Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ALAT LAMPU INFRA RED

KELOMPOK 1:

1. ADITYA OZA PRATAMA (1802002)


2. ALFI ALQODRI (1802004)
3. ARDIANSYAH (1802006)

TEKNIK ELEKTROMEDIK

POLITEKNIK KESEHATAN SITEBA PADANG

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah alat LAMPU
INFRA RED.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai alat kesehatan khususnya alat terapi di bisa digunakan di
rumah sakit salah satunya alat Lampu Infra Red. Dan juga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.

Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami
berharap adanya kritik dan saran untuk perbaikan makalah yang telah kami buat, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

padang, 20 Oktober 2019

penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi inframerah adalah alat fisioterapi di bidang medis yang digunakan sebagai alat
terapi terhadap suatu penyakit dengan memanfaatkan pancaran radiasi sinar inframerah yang
dihasilkannya. Alat terapi inframerah memancarkan gelombang elektromagnetik berbentuk
sinar infra merah jauh (far infrared) yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh dan
membantu penyembuhan berbagai macam penyakit. Therapi dengan menggunakan
infrarmerah dapat meningkatkan metabolisme tubuh, Melancarkan sirkulasi darah, Membantu
perkembangan sel-sel tubuh, Menghilangkan pengaruh yang ditimbulkan oleh zat-zat racun
yang ada di dalam tubuh. Membantu menghilangkan memar, Menyembuhkan wilayah yang
terluka dan masih banyak lagi penyakit yang dapat di terapi dengan alat ini.

Dosis yang digunakan dalam aplikasi penggunaan inframerah khusunya untuk jarak dan
waktu dari tenaga medis satu dengan yang lain selalu berbeda. Hal ini lebih dikarenakan
belum ada patokan secara pasti untuk ketentuan jarak yang pasti.
B. Rumusan Masalah
1. Fungsi Alat
2. Efek Samping Alat Jika Pengoperasian Tidak Sesuai Sop
3. Blok Diagram Alat
4. Perinsip Kerja Alat
5. Sop Pengoperasian
6. Pemeliharaan
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Fungsi Alat
2. Untuk Mengetahui Efek Samping Alat Jika Pengoperasian Tidak Sesuai Sop
3. Untuk Mengetahui Blok Diagram Alat
4. Untuk Mengetahui Perinsip Kerja Alat
5. Untuk Mengetahui Sop Pengoperasian
6. Untuk Mengetahui Pemeliharaan
7.
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI DASAR

3
2

Gambar 1. Alat Terapi Infrared

Bagian bagian alat:

1. lampu infra red


2. setting dimmer
3. tombol power

Spesifikasi produk :
 Berat : 4,5 kg
 Dimensi packaging : 31 x 27 x 48 cm
 Sumber Power : 220 v, 50 hz
 Daya Listrik : 80 watt
 Panjang kabel : 175 cm
Infra red merupakan alat terapi yang penyembuhannya menggunakan panas
yang membawa frekuensi yang mana memiliki panjang gelombang berkisar 7700
sampai dengan 4 juta A. Gel. Panjang (non penetrasi) 12.000 – 150 000 A,
penetrasinya hanya pada lapisan supervisial epidermis yaitu 0,5 mm dan gel pendek
(penetrasi) 7.700 – 12.000 A, penetrasinya sampai pembuluh darah kapiler, pembuluh
darah limpe, ujung2 syaraf dan jaringan lain di bawah kulit.

Klasifikasi IR :

Type A : 780 -1500 mm, penetrasi dalam

Type B : 1500-3000 mm, penetrasi dangkal.

Type C : 3.000 – 10.000 mm, penetrasi lebih dangkal.

Sehingga dapat kita ketahui bahwa Infra red hanya dapat menembus kulit manusia
pada bagian permukaan saja.

Sumber gelombang IR berasal dari Matahari dan Buatan . Sumber IR Buatan


dibagi menjadi 2 yang bercahaya (Luminouse) dan membara (non lumonouse).

Berikut ini adalah perbedaan antara luminous dan non luminous.

 Luminous mempunyai ciri- ciri :


1. Bercahaya (mengandung UV)
2. Panas superfisial
3. Panjang gelombangnya pendek 7ribu – 12rb Amstrong
 Non Luminous mempunyai ciri-ciri
1. Tidak bercahaya (mengandung UV juga)
2. Jaraknya lebih pendek / penentrasi dangkal
3. Intensitanya 200 watt
4. Panjang gelombangnya panjang 12 ribu – 150rbu amstrong.

B. Manfaat Penggunaan Alat :


 Membantu penyembuhan berbagai macam penyakit antara lain : sakit kepala,
keseleo, pegal linu, rheumatik, dll.
 Membantu memperbaiki kondisi kesehatan tubuh sehingga dapat
memperpanjang umur
 Meningkatkan metabolisme tubuh
 Menjaga kadar air dalam tubuh
 Menaikkan suhu tubuh
 Melenturkan rongga pembuluh darah
 Melancarkan sirkulasi darah
 Membantu perkembangan sel-sel tubuh
 Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
 Menghilangkan pengaruh yang ditimbulkan oleh zat-zat racun yang ada di
dalam tubuh.
 Membantu menghilangkan memar, bengkak
 Menyembuhkan wilayah yang terluka
 Merangsang kelenjar keringat dan menghilangkan lemak pada kulit (pastikan
minum air dengan jumlah yang cukup).\

C. Efek samping akibat pemakaian infrared yang tidak sesuai SOP :


1. luka bakar
Pemakaian infra red dapat menimbulkan superficial heat burn yaitu terbakar
karena panas yang terjadi pada daerah superficial epidermis. Warna merah
terkadang disertai adanya Blister (melepuh) sewaktu atau sesudah pengobatan.
Luka bakar dapat juga terjadi karena kurang informasi.
2. Electric shock
Bias terjadi apabila terdapat kabel penghantar yang terbuka atau alat terentuh
penderita.
3. Meningkatkan keadaan gangrene
Pada keadaan defective arterial blood supplay, dengan pemberian penyinaran
IR justru akan membahayakan penderita, bahkan dapat terjadi presipitasi ganggren
(mati jaringan).
4. Headache
Perasaan pusing setelah penyinaran IR.
5. Faintness
Pingsan atau tak sadar secara tiba-tiba.
6. Chill atau menggigil
Keadaan ini jarang dijumpai pada daerah tropis.
7. Kerusakan pada mata
Sinar IR merupakan predisposing terjadinya katarak, karena itu mata harus
dilindungi dengan kapas basah atau kain kasa.
D. Blok diagram

Tekan tombol Setting dimmer Lampu


power (ON) (panas) infrared

1. Saklar sebagai memutus atau nyabungkan jala.jala PLN


2. Setting dimer sebagai pengatur arus yang mengontrol nyala lampu dari mati,
redup, terang.
3. Lampu infrared sebagai beban.

E. PRINSIP KERJA
1. Tegangan masuk pada rangkain dan melewati resistor (sebagai pengaman
potensio).
2. Lalu melewati potensio yang berfungsi sebagai pengatur beser kecilnya arus
yang masuk pada triac. Agar lampu bisa menyala mati, redup, terang.
3. Arus masuk menyulut anoda dan katoda sehingga saturasi, lampu infrared
menyala.
4. Capasitor di taroh di antara T2 dan gate triac berfungsi untuk memperhalus nyala
lampu antara mati, redup, terang.

F. SOP PENGOPRASIAN
1. Lepaskan penutup alat.
2. Periksa kestabilan posisi lampu ( balancing).
3. Perhatikan protap pelayanan.
4. Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan.
5. Atur posisi/ ketinggian lampu, sesuai yang dikehendaki.
6. Putar tombol timer ke arah kanan dan Atur Timer sesuai waktu yang di inginkan.
7. Hubungkan alat dengan catu daya.
8. Hidupkan alat, pastikan alat dalam keaadan aktif (ON).
9. Nyalakan lampu sesuai dengan lampu yang dikendaki dengan cara menekan
saklar.(tiapa lampu memunyai saklar masing- masing.
10. Pastikan alat baik (lampu menyala) dan aman untuk therapi.
11. Lakukan proses theraphi.
12. Setelah selesai/ waktu penyinaran tercapai.
13. Mematikan alat dan pastikan dalam keadaan mati (OFF).(Bila waktu pengobatan
habis, alat secara otomatis akan mati).
14. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.
15. Bersihkan alat
16. Kembalikan posisi lampu infrared pada tempatnya.
17. Pastikan infra red therapy dalam kondidi baik dan siap difungsikan pada
pemakaian berikutnya.
18. Pasang penutup alat.
19. Catat frekuensi penggunaan alat (dalam jumlah pasien dan waktu penyinaran).

G. SOP PEMELIHARAAN

Berikut ini cara pemasangan lampu pada infra red:

Pemasangan lampu diatur hingga mendapatkan sinar dapat jatuh tegak lurus
terhadap jaringan yang diobati, baik itu untuk lampu lominous maupun non luminous.
Hanya saja untuk jarak penyinarannya berbeda yakni untuk non luminous kurang
lebih 45- 60 cm, sedangkan untuk lampu luminous kurang lebih 35- 45cm. Namun
jarak ini bukan merupakan jarak yang mutlak, karena masih dipengaruhi oleh
toleransi penderita atau besarnya watt lampu.

 Pelaksanaan Pemeliharaan

1. Lakukan pembersihan seluruh bagian alat.

2. Lakukan pelumasan pada bagian- bagian yang bergerak.

3. Lakukan pengencangan / tightening.

4. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat.

5. Lakukan penggantian bahan pemeliharaan.

6. Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja.

7. Lakukan penyetelan atau adjustment.


8. Kesimpulan hasil pemeliharaan.

Pemeliharaan tersebut dilakukan setiap 3 bulan sekali.

H. TRAUBLESHOOTING
1. Lampu tidak hidup
Analisa: 1.Lampu rusak tindakan pengantian lampu.
2.Tidak ada sumber yang masuk tindakan pengecekkan kabel.
3.Saklar rusak tindakan penggantian saklar.
2. Lampu tidak bias redup dan terang
Analisa: 1.potensio rusak tindakan penggantian potensio.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Alat terapi inframerah adalah alat fisioterapi di bidang medis yang digunakan
sebagai alat terapi terhadap suatu penyakit dengan memanfaatkan pancaran radiasi
sinar inframerah yang dihasilkannya. pada saat melakukan terapi dengan
menggunakan alat terapi inframerah perlu memperhatikan jarak antara lampu dengan
objek yang akan di terapi.

B. SARAN
Kami harap makalah ini digunakan sebagai mana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Inframerah

https://www.scribd.com/doc/41968180/Lampu-Terapi-Infra-Merah

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12232/BAB%20II.pdf?sequence=
6&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai