Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

ACARA 6
ISOLASI MIKROBA

Disusun oleh:
Nama : Astin Panji Purnomo
NPM : 1810401047
Kelompok : B4
Asisten. : 1. Siti Rahma Wati
2. Natasha Choirunnisa Priwardana

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme adalah makhluk hidup dengan ukuran mikroskopis yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang dan hanya bisa dilihat degan bantuan alat mikroskop.
Mikroorganisme dapat hidup di tempat seperti udara, tanah, bahkan daun tanaman.
Mikroorganisme dapat berupa jamur maupun bakteri. Perbedaan antara jamur dan bakteri
yang sangat mencolok adalah pada sifatnya, yaitu pada bakteri bersifat basah dan jamur
brsifat kering.
Isolasi merupakan pengambilan atau memindahkan mikroba dari lingkungannya di
alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan (Fitri dan
Yasmin, 2011). Isolasi dimaksudkan untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya di media buatan sehingga
diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Pada praktikum isolasi mikroba ini akan dilakukan percobaan isolasi
mikroorganisme yang ada di udara, tanah, dan daun untuk mengetahui koloni jenis bakteri
dan jamur apasaja yang terdapat di udara tiap-tiap ruangan, mikroba tanah serta daun.

1.2 Tujuan
Tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah untuk:

1. Dapat mengetahui dan mempraktikkan cara isolasi mikroba tanah dengan metode pour
plate dan spread plate
2. Dapat mengetahui dan mempraktikkan cara isolasi mikroba udara
3. Dapat mengetahui dan mempraktikkan cara isolasi mikroba daun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri adalah kelompok mikroba yang tidak memiliki membran inti sel, termasuk
prokariota dan mikroskopik, serta memiliki peran dalam kehidupan. Beberapa kelompok
bakteri dikenal sebagai penyebab penyakit, kelompok lainnya memberikan manfaat di bidang
pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana, tanpa nukleus,
kerangka sel, dan organel lainnya seperti mitokondria dan kloroplas (Madigan, 2009). Pada
umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri yang dapat berdiameter hingga 700
μm, yaitu Thiomargarita. Bakteri umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan
jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri
bersifat motil (mampu bergerak) yang disebabkan oleh flagel (Madigan, 2009). Jamur
merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan proses
fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat
makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein dan senyawa pati dari organisme lain. Di
alam, zat-zat nutrisi tersebut biasanya telah tersedia dari proses pelapukan oleh aktivitas
mikroorganisme. Jamur dapat tumbuh diantara jasad hidup (biotik) atau mati (abiotik), dengan
sifat hidup heterotrof (organisme yang hidupnya tergantung dari organisme lain) dan saprofit
(organisme yang hidup pada zat organik yang tidak diperlukan lagi atau sampah) (Pasaribu,
2012).
Isolasi bakteri merupakan pengambilan atau memindahkan mikroba dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan
(Fitri dan Yasmin, 2011). Udara merupakan suatu komponen yang paling utama untuk
mempertahankan kehidupan. Karena metabolisme dalam tubuh suatu makhluk hidup tidak
mungkin bisa terjadi tanpa oksigen dalam udara. Kelompok mikroorganisme yang paling
banyak ditemukan sebagai jasad hidup yang tidak diharapkan kehadirannya melalui udara,
umumnya disebut jasad kontaminan. Udara terdiri atas berbagai campuran gas, antara lain
oksigen, nitrogen, karbondioksida (Fadzkur dkk., 2011).
Menurut Meryandini, dkk (2009), sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu
dilakukan pengambilan sampel. Macam-macam pengambilan sampel menurut tempatnya :
1. Sampel tanah
Jika mikroorganisme yang diinginkan berada di dalam tanah, maka cara
pengambilannya disesuaikan dengan tujuan. Misal jika yang diinginkan adalah
mikroorganisma rhizosfer maka sampel diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan
tanah.
2. Sampel udara
Teknik pengambilan hanya dengan membuka tutup cawan petri yang berisi media steril
selama ±5 menit.
Bakteri mudah ditemukan di air, udara dan tanah. Mereka hidup dalam suatu koloni, baik
bersimbiose, bebas ataupun parasit pada makhluk hidup. Jumlah bakteri di alam sangat
melimpah dengan keragaman yang sangat tinggi. Untuk mempelajari kehidupan dan
keragaman bakteri, diperlukan suatu usaha untuk mengembakbiakkan mereka dalam skala
laboratorium. Pengembangbiakan ini dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dari sumber
isolat, seperti tanah, udara, sisa makanan, dan lain-lain, dalam media yang mengandung nutrisi.
Media pertumbuhan bakteri sangat beragam, mulai dari media selektif, media penyubur, media
diferensial, dll. Masing-masing media memiliki fungsi berbeda dan digunakan tergantung
tujuan dari praktikan. Dalam mempelajari sifat pertumbuhan dari masing-masing jenis
mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut harus dipisahkan satu dengan yang lainnya,
sehingga didapatkan kultur murni yang disebut isolat. Kultur murni merupakan suatu biakan
yang terdiri dari sel-sel dari satu species atau satu galur mikroorganisme. Kultur murni
diperoleh dengan cara isolasi menggunakan metode tuang maupun gores (Elfita, 2010).
Mikroorganisme tidak memerlukan banyak ruangan untuk perkembangannya, sebab itu
media buatan (agar) dapat dimasukkan ke dalam sebuah tabung percobaan labu atau cawan
Petri. Pada permulaannya tabung atau cawan Petri harus dalam keadaan steril (bebas dari setiap
mikroorganisme hidup) lalu setelah itu dimasukkan mikrobia yang diinginkan, tabung atau
cawan harus dilindungi terhadap kontaminasi dari luar. Sumber utama pencemaran dari luar
adalah udara, yang banyak mengandung mikroorganisme yang berterbangan. Bentuk cawan
petri, dengan tutup yang saling menyelubungi, dirancang untuk mencegah pencemaran udara
(Alam dkk, 2013)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 September 2019 pukul 18.15-
20.15 di ruang P2.02 Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Tidar.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 6 buah cawan Petri yang telah berisi
media, tabung reaksi, lampu bunsen, mikropipet, plastik wrap,

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Sampel dari udara
Dibuka cawan Petri yang telah berisi media dan diletakkan di ruangan selama 5-
10 menit. Ditutup dan dibungkus serta diberi label. Diinkubasikan selama 1 minggu pada
suhu kamar/ruang.
3.3.2 Sampel dari daun
Diambil daun bagian ujung yang sehat. Permukaan atas daun diusap dengan cutton bud.
Bibir petri dipanaskan pada bunsen dengan memutar. Cutton bud diusapkan pada
permukaan media. Petri ditutup secara hati-hati, bibir petri dipanaskan pada api bunsen
dengan memutar, kemudian diberi plastik wrap pada bibir tabung.
3.3.3 Pour Plate
Dimbil suspensi sebanyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas permukaan
agar yang telah memadat. Batang L atau batang triangle diambil kemudian disemprot
alkohol dan dibakar diatas Bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu
beberapa detik. Kemudian disebarkan dengan menggosokkannya pada permukaan agar
supaya tetesan suspense merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.
Hal yang perlu diingat bahwa batang L atau batang triangle yang terlalu panas dapat
menyebabkan sel – sel mikroorganisme dapat mati karena panas.
3.3.4 Spread Plate
Disiapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang
masih cair (>45°c). Diteteskan suspensi sel kedalam cawan kosong sebanyak 1 ml secara
aseptis. Dituangkan media yang masih cair ke cawan kosong, kemudian putar cawan
uuntuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media. Diunggu sampai padat kemudian
diinkubasi. Sebaiknya kerja dilakukan secara cepat karena bila agar terlalu lama
dibiarkan dalam cawan maka pemadatan akan mempersulit penghomogenan, dan tidak
lupa bahwa suhu media saat dituang jangan terlalu tinggi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tanah Udara
Jenis Mikroba Pour Plate Spread Plate Ruang Tangga Depan Daun
10-5 10-6 10-5 10-6 P2.02 FP R.Dosen
Bakteri Jumlah 10 198 20 4 Kontam 5 6 Kontam
Koloni inasi inasi
Warna Putih Putih Putih Putih Kontam Kuning Putih Kontam
keruh (12) inasi (3) inasi
agak Kuning Putih
coklat (8) (2)
Jamur Jumlah 6 3 4 5 Kontam 4 9 Kontam
Koloni inasi inasi
Warna Hijau Hitam Hijau Hijau Kontam Hijau Hijau Kontam
(3) keabu tua tua (3) inasi kehitam kehitama inasi
Putih an, Hijau an n (5)
(3) putih kehita Hijau
man kekuning
(2) an (4)

4.2 Pembahasan
Bakteri adalah kelompok mikroba yang tidak memiliki membran inti sel, termasuk
prokariota dan mikroskopik, serta memiliki peran dalam kehidupan. Beberapa kelompok
bakteri dikenal sebagai penyebab penyakit, kelompok lainnya memberikan manfaat di bidang
pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana, tanpa nukleus,
kerangka sel, dan organel lainnya seperti mitokondria dan kloroplas (Madigan, 2009). Pada
umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri yang dapat berdiameter hingga 700
μm, yaitu Thiomargarita. Bakteri umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan
jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri
bersifat motil (mampu bergerak) yang disebabkan oleh flagel (Madigan, 2009). Jamur
merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan proses
fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat
makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein dan senyawa pati dari organisme lain. Di
alam, zat-zat nutrisi tersebut biasanya telah tersedia dari proses pelapukan oleh aktivitas
mikroorganisme. Jamur dapat tumbuh diantara jasad hidup (biotik) atau mati (abiotik), dengan
sifat hidup heterotrof (organisme yang hidupnya tergantung dari organisme lain) dan saprofit
(organisme yang hidup pada zat organik yang tidak diperlukan lagi atau sampah) (Pasaribu,
2012).
Pada percobaan yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil yang telah dituliskan dalam
tabel di atas dengan keterangan sebagai berikut. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan
dua metode yaitu pour plate dan spread plate. Pada metode pour plate dengan kode 10-5
didapatkan hasil untuk bakteri dengan jumlah koloni 10 berwarna putih. Pada kode 10-6
berjumlah koloni 198 dan berwarna putih keruh agak coklat. Pour plate untuk jamur dengan
kode 10-5 denganjumlah koloni 6 dengan warna hijau ada 3 koloni dan yang putih ada 3 koloni.
Sedangkan kode 10-6 berjumlah koloni 3 dengan warna hijau keabuan, putih.
Yang kedua adalah metode spread plate. Metode ini juga ada 2 kode yaitu pada kode
-5
10 berjumlah koloni 20 dengan warna putih 12 koloni dan warna kuning 8 koloni. Sedangkan
pada kode 10-6 berkoloni 4 dan berwarna putih. Pada jamur untuk kode 10-5 berkoloni 4 dan
berwarna hijau tua dan pada kode 10-6 berkoloni 5 dan berwarna hijau tua 3 koloni dan 2 koloni
hijau kehitaman.
Untuk pengambilan sampel udara diambil sampel dari tiga tempat yang berbeda. Yang
pertama ada sampel udara ruang P2.02 yang mana hasil pada sampel ini baik jamur maupun
bakteri terjadi kontaminasi dikarenakan pada saat penutupan cawan petri dengan platik wrap
kurang rapat sehingga udara dapat keluar masuk dengan bebas dan bakteri & jamur juga keluar
masuk dengan bebas. Untuk sampel udara tangga Fakultas Pertanian bakteri berjumlah koloni
5 dengan warna kuning 3 koloni dan 2 koloni warna putih. Untuk jamur berjumlah 4 koloni
dengan warna hijau kehitaman. Pada udara depan ruang dosen jumlah koloni bakteri ada 6
dengan warna putih. Sedangkan bakteri ada 9 koloni dengan warna hijau kehitaman 5 koloni
dan hijau kekuningan 4 koloni.
Yang terakhir ada sampel daun dengan hasil isolasi bakteri dan jamur mengalami
kontaminasi dikarenakan pentupan dengan plastik wrap yang kurang rapat sehingga udara serta
mikrobia dapat keluar masuk dengan bebas.
BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil bahwa ada isolasi yang
berhasil dan ada yang yang gagal atau mengalami kontaminasi. Apabila berhasil itu karena
prosedur kerja yang dilakukan telah benar. Sedangkan terjadi kontaminasi karena penutupan
meenggunakan plastik wrap masih kurang rapat sehingga udara dapat keluar masuk dengan
bebas, selain itu juga disebabkan oleh teknik aseptis tidak benar sehingga akan menjadi kurang
steril dan kontaminasi dapat terjadi.
LAMPIRAN

Pengamatan 1 : Rabu, 2 Oktober 2019

Tanah Udara
Jenis Mikroba Pour Plate Spread Plate Ruang Tangga Depan Daun
10-5 10-6 10-5 10-6 P2.02 FP R.Dosen
Bakteri Jumlah 10 198 5 2 Kontam 1 3 Kontam
Koloni inasi inasi
Warna Putih Putih Putih Putih Kontam Putih Putih Kontam
keruh (5) inasi inasi
agak
coklat
Jamur Jumlah 6 3 1 2 Kontam 1 3 Kontam
Koloni inasi inasi
Warna Hijau Hitam Hijau Hijau Kontam Hijau Hijau Kontam
(3) keabu tua (2) inasi kehitam kehitama inasi
Putih an, an n
(5) putih

Pengamatan 2 : Kamis, 3 Oktober 2019

Tanah Udara
Jenis Mikroba Pour Plate Spread Plate Ruang Tangga Depan Daun
-5 -6
10 10 10-5 10-6 P2.02 FP R.Dosen
Bakteri Jumlah 10 198 9 3 Kontam 3 4 Kontam
Koloni inasi inasi
Warna Putih Putih Putih Putih Kontam Kuning Putih Kontam
keruh (7) inasi (1) inasi
agak Kuning Putih
coklat (2) (2)
Jamur Jumlah 6 3 2 3 Kontam 2 6 Kontam
Koloni inasi inasi
Warna Hijau Hitam Hijau Hijau Kontam Hijau Hijau Kontam
(3) keabu tua tua (3) inasi kehitam kehitama inasi
Putih an, an n (4)
(5) putih Hijau
kekuning
an (2)
Pengamatan 3 : Jumat, 4 Oktober 2019

Tanah Udara
Jenis Mikroba Pour Plate Spread Plate Ruang Tangga Depan Daun
10-5 10-6 10-5 10-6 P2.02 FP R.Dosen
Bakteri Jumlah 10 198 12 3 Kontam 4 4 Kontam
Koloni inasi inasi
Warna Putih Putih Putih Putih Kontam Kuning Putih Kontam
keruh (8) inasi (2) inasi
agak Kuning Putih
coklat (4) (2)
Jamur Jumlah 6 3 2 3 Kontam 2 6 Kontam
Koloni inasi inasi
Warna Hijau Hitam Hijau Hijau Kontam Hijau Hijau Kontam
(3) keabu tua tua (3) inasi kehitam kehitama inasi
Putih an, Putih an n (4)
(5) putih (1) Hijau
kekuning
an (3)

Pengamatan 4 : Senin, 7 Oktober 2019

Tanah Udara
Jenis Mikroba Pour Plate Spread Plate Ruang Tangga Depan Daun
10-5 10-6 10-5 10-6 P2.02 FP R.Dosen
Bakteri Jumlah 10 198 20 4 Kontam 5 6 Kontam
Koloni inasi inasi
Warna Putih Putih Putih Putih Kontam Kuning Putih Kontam
keruh (12) inasi (3) inasi
agak Kuning Putih
coklat (8) (2)
Jamur Jumlah 6 3 4 5 Kontam 4 9 Kontam
Koloni inasi inasi
Warna Hijau Hitam Hijau Hijau Kontam Hijau Hijau Kontam
(3) keabu tua tua (3) inasi kehitam kehitama inasi
Putih an, Putih an n (5)
(3) putih (2) Hijau
kekuning
an (4)
Alam M.S., dkk. 2013. Isolasi Bakteri Selulotik Termofilik Kompos Pertanian Desa Bayat,
Klaten, Jawa Tengah. Chem info. 1(1): 190-195.

Elfita, dkk. 2010. Senyawa Antimalaria dari Jamur Endofik Tumbuhan Sambiloto
(Andographis paniculata Ness.). Jurnal Natur Indonesia. 13(2): 123-129.

Fadzkur, A., Surtiningsih, T., Trisnadi. 2011. Analisis Kualitas Udara Ruang (Indoor) Secara
Mikologis; Studi Kasus di Pemukiman Kumuh Kecamatan Semampir Surabaya. Jurnal
Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. 3(2): 1-9.

Fitri, L dan Yasmin, Y. 2011. Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri Kitinolitik.
Jurnal Ilmu Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi. 3(2): 20-25.

Madigan, M. J. 2009. Biology Microorganisms. New York: Prentic Hall International.

Meryandini A., Widosari W., Maranthana B. 2009. Isolasi Bakteri Selulotik dan Karakteristik
Enzimnya. Jurnal Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi. Vol: 13(1). Hal 33-
38.

Pasaribu, dkk. 2012. Aneka Jamur Unggulan Yang Menembus Pasar. Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai