Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ii
i
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM HKBP
NOMOR :
TENTANG
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Umum HKBP , diperlukan suatu proses pelayanan yang professional, cepat dan
tepat serta sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku
b. Bahwa untuk kepentingan tersebut di atas, perlu diterbitkan Keputusan Direktur
tentang Proses Mengatur Alur Pasien Di Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum
HKBP Balige.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan:
Kesatu : Proses mengatur alur pasien di rumah sakit di RSU HKBP Balige.
Kedua : Proses mengatur alur pasien di rumah sakit di Rumah Sakit Umum HKBP Balige
sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Proses mengatur alur pasien di rumah sakit di Rumah Sakit Umum HKBP Balige ini
harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan
dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada di Rumah Sakit
Umum HKBP Balige.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Balige
Pada Tanggal :
NIP : 0606.0177.1.1.102
v
DAFTAR ISI
BAB I DEFINISI
BAB IV DOKUMENTASI
vi
BAB I
DEFINISI
A. Definisi
Alur pelayanan adalah urutan atau tatacara yang harus diikuti pasien untuk mendapatkan
pelayanan yang dibutuhkan.
Instalasi Gawat Darurat yang penuh sesak dan tingkat hunian RS yang tinggi dapat
menyebabkan pasien menumpuk di daerah Instalasi Gawat Darurat dan menciptakannya
sebagai tempat menunggu sementara pasien rawat inap.
Mengelola alur berbagai pasien selama menjalani asuhannya masing- masing menjadi
sangat penting untuk mencegah penumpukan yang selanjutnya mengganggu waktu pelayanan
dan akhirnya juga berpengaruh terhadap keselamatan pasien. Pengelolaan yang efektif terhadap
alur pasien ( seperti penerimaan, assasmen dan tindakan, transfer pasien, serta pemulangan ) dapat
mengurangi penundaan asuhan kepada pasien.
vi
i
7. Akses pelayanan yang bersifat mendukung (seperti pekerja sosial, keagamaan, atau
bantuan spiritual dan sebagainya)
Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yang tepat dan bermanfaat untuk
mengatasi masalah. Semua staf RS, mulai dari poliklinik, IGD, staf medis , keperawatan,
administrasi , lingkungan dan manajemen risiko dapat ikut berperan serta menyelesaikan masalah
arus pasien ini. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh seorang manajer Pelayanan Pasien ( MPP )/
Case Manager. Penempatan pasien di IGD merupakan jalan keluar sementara mengatasi
penumpukan pasien rawat inap RS. Alur pasien menuju ruangan perawatan yang terkendala dan
penempatannya di IGD untuk sementara berpotensi membuat pasien bertumpuk. Dengan
demikian, RS harus menetapkan standar waktu berapa lama pasien di IGD , kemudian harus
ditransfer ke unit Rawat Inap RS atau ke rumah sakit lain. Diharapkan RS dapat mengatur dan
menyediakan tempat yang aman bagi pasien.
vi
ii
BAB II
RUANG LINGKUP
ix
BAB III
TATALAKSANA
1. Jam 07.00 – 14.00 kepala ruang berkoordinasi dengan Bidang pelayanan keperawatan
2. Bidang pelayanan keperawatan akan berkoordinasi dengan semua kepala unit ruang
rawat inap.
3. Pasien akan dipindahkan ke ruang rawat inap tanpa harus menyesuaikan ruang
perawatannya (kasus anak bisa masuk ruangan Galilea/ruang bedah, namun pasien
infeksius tetap harus dirawat di ruang khusus pasien infeksius)
4. Bila semua unit perawatan penuh maka pasien bisa ditempatkan di ruang kosong yang
tersedia di IGD.
5. Jam 14.00-06.30 Kepala Tim berkoordinasi dengan MPP dan yang akan mengakomodir
tumpukan pasien di IGD.
x
D. Alur bila observasi sudah lebih 6 jam tapi unit rawat inap penuh
1. Bila observasi pasien di IGD sudah lebih dari 6 jam dan masih belum ada tempat, pasien
akan dikirim ke Rumah Sakit sekitar yang bisa menampung pasien tersebut.
2. Bila kondisi pasien dengan penyakit menular dan ruang isolasi sudah penuh, pasien akan
dikirim ke Rumah Sakit lain yang ada fasilitas isolasi. Bila ada pasien yang tidak bersedia
ke rumah sakit lain, pasien akan ditempatkan dengan menambahkan tempat tidur ekstra
di ruang isolasi sesuai dengan kasusnya.
1. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan lebih lanjut yang
tidak dapat dilakukan di RSU HKBP Balige, pasien akan dikirim ke rumah sakit yang
sudah ada perjanjian kerjasama dan ada fasilitas yang dibutuhkan.
2. Untuk pasien yang hanya membutuhkan pemeriksaan penunjang yang tidak tersedia di
RSU HKBP Balige, pasien akan dikirim ke rumah sakit lain yang sudah ada perjanjian
kerjasama, kemudian pasien bisa kembali lagi ke RSU HKBP Balige.
3. Pasien yang menolak untuk dilakukan pemeriksaan penunjang ke Rumah Sakit lain,
pasien/ keluarga menandatangani informed consent penolakan.
xi
BAB IV
DOKUMENTASI
KETERANGAN:
xi
i