CA Cervixa Risa
CA Cervixa Risa
Disusun Oleh :
(07624)
Dosen Pembimbing :
Dr.ABDUL LATIF
AKADEMI KEBIDANAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO
2009 / 2010
CARSINOMA CERVIX
A. Pengertian
Carcinoma adalah tumor yang sangat ganas dan bersifat menular berasal dari
jaringan epitel. Mis, membrane mukosa.
Cervix adalah leher rahim
(M. Dahlan , 2001:75)
B. Epidemiologi
Di antara tumor ganas ginekologik, kanker servix uterus masih menduduki
peringkat pertama di Indonesia.
Mempertimbangkan keterbatasan yang ada, kita sepakat secara nasional melacak
(mendeteksi dini) setiap wanita sekali saja setelah melewati usia 30 tahun dan
menyediakan sarana penanganannya, untuk berhenti sampai usia 60 tahun. Yang penting
dalam pelacakan ini adalah cakupannya (coverage).
Bahkan direnakan melatih tenaga sukarelawati (dukun, ibu-ibu PKK di dasawisma)
untuk mengenali bentuk porsio yang mencurigakan untuk dapat di Pap smear oleh
dokter/bidan di puskesmas/ puskesling sebagaimana disarankan oleh WHO.
C. Etiologi
Sebab langsung belum diketahui.
Jarang ditemukan pada perawan (virgo), jarang dijumpai pula pada masyarakat yang
suaminya disunat.
Insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin daripada yang tidak kawin, terutama
pada gadis yang koitus pertama dialami pada usia yang sangat muda ( < 16 tahun).
Insidensi meningkat pada tingginya paritas, apalagi bila jarak persalinan terlampau dekat,
mereka dari golongan social ekonomi rendah (hygiene seksual yang jelek, aktivitas
seksual yang sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas), sering ditemukan pada wanita
yang mengalami infeksi virus HPV tipe 16 atau 18, dan akhirnya kebiasaan merokok.
(Hanifa. W, 2005:381)
Umur keganasan mulut rahim antara 30-60 tahun bahkan cenderung makin muda.
Beberapa factor predisposisi keganasan mulut rahim adalah:
- Kawin pada usia muda, banyak dijumpai pada daerah pedesaan
- Multipartner, kawin usia muda cenderung bercerai dan selanjutnya kawin kembali
- Infeksi mulut rahim : virus herpes tipe 2, perlukaan mulut rahim menahun, infeksi
trikomonas.
- Keadaan social ekonomi yang rendah, memudahkan terjadinya infeksi.
(bagian obstetric and ginekologi fakultas kedokteran universitas padjajaran, 1981: 129)
E. Penyebaran
Pada umumnya secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah :
1. Ke arah fornises dan dinding vagina
2. Ke arah korpus uteri
3. Ke arah parametrium dan dalam tingkatan lanjut menginfiltrasi septum rektovaginal
dan kandung kemih.
Melalui pembuluh getah bening dalam parametrium kanan dan kiri sel tumor dapat
menyebar ke kelenjar iliak luar dan kelenjar iliak dalam. Penyebaran melalui pembuluh
darah tidak lazim. Karsinoma srvik umumnya terbatas pada daerah panggul saja.
Tergantung dari kondisi imunologik penderita KIS akan berkembang menjadi mikroinvasif
dengan menembus membrane basalis dengan kedalaman invasi < 1mm dn sel tumor belum
terlihat daalam pembuluh darah atau darah. Jika sel tumor sudah terdapat > 1mm dari
membrane basalis, atau < 1mm tetapi sudah tampak berada dalam pembuluh limfe atau
darah, maka prosesnya sudah invasive.
Tumor mungkin telah menginfiltrasi stroma serviks, akan tetapi secara klinis bekum
tampak sebagai karsinoma. Tumor yang demikian disebut sebagai ganas pra klinik
( tingkat IB-occult). Sesudah tumor menjadi invasive, penyebaran secara limfogen menuju
kelenjar limfe regional dan secara perkontinuitatum menuju fornises vagina, korpus uteri,
rectum, dan kandung kemih, yang pada tingkat akhir dapat menimbulkan fistula rectum
atau kandung kemih.
Penyebaran limfogen ke parametrium akan menuju kelnjar limfe regional melalui
ligamentum latum, kelenjar iliak, obrurator, hipogasrik, prasakral, praaorta, dan seterusnya
secara teoretis dapat lanjut melalui traktus limfatikus di kanan dan vena subklavia di kiri
mencapai paru-paru, hati, ginjal, tulang dan otak.
Biasanya penderita sudah meninggal lebih dahulu disebabkan oleh perdafrahan-
perdarahan yang eksesif dan gagal ginjal menahun akibat uremia oleh karena obstruksi
ureter di tempat ureter masuk ke dalam kandung kemih.
Tingkat keganasan klinik menurut FIGO, 1978
0 = Karsinoma in situ (KIS) atau karsinoma intraepitel :membrane basalis masih
utuh.
1 = proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
1a = kasinoma mikro invasive; bila membrane basalis sudah rusak dan sel tumor
sudah memasuki stroma tak >3mm, dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh
limfe atau pembuluh darah.
1b occ = (1b occult = 1b yang tersembunyi); secara klinis tumor belum tampak
sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi ternyata sel tumor telah
mengadakan invasi stroma melebihi 1a.
1b = secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik menunjukkan invasi
kedalam stroma servik uteri.
II = proses keganasan sudah keluar dari servik dan menjalar ke 2/3 bagian atas
vagina dan / ke parametrium, tetap tidak sampai dinding paggul
IIa = penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrasi tumor
III = penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina atau ke parametrium sampai
dinding panggul
IIIa = penyebaran sampai ke 1/3 bagian distal vagina, sedang ke parametrium tidak
dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul
IIIb = penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas
infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat klinis I atau
II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal
IV = proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rectum
dan/atau kandung kemih (dibuktikan secara histologik), atau telah terjadi metastase
keluar panggul atay ketempat-tempat yang jauh
Iva = proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi mukosa rectum
dan/ kandung kemih
Diagnose
- Hasil pemeriksaan sitologi eksploratif dari ekto dan endo servik yang positif tak
boleh dianggap diagnose pasti.diagnosa harus dipasstikan dengan pemeriksaan
histologik dari jaringan yang diperoleh dengan melakukan biopsy.
( Hanifa. W, 2005: 386)
Diagosa juga dapat di tegakkan dengan:
1. Schiller test
2. Kolposkopi
3. Kolpomikroskopi
4. Konisasi
(bagian obstetric and ginekologi fakultas kedokteran universitas padjajaran,1981: 134)
G. Pencegahan
Pencegahan lebih dini yaitu dengan melakukan skrining.
Program pemeriksaan / skrining yang dianjurkan untuk kanker servik ( WHO ):
- Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun
- Kalau fasillitas tersedia, lakukan tiap 10 tahun pada wanita usia 35-55 tahun
- Kalau fasilitas tersedia lebih, lakukan tiap 5 tahun pada wanita usia 35-55 tahun
- Ideal atau optimal, lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.
Dan tindakan pencegahan lain adalah dengan melakukan vaksinasi terhadap kanker leher
rahim.
H. Penanganan
Terapi karsinoma servik dilakukan bilamana diagnose telah dipadtikan secara
histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup
melakukan rehabilitasi dan pengamatan lanjut ( tim kanker/ tim onkologi).
Pada tingkat KIS tidak dibenarkan dilakukan elektrokoagulasi atau elektrofulgerasi,
bedah krio atau dengan sinar laser, kecuali bila yang menangani seorang ahli dalam
kolposkopi dan penderitanya msih muda dan belum mempunyai anak.
Dengan biopsy kerucut meskipun untuk diagnostic, acap kali menjadi terapeutik. OUI
tidak boleh sampai rusak karenanya. Bila penderita telah cukup tua, atau sudah
mempunyai cukup anak, uterus tidak perlu ditinggalkan, agar penyakit tidak kambuh dapat
dilakukan histerektomi sederhana.
Pada tingkat 1a umumnya dianggap sebagai kanker yang invasive, bilamana
kedalaman invasive kurang dari / hanya 1mm dan tidak meliputi area yang luas serta tidak
melibatkan pembuluh limfe / pembuluh darah, penanganan dilakukan seperti pada KIS
diatas.
Pada tingkat klinis 1b, b occ, dan 11a. dilakukan histerektomi raikal dengan
limfadenektomi panggul. Pasca bedah biasanya dianjurkan dengan penyinaran, tergantung
ada tidaknya sel tumor dalam kelenjar limfe regional yang diangkat.
Pada tingt IIb, III, IV. Tidak dibenarkan melakukan tindakan bedah. Untuk tingkat
ini primer adalah Radiotherapy
Pada tingkat klinis IVa dan IVb. Penyibnaran haya bersifat paliatif. Pemberian
kemotherapy dapat dipertimbangkan.
( Hanifa. W, 2005: 386)
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obtetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1981.
Ginekologi . Bandung : elstar offset.
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Rasjidi, Imam,dkk. 2007. Vaksin Human Papilloma Virus dan Eradikasi Kanker Mulut Rahim.
Jakarta : Sagung Seto
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. “J” DENGAN CARCINOMA CERVIX DI RUANG BERSALIN
RSUD Dr. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO
A. PENGKAJIAN
I. PENGUMPULAN DATA
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Istri : Ny. J Nama Suami : Tn. J
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sejak 2tahun yang lalu mengeluarkan darah banyak dan bergumpal
kadang-kadang keluar darah putih yang berbauntapi tidak gatal. Ibu merasa nyeri
pada panggul,dan sejak 5 hari yang lalu mengeluh mual muntah serta tidak nafsu
makan.
5. Riwayat Haid
Menarche : 13 Tahun
Fluor Albus : Ya, hampir tiap hari, konsistensi cair, warna putih keruh,
bau khas, tidak gatal, jumlah banyak.
6. Riwayat Perkawinan
Nikah : 1x
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan sejak 22 tahun sampai sekarang menggunakan metode KB IUD
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Jenis Selama di rumah Selama di rumah sakit
Nutrisi Makan 3x/hari, porsi1 piring nasi, 1 Makan 2x/hari, nasi sedikit,dan
mangkuk sayur, 1 potong lauk, sayur,buah 1-2/hari
buah.
Minum 2-3 gelas /hari,serta
minum 5-6 gelas /hari mendapat cairan infus
Kebiasaan Ibu tidak merokok, tidak minum- Ibu tidak merokok, tidak minum-
minuman yang mengandung minuman yang mengandung
alkohol dan tidak ketergantungan alkohol dan tidak ketergantungan
obat obat
Seksualitas 2 x seminggu -
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : samnolen
TB / BB : 150 cm / 50 kg
Lila : 23,5 cm
Tanda-Tanda Vital :
TB : 110 / 70 mmHg
N : 86 x/menit
S : 37,1 0C
RR : 24 x/menit
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Rambut/kepala : Hitam, bersih tidak mudah rontok, tidak berketombe
Mulut : bibir kering, lidah kotor, tidak ada stomatitis, epulis, gingivitis,
caries
b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
c. Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Hb : 5,9 gr%
-Hbs Ag (-)
-golongan darah B
Pemeriksaan USG:
- Ca cervix
- hydronephosis sedang (kanan),ringan (kiri) mungkin karena obstruksi post renal atau
inflitrasi masa pada ureter distal
- uterus myomatus
d. Kesimpulan
P2002 dengan karsinoma servix di seraatai komplikasi gagal ginjal dan anemis
Do : Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : Composmentis
TB / BB : 150 cm / 50 kg
Lila : 23,5 cm
Tanda-Tanda Vital :
TB : 110 / 70 mmHg
N : 96 x/menit
S : 37,1 0C
RR : 24 x/menit
Inspeksi
Palpasi
Tidak teraba massa, teraba nyeri tekan pada tepi atas simpisis
Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Hb : 5,9 gr%
-golongan darah B
Pemeriksaan USG:
- Ca cervix
- hydronephosis sedang (kanan),ringan (kiri) mungkin karena obstruksi post renal atau
inflitrasi masa pada ureter distal
- uterus myomatus
Hemodilusi
V. INTERVENSI
Dx: P2002 dengan karsinoma cervix di sertai komplikasi gagal ginjal dan anemia
Dx : P2002 dengan Karsinoma cervix di sertai dengan gagal ginjal dan anemia
VII. EVALUASI
Tanggal: 9 maret 2010 jam: 21.00 wib
1. ibu mengerti bahwa dirinya sedang menderita penyakit kanker leher rahim
2. Keluarga mengerti akan keadaan pasien dan memberi dukungan kepada klien
3. Dilakukan pengobatan melalui injeksi iv per bolus
4. Cairan infus masih 200 cc dan urine tampung ± 200 cc
Catatan Perkembangan
Pernafasan : 23 x/menit
- Ekstremitas : Tidak ada oedema dan varices, flebitis pada tempat infus
- BAB : 1x/hari konsistensi cair, warna coklat tua, bau khas, jumlha sedang
- Pemeriksaan Laboratorium :
Urea, BUN, Creatine, kalium dalam kadar tinggi, sodium dalam kadar rendah.
USG : - Ca cervix, Hydronephosis sedang pada kanan dan ringan pada kiri mungkin
karena obstruksi posi renal atau infiltrasi masa para ureter distal uterus myomatous hepar,
galiododder pankreas dan lien normal.
- Terapi dilanjutkan
RR : 23 x/menit
P : - Tranfusi darah
- Terapi dilanjutkan