Disusun Oleh:
JUSMAWATI (175310125)
LOLIA SAFITRIANA (175310181)
LUSELIA DEVI FITRIANI (175310045)
MERI ANDINI (175310078)
MUHAMAD ARIF PERDANA (175310096)
MUHAMMAD IRFAN (175310275)
NABILAH TYAS GARINI (175310151)
AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam
senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula
penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang
TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT yang penulis sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penulis dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis
mengharapkan untuk saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Terima
kasih.
Pekanbaru
penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perusahaan ZZZ Best company pada pertengahan tahun ‘80an ialah salah
satu perusahaan terkenal di AS. Perusahaan yang didirikan oleh remaja berumur
16 tahun bernama Barry Minkow, perusahaan ini bergerak dibidang pembersih
karpet.
Dibawah kelola Barry Minkow, asset perusahaan ini banjir dari sekitar
$200.000 menjadi $5.000.000 dan pendapatnya menjadi $50.000.000. dengan
semboyannya “langit ialah batasnya” dia berhasil mengubah perusahaan tersebut
dan dirinya masuk kalangan miliader. Namun setelah terkenal selama beberapa
tahun, perusahaan ini jatuh bangkrut karena aksi penipuan yang dilakukan oleh
Barry Minkow, sang pengelola. Dirinya terbukti melakukan pelanggaran hukum
seperti membuat laporan keuangan fiktif, penipuan cek dan kartu kredit, dan
penipuan terhadap nasabah bahkan temannya. Dia di dakwa 57 pelanggaran
hukum dan dituntut penjara selama 25 tahun.
Masyarakat AS pun juga menyalahkan regulator institusi keuangan seperti
The Securities and Exchange Commission (SEC) dan kantor akuntan publik
karena di anggap lalai dalam mengatur perusahaan-perusahaan. Ini merupakan
pukulan telak bagi regulator dan pemerintahan AS karena seorang remaja mampu
menipu regulator dan pemerintah AS.
Kasus bangkrutnya ZZZ Best Company menjadi titik tolak bagi regulator
keuangan AS untuk menata ulang peraturan-peraturan keuangan. Namun tetap
saja kasus seperti ini akan terjadi di kemudian hari tentu saja dengan munculnya
Barry-Barry yang lain.
Betapa luar biasanya cerita ZZZ Best ini, sebagian besar menjawab: itu
bukan yang pertama dan bukan juga yang terakhir kalinya dilakukan”. Masyarakat
akan bertanya, “dimana para auditor itu?”
1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka
rumusan masalah yang di ajukan adalah :
1. Di mana para auditor itu?
2. Di perlukannya memahami tujuan audit secara keseluruhan
3. Pertanggung jawaban auditor dalam melaksanakn proses audit, serta
4. Tujuan khusus yang coba di penuhi auditor
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
4
Salah Saji yang Material versus Tidak Material
Salah saji dianggap material jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan
yang belum dikoreksi, auditor bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian
yang layak bahwa ambang batas materialitas telah dipenuhi. Namun auditor
bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa ambang batas
materialitas telah dipenuhi. Kepastian yang layak (SAS 104) menyatakan bahwa
kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak absolut,
bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Hal ini
mengindikasikan bahwa auditor bukanlah pemberi garansi atas kebenaran laporan
keuangan. Pembelaan terbaik yang dapat dilakukan auditor apabila salah saji yang
material tidak terungkap adalah melaksanakan audit sesuai dengan standar
auditing.
5
3. Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan sering kali sangat
sulit, bahkan tidak mungkin, untuk dideteksi oleh auditor, terutama bila ada
kolusi dikalangan manajemen perusahaan.
Skeptisme Profesional
Adalah sikap yang penuh dengan keingintahuan serta penilaian kritis atas
bukti audit. Auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa manajemen bersikap tidak
jujur tapi juga tidak boleh mengasumsikan bahwa menajemen tidak diragukan lagi
kejujurannya. Auditor bertanggung jawab untuk mendeteksi kekeliruan dan
kecurangan yang material.
6
1. Questioning mindset- diposisi untuk menyelidiki sejumlah hal yang dirasa
meragukan.
2. Penundaan keputusan (suspension of judgment)- penundaan keputusan sampai
bukti yang tepat diperoleh.
3. Pencarian pengetahuan- keinginan untuk menyelidiki lebih lanjut demi
mempertegas.
4. Pemahaman interpersonal- pengakuan bahwa motivasi dan persepsi orang
dapat membuatnya memberikan informasi yang bias atau menyesatkan.
5. Otonomi- pengarahan mandiri (self direction), independensi moral, dan
keyakinan memutuskan untuk diri sendiri, ketimbang menerima klaim pihak
lain.
6. Self esteem- rasa percaya diri untuk melawan persuasi dan untuk menantang
asumsi atau kesimpulan.
7
2. Pengumpulan bukti dan tindakan lainnya apabila ada alasan
untuk mempercayai bahwa tindakan ilegal yang berdampak langsung atau
tidak langsung telah terjadi.
3. Tindakan apabila auditor mengetahui suatu tindakan illegal.
8
Hubungan antar Berbagai Siklus
Kas umum
Siklus akuisisi
modal dan
pembayaran
kembali Siklus
Siklus penggajian
Siklus akuisisi dan dan
penjualan dan pembayaran personalia
penagihan
Siklus
persediaan dan
pergudangan
9
E. MENETAPKAN TUJUAN AUDIT
Para auditor melaksanakan audit atas laporan keuangan dengan
menggunakan pendekatan siklus, yaitu pengujian audit atas transaksi-transaksi
yang menghasilkan saldo akhir dan juga dapat melaksanakan pengujian audit atas
saldo akun serta pengungkapan yang terkait. Secara umum, auditor telah
menemukan bahwa cara yang paling efisien dan efektif untuk melakukan audit
adalah dengan memperoleh beberapa kombinasi kepastian bagi setiap kelas
transaksi dan saldo akhir pada akun yang terkait. Untuk setiap kelas transaksi,
beberapa tujuan audit harus dipenuhi sebelum auditor menyimpulkan bahwa :
1. Transaksi-transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat, tujuan ini disebut
sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi (transaction-related
auditobjectives). Sebagai contoh: terdapat tujuan audit khusus yang berkaitan
dengan transaksi penjualan serta tujuan audit khusus yang berkaitan dengan
transaksi retur dan pengurangan harga penjualan.
2. Beberapa tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun yang disebut
sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo (balance-related audit
objectives). Sebagai contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan
saldo piutang usaha dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo
utang usaha.
3. Tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam
laporan keuangan yang disebut tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan (presentation and disclosure related audit objectives).
Sebagai contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan untuk piutang usaha serta wesel bayar.
F. ASERSI MANAJEMEN
Asersi manajemen (manajement assertions) adalah representasi pernyataan
yang tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun
serta pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan. Asersi manajemen
berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
10
(GAAP/PSAK), karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang digunakan
manajemen untuk mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam
laporan keuangan. SAS 106 (AU 326) mengklasifikasikan asersi ke dalam tiga
kategori :
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit.
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode.
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan.
11
dengan transaksi. Hal itu dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan audit
khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi yang akan
diaudit. Ada hubungan antara asersi manajemen, tujuan audit umum yang
berkaitan dengan transaksi, dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan
transaksi. Perhatikan bahwa ada hubungan satu untuk satu asersi dan tujuan,
kecuali untuk asersi keakuratan. Asersi keakuratan mempunyai dua tujuan
karena harus menyediakan bagi auditor pedoman untuk menguji keakuratan
transaksi.
1. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan pada saldo akun seperti
piutang usaha, persediaan, bukan kelas transaksi seperti transaksi penjualan
dan pembelian persediaan.
2. Ada delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dibandingkan dengan
enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
12
Tujuan ini bersangkutan dengan apakah semua jumlah yang harus tercatat
pada suatu akun benar-benar telah dicatat.
c. Keakuratan-Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar,
Tujuan ini mengacu pada jumlah yang tercantum secara aritmetika sudah
benar.
d. Klasifikasi-
Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat,
Klasifikasi ini melibatkan penentuan apakah pos-pos yang ada dalam daftar
klien telah dicantumkan dalam akun-akun buku besar yang tepat.
e. Cutoff-
Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang
tepat. Tujuan auditor disini adalah menentukan apakah transaksi-transaksi
telah dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.
f. Hubungan yang rinci (detail tie-in) –
Rincian saldo akun sesuai dengan jumlah pada file induk yang berkaitan,
sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai dengan total buku besar, tujuan
yang rinci ini memastikan rincian dalam daftar telah disiapkan secara akurat,
ditambahkan dengan benar, dan sesuai dengan buku besar.
g. Nilai yang dapat direalisasi –
Aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlah yang diestimasi akan direalisasi,
Tujuan ini terkait dengan apakah saldo akun telah dikurangi untuk
memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisasi bersih.
h. Hak dan kewajiban –
Hak selalu berkaitan dengan aktiva dan kewajiban dengan utang. Tujuan ini
hanya diterapkan pada akun aktiva sera merupakan bagian dari asersi
manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun.
Terdapat lebih dari satu tujuan audit khusus yang berkaitan dengan dengan saldo
untuk suatu tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo. Misalnya tujuan
audit khusus yang berkaitan dengan saldo untuk hak dan kewajiban atas
persediaan yang mencakup :
13
1. Perusahaan memiliki hak atas semua item persediaan yang terdapat dalam
daftar.
2. Persediaan tersebut tidak dijaminkan sebagai agunan kecuali hal tersebut
diungkapkan. Ilustrasi hubungan antara asersi manajemen, tujuan audit umum
yang berkaitan dengan saldo, dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan
saldo yang diterapkan pada persediaan.
14
Ada empat fase audit laporan keuangan :
15
a. Memperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, Auditor
harus mempunyai pemahaman yang menyeluruh atas bisnis klien dan
lingkungan yang terkait, meliputi pengetahuan tentang strategi dan proses.
Auditor harus mempelajari model bisnis klien, melakukan prosedur
analitis, dan membuat perbandingan dengan pesaing. Auditor juga harus
memahami setiap persyaratan akuntansi yang unik dari industri klien.
b. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian,
Menilairisiko pengendalian adalah proses dimana auditor mengidentifikasi
pengendalianinternal dan mengevaluasi keefektifannya. Jika pengendalian
internal dianggapefektif, risiko pengendalian yang ditetapkan dapat
dikurangi dan jumlah buktiaudit yang harus dikumpulkan secara signifikan
dapat menjadi lebih sedikitketimbang pengendalian internal yang tidak
memadai.
c. Menilai risiko salah saji yang material, Auditor menggunakan
pemahamannyaatas industry klien dan strategi bisnisnya, serta keefektifan
pengendalianinternalnya, untuk menilai risiko salah saji dalam laporan
keuangan. Penilaian inikemudian akan mempengaruhi rencana dan sifat
audit, penetapan waktu, dantentang prosedur audit.
16
mengevaluasi pencatatan transaksi oleh klien denganmemverifikasi jumlah
moneter transaksi itu.
17
BAB III
A.KESIMPULAN
Makalah ini telah membahas tanggung jawab manajemen atas laporan
keuangan dan pengendalian internal serta tanggung jawab auditor untuk mengaudit laporan
keuangan dan keefektifan pengendalian internal atas laporan keuangan. Makalah ini juga
membahas asersi manajemen dan tujuan yang berkaitan dengan audit, serta cara
auditor memilih audit untuk menghasilkan suatu tujuan audit khusus. Kemudian
mengumpulkan bukti untuk memperoleh kepastian bahwa setiap tujuan dari audit
telah di penuhi.
B.SARAN
Tanpa memahami tujuan audit secara keseluruhan, perencanaan
dan pengumpulan bukti bukti audit selama berlangsungnya proses tidak akan
memiliki relevansi. Jadi, Para auditor diharuskan lebih memahami tanggung jawabnya dalam
melaksanakan proses audit dan tujuan audit secara keseluruhan, serta tujuan khusus yang coba di
penuhi oleh auditor.
18
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley, 2008. Auditing dan Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi Jilid 1, Edisi 15, Erlangga, Jakarta.