Disusun Oleh:
1. Anisa Rahmawati 207117010
2. Ani Ulfah 207117018
3. Dewi Reza Utami 207117021
4. Fitri Aina Lutpia 207117020
1.3. Tujuan
Mengetahui masalah sistem pembiayaan kesehatan yang ada di
Indonesia dan penyebab serta penyelesaian masalah tersebut.
1.4. Manfaat
1. Dapat dipergunakan untuk melihat equity distribusi pembagian
keuangan pemerintah.
2. Menjadikan mahasiswa agar lebih memahami masalah system
pembiayaan di Indonesia.
3. Dapat dijadikan sebagai data dasar pengambilan keputusan
untuk menyusun suatu rumusan alokasi anggaran di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Kerjasama
Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi ialah
memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai sarana pelayanan
kesehatan. Sebagaimana telah disebutkan, ada dua bentuk kerjasama yang
dapat dilakukan yakni:
1.Kerjasama institusi: Misalnya sepakat secara bersama-sama membeli
peralatan kedokteran yang mahal (cost sharing) dan jarang
dipergunakan. Dengan pembelian dan pemakaian bersama ini dapat
dihematkan dana yang tersedia serta dapat pula dihindari penggunaan
Peralatan yang rendah (under utilization). Dengan demikian. Efisiensi
juga akan meningkat.
2.Kerjasama sistem: Bentuk kerjasama sistem Yang Paling Populer ialah
sistem rujukan, Yakni adanya hubungan kerja sama timbal balik antara
satu sarana kesehatan dengan sarana kesehatan. (Sumajitun,2006).
2.6. Model Sistem pembiayaan kesehatan di beberapa negara
Dari berbagai pengalaman diberbagai negara, ada tiga model sistem
pembiayaan kesehatan bagi rakyatnya yang diberlakukan secara nasional
yakni model asuransi kesehatan sosial(Social Health Insurance), model
asuransi kesehatan komersial(Commercial/Private Health Insurance), dan
model NHS (National Health Services). Model Social Health Insurance
berkembang di beberapa Negara Eropa sejak Jerman dibawah Bismarck
pada tahun 1882 kemudian ke Negara-negara Asia lainnya yakni Philipina,
Korea, Taiwan. Kelebihan sistem ini memungkinkan cakupan 100 persen
penduduk dan relatif rendahnya peningkatan biaya pelayanan
kesehatan.(Sumajitun,2006)
Sedangkan model Commercial/Private Health Insurance berkembang
di AS. Sistem ini gagal mencapai cakupan 100% penduduk sehingga Bank
Dunia merekomendasikan pengembangan model Regulated Health
Insurance. Amerika Serikat adalah negara dengan pengeluaran untuk
kesehatannya paling tinggi (13,7% GNP) pada tahun 1997 sementara
Jepang hanya 7% GNP tetapi derajat kesehatan lebih tinggi Jepang.
Indikator umur harapan hidup didapatkan untuk laki-laki 73,8 tahun dan
wanita 79,7 tahun di Amerika Serikat sedang di Jepang umur harapan
hidup laki-laki 77,6 tahun dan wanita 84,3 tahun. Terakhir model National
Health Services dirintis pemerintah Inggris sejak usai perang dunia kedua.
Model ini juga membuka peluang cakupan 100% penduduk, namun
pembiayaan kesehatan yang dijamin melalui anggaran pemerintah akan
menjadi beban yang berat.(Sumajitun,2006)
2.7. Sistem Pembiayaan kesehatan di Indonesia
Sistem Pembiayaan kesehatan di Indonesia yang berlaku saat ini
adalah Jaminan Kesehatan Nasional yang dimulai pada tahun 2014 yang
secara bertahap menuju ke Universal Health Coverage. Tujuan Jaminan
Kesehatan Nasional secara umum yaitu mempermudah masyarakat untuk
mengakses pelayanan kesehatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu. Perubahan pembiayaan menuju ke Universal Coverage
merupakan hal yang baik namun mempunyai dampak dan risiko
sampingan.(Sumajitun,2006).
2.8 Sejarah badan penyelenggara jaminan kesehatan (JKN)
Jaminan pemeliharaan kesehatan di Indonesia sebenarnya sudah ada
sejak zaman kolonial Belanda. Dan setelah kemerdekaan, pada tahun 1949,
setelah pengakuan kedaulatan oleh Pemerintah Belanda, upaya untuk
menjamin kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya
pegawai negeri sipil beserta keluarga, tetap dilanjutkan. Prof. G.A.
Siwabessy, selaku Menteri Kesehatan yang menjabat pada saat itu,
mengajukan sebuah gagasan untuk perlu segera menyelenggarakan
program asuransi kesehatan semesta (universal health insurance) yang saat
itu mulai diterapkan di banyak negara maju dan tengah berkembang pesat.
PEMBAHASAN
4.1. Kesimpulan
1. Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya
kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
2. Model Sistem pembiayaan kesehatan di beberapa Negara yakni
model asuransi kesehatan sosial(Social Health Insurance), model
asuransi kesehatan komersial(Commercial/Private Health
Insurance), dan model NHS (National Health Services).
3. Sistem Pembiayaan kesehatan di Indonesia yang berlaku saat ini
adalah Jaminan Kesehatan Nasional.
4. Masalah-masalah yang terjadi pada JKN dan penyebabnya:
Ketidakmerataan ketersediaan fasilitas kesehatan, tenaga
kesehatan dan kondisi geografis, menimbulkan masalah baru
berupa ketidakadilan antara kelompok masyarakat
Masalah lain adalah besarnya re-imbustment dari BPJS untuk
rumah sakit yang menyangkut besaran jasa medik. Perubahan
sistem pembiayaan yang kurang menghargai tenaga kesehatan dan
pengelola rumah sakit dapat menurunkan mutu pelayanan.
4.2. Saran
Sebagai calon seorang tenaga kesehatan, kita sudah seharusnya
memahami tentang JKN dan masalah apa saja yang ada didalamnya,
karena kita selalu terlibat dengan pasien dan terlebih lagi jika dapat
mengusulkan penyelesaian terhadap masalah yang terjadi. Dengan
memahami yang terjadi kita akan tetap dapat memberikan pelayanan
secara professional tanpa menguntungkan salah satu pihak.
Daftar Pustaka
Kompasiana.2011.kesehatan.(http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2
011/10/16/kebijakan-pembiayaan-kesehatan-403770.html). diakses
tanggal 26 Maret 2014 pukul 18.30 WIB.
Kemenkes RI, 2013, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
Kesehatan Nasional, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Martiningsih, D., 2009, Pengaruh Variasi Metode Pembayaran Kapitasi
Kepada Dokter Keluarga Terhadap Efisiensi Biaya Dan Kualitas
Pelayanan, Jurnal Kedokteran Indonesia, 1(2): 185-192.
Pdgri.2014.PenyelenggaraanSJSNKesehatan.(http://www.pdgi.or.id/ne
ws/detail/penyelenggaraan-sjsn-kesehatan-2014). diakses tanggal
26 Maret 2014 pukul 18.45 WIB.
Sumijatun, et all. 2006. Konsep dasar keperawatan komunitas. Jakarta:
EGC.