SKRIPSI
Oleh :
Trinita Anjasuma
NIM : 141114076
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Diriku sendiri
Kedua orang tuaku; Bapak Saji dan Ibu MM. Sri Astuti
Kedua kakak perempuanku; Aditya Kartika Dewi dan Lidya Dwi Rosaheni
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
ANALISIS SEBAB-AKIBAT PERILAKU BULLYING REMAJA
(Studi Kasus pada 2 Siswa SMP Negeri di Yogyakarta
Tahun Ajaran 2017/2018)
Trinita Anjasuma
Universitas Sanata Dharma
2018
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE CAUSATION ANALYISIS OF ADOLESCENCE BULLYING
BEHAVIOR
(A Cases Study on 2 Students of SMP Negeri in Yogyakarta Year 2017/2018)
Trinita Anjasuma
Sanata Dharma University
2018
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas berkat-Nya
dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti
1. Dr. Gendon Barus, M. Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan
yang dengan sabar dan tulus telah memberikan waktu, masukan, motivasi, dan
2. Juster Donal Sinaga, M.Pd., yang telah membantu peneliti dengan penuh rasa
4. Keluarga besar SMP NEGERI tempat subjek peneliti bersekolah yang telah
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
KATA PENGANTAR x
BAB I. PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah 04
C. Pembatasan Masalah 05
D. Fokus Penelitian 05
E. Tujuan Penelitian 06
F. Manfaat Penelitian 06
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Hakikat Remaja 22
1. Pengertian Remaja 22
a. Perkembangan Fisik 25
b. Perkembangan Kognitif 25
5. Kenakalan Remaja 26
A. Jenis Penelitian 31
C. Subjek Penelitian 32
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Keabsahan Data 33
A. Deskripsi Data 36
B. Pelaksanaan Penelitian 37
C. Hasil Penelitian 37
D. Pembahasan 50
A. Kesimpulan 61
B. Keterbatasan Penelitian 62
C. Saran 63
DAFTAR PUSTAKA 64
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
dilakukan oleh siswa. Perilaku negatif tersebut berpeluang besar untuk ditiru
karena perilaku ini kemungkinan besar banyak dilakukan oleh siswa terlebih
remaja. Perilaku bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja
lemah, mudah dihina, dan tidak bisa membela diri sendiri (Sejiwa, 2008).
trauma, dan tertindas. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa bullying
merupakan perilaku agresif yang dilakukan setiap hari dengan serangan hingga
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bullying di sekolah saat ini bukan merupakan suatu hal yang asing,
merupakan suatu persoalan penting dan salah satu hal yang harus dicarikan
negartif bagi tahap perkembangan siswa sebagai peserta didik. Kasus bullying
yang terjadi di sekolah biasanya karena rasa ingin di akui atau masuk dalam
kelompok tertentu dan senioritas yang di lakukan kakak kelas pada adik kelas.
Yogyakarta pada tahun 2017 adalah kasus klitih yang terjadi di daerah Bantul.
bullying (pelaku) terhadap pelajar lain dan 2.36% lainnya pernah menjadi
bullying pada 67.9% siswa/i SLTA dan 66,1% siswa/i SLTP dengan kategori
Saat ini banyak sekali kasus bullying yang terjadi, sebagai contoh
yang belum lama ini terjadi adalah beredarnya video kasus bullying yang
terjadi pada siswa SMP N 273 Jakarta pada Juli 2017 lalu. Diketahui kejadian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bullying itu terjadi di Thamrin City, Jakarta Pusat, dilansir dari akun Instagram
@lambe_turah.
siswa dan siswi mengenakan seragam sekolah SMP yang sedang membully
dikelilingi siswa dan siswi lainnya. Seorang siswi tiba-tiba menjambak rambut
korban hingga terjatuh. Siswa lain juga ikut menjambak dan memukul kepala
malah meminta agar korban mencium tangan dua orang yang mem-bully dia.
Lebih parahnya siswi yang di bully tersebut disuruh untuk mencium kaki para
pembully. Di samping itu kasus, bullying juga terjadi pada siswa SD Negeri 07
berusia 8 tahun itu tewas akibat beberapa luka di bagian kepala dan dada
Tindak bullying juga pernah terjadi di salah satu sekolah SMP Negeri
dan non-verbal. Bentuk bullying verbal yang telah dilakukan oleh subjek di
untuk melakukan hal tersebut. Selain itu, bullying juga dapat berdampak sangat
buruk terhadap korbannya. Melihat hal tersebut maka perilaku bullying tidak
dapat dibiarkan begitu saja dan diperlukan suatu tindakan yang tepat untuk
2017/2018)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka teridentifikasi
korban.
korban.
orang tua.
seperti menendang.
C. Pembatasan Masalah
Untuk lebih menjelaskan arah dalam penelitian ini, selain karena
D. Fokus Penelitian
1. Seberapa sering dan sejak kapan tindakan bullying dilakukan oleh siswa?
bullying?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada fokus penelitian yang di atas, maka tujuan dari
1. Untuk mengetahui seberapa sering tindak bullying yang lakukan oleh siswa.
4. Untuk mengetahui pikiran dan perasaan siswa sesaat dan setelah melakukan
bullying.
bullying.
7. Untuk mengetahui solusi, evaluasi, dan tindak lanjut yang dilakukan untuk
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Siswa
perbuatan-perbuatan bullying.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
ini. Teori yang berhubungan dengan penelitian ini adalah hakikat bullying dan
hakikat remaja. Masing-masing teori akan dijabarkan secara singkat, padat dan
jelas.
digunakan menyakat (berasal dari kata sekat) dan pelakunya (bully) disebut
lain (Wiyani, 2012: 11). Wiyani (2012: 12) mendeskripsikan bullying dalam
konteks school bullying sebagai perilaku agresif dan negatif seseorang atau
kuasa, bertujuan untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik atau psikis,
suatu bentuk perilaku agresif, manipulasi yang dilakukan secara sengaja dan
secara sadar oleh seseorang atau kelompok kepada orang lain atau
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
a. Bullying fisik
Ini adalah jenis bullying yang kasat mata. Siapa pun bisa
b. Bullying verbal
11
mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas mendeteksinya. Praktik
bullying ini terjadi diam-diam dan di luar radar pemantauan kita. Contoh
yaitu:
a. Bullying fisik
b. Bullying non-fisik
12
a. Keluarga
13
bullying.
b. Sekolah
14
b. Seniotitas
sendiri sebagai kejadian yang bersifat lazim. Pelajar yang akan menjadi
c. Tradisi senioritas
periode saja. Hal ini tidak jarang menjadi peraturan tak tertulis yang
15
etika dari para guru rendah, sekolah dengan kedisiplinan yang sangat
kaku, bimbingan yang tidak layak dan pertauran yang tidak konsisten
kejengkelan yang akan dilampiaskan kepada orang yang lebih lemah atau
korban dengan kekuasaan fisik dan daya tarik sesksual, yaitu keinginan
16
a. Pelaku bullying
17
yang begitu tinggi. Perilaku bullying yang dilakukan oleh pelaku boleh
b. Korban bullying
memeliki fisik yang lebih kecil dan lemah, sehingga korban tidak
tidak mudah ditanggkap oleh mata orang tua maupun guru. Jika perilaku
bullying tidak di tangani dengan baik maka akan berdampak buuruk bagi
18
gangguan yang berat. Gangguan psikis juga dialami oleh anak-anak lain
anak secara akademis akan menurun secara signifikan (Cauce, dkk, 2003;
Cooley-Quile, Boyd, Franzt & Walsh, 2001; Garbarino, 1995; Margolin &
akan menjadi tempat yang lebih baik tanpa adanya M. Kasus M tersebut kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
bullying.
hingga dampak yang begitu ekstrim yaitu mencoba atau bahkan melakukan
cognition yang gagal untuk memahami perasaan orang lain dan berpendapat
pada perasaan orang lain. Selain itu, bullies kemungkinan juga memiliki
20
cara yang efeketif untuk menyelesaikan masalah (Merrel & Isava, 2008).
untuk menanggulangi bullying dan terbukti efektif yakni the bully busters
program. Fokus dari program ini yakni merubah sistem sosial sehingga
per individu.
antara dua pihak, maka dalam mengubahnya kedua pihak (pelaku dan
korban) harus diubah, dan pola hubungan dan interaksi antara keduanya
pada pentingnya upaya meningkatkan kesadaran dan skill para guru dan
skill semua siswa di sekolah, terlepas dari apakah mereka korban atau
21
bullying.
individual.
Guru satu dengan guru yang lain dalam suatu sekolah atau antar
22
terdapat tiga prinsip utama yakni: (1) Perubahan sistemik pada sekolah;
B. Hakikat Remaja
1. Pengertian Remaja
diadopsi dari bahasa Latin adolescere yang artinya bertumbuh (to grow) dan
berubah dalam pola yang saling berkaitan dai yang sebelumnya disebut
organ seks, yaitu ciri-ciri primer (menstruasi pada anak wanita dan
mimpi basah pada remaja pria) dan ciri sekunder (tumbuh kumis, jakun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Menurut Yusuf (2010: 26) pada masa ini mulai tumbuh dalam diri
remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat
memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan
dukanya.
pedirian hidupnya, pada dasarnya telah mencapai masa remaja akhir dan
dewasa.
remaja awal. Hal tersebut dikarenakan subjek penelitian adalah siswa kelas
VII SMP.
perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa
a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal
yang dikenal sebagai masa strom & stress. Peningkatan emosional ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada
masa remaja.
b. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual.
c. Remaja tidak lagi hanya berhubungan dengan individu dari jenis kelamin
yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
d. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada masa
yang terjadi.
lain, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan pada masa dewasa.
perubahannya.
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individu
maupun kelompok.
25
kemampuannya sendiri.
kekanak-kanakan.
a. Perkembangan Fisik
remaja. Menurut Papila dan Olds (dalam Jahja, 2011) perubahan fisik
badan, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual serta
fungsi reproduksi.
b. Perkembangan Kognitif
yang kreatif dan penting, bahkan ada juga yang dapat remaja
26
struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sekitar yang semakin
dialami remaja adalah pencarian jati diri atau identitas diri. Pencarian jati
dengan teman, dan kegiatan lain yangg sewaktu kanak-kanak belum atau
tidak pernah mereka rasakan. Bisa dikatakan kalau peran teman sebaya
dan lingkungan bermain sangat besar, karena dua hal tersebut menjadi
5. Kenakalan Remaja
27
ini:
1. Faktor Internal
a. Krisis identitas
28
yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret
pengetahuannya.
2. Faktor Eksternal
3. Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat
29
alat kelamin dan dada), verbal (berkata kasar „misuh, memaki, mengancam,
yakni: ada yang sering membantah, menuruti semua perintah, sombong dan
Bullying Pada 2 Siswa Di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten. Hasil penelitian ini
bullying fisik dan verbal, sedangkan Alena mengalami bullying verbal dan
yang kecil dan lemah, siswa yang kurang percaya diri, susah menyesuaikan
30
dampak negatif terhadap korban yaitu korbam merasa takut, menjadi pribadi
yang pendian hingga menarik diri, serta ingin pindah kelas, kurang fokus
31
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian, antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsahan data, dan teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
data yang mengandung makna. Makna adalah data sebenarnya, data yang pasti
merupakan suatu nilai di balik data yang tampak (Sugiyono, 2013: 15).
terhadap suatu objek, yang disebut sebagai kasus, dilakukan secara seutuhnya,
semester genap tahun ajaran 2017/2018 pada bulan Maret hingga April
2018.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
C. Subjek Penelitian
Yogyakarta.
1. Subjek Pertama
Nama : TF
Usia : 13 Tahun
Status : Pelajar
Kelas : VII F
2. Subjek Kedua
Nama : MF
Usia : 13 Tahun
Status : Pelajar
Kelas : VII A
1. Wawancara
33
menuliskan setiap kata per kata percakapan dalam wawancara. Peneliti telah
E. Keabsahan Data
itu dicapai dengan cara membandingkan data yang dikatakan oleh sumber lain
Analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data
dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Moleong,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2009). Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2009).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
membuat verbatim dari hasil wawancara, melakukan sistem pengkodean (coding) dan
mengacu pada konsep Milles dan Huberman (Sugiyono, 20013) aktivitas analisis data,
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Data yang diperoleh
di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Semakin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan semakin
banyak, kompleks, dan rumit. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
Data ini sudah berupa rangkuman, uraian singkat, bagan hubungan antara
kategori. Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.
dalam perjalanannya tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada
35
dengan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data
valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
yang di rumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah
merupakan temuan baru selama sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
diperoleh di lapangan sebagai hasil studi kasus seperti yang sudah dijelaskan
terkait, dan berkaitan dengan kode etik maka nama dua subjek serta informan-
A. Deskripsi Data
Identitas Subjek
Nama : TF
Agama : Islam
Umur : 13 Tahun
Identitas Subjek
Nama : MF
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Agama : Islam
Umur : 13 Tahun
hidung mancung
B. Pelaksanaan Penelitian
penelitian merupakan 2 siswa SMP kelas VII pada salah satu sekolah di
Penelitian dengan kedua subjek dimulai pada bulan April hingga Mei
C. Hasil Penelitian
diberikan oleh subjek, Guru BK, dan korban di lingkungan subjek sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1. Seberapa sering dan sejak kapan bullying yang telah dilakukan oleh
siswa?
terlihat bahwa keduanya sering melakukan bullying dan sudah sejak lama
atau sering melakukan bullying dan perilakunya itu sudah berlangsung sejak
yang menyatakan:
yang mengatakan:
39
sering di bully oleh TF dan berlangsung dari semester satu. Dapat di lihat
Iya setiap hari waktu semester baru itu kan karena kita anak baru
trus dia ngejeknya setiap hari, kalo dia udah nemu satu kata untuk
ngejek kita dan itu akan di ulang-ulang terus sama dia. (ZSBKRB
1.1)
Ya gak tau juga ya mbak, tapi waktu semester satu itu gak cuma
aku yang di gituin. (ZSBKRB 1.3)
Selain itu, pernyataan TF dan MF juga lebih diperkuat lagi dengan
mengatakan bahwa:
40
untuk meniru perbuatan tersebut. Selain itu terkadang muncul rasa atau
keinginan untuk membully dari dalam dirinya sendiri. Dapat di lihat pada
yang ada dalam dirinya untuk membalas perbuatan korbannya Z yang tidak
untuk meniru apa yang selalu ia lihat dan dengarkan. Dapat di lihat pada
Iya balas dendam mbak, dia berani ngatain aku mancung, aku gak
mau. (MFAB 2.2-2.1)
Ya iya faktor dari diri saya sendiri mbak, pengen aja membully dia
pokoknya. (MFAB 2.3-2.4)
Hehe... iya mbak udah biasa denger orang ngomong kasar dan
pernah ikut-ikutan juga. (MFAB 2.5-2.6)
Ya kadang kalau mas-mas yang kos di rumah itu pada sering
ngecenin temennya terus kadang aku ngikut gitu. (MFAB 2.7)
Kadang pernah ngomong kotor kayak mereka, misalnya ngomong
asu. (MFAB 2.8-2.9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dibawah ini:
Di kelas itu ada temen yang namanya S. Nah dia itu sering tak
ejek, tak jodoh-jodohin sama A, yang aku lakuin ke A juga sama
tak ejek dan jodoh-jodohin ke S. Trus aku juga pernah nendang si
A. Awalnya aku itu nonyo kepalanya A, sambil tak ejek-ejek
jodohin ke S, trus A balik dorong aku dan aku gak terima abis itu
tak tendang. Aku juga pernah ngejek pake nama orang tua. (TFBB
3.1-3.5)
bullying verbal yaitu mengejek. Dapat di lihat pada hasil pernyataan dari
MF yang mengatakan:
Aku ngejekin dia, menurutku sih biasa aja tapi sama dia di
masukin ke hati, aku ngatain dia „bathuk e jembar kayak bandara‟
gitu. Kalau gak itu, kadang ngolokin pake nama orang tua. (MFBB
3.1-3.2)
42
dengan sebutan ”sampah”, diejek pake nama orang tua, dan tidak dianggap
dalam sebuah kelompok. Hal ini dapat di lihat pada hasil wawancaranya
yang mengatakan:
He‟em mbak. Dia itu suka jodoh-jodohin aku sama A. Dia itu
bilang “itu lho S” eh bukan deng, dia nyebutnya dengan nama
special bukan S tapi di plesetin jadi sampah (sambil menunjuk
kotak sampah). Kadang juga ngejek nama orang tua. (SBBKRB
2.1-2.5)
Kalau satu kelompok, dia juga kayak gak nganggep. (SBBKRB
2.6)
oleh TF akibat mencoba melawan karena dirinya tidak suka sering di ejekin
Abis di tendang itu aku baru bilang sama Guru BK kalau di kelas
sering di ejekin sama TF. Di ece trus pake nama orang tua.
(ABBKRB 2.1-2.2)
Ya pertamanya itu TF ngece-ngece gitu to, ya trus aku tu mangkel
to jengkel, abis itu tak dorong aku bilang “mbok yo ra usah ngece”
trus dia itu kayak gak peduli gitu lho, abis tak dorong dia mukul
aku trus gantian tak pukul, langsung di pisahin sama temen.
(ABBKRB 2.3)
sinis seperti terlihat jijik, dan meneriak “ah dasar jelek”. Pernyataan Z ini
43
Misalnya kayak jelekin nama, fisik, trus jelekin agamanya kita apa.
(ZBBKRB 2.1)
Kalo ke aku itu biasanya jelekin fisik sama agama juga pernah.
(ZBBKRB 2.2)
Ya kayak bilang “kalian itu orang-orang lemah” ah susah
ngomongnya mbak, tapi kalo sama dia tu semua di jelekin dan itu
gak cuma sekali tapi setiap hari. (ZBBKRB 2.3)
Pernah tapi dia giamana ya, kalo dia liat dari matanya tu kayak
orang jijik gitu. (ZBBKRB 2.4)
Pernah, karena aku udah sering denger kata-kata itu dan aku juga
belum pernah yang ngalamin kayak gini pas SD, dia itu kalo
ngomong kayak bener-bener menyakitkan, mulai dari nada
ngomongnya dan kata-katanya “ah dasar muka jelek” pokoknya
semuanya di omongin. (ZBBKRB 2.5)
ketika di kelas seperti pena, pensil, dan lain-lain. Sedangkan bullying yang
salah satu korbannya. Hal ini di paparkan oleh pernyataan dari guru BK
yang mengatakan:
bullying?
mengatakan bahwa pikiran untuk membully muncul begitu saja dan dirinya
dirinya dulu pernah menjadi korban bullying saat masih duduk bangku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mencoba untuk membalas pada orang lain yang lebih lemah darinya. Hal ini
Ya yang dipikir itu pengen aja buat ngejekin dia, trus rasanya itu
puas tapi kalau lihat orangnya mau nangis itu kadang kasihan.
(TFRB 4.1)
Kalau aku jadi korban ya mau bales rasanya mbak, aku pernah
jadi korban, di olok-olok nama orang tuanya. (TFRB 4.2-4.4)
membalas perbuatan yang tidak disukai korban, dengan begitu dirinya akan
merasa lega dan puas. selain itu, dirinya juga pernah mengalami bullying
ketika masih duduk di sekolah dasar. Hal ini dapat dilihat pada pernyataan
Pas membully itu ada rasa dan pikiran gak enak, tapi ya rasanya
pengen harus bales dia karena udah ngatain aku. (MFRB 4.1)
Ya lega dan puas aja rasanya mbak. (MFRB 4.2)
Kalau ditanya gimana perasaannya seandainya saya jadi korban,
ya saya sudah pernah pernah jadi korban bullying dulu waktu
kelas 4 atau 5 SD, sering di ejekin gitu trus pernah sampe di pukul
sama kakak kelas. (MFRB 4.3-4.5)
terhadap korban bullying S, A, dan Z merasa sakit hati, merasa malu, tidak
dirasakan oleh S adalah dirinya merasa sakit hati, malas berangkat sekolah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
malu, tidak percaya diri, canggung, nilai akademik menurun, dan tidak
Ya sakit hati aku mbak, orang tuaku kasih nama aku bagus-bagus
tapi malah kayak gitu. (SDMKRB 4.1)
Ya pernah banget mbak, kalo mau berangkat sekolah tu males
banget rasanya, mikir wah mesti nanti kalo udah di sekolah gitu-
gitu lagi. Rasanya itu malu, gak percaya diri, trus canggung mbak.
(SDMKRB 4.2)
Ya iya mbak, dulu waktu aku SD nilaiku bagus-bagus kok mbak
bisa dapet nilai 80 atau 90. Tapi sekarang enggak, nilainya kalo
ulangan malah pernah dapet 50. (SDMKRB 4.3-4.4)
Iya mbak, kalo di kelas tu belajar sering banget mikir gimana itu
lho caranya biar aku bisa keluar dari sekolah tapi aku juga mikir
mesti ribet to mbak. (SDMKRB 4.5)
dirasakan oleh S. Dampak yang dirasakan oleh A adalah malu dan menjadi
bawah ini:
kesekolah, dan tidak konsentraksi belajar di kelas. Hal itu dapat di lihat pada
Ya sakit hati banget lah mbak, kalo misalkan kita lagi ngerjain
tugas gitu langsung di teriakin “eh dasar orang lemah, goblok,
ngapain ngerjain tugas” pokoknya gak jelas gitu. (ZDMKRB 4.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
guru BK:
Iya nyesel lihat A kesakitan, pas itu aku langsung minta maaf tapi
dia gak mau. (TFPB 6.1-6.2)
Kalau sama S juga sama, dia pernah nangis tapi aku baru minta
maaf pas di suruh Guru BK. (TFPB 6.3)
Udah baikan sama mereka sekarang mbak. (TFPM 6.4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
menyesal dan tidak meminta maaf pada korban setelah melakukan bullying
mengatakan bahwa:
yang mengatakan:
Ketawa mbak, seriusan deh dia liat aku nangis malah seneng gitu.
(ZPLKRB 3.1)
Kalo sekarang sih udah mendingan gak sering banget kayak dulu.
Dia udah gak bully aku tapi ke yang lain masih ada ke satu cowok
di kelas. (ZPLKRB 3.2)
melakukan bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
penelitian:
masih ada siswa yang menjadi pelaku dan korban bullying di sekolah. guru
yang terjadi pada kedua subjek, dengan melakukan konseling dan selalu
dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada guru BK yang mengatakan:
49
dari guru BK agar kasus bullying tidak terulang kembali, akn tetapi belum
adanya program atau kegiatan sebagai tindak lanjut dari guru BK maupun
ternyata masih ada siswa yang menjadi pelaku dan korban bullying di
50
D. Pembahasan
Berikut ini adalah pembahasan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh siswa. Siswa dapat dikatakan sebagai pelaku bullying apabila
melakukannya dengan alasan yang tidak jelas. Hal ini sesuai dengan
kuasa, bertujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik atau psikis,
suatu bentuk perilaku agresif, manipulasi yang dilakukan secara sengaja dan
secara sadar oleh seseorang atau kelompok kepada orang lain atau
kelompok lain.
51
dan media cetak. Selain itu, Astuti (2008) juga mengatakan bahwa ada tujuh
kelas ekonomi, agama, gender, etnitas, atau rasisme; (2) Senioritas; (3)
Tradisi senioritas; (4) Keluarga yang tidak rukun; (5) Situasi sekolah yang
seperti dendam dan iri hati; dan (7) Persepsi nilai yang salah atas perilaku
52
subjek sendiri.
adalah bullying dalam bentuk ucapan atau kata-kata, bullying fisik adalah
adalah bentuk bullying yang tidak dapat ditangkap oleh indra penglihatan
dan pendengaran, hanya dapat di ketahui antara pelaku dan korban. Kedua
dan agama korban, meneriaki, dan memandang sinis seperti jijik melihat
korban.
bullying yang kasat mata. Siapa pun bisa melihatnya kaeran terjadi sentuhan
fisik antara pelaku bullying dan korbannya. Perlaku bullying secara fisik
53
memalak. Bullying verbal adalah jenis bullying yang juga bisa terdeteksi
atau mental adalah jenis bullying yang paling berbahaya karena tidak
tertangkap mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas mendeteksinya.
Praktik bullying ini terjadi diam-diam dan di luar radar pemantauan kita.
TF dan MF juga memiliki rasa yang sama setelah melakukan bullying yaitu
yang lain hingga akhirnya dirinya meniru perilaku tersebut, dirinya juga
rasa yang terpendam untuk membalas perilaku yang ia terima pada masa
karena balas dendam ingin membalas perbuatan korban yang tidak ia sukai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Hal sama juga dirasakan oleh MF bahwa dirinya dulu juga pernah menjadi
korban bullying.
tersendiri bagi kedua subjek jika dapat menindas orang lain yang lebih
lemah dari mereka dan perilaku yang mereka lakukan saat ini akibat
pengalaman masa lalu mereka yang pernah menjadi korban sehingga saat ini
mendorong mereka untuk membalas dan perilaku tersebut pada orang lain
umumnya seseorang yang berfisik besar dan kuat, memiliki kekuatan dan
kepuasan dalam diri jika memiliki kekuasaan untuk menindas anak yang
55
mengakui dirinya dirinya merasa sakit hati, malas berangkat sekolah, malu,
tidak percaya diri, canggung, nilai akademik menurun, dan tidak konsentrasi
belajar. Kemudian A juga mengakui dirinya merasa malu dan menjadi malas
sekolah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Cauce, dkk (2003, dalam Luthar
56
pendampingan siswa baik bagi korban maupun pelaku. Bagi korban, agar
dapat merubah dampak negatif menjadi dampak yang positif sehingga siswa
menjadi anak yang lebih kuat, mampu menerima, dan lebih ppercaya diri.
korbannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Merrell & Isava (2008) bahwa
57
Kenyataan yang ada setelah dilakukan evaluasi masih ada siwa yang
bullying di sekolah dan memberikan solusi atas kasus yang ada di sekolah
BK tidak hanya sekali, akan tetapi beberapa kali hingga siswa benar-benar
sekolah.
bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Selain itu, meningkatkan rasa empati pada siswa juga bisa menjadi salah
hukuman tiap kali perilaku bullying muncul. Salah satu program yang
terbukti efektif yakni the bully busters program. Fokus dari program ini
antara dua pihak, maka dalam mengubahnya kedua pihak (pelaku dan
korban) harus diubah, dan pola hubungan dan interaksi antara keduanya
59
pada pentingnya upaya meningkatkan kesadaran dan skill para guru dan skill
semua siswa di sekolah, terlepas dari apakah mereka korban atau pelaku
bullying ataukah mereka pihak yang terlibat secara langsung (Espelage &
Pencegahan lebih baik dari pada intervensi. Prinsip ini merupakan prinsip
60
guru. Guru satu dengan guru yang lain dalam suatu sekolah atau antar
dalam rangka pencegahan kekerasan terdapat tiga prinsip utama yakni: (1)
Perubahan sistemik pada sekolah; (2) Program untuk siswa; & (3)
Kebijakan publik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahaan hasil penelitian dapat
1. Subjek sudah sejak lama melakukan bullying dan perilaku bullying tersebut
meniru perilaku yang ada pada lingkungan sosial dan balas dendam. Faktor
3. Bentuk bullying yang dilakukan oleh kedua subjek adalah bullying fisik,
menganggap.
4. Pikiran dan perasaan subjek sesaat dan setelah melakukan bullying adalah
merasa puas, atau dengan kata lain subjek merasakan kepauasan tersendiri
5. Akibat perilaku bullying pada korban yaitu merasa malas untuk pergi ke
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
akademik di sekolah, merasa sakit hati, dan merasa malu. Selain itu, korban
yang mengalami bullying fisik juga merasakan sakit dan meninggalkan luka
6. Tidak adanya sebuah bentuk penyesalan dari subjek karena kurangnya rasa
B. Keterbatasan Penelitian
karena harus mencari waktu yang senggang agar tidak mengganggu jam
63
C. Saran
sekolah maupun di rumah. Sehingga siswa tidak salah dalam memilih teman
3. Bagi guru BK, diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh konselor
4. Bagi peneliti lain, untuk dapat menambahkan metode lain seperti observasi
64
Daftar Pustaka
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Wiyani, Novan Ardy. (2012). Save Our Childern From School Bullying.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Yudrik, Jahja. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Yulia Mita. (2017). Dampak Perilaku Bullying Pada 2 Siswa di SMP Pangudi
Luhur 1 Klaten Tahun Ajaran 2017/2018 (Studi Kasus pada 2 Siswa SMP 1
Pangudi Luhur Klaten Tahun Ajaran 2017/2018). Skripsi, tidak diterbitkan,
USD, Yogyakarta.
Yusuf, Syamsu & Sugandhi, Nani. M. (2011). Perkembangan Peserta Didik:
Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP) Bagi Para Mahasiswa Calon Guru di
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Zakiyah Zain Ela, Sahadi Humaedi, & Meilanny Budiarti Santoso. (2017). Faktor
yang Mempengaruhi Remaja Dalam Melakukan Bullying. Jurnal Penelitian
& PPM. 4 (2): 129-389.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
LAMPIRAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 3.1.
Pedoman Wawancara
68
LAMPIRAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lembar Koding
Wawancara dengan Subjek TF
70
masalah bullying?
Lembar Koding
Wawancara dengan Subjek MF
71
Lembar Koding
Wawancara dengan Korban S dan A
72
73
Lembar Koding
Wawancara dengan Korban Z
74
75
Lembar Koding
Wawancara dengan Guru BK
76
77
78
LAMPIRAN 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80