Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENTINGNYA SISTEM INFORMASI

KEPERAWATAN DAN PENGEMBANGAN


SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

DisusunOleh :

1. Bahrul Alam
2. Gian Elian
3. Feri Sandera
4. M. Firki
5. Petrus Tigang Jiu
6. Rahmat Bagus

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 26 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................

BRUMUSAN MASALAH ..............................................................................................................

BAB II PEMBUKAAN ...................................................................................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................................................

KESIMPULAN................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan teknologi informasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas


dimanfaatkan dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan
keperawatan.Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Salah satu bagian dari perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan
oleh kalangan perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA ( personal digital assistance. Di
masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital
assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta
informasi perawatan terakhir. Demikian pula halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala
bidang Keperawatan/supervisor keperawatan di RS pun demikian. PDA sebagai organizer, dan
smart phone dapat membantu bidang pekerjaan perawat dalam peran sebagai manajer. Setiap
kegiatan rapat, pengambilan keputusan, penggunaan analisa data dan teori keperawatan dapat
diakses segera melalui PDA. Setiap data yang ada di RS dapat pula bermanfaat untuk bahan analisa
riset keperawatan, masukkan untuk perumusan kebijakan/policy dan penunjang sistem TI (tehnologi
informasi) di RS. Sehingga bukan tidak mungkin akan tercipta nursing network (jaringan
keperawatan online) yang dapat memberikan pertukaran informasi data dan program kesehatan
secara online tanpa mengenal batas geografis. Akan ada saatnya dimana keperawatan, perawat,
klien, asuhan keperawatan akan bersinggungan dan berjalan seiringan dengan perkembangan
percepatan tehnologi. Sentuhan asuhan keperawatan dimasa mendatang bukan tidak mungkin, akan
semakin banyak berkembang pesat. Aplikasi telemetry (alat monitor jantung pasien) di ruang rawat
semisal medikal pada pasien jantung koroner/MI, yang dimonitor melalui CCU untuk melihat irama
dan patologi, sistem data base pasien, dan bahkan di Singapura telah dikembangkan alat pengukuran
suhu pasien dengan dimonitor melalui komputer – menjadi terobosan baru yang perawat perlu
ketahui. Hingga ada saatnya pula tehnologi informatika dapat membantu mengurangi beban kerja
perawat, dan meningkatkan akurasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia

B. Rumusan Masalah

1.Apakah pengertian dari informasi dalam keperawatan ?

2. Apakah pentingnya informasi dalam keperawatan ?

3. Mengapa perawatan diharuskan untuk memahami informasi dalam keperawatan tersebut ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Sistem Informasi Keperawatan

Perkembangan teknologi informasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas


dimanfaatkan dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan
keperawatan.Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan
evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik.
Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan
konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam
hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi
yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem Informasi
Manajemen.
Salah satu bagian dari perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai
dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA ( personal digital
assistance. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan
personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses
data pasien serta informasi perawatan terakhir.
Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipediaadalah sebuah alat komputer
genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu, namun
terus berkembang sepanjang masa. PDA memiliki fungsi antara lain sebagai kalkulator, jam,
kalender, games, internet akses, mengirim dan menerima email, radio, merekam gambar/video,
membuat catatan, sebagai address book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru bahkan memiliki
tampilan layar berwarna dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai telepon bergerak,
HP/ponsel, browser internet dan media players. Saat ini banyak PDA dapat langsung mengakses
internet, intranet dan ekstranet melalui Wi-Fi, atau WWAN (Wireless Wide-Area Networks). Dan
terutama PDA memiliki kelebihan hanya menggunakan sentuhan layar dengan pulpen/ touch
screen.7)
Perusahaan Apple Computer-lah yang pertama kali mengenalkan PDA model Newton
MessagePad di tahun1993. Setelah itu kemudian muncul beragam perusahaan yang menawarkan
produk serupa seperti yang terpopuler adalah PalmOne (Palm) yang mengeluarkan seri Palm Pilots
from Palm, Inc dan Microsoft Pocket PC (Microsoft). Palm menggunakan Palm Operating System
(OS) dan melibatkan beberapa perusahaan seperti Handspring, Sony, and TRG dalam produksinya .
Microsoft Pocket PC lebih banyak menggunakan MS produk, yang banyak diproduksi oleh
Compaq/Hewlett-Packard and Casio. 9) Bahkan saat ini juga telah muncul Linux PDA, dan smart
phone. Coba klik : http://www.mobiletechreview.com/. Di masa yang akan datang, pelayanan
kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Dokter,
mahasiswa kedokteran, perawat, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta
informasi perawatan terakhir. “Aplikasi klinis yang banyak digunakan selama ini adalah referensi
tentang obat/drug reference.
Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA
semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar code/gelang data pasien
guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan
lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan
pun, dengan bandwidth ponsel yang diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel kecepatan
tinggi yang ada di rumah sakit. Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit pasien
dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Meski demikian, PDA tidak akan dapat menggantikan komputer/dekstop/laptop. Tetapi
setidaknya, alat ini akan memberikan kemudahan tenaga kesehatan untuk mengakses informasi di
mana saja.
Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses secara cepat
informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV
fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan
menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi
keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email,
alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program pembelajaran
keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat. Apabila pasien dan perawat
memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi
menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). PDA dapat
menunjang pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk kepentingan riset dalam
bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi pendidikan keperawatan sebaiknya memberikan
penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai mengaplikasikan “touch” over “tech”
(sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan). Sehingga saat si perawat tersebut telah lulus,
mereka dapat mengintegrasikan tehnologi dalam asuhan keperawatan.
Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas,
mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan
meningkatkan juga kepuasan kerja perawat. Sebagian besar perawat secara umum masih “gaptek”
tehnologi, termasuk PDA. Kita bisa memulai bergabung dengan grup penggermar PDA dan masuk
dalam kelompok/komunitas, atau dapat pula belajar dari para dokter, membuka website
tutorial/panduan PDA, mempelajari dari buku dan dari perawat lain yang telah terbiasa
menggunakan PDA. Mulailah mencoba dari hal yang sederhana seperti agenda harian, organizer,
mengambil/upload gambar, games, musik, dsb.
Pemanfaatan PDA dan tehnologi pada akhirnya berpulang kepada perawat itu sendiri. Namun
sudah semestinya diharapkan keterlibatan institusi rumah sakit atau pendidikan keperawatan, agar
mampu merangsang pemanfaatan tehnologi informasi/nursing computer secara luas di negara kita.
Di Indonesia seyogyanya akan lebih baik jika dosen/CI (clinical instructor) dari institusi pendidikan
AKPER/STIKES/FIK mulai mengenal pemanfaatan PDA, dalam interaksi belajar mengajar.
Misalnya saja saat pre/post conference pembahasan kasus praktek mahasiswa di RS apabila terdapat
obat/tindakan keperawatan yang rumit, maka dosen dan mahasiswa dapat langsung akses browser
internet.
Demikian pula halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala bidang
Keperawatan/supervisor keperawatan di RS pun demikian. PDA sebagai organizer, dan smart phone
dapat membantu bidang pekerjaan perawat dalam peran sebagai manajer. Setiap kegiatan rapat,
pengambilan keputusan, penggunaan analisa data dan teori keperawatan dapat diakses segera
melalui PDA. Setiap data yang ada di RS dapat pula bermanfaat untuk bahan analisa riset
keperawatan, masukkan untuk perumusan kebijakan/policy dan penunjang sistem TI (tehnologi
informasi) di RS. Sehingga bukan tidak mungkin akan tercipta nursing network (jaringan
keperawatan online) yang dapat memberikan pertukaran informasi data dan program kesehatan
secara online tanpa mengenal batas geografis.
Akan ada saatnya dimana keperawatan, perawat, klien, asuhan keperawatan akan bersinggungan
dan berjalan seiringan dengan perkembangan percepatan tehnologi. Sentuhan asuhan keperawatan
dimasa mendatang bukan tidak mungkin, akan semakin banyak berkembang pesat. Aplikasi
telemetry (alat monitor jantung pasien) di ruang rawat semisal medikal pada pasien jantung
koroner/MI, yang dimonitor melalui CCU untuk melihat irama dan patologi, sistem data base
pasien, dan bahkan di Singapura telah dikembangkan alat pengukuran suhu pasien dengan dimonitor
melalui komputer – menjadi terobosan baru yang perawat perlu ketahui. Hingga ada saatnya pula
tehnologi informatika dapat membantu mengurangi beban kerja perawat, dan meningkatkan akurasi
hasil asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia.
Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya masih sangat
minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat. Kemungkinan faktor
penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi informatika
khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum
terintegrasinya sistem infirmasi manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan di klinik.
Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi
pelyanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen berbasis IT dalam
memberikan pelayanan ke pasien. Semula memang terasa menyulitkan dan membutuhkan waktu
lebih lama saat menerapkan program tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu
perawat sehingga mengurangi administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti
contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien (dengan pulpen
warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung entry ke komputer. Sehingga yang
semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses
notes (catatan keperawatan).
Sedangkan, contoh nyata yang dapat kita lihat di dunia keperawatan Indonesia yang telah
menerapkan sistem informasi yang berbasis komputer adalah terobosan yang diciptakan oleh kawan-
kawan perawat di RSUD Banyumas. Sebelum menerapkan sistem ini hal pertama yang dilakukan
adalah membakukan klasifikasi diagnosis keperawatan yang selama ini dirasa masih rancu, hal ini
dilakukan untuk menghilangkan ambiguitas dokumentasi serta memberikan manfaat lebih lanjut
terhadap sistem kompensasi, penjadwalan, evaluasi efektifitas intervensi sampai kepada upaya
identifikasi error dalam manajemen keperawatan. Sistem ini mempermudah perawat memonitor
klien dan segera dapat memasukkan data terkini dan intervensi apa yang telah dilakukan ke dalam
komputer yang sudah tersedia di setiap bangsal sehingga akan mengurangi kesalahan dalam
dokumentasi dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang sudah dilakukan.
Pelayanan yang bersifat non-medis pun dengan adanya perkembangan teknologi informasi seperi
sekarang ini semakin terbantu dalam menyediakan sebuah bentuk pelayanan yang semakin efisien
dan efektif, dimana para calon klien rumah sakit yang pernah berobat atau dirawat di RS idak perlu
lagi menunggu dalam waktu yang cukup lama saat mendaftarkan diri karena proses administrasi
yang masih terdokumentasi secara manual di atas kertas dan membutuhkan waktu yang cukup lama
mencari data klien yang sudah tersimpan, ataupun setelah sekian lama mencari dan tidak ditemukan
akhirnya klien tersebut diharuskan mendaftar ulang kembali dan hal ini jelas menurunkan efisiensi
RS dalam hal penggunaan kertas yang tentunya membutuhkan biaya. Bandingkan bila setiap klien
didaftarkan secara digital dan semua data mengenai klien dimasukkan ke dalam komputer sehingga
ketika data-data tersebut dibutuhkan kembali dapat diambil dengan waktu yang relatif singkat dan
akurat.
B. Perkembangan Sistem Informasi Keperawatan

a. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu
asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti
akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan
adanya pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung
jawabkan.

Pendokumentasian pada pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan secara manual atau
berbasis komputer. Menurut Holmas (2003) terdapat beberapa keuntungan utama dari dokumentasi
berbasis komputer yaitu:

1. Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah dan cepat diketahui
2. Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat
berfokus pada pemberian asuhan
3. Accessibility & legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik tentang semua pasien
dan suatu lokasi (Ratna Sitorus, 2006)

b. Sistem Informasi Manajemen Keperawatan

Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu
keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan
pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea &
Cococran,1989 dikutip oleh Hariyati, RT., 1999)

Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995 dikutip oleh Hariyati, RT., 1999) system
informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data,
informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi , komunikasi, mendukung proses
pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan
kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih
asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi
terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi
suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.

Selanjutnya pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen


Keperawatan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, bahkan menurut Jasun (2006)
Sistem Informasi Manajemen Keperawatan merupakan “papper less” untuk seluruh dokumen
keperawatan

c. Program-Program Yang Dirancang Dalam SIM Keperawatan

Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam SIM Keperawatan antara lain :

 Standar Asuhan Keperawatan

Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan mengacu pada Diagnosa
Keperawatan yang dikeluarkan oleh North American Nursing Diagnosis Association, standar
outcome keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasificationdan standar intervensi
keperawatan mengacu pada Nursing Intervention Clasification (NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa
Outcomes Project. Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah dilengkapi dengan standar pengkajian
perawatan dengan mengacu pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan yang disusun oleh Doenges dan
Moorhouse dan standar evaluasi keperawatan dengan mengacu pada kriteria yang ada
dalam Nursing Outcome Clasification (NOC) dengan model skoring.

 Standart Operating Procedure(SOP)

Standart Operating Procedure(SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan yang terdapat dalam
standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.

 Discharge Planning

Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat perawatan setelah pasien dirawat
darii rumah sakit. Dalam sistem, discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat
tinggal print out yang selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan pasien pulang.

 Jadwal dinas perawat

Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga penanggung jawab
ruang tinggal melakukan print.

 \Penghitungan angka kredit perawat.

Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit, dikarenakan
persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga perawat. Disamping itu,
kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit sangat sedikit. Sehingga penghitungan angka
kredit banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan, angka
kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses
harian, mingguan atau bulanan.

Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.

Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-hari.
Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhan keperawatan.

 Daftar NIC terbanyak

Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-masing diagnosa


keperawatan yang ada.

 Laporan Implementasi

Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu periode, yang dapat
difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif
tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat dijadikan alat
bantu operan shift.

 Laporan statistik

Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman keperawatan adalah
laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut.

 Resume Perawatan

Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus dicantumkan dalam
rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan pasien saat
dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan
dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan
untuk pembuatan resume perawatan.

 Daftar SAK

Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based nursing, yang
merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun karena
dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia. Dalam sistem
informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.
 Presentasi Kasus On Line

Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam ruang converence.
Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on line ketika pasien masih di rawat

 Mengetahui Jasa Perawat

Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa tindakan yang
dilakukannya.

 Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat


Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat,
dan mengetahui pula masing-masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa
 Laporan Shift

Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan oleh
perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-masing pasien.

 Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat

Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN atau Kepala Ruang
sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah seorang pasien telah dilakukan pegkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum

d. Hal Hal Yang Disiapkan Dalam Penerapan SIM Keperawatan

Menurut Jasun (2006) hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penerapan SIM Keperawatan ialah :

 Hard Ware

1. Perangkat keras berupa PC / CPU pada masing-masing ruang implementasi, yang terhubung dengan
jaringan.
2. Printer digunakan untuk mencetak dokumen yang telah dibuat..
3. Note Book atau Laptop digunakan untuk memasukan data-data saat penglkajian di samping pasien.
Dengan menggunakan Note Book diharapkan pengkajian menjadi valid.
4. WiFi adalah perangkat keras untuk menghubungkan Note Book dengan jaringan, sehingga tidak
mengunakan kabe, tapi dengan wireless.

 Soft Ware

Program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan perawat.

 Brain Ware

Pembentukan Mind Set bukan sesuatu yang mudah bagi perawat. Istilah gagap teknologi, tidak
percaya diri dengan membawa Note Book ke hadapan pasien, merasa repot dan lain-lain akan
menjadi faktor penentu yang cukup signifikan bagi keberhasilan penerapan SIM Keperawatan.

 Skill

Ketrampilan perawat juga merupakan factor penting yang tidak bisa diabaikan, mengingat standar
yang dipakai adalah standar internasional. Bahasa label dalam NIC adalah sesuatu yang baru, belum
popular disamping membutuhkan pemahaman yang cukup mendalam.

Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan berbasis komputer,


walaupun perawat umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Padahal
pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan
dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya.
Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form
pendokumentasian tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai
kelemahan yaitu sering hilang. Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat
penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu
pendokumentasian tersebut diperlukan.

Oleh karena itu pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keperawatan perlu diterapkan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, karena memuat
berbagai aspek pendokumentasian yaitu standart operating procedure (SOP), discharge planning,
jadwal dinas perawat, penghitungan angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak,
daftar NIC terbanyak, laporan implementasi, laporan statistik, resume perawatan, daftar SAK,
presentasi kasus on line, mengetahui jasa perawat, monitoring tindakan perawat & monitoring
aktifitas perawat laporan shift dan monitoring pasien oleh PN atau kepala ruang saat sedang rapat

Namun dalam penerapan sistem pendokumentasian manajemen keperawatan ini perlu


mempertimbangkan kendala yang ada. Menurut Jasun (2006) kendala yang dapat muncul antara lain
: Pengadaan hardware membutuhkan dana yang cukup banyak. Dengan seperangkat hardware
untuk satu ruang (PC, Notebook, WiFi, Printerdan PDA) minimal membutuhkan dana sebesar Rp.
21.000.000,- Maka solusi yang dapat diambil adalah dengan pengadaan secara bertahap. Kemudian
masalah system baru dimana softare yang dibuat relative baru dan sangat teoritis. Dengan demikian
membutuhkan sosialisasi yang terus menerus dan komunikasi yang berkesinambungan. Disamping
itu, dorongan secara psikologis juga diperlukan, agar perawat percaya diri menggunakan notebook
di hadapan pasien.

Dengan memperhatikan hal-hal yang terkait dengan penerapan SIM Keperawatan, maka
“Komunitas Perawatan” menjadi kelompok yang sangat berperan, yang merupakan motor penggerak
profesi keperawatan di rumah sakit.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Informasi dalam keperawatan itu sangatlah penting bagi tenaga kesehatan khususnya pelayanan
dirumah sakit, dan adanya perkembangan dalam informasi keperawatan juga sangat diperlukan untuk
membantu dalam pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. (1985). Nursing diagnosis application to clinical practice. J.B.

Lippincott Co.,. Philadephia .

Hariyati, S. T. (1999). Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari perawat

dan karakteristik perawat terhadap kualitas dokmentasi keperawatan di

RS.Bhakti Yudha, Tidak dipublikasikan

http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/UJIAN%20SIM%202%20ON%20LINE.doc. Perawat dan Teknologi


Informasi, diakses dari tanggal 12 Maret 2008

Jasun, (2006), Aplikasi Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Nanda NOC dan NIC Dalam Sistem
Informasi Manajemen Keperawatan Di Banyumas

Ida, Rini. 2009. Perkembangan TI dalam Pelayanan RS. Doc.

Anda mungkin juga menyukai