Anda di halaman 1dari 5

KELAINAN METABOLIK DAN ENDOKRIN PADA TULANG

Lebih dari 98% kalsium dan lebih dari 85% fosfat tubuh tersimpan dalam tulang dan
mempunyai kapasitas yang kecil dalam penggantinya. Sejumlah kecil mineral dapat
mengalami penggantian secara cepat, karena konsentrasi kalsium dan fosfat bergantung pada
usus dan ekskresinya pada ginjal. Terjadinya perubahan kadar mineral plassma akan diatasi
melalui pengaturan absorsinyan pada tubulus ginjal.

Kalsium mempunyai hubungan yang erat dalam pembentukan dan repsorsi tulang.
Keseimbangan antara absorpsi, ekskresi, sirkulasi ekstra seluluer, dan penggantian kalsium di
dalam tulang dikontrol oleh faktor sistemik dan lokal. Kalsium merupakam mineral esensial
bagi kelangsungan fungsi dan proses fisiologis normal sel, misalnya pada proses
penghantaran implus sadar dan kontraksi otot. Konsentrasi normal kalsium dalam darah dan
cairan ekstraseluler antara 8,8-0,4 mg/100 ml. Umumnya kalsium terikat dengan protein dan
sebagian dalam bentuk ion yang efektifuntuk metabolisme sel dan proses homoestasis tubuh.
Untuk mencukupi kebutuhan kalsium tubuh, makanan sehari-hari harus mengandung kalsium
sebanyak 400-800 mg yang 50% akan massuk ke dalam sirkulasi yang absorpsinya dari
intestinal karena adanya metabolit vitamin D. Ekskresi kalsium dalam urine bervariasi antara
100-400 mg/24 jam. Bila kadar kalsium darah berkurang, tubuh akan berusaha mengimbangi
denga jalan meningkatkan reabsorpsi kalsium pada tubulus ginjal sehingga ekskresi akan
berkurang.

Fosfat diperlukan untuk berbagai proses metabolisme yang penting. Konsentrassi


fosfat di dalam darah hampir seluruhnya dalam bentuk ion fosfat inorganik sebanyak 90%
diresorpsi kembali ke dalam tubulus proksimalis ginjal di bawag pengaruh hormon paratiroid.

Hormor paratiroid berperan dalam regulasi metabolisme kalsium tubuh yang


bertujuan mempertahankan konsentrasi kalsium ekstraseluler. Efek hormon paratiroid pada
tubulus ginjal adalah menurunkan reabsorsi fosfat dan meningkatkan reabsorpsi kalsium
sehingga ekskresi fosfat meningkatkan dan ekskersi kalsium berkurang pada urine. Pada
tulang, hormon paratiroid akan meningkatkan resorpsi tulang oleh sel osteoklas serta
pelepasan kalsium dan fosfat dalam darah.
Kalsitonin diproduksi oleh sel C tiroid dan mempunyai fungsi yang berlawanan
dengan hormon paratiroid.

Vitamin D berfungsi dalam remodeling tulang serta mobilisassi kalsium dari usus
halus dan tulang. Secara almiah, vitamin D yang aktif dalam tubuh berbentuk vitamin D3
(kolekalsiferol) yang beraal dari dua sumber, yaitu langsung dari diet dan secara tidak
langsung pada kulit di bawah pengaruh sinar ultraviolet. Kebutuhan sehari-hari tubuh
terhadap vitamin D sebesar 400 UI.

ARTRITIS METABOLIK

1. Penyakit gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai
dengan hiperurisme dan serangan sinovitis berulang-ulang. Kalinan ini berkaitan
dengan penimbunan kristal urat monohidrat monosodium dan pada tahap yang
lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi. Insiden penyakit gout sebesar 1-
2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria dan
wanita.penyakit ini terutama menyerang sendi tangan dan bagian
metatarsofalangeal kaki. Klasifikasi gout dibagi dua, yaitu:
1. Gout primer :
Dipengaruhi oleh faktor genetik. Terddapat produksi/sekresi asam urat
yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
2. Gout sekunder
Disebabkan dua hal, yaitu :
a. Kelainan mieloproliferatif (polisitemia, leukimia, mieloma
retikularis)
b. Sindrom Lesch-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi
hipoxantin guanin fosfori bosil tranferase yang terjadi pada anak-
anak dan sebagian orang dewasa
c. Gangguan penyimpanan glikogen
d. Penatalaksanaa anemia pernisiosa karana maturasi sel
megaloblastik menstimulasi pengeluaran asam urat

Sekresi asam urat yang berkurang, misalnya pda gagal ginjal kronis, pemakaian
obat-obat salisilat, tiazid, beberapa macam diuretik dan sulfonamid, atau keadaan
alkoholik, sasidosis laktat, hipepaatiroidisme, dan pada miksedema.
Faktor preddiposisi terjadinya penyakit gout

1. Usia
Umumnya pada usia terjadi pertengahan, tetapi gejala dapat terjadi lebih awal bila
terdapat faktor herediter.
2. Jenis kelamin.
Sering terjadi pada pria dengan dibandingkan 20:1
3. Iklim
Lebih banyak ditemukan pada daerah dengan suhu yang lebih tinggi.
4. Herediter
Faktor heredditer dominan autosom sangat berperan dan sebanyak 25% disertai
adanya hiperurisemia.

Pada artiritis akut, ditemukan penimbunan kristal pada memberan sinovia dan tulang
rawan artikular. Pada artiritis kronis, terjadi erosi tulang rawan, proliferasi sinovia dan
pembentukan panus, erosi kistik tulang, serta perubahan osteoaritiritis sekunder. Selanjutnya,
terjadi tofus serta fibrosis dan ankilosis pada tulang. Ditemukan penimbunan asam urat pada
jaringan lunak (yang dikelilingi oleh reaksi reaksi inflamasi termasuk sel-sel raksasa) dan
kapsul dari jaringan penyambung. Penimbunan ditemukan pula pada ligamen, tendo, dan
bursa. Penimbunan ini dapat menyebabkan terbentuknya tofus yang besar dan menyebabkan
kematian jaringan. Asam urat tampak sebagi titik-titik putih pada korteks, alur garis pada
medula, serta kalkuli kecil pada kalises. Penimbunan urat dan reaksi inflamasi yang terjadi
sama seperti pada sendi. Terjadi hialinisasi dan fibrosis pada glomerolus. Dapat pula
ditemukan adanya pielonefritis, sklerosis arteriolar, atau nefritis kronis. Serangan akut terjadi
pada sendi metatarsofalangeal ibu jari kaki kemudian serangan bersifat poli-artikulsr disertai
interrval serangan yang makin sering. Akhirnya, timbul artiritis ronis serta pembentukan
tofus pada jaringan lunak.

2. Artiritis gout akut


Serangan timbul secara tiba-tiba pada malam hari sselama 2-10 hari. Pada penyakit ini
ditemukan panas, kemerahan, nyeri, kekeringan pada kulit akibat pelebaran vena pada
sendi yang kemudian menjadi normal bila klien beristirahat. Kadang-kadang timbul
anoreksia, pireksia, dan malise yang menyertai gejala diatass. Kelainan pada sendi
metatarsofalangeal terjadi pada 50-70% dari serangan pertama dan sebagian kecil
mengenai sendi bersar (panggul dan bahu) serta sendi-sendi lainnya.
3. Gout tofus kronis.
Terjadi karena remisi yang tidak sempurna dan penyakit. Padda fasse ini, frekuensi
serangan makin meningkat, nyeri sendi makin sering terasa, ada pembengkakan yang
ireguler, serta sedikit deformitas. Ukuran tofus mula-mula kecil dan lunak yang
kemudian menjadi kerass dan dapay sebesar 7 cm. Bila tejadi ulserasi, akan terlihat
cairan putuih (menyerupai kapur) dengan konsistensi seoerti pasta gigi. Tofus terdiri atas
monosodium urat yang sama dapat pula terjadi pada heliks dan anti-heliks telinga, buras
olekranon, sekitar sendi dan tendo, serta jari-jari.
4. Gout aipatik.
Gambaranklinis poli-artikular adalah sebagai berikut.
a. Bila tangan terkena, akan terjadi artiritis kronis yang gambararan klinis dan
radiologisnya menyerupai reumatoid, tetapi disertai adanya sejumlah nodul akibat
pembentukan tofus.
b. Efusi lutut. Biasanya ada riwaytabengkak pada ibu jari kaki, namun kadang klien
tidak menyadarinya. Cairan ssendi akan terlihat keruh dan mengandung kristal
urat.
c. Gout pada jaringan lunak. Awitan dapat disertai tendinitis Achilles atau bursitis
olekranon dan dapat pula ditemukan pada tennis elbow. Kadang-kadang tofus
dapat terjadi pada kornea, jantung, lidah, bronkus, dan pleura.

Gambaran radiologis pada stadium dini, tidak terlihat perubahan yang berarti dan mungkin
terlihatosteoprosis yang ringan. Pada kasus lebih lanjut, terlihat erosi tulang seperti lubang-
lubang kecil (punch out). Komplikasi pada ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat, dan
gagal ginjal kronis, dan komplikasi pada karidiovaskuler berupa hipertensi dan sklerosis.

5. Penimbunan kalsium pirofosfat dihidrat (KPFD). Istilah penimbunan kalsium pirofosfat


dihidrat meliputi tiga hal yang ssaling tumpang tindih yaitu :
a. Kondrokalsinosis yaitu kalsifikasi pada tulang rawwan
b. Pseudogout yaitu sinovisitis yang disebabkan oleh penimbunan krital
c. Artropati pirofosfat kronis merupakan suatu penyakit degeneratif sendi.

Ketiga keadaan di atas ddapat muncul secara tunggal atau bersama- sama. Insiden
terutama ditemukan pada wanita yang berusia di atas 60 tahun. Gangguan metabolik
(hiperparatiroidisme dan hemokromatois) menyebabkan perubahan keseimbangan ion
kalsium dan pirofosfat di dalam tulang rawan.
Pembentuakn pirofosfat secara abnormal ddalm tulang rawan disebabkan oleh
aktivitas enzim pada permukaan kondrosit, yaitu terdiri atas ion kalsium pada bagian matriks
tempat inti kristal terjadi pada tulang rawan. Kristal kemudian membentuk tofus yang tampak
sebagai kristal kartilago (seperti pada meniskus, lutut, ligamen triangular pergelangan tangan,
simfisis pubis, dan diskus intervertebralis), tetapi dapat pula ditemukan pada tulang rawan
artikular hialin, tendo, dan jaringan lunak peri-artikular. Selanjtnya, kristal KPFD menyebar
ke dalam ssendi dan menyebabkan reaksi inflamsi yang mirip gout.

Anda mungkin juga menyukai