Anda di halaman 1dari 26

Hospital Based Formula:

Sharing Experience in Developing


Enteral and Blenderized Formula
Anna Ngatmira,SPd,MKM,RD
Sejarah
• Sejak th 1600 terapi gizi berisi susu, telur, wine
• Th 1900 mulai di populerkan seiring di temukannya slang terapi
gizi cair
• Th 1960 direkomendasikan pemberian makanan cair sebanyak
2500 – 3000 cc terdiri dari susu skim, sukrosa, telur
• Berkembang campuran pembuatan dengan bahan : makanan
bayi, minyak dan sari buah
Enteral
• Definisi : Makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental.
• Indikasikasi pemberian :
Diberikan untuk pasien yang mengalami gangguan menyunyah,
menelan dan mencerna makanan yang disebabkan karena
menurunnya kesadaran, peningkatan suhu tubuh, rasa mual,
muntah, pasca perdarahan saluran cerna, pra dan pasca bedah dan
pasien yang tidak mau makan .
Enteral
• Tujuan : memberikan makanan yang tidak
membutuhkan proses mengunyah, mudah ditelan,
dan mencegah terjadinya aspirasi, yang dapat
memenuhi kebutuhan zat gizi dan cairan tubuh.
Enteral
• Fungsi : terapi gizi dan suplemen
- Terapi : asupan zat gizi seluruhnya bersumber dari
makanan enteral

- Suplemen : asupan zat gizi bersumber dari makanan


padat dan makanan enteral
Syarat Makanan Enteral
• Tidak merangsang saluran cerna
• Meringankan kerja saluran cerna
• Osmolaritas 300 mosml.
• Osmolalitas 300 -450 mOsm/kg
• Dapat diberikan melalui oral, pipa atau enteral
(Naso Gastric Tube), secara bolus atau drip
(tetes).
• Pemberiannya porsi kecil tapi sering
Makanan Enteral
• Berdasarkan konsistensi terbagi
1. Makanan cair jernih
2. Makanan cair penuh
3. Makanan cair kental
Makanan cair/
Enteral jernih
- Cair jernih
- Sediki meningalkan Gula pasir
sisa (residu) Maizena
- Memenuhi kebutuha Maltodekstrin
cairan Sirup
- Mencegah dehidrasi
- Mudah diserap
- Bahan makanan hanya Kalori : 802 kkal
sumber KH Protein : 0.39 g
- Hanya di berikan 1 – 2 Karbohidrat: 203 g
hari
- Pasien pre & pasca
oprasi
Makanan cair/
Enteral penuh

- Tidak merangsang Tepung susu skim


saluran cerna Tepung susu full cream
- Kandungan gizi Gula pasir,Telur ayam
minimal 1 cc kkal Tepung beras,Maltodektrin
- Diberikan dapat Minyak kacang kedele
secara oral, NGT Garam, SGM LLM, Inulin
- Pasien kesadaran
menurun, masalah Kalori : 999 Kkal
mengunyah dan Protein : 38,6 g
menelan Karbohidrat : 150 g
Lemak : 27,9 g
Makanan cair/
Enteral penuh

TPS
Low
Laktose
Milk
Makanan cair/
Enteral Kental

Nasi , Labu kuning, Bayam,


- Mudah ditelan Jeruk manis, Tempe, Ayam,
- Tidak merangsang Maltodekstrin, Minyak kelapa,
- Pasien yang tdk Minyak kedele Minyak zaitun
saluran cerna
mampu menyunyah Garam, Inulin, Bawang merah,
- Cukup energi, Bawang putih, Daun salam
- Mencegah aspirasi
protein
- Kesembangan cairan
- Porsi sesuai
kemampuan pasien
No Makanan Enteral Indikasi Syarat Jenisnya
1. Makanan cair jernih Pre dan post operasi Rendah sisa Air kaldu, air sirop,
tertentu,mual, muntah air gula, sari buah,
air teh manis

2. Makanan cair penuh Gangguan mengunyah, Cukup energi, MC Rendah


menelan dan protein , vitain laktosa, MC tanpa
mencerna makanan dan mineral susu
padat

3. Makanan cair kental Pasien terganggu Cukup energi blederazed


mengunyah dan dan protein,
menela tidak
merangsang
saluran cerna
Komposisi Zat Gizi

• Energi : 1 cc = 1 Kkal

• Protein :
- mayoritas dari biji kedelai, kasein, laktalbumin,
albumin, whey
- Kandungan 5 – 25 % total kalori
Komposisi Zat Gizi
• Lemak :
- Mengandung 3 – 4 % total kalori
- Asam linoleat, Sumber minyak jagung, biji kedelai,
biji matahari, kanola, minyak ikan

• Karbohidrat
- Maltodestrin, Glukosa oligosakarida, Pati jagung
- Mengandung 30 -80 % total energy
Jenis Enteral
• Enteral Rumah Sakit
• Enteral Komersial
Enteral Rumah Sakit
• Jenis :
- Dengan susu ( whole /slim )
- Makanan blender
- Rendah laktosa
- Tanpa susu
Enteral Rumah Sakit
• Bahan Makanan yang di perbolehkan
No Jenis Enteral RS Bahan Makanan
1. Makanan cair biasa Susu penuh/ skim, tepung maezena, telur ayam,
(susu penuh/skim ) minyak, air, gula, maltodekstrin, buah, inulin

2 Makanan blender Nasi,telur ayam, daging giling, ayam cincang, ikan


gabus, tempe, tahu, wortel, bayam, labu kuning, sari
buah, maltodestrin,inulin

3. Rendah laktosa Susu rendah laktosa, tepung maezena, telur ayam,


minyak, air, gula, maltodekstrin, buah, inulin
Kacang hijau, wortel, tepung maezena, maltodestrin,
4. Tanpa susu sari buah, inulin, gula , telur
Enteral Rumah Sakit
1. Fasilitas
- Ruang bersih yang khusus
- Tersedianya bahan makanan
- Alur kerja satu arah (alur masuk botol kotor
dan distribusi enteral terpisah)
-
Enteral Rumah Sakit
• Memiliki peralatan yang khusus (botol susu,
mesin pencuci botol, alat steril botol, container,
gelas ukur, label , corong, kompor, blender, mixer,
panci, alat pengaduk, saringan, timbangan
makanan, kompor, chiller, sing, food troly, bain
marie, keranjang botol , kitchen hood,dll)

• APD penjamah makanan


Enteral Rumah Sakit
2. Sumber Daya Manusia
- Kompeten
- Memiliki sertifikat penjamah makanan
- MCU 2 x per tahun
- Dilatih 1 th sekali
Kendala makanan enteral :
1. Komposisi zat gizi yang tidak tepat
2. Pencairan yang tidak sesuai
3. Tenaga pengolah yang tidak kompeten
4. Cara pembuatan yang tidak baik
5. Tehnik pemberian yang tidak tepat
6. Pemilihan sumber bahan makanan tidak tepat
7. Rasa tidak enak
8. Penyimpanan yang tidak tepat
9. Proses penghangatan yang tidak tepat
Tindak Lanjut
• Pembuatan standar makanan enteral yang baku
• SPO Pembuatan , penyimpanan , penghangatan
makanan enteral
• Spesifikasi bahan makanan yang baik
• Pelatihan bagi tenaga pengolah
• Pemenuhan sarana dan prasarana
• Uji organoleptik, penyimpanan sampel
Intervensi gizi dengan terapi
Makanan Enteral

Perhatikan :
1. Kemampuan pasien dalam menerima makanan
2. Evaluasi asupan makan pasien
3. Pemilihan jenis enteral yang tepat
4. Akses makanan sesuai dengan kondisi pasien
5. Jadwal makanan
6. Kebutuhan cairan tubuh pasien
Komplikasi

1. Selang tersumbat
2. Aspirasi
3. Pemberian tidak sesuai keamanan pangan
4. Bosan
5. Diare
6. Malnutrisi
Makanan Enteral Pasien geriatri
• Syarat
- Porsi kecil tapi sering
- Tidak menimbulkan komplikasi (diare,
dehidrasi, konstipasi)
- Memenuhi kebutuhan zat gizi
- Evaluasi daya terima
- Alergi
Anna Ngatmira,SPd,MKM,RD

Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai