Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “J”

DENGAN KARSINOMA CERVIX


DI RUANG BERSALIN RSUD Dr. R. SOSODORO
DJATIKOESOEMO BOJONEGORO

Disusun Oleh :

NUR RISA UMROTIN

(07624)

Dosen Pembimbing :

Dr.ABDUL LATIF

AKADEMI KEBIDANAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO
2009 / 2010
CARSINOMA CERVIX

A. Pengertian
Carcinoma adalah tumor yang sangat ganas dan bersifat menular berasal dari
jaringan epitel. Mis, membrane mukosa.
Cervix adalah leher rahim
(M. Dahlan , 2001:75)
B. Epidemiologi
Di antara tumor ganas ginekologik, kanker servix uterus masih menduduki
peringkat pertama di Indonesia.
Mempertimbangkan keterbatasan yang ada, kita sepakat secara nasional melacak
(mendeteksi dini) setiap wanita sekali saja setelah melewati usia 30 tahun dan
menyediakan sarana penanganannya, untuk berhenti sampai usia 60 tahun. Yang penting
dalam pelacakan ini adalah cakupannya (coverage).
Bahkan direnakan melatih tenaga sukarelawati (dukun, ibu-ibu PKK di dasawisma)
untuk mengenali bentuk porsio yang mencurigakan untuk dapat di Pap smear oleh
dokter/bidan di puskesmas/ puskesling sebagaimana disarankan oleh WHO.

C. Etiologi
Sebab langsung belum diketahui.
Jarang ditemukan pada perawan (virgo), jarang dijumpai pula pada masyarakat yang
suaminya disunat.
Insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin daripada yang tidak kawin, terutama
pada gadis yang koitus pertama dialami pada usia yang sangat muda ( < 16 tahun).
Insidensi meningkat pada tingginya paritas, apalagi bila jarak persalinan terlampau dekat,
mereka dari golongan social ekonomi rendah (hygiene seksual yang jelek, aktivitas
seksual yang sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas), sering ditemukan pada wanita
yang mengalami infeksi virus HPV tipe 16 atau 18, dan akhirnya kebiasaan merokok.
(Hanifa. W, 2005:381)
Umur keganasan mulut rahim antara 30-60 tahun bahkan cenderung makin muda.
Beberapa factor predisposisi keganasan mulut rahim adalah:
- Kawin pada usia muda, banyak dijumpai pada daerah pedesaan
- Multipartner, kawin usia muda cenderung bercerai dan selanjutnya kawin kembali
- Infeksi mulut rahim : virus herpes tipe 2, perlukaan mulut rahim menahun, infeksi
trikomonas.
- Keadaan social ekonomi yang rendah, memudahkan terjadinya infeksi.

( Manuaba, 1998: 427)


D. Patologi
Karsinoma servik dibatas antara epitel yang melapisi ektoservik (portio) dan
endoservik kanalis servikalis yang disebut sebagai squamo-columner junction. Histologik
antara epitel gepeng berlapis dari portio dan epitel kuboid / silindris pendek selapis
bersilia dari endoservik kanalis servikalis.
Pada wanita muda SCJ ini berada diluar OUE, sedang pada wanita berumur > 35
tahun, SCJ berada didalam kanalis servikal. Maka untuk melakukan pap smear yang
efektif, yang dapat mengusap zona transformasi, harus dikerjakan dengan skraper dari
ayre atau cytobrush sikat khusus.
( Hanafi. W, 2005: 381)
Jenis bentuk patologi ada 2 :
a. Berasal dari portio ( serviks pars vaginalis) disebut : squamous cell atau epidermoid
ca.
b. Berasal dari canalis cervikalis disebut adeno carcinoma.

(bagian obstetric and ginekologi fakultas kedokteran universitas padjajaran, 1981: 129)

E. Penyebaran
Pada umumnya secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah :
1. Ke arah fornises dan dinding vagina
2. Ke arah korpus uteri
3. Ke arah parametrium dan dalam tingkatan lanjut menginfiltrasi septum rektovaginal
dan kandung kemih.
Melalui pembuluh getah bening dalam parametrium kanan dan kiri sel tumor dapat
menyebar ke kelenjar iliak luar dan kelenjar iliak dalam. Penyebaran melalui pembuluh
darah tidak lazim. Karsinoma srvik umumnya terbatas pada daerah panggul saja.
Tergantung dari kondisi imunologik penderita KIS akan berkembang menjadi mikroinvasif
dengan menembus membrane basalis dengan kedalaman invasi < 1mm dn sel tumor belum
terlihat daalam pembuluh darah atau darah. Jika sel tumor sudah terdapat > 1mm dari
membrane basalis, atau < 1mm tetapi sudah tampak berada dalam pembuluh limfe atau
darah, maka prosesnya sudah invasive.
Tumor mungkin telah menginfiltrasi stroma serviks, akan tetapi secara klinis bekum
tampak sebagai karsinoma. Tumor yang demikian disebut sebagai ganas pra klinik
( tingkat IB-occult). Sesudah tumor menjadi invasive, penyebaran secara limfogen menuju
kelenjar limfe regional dan secara perkontinuitatum menuju fornises vagina, korpus uteri,
rectum, dan kandung kemih, yang pada tingkat akhir dapat menimbulkan fistula rectum
atau kandung kemih.
Penyebaran limfogen ke parametrium akan menuju kelnjar limfe regional melalui
ligamentum latum, kelenjar iliak, obrurator, hipogasrik, prasakral, praaorta, dan seterusnya
secara teoretis dapat lanjut melalui traktus limfatikus di kanan dan vena subklavia di kiri
mencapai paru-paru, hati, ginjal, tulang dan otak.
Biasanya penderita sudah meninggal lebih dahulu disebabkan oleh perdafrahan-
perdarahan yang eksesif dan gagal ginjal menahun akibat uremia oleh karena obstruksi
ureter di tempat ureter masuk ke dalam kandung kemih.
Tingkat keganasan klinik menurut FIGO, 1978
0 = Karsinoma in situ (KIS) atau karsinoma intraepitel :membrane basalis masih
utuh.
1 = proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri

1a = kasinoma mikro invasive; bila membrane basalis sudah rusak dan sel tumor
sudah memasuki stroma tak >3mm, dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh
limfe atau pembuluh darah.

*) kedalaman invasi 3mm sebaiknya diganti dengan tak > 1mm

1b occ = (1b occult = 1b yang tersembunyi); secara klinis tumor belum tampak
sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi ternyata sel tumor telah
mengadakan invasi stroma melebihi 1a.

1b = secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik menunjukkan invasi
kedalam stroma servik uteri.

II = proses keganasan sudah keluar dari servik dan menjalar ke 2/3 bagian atas
vagina dan / ke parametrium, tetap tidak sampai dinding paggul

IIa = penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrasi tumor

II = penyebaran ke parametrium, uni/bilateral tetapi bdelum sampai dinding panggul.

III = penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina atau ke parametrium sampai
dinding panggul

IIIa = penyebaran sampai ke 1/3 bagian distal vagina, sedang ke parametrium tidak
dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul
IIIb = penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas
infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat klinis I atau
II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal

IV = proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rectum
dan/atau kandung kemih (dibuktikan secara histologik), atau telah terjadi metastase
keluar panggul atay ketempat-tempat yang jauh

Iva = proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi mukosa rectum
dan/ kandung kemih

IVb = telah terjadi penyebaran jauh.

( Hanifa. W, 2005: 384)

F. Gambaran klinis dan diagnosis


- Keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. Getah yang keluar dari vagina ini
makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal
demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif.
- Perdarahan yang dialami segera sehabis senggama (disebut sebagai perdarahan
kontak), merupakan gejala karsinoma servik(75-80%)
- Perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah makin lama akan lebih
sering terjadi, juga diluar senggama (perdarahan spontan). Perdarahan spontan
umumnya terjadi pada tingkat klinik yang lebih lanjut terutama pada tumor yang
bersifat eksofitik.
- Anemia akan menyertai sebagai akibat perdarahan yang berulang
- Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf, memerlukan pembiusan
umum untuk dapat melakukan pemeriksaan dalam yang cermat, khususnya pada
lumen vagina yang sempit dan dinding yang sklerotik dan meradang.
- Kegagalan faal ginjal akibat infiltrasi tumor ke ureter sebelum memasuki kandung
kamih, yang menyebabkan obstruksi total.

Diagnose
- Hasil pemeriksaan sitologi eksploratif dari ekto dan endo servik yang positif tak
boleh dianggap diagnose pasti.diagnosa harus dipasstikan dengan pemeriksaan
histologik dari jaringan yang diperoleh dengan melakukan biopsy.
( Hanifa. W, 2005: 386)
Diagosa juga dapat di tegakkan dengan:
1. Schiller test
2. Kolposkopi
3. Kolpomikroskopi
4. Konisasi
(bagian obstetric and ginekologi fakultas kedokteran universitas padjajaran,1981: 134)

G. Pencegahan
Pencegahan lebih dini yaitu dengan melakukan skrining.
Program pemeriksaan / skrining yang dianjurkan untuk kanker servik ( WHO ):
- Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun
- Kalau fasillitas tersedia, lakukan tiap 10 tahun pada wanita usia 35-55 tahun
- Kalau fasilitas tersedia lebih, lakukan tiap 5 tahun pada wanita usia 35-55 tahun
- Ideal atau optimal, lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.

Dan tindakan pencegahan lain adalah dengan melakukan vaksinasi terhadap kanker leher
rahim.

( Imam Rasjidi,dkk. 2007:12)

H. Penanganan
Terapi karsinoma servik dilakukan bilamana diagnose telah dipadtikan secara
histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup
melakukan rehabilitasi dan pengamatan lanjut ( tim kanker/ tim onkologi).
Pada tingkat KIS tidak dibenarkan dilakukan elektrokoagulasi atau elektrofulgerasi,
bedah krio atau dengan sinar laser, kecuali bila yang menangani seorang ahli dalam
kolposkopi dan penderitanya msih muda dan belum mempunyai anak.
Dengan biopsy kerucut meskipun untuk diagnostic, acap kali menjadi terapeutik. OUI
tidak boleh sampai rusak karenanya. Bila penderita telah cukup tua, atau sudah
mempunyai cukup anak, uterus tidak perlu ditinggalkan, agar penyakit tidak kambuh dapat
dilakukan histerektomi sederhana.
Pada tingkat 1a umumnya dianggap sebagai kanker yang invasive, bilamana
kedalaman invasive kurang dari / hanya 1mm dan tidak meliputi area yang luas serta tidak
melibatkan pembuluh limfe / pembuluh darah, penanganan dilakukan seperti pada KIS
diatas.
Pada tingkat klinis 1b, b occ, dan 11a. dilakukan histerektomi raikal dengan
limfadenektomi panggul. Pasca bedah biasanya dianjurkan dengan penyinaran, tergantung
ada tidaknya sel tumor dalam kelenjar limfe regional yang diangkat.
Pada tingt IIb, III, IV. Tidak dibenarkan melakukan tindakan bedah. Untuk tingkat
ini primer adalah Radiotherapy
Pada tingkat klinis IVa dan IVb. Penyibnaran haya bersifat paliatif. Pemberian
kemotherapy dapat dipertimbangkan.
( Hanifa. W, 2005: 386)

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obtetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1981.
Ginekologi . Bandung : elstar offset.

Hanafi. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPSP

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Rasjidi, Imam,dkk. 2007. Vaksin Human Papilloma Virus dan Eradikasi Kanker Mulut Rahim.
Jakarta : Sagung Seto
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. “J” DENGAN CARCINOMA CERVIX DI RUANG BERSALIN
RSUD Dr. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO

A. PENGKAJIAN

Tanggal 9 maret 2010 Jam 16.00 WIB

I. PENGUMPULAN DATA
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Istri : Ny. J Nama Suami : Tn. J

Umur : 45 Tahun Umur : 50 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia

Pendidikan :SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani Pekerjaan : Tani

Penghasilan : rp.750.000 Penghasilan : Rp. 750.000

Alamat : ds,ngoro gunung rt 15/rw 05-bubulan-Bojonegoro

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sejak 2tahun yang lalu mengeluarkan darah banyak dan bergumpal
kadang-kadang keluar darah putih yang berbauntapi tidak gatal. Ibu merasa nyeri
pada panggul,dan sejak 5 hari yang lalu mengeluh mual muntah serta tidak nafsu
makan.

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Ibu mengatakan dulu pernah berobat ke dokter “A”,SpOG di sarankan untuk
berobat ke Surabaya,tapi pasien menolak.tidak pernah menderita penyakit
keturunan ,menular serta tidak pernah menjalani operasi.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kronis,
bawaan serta menular

5. Riwayat Haid
Menarche : 13 Tahun

Siklus : teratur,28-32 hari

Lama Haid : 5-7 hari

Konsistensi : Cair, warna merah segar, volume sedang (ganti pembalut 3


x/hari),bau khas

Disfungsi Bleeding : Pernah, perdarahan terus meneru,bergumpal-gumpal

Dismenorhoe : Ya, hari pertama haid,nyeri sedang

Fluor Albus : Ya, hampir tiap hari, konsistensi cair, warna putih keruh,
bau khas, tidak gatal, jumlah banyak.

6. Riwayat Perkawinan
Nikah : 1x

Usia Menikah : 15 Tahun

Lama Menikah : 30 Tahun

7. Riwayat Kehamilan Persalinan, dan Nifas yang lalu


Usia Cara Tempat Keadaan BB Umur
No Penolong JK Uri Nifas
Kehamilan Partus Partus Bayi Lahir Sekarang
1 Aterm Spontan Dukun Rumah Hidup Perempun - 25 tahun Normal Normal
2 Aterm spontan dukun rumah hidup Perempuan - 23 tahun Normal Normal

8. Riwayat Kehamilan Sekarang


-

9. Riwayat KB
Ibu mengatakan sejak 22 tahun sampai sekarang menggunakan metode KB IUD
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Jenis Selama di rumah Selama di rumah sakit

Nutrisi Makan 3x/hari, porsi1 piring nasi, 1 Makan 2x/hari, nasi sedikit,dan
mangkuk sayur, 1 potong lauk, sayur,buah 1-2/hari
buah.
Minum 2-3 gelas /hari,serta
minum 5-6 gelas /hari mendapat cairan infus

Eliminasi BAB : 1 x/hari BAB : 1 x selama 2hari sekali

BAK : 7 x/hari BAK : ±100 cc/hari(di tampung


pada dower kateter)

Istirahat Tidur Siang : + 2 Jam Tidur Siang : + 3-4 Jam

Tidur Malam : + 8 Jam Tidur Malam : + 4 Jam

Kebersihan Mandi, gosok gigi 2 x/hari ganti Di sibin,ganti baju,softex 2x/hari,


pakaian dan celana dalam setiap
habis mandi, keramas 3
x/minggu

Aktivitas Menyapu, memasak, mencuci baju, Terbaring di tempat tidur


bekerja

Kebiasaan Ibu tidak merokok, tidak minum- Ibu tidak merokok, tidak minum-
minuman yang mengandung minuman yang mengandung
alkohol dan tidak ketergantungan alkohol dan tidak ketergantungan
obat obat

Seksualitas 2 x seminggu -

Rekreasi Menonton TV Di hibur para keluarganya

11. Keadaan Psikososial


Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya,dan meras kesakitan menahan nyeri,ibu
takut sakitnya akan semakin parah. Ibu mengatakan pasrah dengan keadaannya.
12. Latar Belakang Sosial Budaya
Ibu mengatakan dalam keluarganya jika ada yang sakit berobat ke bidan.

13. Data Spiritual


Ibu mengatakan hanya bisa berdoa agar penyakitnya cepat sembuh

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : lemah

Kesadaran : samnolen

TB / BB : 150 cm / 50 kg

Lila : 23,5 cm

Tanda-Tanda Vital :

TB : 110 / 70 mmHg

N : 86 x/menit

S : 37,1 0C

RR : 24 x/menit

2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Rambut/kepala : Hitam, bersih tidak mudah rontok, tidak berketombe

Muka : Pucat, Tidak oedema

Mata : Simetris, agak cekung, sklera tidak ikterus, konjungtiva pucat

Telinga : Bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik

Hidung : Bersih tidak ada sekret, tidak ada polip

Mulut : bibir kering, lidah kotor, tidak ada stomatitis, epulis, gingivitis,
caries

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis

Dada : pernafasan cepat

Perut : tidak ada luka bekas operasi

Genetalia : terdapat pengeluaran darah,selang kateter


Ekstremitas : Tidak oedema, tidak ada varises,ujung-ujung ektremitas pucat

b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

Perut : terdapat nyeri tekan di atas simpisis, tidak teraba massa

Ekstremitas : Kedua ekstremitas tidak oedema dan tidak varices,ujung-ujung


ektremitas

c. Pemeriksaan Laboratorium
Darah

Hb : 5,9 gr%

-urea(ur) : 170,8 mg/dl (high)

-BUN : 80 mg/dl (high)

-creatinine :15,92 mg/dl (high)

-sodium :132,0mEq/l (low)

-Kalium :6,0 mEq/l (high)

-chlorid :105 mEq/l (normal)

-Hbs Ag (-)

-golongan darah B

Pemeriksaan USG:

- Ca cervix

- hydronephosis sedang (kanan),ringan (kiri) mungkin karena obstruksi post renal atau
inflitrasi masa pada ureter distal

- uterus myomatus

- hepar,gall badder,pancreas dan lien normal

d. Kesimpulan
P2002 dengan karsinoma servix di seraatai komplikasi gagal ginjal dan anemis

II. IDENTIFIKASI MASALAH


Dx : P2002 dengan karsinoma servix di sertai komplikasi gagal ginjal dan anemis
Ds : Ibu mengatakan sejak 2 tahun yang lalu mengeluarkan darah banyak dan bergumpal
kadang-kadang keluar darah putih yang berbauntapi tidak gatal. Ibu merasa nyeri
pada panggul,dan sejak 5 hari yang lalu mengeluh mual muntah serta tidak nafsu
makan.

Do : Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : lemah

Kesadaran : Composmentis

TB / BB : 150 cm / 50 kg

Lila : 23,5 cm

Tanda-Tanda Vital :

TB : 110 / 70 mmHg

N : 96 x/menit

S : 37,1 0C

RR : 24 x/menit

Inspeksi

Dada : pernafasan cepat

Palpasi

Tidak teraba massa, teraba nyeri tekan pada tepi atas simpisis

Pemeriksaan Laboratorium
Darah

Hb : 5,9 gr%

-urea(ur) : 170,8 mg/dl (high)

-BUN : 80 mg/dl (high)

-creatinine :15,92 mg/dl (high)

-sodium :132,0mEq/l (low)

-Kalium :6,0 mEq/l (high)

-chlorid :105 mEq/l (normal)


-Hbs Ag (-)

-golongan darah B

Pemeriksaan USG:
- Ca cervix
- hydronephosis sedang (kanan),ringan (kiri) mungkin karena obstruksi post renal atau
inflitrasi masa pada ureter distal

- uterus myomatus

- hepar,gall badder,pancreas dan lien normal

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


- Anemia berat
Tranfusi darah
- Gagal ginjal

Hemodilusi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tranfusi darah dan hemodilusi

V. INTERVENSI
Dx: P2002 dengan karsinoma cervix di sertai komplikasi gagal ginjal dan anemia

1. Lakukan pendekatan pada ibu


Rasional : Agar ibu kooperatif
2. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
Rasional :Agar ibu mengetahui keadaannya
3. Jelaskan pada keluarga tentang kondisi pasien
Rasional : untuk memberikan dukungan emosional
4. Kolaborasi dengan dokter untuk di lakukan hemodilusi
Rasional :agar keadaan ibu lebih baik
5. Kolaborasi dengan dokteer untuk pemberian obat
Rasional :agar keadaan ibu lebih baik
6. Lakukan observasi intake dan output
Rasional :untuk mengetahui kebutuhan cairan dan eliminasi
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 9 maret 2010 Jam : 17.00 WIB

Dx : P2002 dengan Karsinoma cervix di sertai dengan gagal ginjal dan anemia

1. Melakukan pendekatan pada ibu dengan sabar dan hati-hati


2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam keadaan
yang tidak baik dikarenakan ibu menderita kanker leher rahim
yaitu penyakit yang paling bayak di alami wanita yang merupakan penyakit ganas pada
leher rahim di akibatkan banyak faktor salah satunya karena ada luka di mulut rahim
yang tidak mendapat pengobatan.
3. Menjelaskan kepada keluarga tentang keadaan klien dimana ibu
terkena penyakit kanker leher rahim di sertai gagal ginjal dan anemis,sehingga
memerlukan berbagai tindakan untuk memulihkan keaadanya
4. Dilakukan tindakan Hemodilusi karena fungsi ginjal pasien kurang
baik.
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat,di
berikan obat injeksi iv per bolus : furosemid 2x1,ranitidin dan raclonid 3x1,ceftriaxon
1x1 dan juga D40% 2cloft,sansulin 5 unit 2x1
6. Dilakukan observasi intake dan out put, tanggal 09-03-2010 (jam
15.00): infus PZ dengan drip Nabic 1 cloft dengan tetesan 20 tetes/menit, urine
tampung ± 200

VII. EVALUASI
Tanggal: 9 maret 2010 jam: 21.00 wib
1. ibu mengerti bahwa dirinya sedang menderita penyakit kanker leher rahim
2. Keluarga mengerti akan keadaan pasien dan memberi dukungan kepada klien
3. Dilakukan pengobatan melalui injeksi iv per bolus
4. Cairan infus masih 200 cc dan urine tampung ± 200 cc

Catatan Perkembangan

Tanggal : 10 – 03 – 2010 Jam : 21.00


S : Ibu mengakatan nyeri perutnya dan menggigil setelah tranfusi darah, dan ingin buang air
besar

O : Suhu : 390C KU : Lemah

Nadi : 93 x/menit Kesadaran : Delirium

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Pernafasan : 23 x/menit

- Muka : Pucat, tidak ada oedema

- Mata : Skelera putih, konjungtiva pucat

- Genetalia : Terdapat cairan pervaginam dan cateter

- Ekstremitas : Tidak ada oedema dan varices, flebitis pada tempat infus

- BAB : 1x/hari konsistensi cair, warna coklat tua, bau khas, jumlha sedang

- Pemeriksaan Laboratorium :

Darah : HB 5 gr%, golongan darab B, HB SAG Θ

Urea, BUN, Creatine, kalium dalam kadar tinggi, sodium dalam kadar rendah.

USG : - Ca cervix, Hydronephosis sedang pada kanan dan ringan pada kiri mungkin
karena obstruksi posi renal atau infiltrasi masa para ureter distal uterus myomatous hepar,
galiododder pankreas dan lien normal.

A : P2002 dengan Ca cervix disertai komplikasi gagal ginjal dan anemis

P : - Observasi TTV dan intake output darah pervaginam

- Pemasangan infus kembali

- Tranfusi darah PRC

- Terapi dilanjutkan

Tanggal : 11 – 03 – 2010 Jam : 07.00

S : Ibu mengatakan nyeri pada perutnya, serta masih merasa lemas


O : TD : 130/80 mmHg KU : Lemah

N : 80 x/menit Kesadaran : Composmentis

S : 36,80C HB : 5,5 gr%

RR : 23 x/menit

- Muka : pucat, tidak ada oedema

- Mata : sklera putih, konjungtiva pucat

- Genetalia : terdapat cairan pervaginam dan selang cateter

A : P2002 dengan Ca cervix disertai komplikasi gagal ginjal dan anemis

P : - Tranfusi darah

- Terapi dilanjutkan

- Observasi intake dan output, TTV dan cairan pervaginam

Anda mungkin juga menyukai