SEPSIS
OLEH :
1
2
LAPORAN PENDAHULUAN
SEPSIS
A. Pengertian
Sepsis adalah bakteri umum yang masuk ke aliran dalam darah (Donna
sebagai infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama
Sepsis neonatorum adalah semua infeksi bayi pada 28 hari pertama sejak
pada satu organ saja (seperti paru-paru dengan pneumonia). Infeksi pada
sepsis bisa didapatkan pada saat sebelum persalinan (intrauterine sepsis) atau
(herpes, rubella), bakteri (streptococcus B), dan fungi atau jamur (candida)
B. Klasifikasi Sepsis
organisme pada saluran genital ibu dan atau cairan amnion, biasanya
kontak langsung atau tak langsung dengan organisme yang ditemukan dari
3
2008)
C. Etiologi
kuman seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir
Streptococus group B
Stophylococus aureus
Enterococus
Listeria monocytogenes
Klepsiella
Entererobacter sp
Pseudemonas aeruginosa
Proteus sp
Organisme anaerobik
2. Late Onset : Timbul setelah satu minggu pada awal kehidupan neonatus
tanpa kelainan perinatal, infeksi didapat dari lingkungan atau dari rumah
Menurut Arief, 2008 tanda dan gejala dari sepsis neonatorum, antara lain:
merintih, sianosis
bradikardi
Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak
muntah, diare, dan perut kembung. Gejala dari sepsis neonatorum juga
E. Patofisiologi
Penyakit yang ada pada ibu karena adanya bakteri dan virus pada
faktor maternal yaitu adanya status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang
mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis.
Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur ibu
(kurang dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun. Kurangnya perawatan prenatal,
ketuban pecah dini (KPD), dan prosedur selama persalinan. Faktor Neonatal,
pada bayi dengan prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram),
Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup
vena atau arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat masuk
bagi mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin terinfeksi
berasal dari petugas ( infeksi nosokomial), paling sering akibat kontak tangan.
Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan dalam
tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh
E.colli.
7
F. Nursing Pathway
Menghasilkan panas Eritrosit banyak Lisis Fungsi tidak optimal Muntah, diare
tubuh
G. Pemeriksaan Penunjang
secara menyeluruh. Hal ini termasuk biakan darah, fungsi lumbal, analisis
3. Leukositosis (>34.000×109/L)
H. Penatalaksanaan
1. Perawatan
Perawatan suportif diberikan untuk mempertahankan suhu tubuh
normal, untuk menstabilkan status kardiopulmonary, untuk memperbaiki
hipoglikemia dan untuk mencegah kecenderungan perdarahan. Perawatan
suportif neonatus septik sakit (Datta, 2007) meliputi sebagai berikut:
a. Menjaga kehangatan untuk memastikan temperature. Agar bayi tetap
normal harus dirawat di lingkungan yang hangat. Suhu tubuh harus
dipantau secara teratur.
b. Cairan intravena harus diperhatikan. Jika neonatus mengalami perfusi
yang jelek, maka saline normal dengan 10 ml / kg selama 5 sampai 10
menit. Dengan dosis yang sama 1 sampai 2 kali selama 30 sampai 45
menit berikutnya, jika perfusi terus menjadi buruk. Dextrose (10%) 2
9
dapat diberi secara parental. Pilihan obat yang diberikan adalah ampisilin,
atau diare.
2. Diagnosa Keperawatan
b. Hipertermia
1 Pola Setelah dilakukan asuhan 1. Posisikan pasien semi Fowler 1. Posisi semi powler dapat
Nafas keperawatan selama... x 24 jam 2. Auskultasi suara napas, catat memaksimalkan ventilasi
Tidak diharapkan pola nafas efektif dengan adanya suara napas tambahan 2. Suara napas tambahan dapat menjadi
Efektif Kriteria hasil: 3. Monitor respirasi dan status tanda jalan napas yang tidak adekuat
1. Tidak ada sianosis dan disipnea, O2,TTV 3. Pada sepsis terjadinya gangguan
mendemonstrasikan batuk efaktif 4. Bila perlu lakukan respirasi dan status O2 sering
dan suara nafas yang bersih suction,pustural drainage ditemukan yang menyebabkan TTV
2. Menunjukan jalan nafas yang tidak dalam rentan normal
paten(pelayan tidak merasa 4. Untuk mengeluarkan sekret pada
tercekik,tidak ada suara nafas saluran napas untuk menciptakan jalan
abnormal) napas yang paten
3. Tanda-tanda vital dalam rentang
normal
2 Hiperter Setelah dilakukan asuhan 1. Monitoring tanda-tanda vital 1. Perubahan tanda-tanda vital yang
mia keperawatan selama ...X24 jam setiap dua jam dan pantau signifikan akan mempengaruhi proses
diharapkan pasien tidak warna kulit regulasi ataupun metabolisme dalam
11
12
3 Kekurang Setelah dilakukan asuhan 1. Monitoring tanda-tanda vital 1. Perubahan tanda-tanda vital yang
an keperawatan selama...x 24 jam setiap dua jam dan pantau signifikan akan mempengaruhi proses
Volume diharapkan cairan pasien terpenuhi warna kulit regulasi ataupun metabolisme dalam
Cairan dengan kriteria hasil: 2. Observasi adanya hipertermi, tubuh.
1. Suhu tubuh berada dalam batas kejang dan dehidrasi. 2. Hipertermi sangat potensial untuk
normal (Suhu normal 36,5o-37o 3. Berikan kompres hangat jika menyebabkan kejang yang akan
C) terjadi hipertermi, dan semakin memperburuk kondisi pasien
13
2. Nadi dan frekwensi napas dalam pertimbangkan untuk langkah serta dapat menyebabkan pasien
batas normal (Nadi neonatus kolaborasi dengan kehilangan banyak cairan secara
normal 100-180 x/menit, memberikan antipiretik. evaporasi yang tidak diketahui
frekwensi napas neonatus normal 4. Berikan ASI/PASI sesuai jumlahnya dan dapat menyebabkan
30-60x/menit) jadwal dengan jumlah pasien masuk ke dalam kondisi
3. Bayi mau menghabiskan pemberian yang telah dehidrasi.
ASI/PASI 25 ml/6 jam ditentukan 3. Kompres air hangat lebih cocok
digunakan pada anak dibawah usia 1
tahun, untuk menjaga tubuh agar tidak
terjadi hipotermi secara tiba-tiba.
4. Pemberian ASI/PASI sesuai jadwal
diperlukan untuk mencegah bayi dari
kondisi lapar dan haus yang berlebi
DAFTAR PUSTAKA
14