Anda di halaman 1dari 2

Akreditasi Puskesmas Godean II

PEMERIKSAAN VISUS
No. Dokumen : 002/SPO/IND

STANDAR No. Revisi : 00


PROSEDUR Lilis Sumiati,SKM,M,Keb
Tanggal Terbit: 01-07-2015 NIP.197101081990032001
UPTD OPERASIONAL
Puskesmas Halaman : 1-2
Gegerbitung

1. Pengertian Kemampuan sistem visual untuk membedakan lingkungan yang dapat diukur dengan
rangsangan visual yang dicetak maupun yang diproyeksikan.
2. Tujuan 1. Sebagai acuan dalam melaksanakan Upaya Kesehatan indera.
2. Pasien mempunyai pengetahuan tentang kesehatan indera.
3. Pasien mempunyai sikap/perilaku yang baik terhadap kesehatan indera.
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
2. Materi Pelatihan Kesehatan Indera Dinas Kesehatan DIY, 2014
5. Prosedur/ Petugas Mengenakan perlengkapan keselamatan kerja (sarung tangan dan masker),
Langkah- dan merapikan keperluan sebelum memulai aktivitas kerja, menyiapkan blanko yang
langkah dibutuhkan serta alat dan bahan. Persiapan
1. Petugas memanggil pasien sesuai urutan
2. Petugas menanyakan identitas pasien dan mencatat ke dalam blanko
pemeriksaan.
3. Petugas memastikan ruangan cukup terang atau dapat menggunakan
penerangan lampu pada grafik.
4. Petugas Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien.
5. Petugas mencuci dan keringkan penutup mata. Jika tidak ada, minta pasien untuk
mencuci tangan
6. Petugas meminta pasien untuk memakai kacamatanya (jika pasien punya), tutup
mata yang tidak diperiksa (baik menggunakan penutup mata atau meminta
pasien menutupnya dengan menggunakan tangannya), dan mulai membaca
grafik Snellen.
7. Baris terkecil yang bisa dibaca oleh pasien akan dinyatakan sebagai fraksi
(bilangan per), misalnya 6/18 atau 6/24. Angka di atas per merujuk pada jarak
grafik dari pasien (6 meter) dan angka yang di bawah per adalah jarak dalam
meter di mana seseorang tanpa penurunan visus harus dapat melihat grafik
dengan baik.
8. Dalam dokumentasi pasien, petugas mencatat visus untuk setiap mata. Catat
juga apakah pemeriksaan dilakukan dengan atau tanpa koreksi (kacamata),
misalnya:

002/SPO/IND 1
Akreditasi Puskesmas Godean II

Visus kanan = 6/18 (dengan koreksi)

Visus kiri = 6/24 (dengan koreksi)

9. Jika pasien tidak dapat membaca huruf terbesar (paling atas) pada jarak 6 meter,
petugas memajukan pasien lebih dekat, satu meter pada satu waktu, sampai
huruf paling atas dapat dilihat – Visus kemudian akan dicatat dengan angka 5/60
atau 4/60, dan lain-lain.
10. Jika huruf paling atas tidak dapat dibaca pada jarak 1 meter (1/60), gunakan jari
petugas pada berbagai jarak kurang dari 1 meter dan minta apakah pasien dapat
menghitungnya. Ini dicatat sebagai penghitungan jari (CF). Catat sebagai: Visus =
Penghitungan jari.
11. Jika pasien tidak bisa menghitung jari, petugas melambaikan tangan Anda dan
minta apakah pasien dapat melihatnya. Ini dicatat sebagai gerakan tangan. Catat
sebagai: Visus = Lambaian tangan.
12. Jika pasien tidak bisa melihat gerakan tangan, beri sinar senter ke arah matanya
dari arah empat kuadran. Dokumentasikan pada kuadran yang relevan, dapat
menggunakan kode seperti Persepsi Cahaya (PC atau √), atau Persepsi Cahaya
Negatif (PCN atau X).
13. Petugas mendokumentasikan pemeriksaaan dan atau rujukan
6. Unit terkait - Kepala Puskesmas
- Rekam medis
- Perawat
- Dokter

002/SPO/IND 2

Anda mungkin juga menyukai