Kesehatan Masyarakat
Written by Administrator
Friday, 05 October 2007
a. Kebijakan Kesehatan yang Berpihak pada Masyarakat Miskin (Pro Poor Health
Policy)
Kemiskinan dan penyakit terjadi saling kait-mengkait, dengan hubungan yang tidak akan
pernah putus terkecuali dilakukan intervensi pada salah satu atau kedua sisi, yakni pada
kemiskinannya atau penyakitnya. Hal itu dapat dijelaskan dengan skema berikut.
• Kematian bayi keluarga miskin tiga kali lebih tinggi dari keluarga tidak miskin
• ♣Kematian balita keluarga miskin lima kali lebih tinggi dari keluarga tidak miskin
• Pertumbuhan ekonomi negara dengan tingkat kesehatan lebih baik (IMR antara
50-100/1000 kelahiran hidup) adalah 37 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
negara dengan tingkat kesehatan lebih buruk (IMR>150/1000 kelahiran hidup).
Uraian tentang alasan pentingnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin,
merupakan dorongan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan keharusan
mutlak untuk melaksanakan upaya peningkatan status kesehatan penduduk miskin.
Apalagi, memasuki era globalisasi ini, untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara dituntut
daya saing yang memerlukan sumberdaya manusia dengan kuantitas dan kualitas tinggi.
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang
Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan
terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup
sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Derajat
kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per
1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur
Harapan Hidup 70,5 Tahun (BPS 2007). Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih
rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan.
Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya
kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Untuk
menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan
untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh
Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT Askes (Persero) berdasarkan SK
Nomor 1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang penugasan PT Askes (Persero) dalam
pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin. Program ini dalam
perjalanannya terus diupayakan untuk ditingkatkan melalui perubahan-perubahan sampai
dengan penyelenggaraan program tahun 2008.. Perubahan mekanisme yang mendasar
adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana
langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari Kas Negara, penggunaan tarif
paket Jaminan Kesehatan Masyarakat di RS, penempatan pelaksana verifikasi di setiap
Rumah Sakit, pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi,
dan Kabupaten/Kota serta penugasan PT Askes (Persero) dalam manajemen kepesertaan.
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin yang
meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini berganti nama menjadi
JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT yang selanjutnya disebut JAMKESNAS
dengan tidak ada perubahan jumlah sasaran.
Tujuan Umum :
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin
dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif
dan efisien.
Tujuan Khusus:
a. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan
kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit
b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel
Sasaran
Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia
sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan
lainnya.
Jaminan
Kesehatan
Pengertian
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) adalah suatu konsep atau metode
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna (preventif, promotif, rehabilitatif
dan kuratif) berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan yang berkesinambungan
dengan mutu yang terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara pra-upaya.
Pokok- Pokok
Pengaturan
Jamkesmas
Written by Administrator
Friday, 05 October 2007
Secara prinsip sama dgn penyelenggaraan sebelumnya (kecuali beberapa aspek teknis):
1. Nama Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) tahun 2008
2. Pendanaan berasal dari bersumber dari APBN sebagai dana Bantuan Sosial Sektor
Kesehatan.
3. Prinsip – prinsip Penyelenggaraan sebagai berikut :
a. Dana amanah dan dikelola secara nirlaba
b. Portabilitas dan Ekuitas
c. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara terstruktur berdasarkan kebutuhan medis yang
cos efektif
d. Iuran dijamin oleh pemerintah
e. Dikelola secara transparan dan akuntabel
Pengelolaan meliputi :
1. Tatalaksana kepesertaaan,
2. Tatalaksana pelayanan kesehatan,
3. Tatalaksana administrasi keuangan
4. Pengorganisasian dan manajemen
Pendanaan
1. Pendanaan 2008 bersumber dari APBN sektor kesehatan berasal dari dana bantuan
sosial sebesar 4,6 T
2. Dana disalurkan langsung dari KPPN ke PPK/RS melalui bank. Puskesmas melalui
kantor Pos
3. Tahap awal akan diluncurkan dana pelayanan untuk sebesar 2 bulan biaya yankes
1. Sasaran Peserta adalah masyarakat sangat miskin, miskin dan mendekati miskin
2. Jumlah Peserta 76,4 jt jiwa (19.1 juta KK Miskin)
3. Kuota Kab/Kota ditetapkan oleh Menkes, sdngkan ketetapan nama dan alamat peserta
Bupati/Walikota
4. Bagi Kab/Kota yg belum menetapkan sasaran maskin diberi kesempatan sampai dengan
akhir juni 2008
Alur Kepesertaan
Sumber Dana berasal dari APBN sektor Kesehatan Tahun Anggaran 2008 dan kontribusi
Pemerintah Daerah (Pemda). Kontribusi Pemda :
1. Masyarakat miskin yang tidak masuk dalam pertanggungan kepesertaan Jaminan
Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS).
2. Selisih harga diluar jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan tahun 2008
3. Biaya transportasi rujukan dan rujukan balik pasien maskin dari RS Kabupaten/ Kota
ke RS yang dirujuk. Sedangkan biaya transportasi rujukkan dari puskesmas ke
RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM ditanggung oleh biaya operasional Puskesmas.
4. Penanggungan biaya transportasi pendamping pasien rujukan.
5. Pendamping pasien rawat inap.
6. Menanggulangi kekurangan dana operasional Puskesmas.
1. PUSKESMAS
Dana untuk Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin di Puskesmas dan jaringannya
disalurkan langsung dari Departemen Kesehatan (cq Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat)
ke Puskesmas melalui pihak PT Pos Indonesia
1. PUSKESMAS
a. Puskesmas membuat Plan Of Action (POA) yang telah dibahas dan disepakati
sebelumnya pada forum lokakarya mini Puskesmas.
b. Setiap pengambilan dana dari rekening Puskesmas harus mendapat persetujuan dari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan POA
yang telah disusun sebagaimana butir a.
c. Dana yang diterima Puskesmas, dimanfaatkan untuk membiayai:
1) Dana pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:
(a). Biaya pelayanan dalam dan luar gedung
(b). Biaya jasa pelayanan kesehatan
(c). Biaya transportasi petugas
(d). Biaya rawat inap
(e). Biaya penanganan komplikasi kebidanan dan neonatal di Puskesmas PONED
(f). Biaya jasa pelayanan dokter spesialis dan penggunaan peralatan penunjang
spesialistik
(g). Biaya transport dan petugas kesehatan pendamping untuk rujukan
2) Dana pertolongan persalinan:
2. RUMAH SAKIT/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM
Rumah Sakit menerima pembayaran setelah klaim yang diajukan, disetujui untuk dibayar
oleh Departemen Kesehatan.
Klaim Rumah Sakit tahun 2008 berdasarkan :
a. Jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan tahun 2008 (dalam masa transisi), sambil
menunggu kesiapan INA-DRG . Paket klaim tersebut diajukan oleh Rumah Sakit
meliputi Peleyanan Kesehatan RJTL, RITL, obat dan penunjang.
b. Tarif Paket program Jamkesmas 2008 (Menurut INA-DRG)
1. PUSKESMAS
2. RUMAH SAKIT/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM
Yakni pemberian dana awal selama dua bulan yang diperhitungkan dari rata-rata biaya
pelayanan tahun sebelumnya, tetapi belum dilakukan verifikasi oleh verifikator yang
dibentuk
b. Pembayaran Dana Luncuran ke dua
VERIFIKASI
Verifikasi adalah kegiatan penilaian administrasi klaim yang diajukan PPK yang
dilakukan oleh Pelaksana Verifikasi dengan mengacu kepada standar penilaian klaim.
Pelaksana verifikasi ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atas nama Menteri
Kesehatan yang ditugaskan untuk melaksanakan penilaian administrasi klaim yang
diajukan PPK, dengan mengacu kepada standar penilaian klaim, dan memproses klaim
sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya.
Pengorganisasian
Tugas:
Tugas:
Tugas:
Terdiri dari Pelindung, Ketua dan Anggota serta Sekretariat. Tim koordinasi bersifat lintas
sektor terkait, diketuai oleh Sekretaris Utama Kementrian Kordinasi Kesejahteraan
Rakyat dengan anggota terdiri dari Pejabat Eselon I Departemen terkait dan unsur lainnya.
Tugas :
: Sekjen Depdagri
: Sekjen Depsos
: Sekjen Depkeu
: Dirjen Binkesmas
: Dirjen Yanmedik
Tugas :
Pelindung : Gubernur
: Asisten Kesra
Sekretariat
Ketua : Kasubdin/Kabid yang bertanggung jawab pada program Pembiayaan dan Jaminan
Kesehatan
Tugas :
: Asisten Kesra
Sekretariat