebaliknya kesehatan mempengaruhi kemiskinan. Masyarakat yang sehat menekan


kemiskinan karena orang yang sehat memiliki kondisi sebagai berikut:
1. produktivitas kerja tinggi
2. pengeluaran berobat rendah
3. Investasi dan tabungan memadai
4. tingkat pendidikan maju
5. tingkat fertilitas dan kematian rendah
6. stabilitas ekonomi mantap

♣Beberapa data empiris global menemukan hubungan sebagai berikut:

• Kematian bayi keluarga miskin tiga kali lebih tinggi dari keluarga tidak miskin
• ♣Kematian balita keluarga miskin lima kali lebih tinggi dari keluarga tidak miskin
• Pertumbuhan ekonomi negara dengan tingkat kesehatan lebih baik (IMR antara
50-100/1000 kelahiran hidup) adalah 37 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
negara dengan tingkat kesehatan lebih buruk (IMR>150/1000 kelahiran hidup).
Uraian tentang alasan pentingnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin,
merupakan dorongan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan keharusan
mutlak untuk melaksanakan upaya peningkatan status kesehatan penduduk miskin.
Apalagi, memasuki era globalisasi ini, untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara dituntut
daya saing yang memerlukan sumberdaya manusia dengan kuantitas dan kualitas tinggi.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin mempunyai arti penting


karena 3 alasan pokok:

1. Menjamin terpenuhinya keadilan sosial bagi masyarakat miskin, sehingga pelayanan


kesehatan bagi masyarakat miskin mutlak mengingat kematian bayi dan kematian balita 3
kali dan 5 kali lebih tinggi dibanding pada keluarga tidak miskin. Di sisi lain
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat miskin, dapat mencegah
8 juta kematian sampai tahun 2010.
2. Untuk kepentingan politis nasional yakni menjaga keutuhan integrasi bangsa dengan
meningkatkan upaya pembangunan (termasuk kesehatan) di daerah miskin dan
kepentingan politis internasional untuk menggalang kebersamaan dalam memenuhi
komitmen global guna mnurunkan kemiskinan melalui upaya kesehatan bagi keluarga
miskin.
3. Hasil studi menunjukan bahwa kesehatan penduduk yang baik, pertumbuhan ekonomi
akan baik pula dengan demikian upaya mengatasi kemiskinan akan lebih berhasil.

Upaya-upaya pelayanan kesehatan penduduk miskin, memerlukan penyelesaian


menyeluruh dan perlu disusun strategi serta tindak pelaksanaan pelayanan kesehatan yang
peduli terhadap penduduk miskin. Pelayanan kesehatan peduli penduduk miskin meliputi
upaya-upaya sebagai berikut:

1. Membebaskan biaya kesehatan dan mengutamakan masalah-masalah kesehatan yang


banyak diderita masyarakat miskin seperti TB, malaria, kurang gizi, PMS dan pelbagai
penyakit infeksi lain dan kesehatan lingkungan.
2. Mengutamakan penanggulangan penyakit penduduk tidak mampu
3. Meningkatkan penyediaan serta efektifitas pelbagai pelayanan kesehatan masyarakat
yang bersifat non personal seperti penyuluhan kesehatan, regulasi pelayanan kesehatan
termasuk penyediaan obat, keamanan dan fortifikasi makanan, pengawasan kesehatan
lingkungan serta kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan penduduk tidak mampu
5. Realokasi pelbagai sumber daya yang tersedia dengan memprioritaskan pada daerah
miskin
6. Meningkatkan partisipasi dan konsultasi dengan masyarakat miskin. Masalah kesehatan
masyarakat bukan masalah pemerintah saja melainkan masalah masyarakat itu sendiri
karena perlu dilakukan peningkatan pemberdayaan masyarakat miskin.

b. Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang
Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan
terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup
sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Derajat
kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per
1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur
Harapan Hidup 70,5 Tahun (BPS 2007). Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih
rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan.
Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya
kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Untuk
menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan
untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh
Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT Askes (Persero) berdasarkan SK
Nomor 1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang penugasan PT Askes (Persero) dalam
pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin. Program ini dalam
perjalanannya terus diupayakan untuk ditingkatkan melalui perubahan-perubahan sampai
dengan penyelenggaraan program tahun 2008.. Perubahan mekanisme yang mendasar
adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana
langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari Kas Negara, penggunaan tarif
paket Jaminan Kesehatan Masyarakat di RS, penempatan pelaksana verifikasi di setiap
Rumah Sakit, pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi,
dan Kabupaten/Kota serta penugasan PT Askes (Persero) dalam manajemen kepesertaan.
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin yang
meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini berganti nama menjadi
JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT yang selanjutnya disebut JAMKESNAS
dengan tidak ada perubahan jumlah sasaran.

Tujuan Penyelenggaraan JAMKESMAS

Tujuan Umum :

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin
dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif
dan efisien.
Tujuan Khusus:
a. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan
kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit
b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel

Sasaran
Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia
sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan
lainnya.
Jaminan
Kesehatan

Pengertian
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) adalah suatu konsep atau metode
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna (preventif, promotif, rehabilitatif
dan kuratif) berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan yang berkesinambungan
dengan mutu yang terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara pra-upaya.
Pokok- Pokok
Pengaturan
Jamkesmas

Written by Administrator
Friday, 05 October 2007
Secara prinsip sama dgn penyelenggaraan sebelumnya (kecuali beberapa aspek teknis):
1. Nama Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) tahun 2008
2. Pendanaan berasal dari bersumber dari APBN sebagai dana Bantuan Sosial Sektor
Kesehatan.
3. Prinsip – prinsip Penyelenggaraan sebagai berikut :
a. Dana amanah dan dikelola secara nirlaba
b. Portabilitas dan Ekuitas
c. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara terstruktur berdasarkan kebutuhan medis yang
cos efektif
d. Iuran dijamin oleh pemerintah
e. Dikelola secara transparan dan akuntabel

Pengelolaan meliputi :

1. Tatalaksana kepesertaaan,
2. Tatalaksana pelayanan kesehatan,
3. Tatalaksana administrasi keuangan
4. Pengorganisasian dan manajemen

Upaya-upaya perbaikan di Tahun 2008 :

a. Pemisahan fungsi pengelola dan pembayar


b. Percepatan Pembayaran Klaim
c. Pembayaran langsung ke rekening RS
d. Diberlakukannya Paket Pelayanan (INA-DRG)

Meningkatkan Peran dan fungsi Pemerintahan Propinsi/Kab/Kota

Pendanaan
1. Pendanaan 2008 bersumber dari APBN sektor kesehatan berasal dari dana bantuan
sosial sebesar 4,6 T
2. Dana disalurkan langsung dari KPPN ke PPK/RS melalui bank. Puskesmas melalui
kantor Pos
3. Tahap awal akan diluncurkan dana pelayanan untuk sebesar 2 bulan biaya yankes

Tata Laksana Kepesertaan

1. Sasaran Peserta adalah masyarakat sangat miskin, miskin dan mendekati miskin
2. Jumlah Peserta 76,4 jt jiwa (19.1 juta KK Miskin)
3. Kuota Kab/Kota ditetapkan oleh Menkes, sdngkan ketetapan nama dan alamat peserta
Bupati/Walikota
4. Bagi Kab/Kota yg belum menetapkan sasaran maskin diberi kesempatan sampai dengan
akhir juni 2008

Alur Kepesertaan

Tugas PT Askes (Persero) dalam Tata Laksana Kepesertaan

• Membuat database kepesertaan sesuai SK Bupati/Walikota


• Mendistribusikan database kepesertaan kepada PPK dan Dinkes
• Melakukan pencetakan blanko kartu, entry, penerbitan dan distribusi kartu peserta
• Melakukan advokasi kepada Bupati/Walikota untuk penetapan sasaran
• Analisis kepesertaan
• Melakukan Pre Verifikasi kepesertaan
• Melakukan telaah utilisasi kepesertaan (berdasarkan laporan )
• Melakukan penanganan keluhan kepesertaan
• Melakukan pengolahan dan analisa data kepesertaan
• Melakukan pelaporan meliputi: kepesertaan dan pemanfaatan pelayanan

Tatalaksana Pelayanan kesehatan

• Setiap peserta mempunyai hak mendapat YANKES meliputi : RJTP,RITP,RJTL,RITL,


dan yankes gawat darurat
• Pelayanan kesehatan berdasarkan rujukan berjenjang.
• Pelayanan RI di Puskesmas Perawatan dan ruang rawat inap kelas III (tiga) di RS
Pemerintah, RS Khusus, RS TNI/POLRI dan RS Swasta yang bekerjasama
• Dinas Kesehatan kabupaten/kota diketahui oleh Ka Dinkes Propinsi membuat perjanjian
kerjasama (PKS) dengan RS setempat
• Pada keadaan gawat darurat (emergency) seluruh PPK wajib memberikan pelayanan
walaupun tidak memiliki PKS
• Biaya pelayanan kesehatan diklaimkan dan diperhitungkan menjadi satu kesatuan
menurut Tarif Paket yankes Jamkesmas sehingga dokter berkewajiban melakukan
penegakan diagnose penyakit/ prosedur sebagai dasar pengajuan klaim.
• Verifikasi pelayanan di Puskesmas (RJTP, RITP, Persalinan, dan Pengiriman Spesimen)
di laksanakan oleh Tim Pengelola Penyelenggaraan Program Jamkesmas Kabupaten/Kota
dan verifikasi pelayanan di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan RS dilaksanakan
oleh Tim Pelaksana Verifikasi
• Ketersediaan obat, BMHP , alat, Darah, dan bahan penunjang lainnya sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Rumah Sakit.
• Peserta tidak boleh dikenakan iur biaya dengan alasan apapun
• Transportasi rujukan menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah

Alur Penyaluran dana


Alur Pembayaran Klaim
Home Mekanisme Pendanaan
Mekanisme
Pendanaan

SUMBER DAN ALOKASI DANA

Sumber Dana berasal dari APBN sektor Kesehatan Tahun Anggaran 2008 dan kontribusi
Pemerintah Daerah (Pemda). Kontribusi Pemda :
1. Masyarakat miskin yang tidak masuk dalam pertanggungan kepesertaan Jaminan
Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS).
2. Selisih harga diluar jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan tahun 2008
3. Biaya transportasi rujukan dan rujukan balik pasien maskin dari RS Kabupaten/ Kota
ke RS yang dirujuk. Sedangkan biaya transportasi rujukkan dari puskesmas ke
RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM ditanggung oleh biaya operasional Puskesmas.
4. Penanggungan biaya transportasi pendamping pasien rujukan.
5. Pendamping pasien rawat inap.
6. Menanggulangi kekurangan dana operasional Puskesmas.

Dana program dialokasikan untuk membiayai kegiatan pelayanan kesehatan dan


manajemen operasional program JAMKESMAS dengan rincian sebagai berikut :
1. Dana Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin di Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK)
2. Dana manajemen operasional:

PENYALURAN DANA KE PPK

1. PUSKESMAS
Dana untuk Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin di Puskesmas dan jaringannya
disalurkan langsung dari Departemen Kesehatan (cq Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat)
ke Puskesmas melalui pihak PT Pos Indonesia

2. RUMAH SAKIT /BKMM /BBKPM /BKPM /BP4 /BKIM


Dana untuk Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin di Rumah Sakit/BKMM/
BBKPM/BKPM/BP4/BKIM disalurkan langsung dari Departemen Kesehatan melalui
Kas Negara (KPPN) ke rekening Bank Rumah Sakit/BKMM/BBKPM/BKPM/
BP4/BKIM. berdasarkan jumlah klaim rata-rata perbulan tahun sebelumnya.

PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA DI PPK

1. PUSKESMAS

a. Puskesmas membuat Plan Of Action (POA) yang telah dibahas dan disepakati
sebelumnya pada forum lokakarya mini Puskesmas.
b. Setiap pengambilan dana dari rekening Puskesmas harus mendapat persetujuan dari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan POA
yang telah disusun sebagaimana butir a.
c. Dana yang diterima Puskesmas, dimanfaatkan untuk membiayai:
1) Dana pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:
(a). Biaya pelayanan dalam dan luar gedung
(b). Biaya jasa pelayanan kesehatan
(c). Biaya transportasi petugas
(d). Biaya rawat inap
(e). Biaya penanganan komplikasi kebidanan dan neonatal di Puskesmas PONED
(f). Biaya jasa pelayanan dokter spesialis dan penggunaan peralatan penunjang
spesialistik
(g). Biaya transport dan petugas kesehatan pendamping untuk rujukan
2) Dana pertolongan persalinan:

(a). Biaya pertolongan persalinan

(b). Biaya pelayanan nifas

2. RUMAH SAKIT/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM

Rumah Sakit menerima pembayaran setelah klaim yang diajukan, disetujui untuk dibayar
oleh Departemen Kesehatan.
Klaim Rumah Sakit tahun 2008 berdasarkan :

a. Jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan tahun 2008 (dalam masa transisi), sambil
menunggu kesiapan INA-DRG . Paket klaim tersebut diajukan oleh Rumah Sakit
meliputi Peleyanan Kesehatan RJTL, RITL, obat dan penunjang.
b. Tarif Paket program Jamkesmas 2008 (Menurut INA-DRG)

PEMBAYARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA DI PPK

1. PUSKESMAS

Pembayaran ke Puskesmas dan jaringannya harus dipertanggung jawabkan dengan


dilakukan verifikasi pelayanan meliputi: RJTP (jumlah kunjungan dan rujukan), RITP,
Persalinan, Transportasi Rujukan, Pelayanan Spesialistik oleh Tim Pengelola
JAMKESMAS Kabupaten/Kota.

2. RUMAH SAKIT/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM

Prosedur pembayaran pelayanan kesehatan di Rumah Sakit/BKMM/


BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dilakukan secara bertahap. Tahapan pembayaran pelayanan
kesehatan ke Rumah Sakit adalah :

a. Pembayaran Dana luncuran Pertama (awal) tahun 2008.

Yakni pemberian dana awal selama dua bulan yang diperhitungkan dari rata-rata biaya
pelayanan tahun sebelumnya, tetapi belum dilakukan verifikasi oleh verifikator yang
dibentuk
b. Pembayaran Dana Luncuran ke dua

Dilakukan berdasarkan klaim RS yang sudah di verifikas oleh verifikator


c. Periode klaim Juli-Desember 2008 dasar besaran klaim RS mengacu pada Tarif Paket
JAMKESMAS di RS tahun 2008 (INA-DRG) yang berlaku efektif.

BAGAN ALUR PENYALURAN DANA BERDASARKAN KLAIM RUMAH


SAKIT (Melalui Proses Verifikasi)

VERIFIKASI

Verifikasi adalah kegiatan penilaian administrasi klaim yang diajukan PPK yang
dilakukan oleh Pelaksana Verifikasi dengan mengacu kepada standar penilaian klaim.

Verifikasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat meliputi: verifikasi administrasi


kepesertaan, administrasi pelayanan dan administrasi keuangan.

Pelaksana verifikasi ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atas nama Menteri
Kesehatan yang ditugaskan untuk melaksanakan penilaian administrasi klaim yang
diajukan PPK, dengan mengacu kepada standar penilaian klaim, dan memproses klaim
sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya.
Pengorganisasian

TIM PENGELOLA JAMKESMAS


Tim Pengelola JAMKESMAS melaksanakan pengelolaan jaminan kesehatan bagi
masyarakat miskin meliputi kegiatan-kegiatan manajemen kepesertaan, pelayanan,
keuangan, perencanaan dan SDM, informasi, hukum dan organisasi serta telaah hasil
verifikasi.

1. TIM PENGELOLA JAMKESMAS PUSAT

Tugas:

a. Penetapan kebijakan operasional dan teknis, pelaksanaan program Jaminan Kesehatan


Masyarakat (Jamkesmas)

b. Menyusun pedoman teknis pelaksanaan, penataan sasaran, penataan sarana pelayanan


kesehatan (pemberi pelayanan kesehatan)

c. Melaksanakan pertemuan berkala dengan pihak terkait dalam rangka evaluasi


penyelenggaraan program

d. Melakukan telaah hasil verifikasi, otorisasi dan realisasi pembayaran klaim.

e. Melakukan pembinaan, pengawasan dan menyusun laporan pelaksanaan

2. TIM PENGELOLA JAMKESMAS PROPINSI

Tugas:

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin sesuai


kebijakan yang sudah ditetapkan

b. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam penyelenggaraan program Jaminan


Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) c. Melakukan verifikasi, pemantauan dan
evaluasi

d. Melakukan analisis aspek kendali biaya, dan kendali mutu

e. Menyampaikan laporan pengelolaan penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan


Masyarakat (JAMKESMAS).

3. TIM PENGELOLA JAMKESMAS KABUPATEN/KOTA

Tugas:

a. Melakukan manajemen kepesertaan, manajemen pelayanan kesehatan, manajemen


keuangan
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi di PPK

c. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Menteri Kesehatan


melalui Dinas Kesehatan Propinsi setempat.

TIM KOORDINASI PROGRAM JAMKESMAS

1. TIM KOORDINASI JAMKESMAS PUSAT

Terdiri dari Pelindung, Ketua dan Anggota serta Sekretariat. Tim koordinasi bersifat lintas
sektor terkait, diketuai oleh Sekretaris Utama Kementrian Kordinasi Kesejahteraan
Rakyat dengan anggota terdiri dari Pejabat Eselon I Departemen terkait dan unsur lainnya.

Tugas :

a. Menetapkan arah kebijakan koordinasi dan sinkronisasi Program Jaminan Kesehatan


Masyarakat (JAMKESMAS)

b. Melakukan pembinaan dan pengendalian program.

Struktur Tim Koordinasi Program JAMKESMAS Tingkat Pusat berikut:

Pelindung : Menteri Kesehatan

Ketua : Sekretaris Utama Menko Kesra

Anggota : Sekjen Depkes

: Sekjen Depdagri

: Sekjen Depsos

: Deputi Bidang SDM Bappenas

: Sekjen Depkeu

: Dirjen Binkesmas

: Dirjen Yanmedik

: Ketua Komisi IX DPR RI

: Dirut PT. Askes (Persero)


Sekretariat

Ketua : Kepala Bagian Tata Usaha PPJK

Staf sekretariat : 4 orang

2. TIM KOORDINASI PROPINSI

Tugas :

a. Menetapkan arah kebijakan koordinasi dan sinkronisasi program Jaminan Kesehatan


Masyarakat yang tetap mengacu pada kebijakan pusat

b. Melakukan pembinaan dan pengendalian program

Struktur Tim Koordinasi JAMKESMAS Tingkat Propinsi berikut:

Pelindung : Gubernur

Ketua : Sekretaris Daerah

Anggota : Kadinkes Propinsi

: Asisten Kesra

: Direktur Rumah Sakit

: Ketua Komisi DPRD yang membidangi Kesehatan

: Kepala PT. Askes (Persero) Regional/ Cabang

Sekretariat

Ketua : Kasubdin/Kabid yang bertanggung jawab pada program Pembiayaan dan Jaminan
Kesehatan

Staf Sekretariat : 2 orang

3. TIM KOORDINASI KABUPATEN/KOTA

Tugas :

a. Menetapkan arah kebijakan koordinasi dan sinkronisasi Program JAMKESMAS


Tingkat Kabupaten/Kota
b. Melakukan pembinaan dan pengendalian Program JAMKESMAS Tingkat
Kabupaten/Kota.

Struktur Tim Koordinasi Program JAMKESMAS Tingkat Kabupaten/Kota berikut


:

Pelindung : Bupati/ Walikota

Ketua : Sekretaris Daerah

Anggota : Kadinkes Kabupaten/Kota

: Asisten Kesra

: Direktur Rumah Sakit

: Ketua Komisi DPRD yang membidangi Kesehatan

: Kepala PT. Askes (Persero) Cabang/ AAM

Sekretariat

Ketua : Kasubdin/kabid yang bertanggung jawab program Pembiayaan dan Jaminan


Kesehatan

Staf Sekretariat : 2 orang

Anda mungkin juga menyukai