Anda di halaman 1dari 20

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara Berada Di Kabupaten

Musi Rawas dengan luas 2,82 Km. (Profil Puskesmas Pauh, 2019).

Puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara terdiri dari Puskesmas Induk,

program yang dilaksanakan di Puskesmas Pauh, terdapat enam program

yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Kesehatan

Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), promosi kesehatan,

dan perbaikan gizi (Profil Puskesmas Pauh, 2019).

Sumber Daya Manusia (SDM) di Puskesmas Pauh Kabupaten Musi

Rawas dalam memberikan pelayan kepada masyarakat didukung oleh 47

orang tenaga kerja yang terdiri dari 1 orang Dokter Umum, 1 orang Dokter

gigi, 4 orang SKM, 1 orang S.Kep /Ners, 1 orang Apoteker, 8 orang Akper,

7 orang Akbid, 1 orang Akademik gizi, 1 orang S. Sos, 1 orang D3 farmasi,

1 orang AMKL, 3 orang Bidan, 1 orang Perawat (SPK), 1 orang Sanitarin, 1

orang SPRG/gizi, 1 orang SPAG/Gizi, 1 orang Analis, 2 orang Pengelolah

obat, 2 orang SPR, 3 orang Pek. Kes (SLTA), dan 3 orang SLTA/SMK

(Profil Puskesmas Pauh, 2019).

Fasilitas yang terdapat di Puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas

diantaranya 1 buah gedung Puskesmas Pauh, 1 buah kendaraan roda empat,

1
52
2

6 buah kendaraan roda dua dengan kondisi 3 sangat baik dan 3 rusak ringan,

Timbangan BB, pengukuran tinggi badan, body feat, Tensi meter, Brangkar,

Mikroskop, mounth dental chair dan dapur (Profil Puskesmas Pauh, 2019).

2. Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pauh pada tanggal 2 Juli s.d.

30 Juli 2018. Penelitian ini bertujuan untuk memgetahui hubungan

Karateristik Ibu dan Pola pengasuhan Ibu dengan Status Gizi pada Balita

usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas

Utara Tahun 2019. Desainyang digunakan adalah menggunakan metode

penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan rancangan

penelitian cross sectional.

Adapun langkah-langkah sebelum melaksanakan penelitian, peneliti

terlebih dahulu melengkapi syarat-syarat dokumen izin penelitian. Adapun

langkah-langkah yang dilakukan adalah mendapatkan rekomendasi dari

kampus untuk melaksanakan penelitian, selanjutnya melapor ke kantor

Kesbangpol, setelah itu melapor ke Puskesmas Pauh Kabupaten Musi

Rawas, kemudian baru melakukan penelitian dengan memberikan kuesioner

kepada responden kemudian diberikan kuesioner kembali.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita penyakit diare

pada tahun 2017 yang berjumlah 265 orang dan berdasarkan perhitungan

sampelminimalyang diperlukansebanyak73 responden, teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik

accidental sampling. Kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini yaitu orang
3

tua (Ibu) yang tinggal di Wilayah Puskesmas Nasal Kabupaten Kaur, orang

tua (Ibu) yang bersedia menjadi responden, orang tua yang memiliki balita di

posyandu.

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer

yang diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada ibu. Data

sekunder diperoleh dari rekam medik yaitu data status gizi pada balita di

Dinas Kesehatan Musi Rawas dan Puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas.

Data yang diperoleh, diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis

univariat untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan analisis

bivariat untuk mendapatkan nilai X2 dan nilai p menggunakan Uji T

Dependent.

3. Analisa Univariat

Analisis univariat untuk memperoleh gambaran variabel, yang di

gambarkan dalam bentuk tabel dengan tujuan mengetahui hubungan

Karateristik Ibu dan Pola pengasuhan Ibu dengan Status Gizi pada Balita usia

6-24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara

Tahun 2019.

Tabel 5.1 Gambaran Karateristik Ibu (umur, pekerjaan, dan


pendidikan) yang memiliki balita usia 6-24 Bulan di Wilayah
Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara
Tahun 2019

Karakteristik ibu Frekuensi (f) Persentase


(Umur) (%)
Tua 45 57,0
Muda 34 43,0
Jumlah 79 100
4

Karakteristik ibu Frekuensi (f) Persentase


(Pekerjaan ) (%)
Tidak bekerja 48 60,8
Bekerja 31 39,2
Jumalah 79 100
Karakteristik ibu Frekuensi (f) Persentase
(Pendidikan ) (%)
Menengah 47 59,5
Tinggi 32 40,5
Jumlah 79 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar dari

responden (57,0%) karakteristik umur ibu tua, hampir sebagian dari

responden (43,0%) karakteristik umur ibu muda, sebagian besar dari

responden (60,8%) karakteristik pekerjaan ibu tidak bekerja, hampir

sebagian dari responden (39,2%) karakteristik pekerjaan ibu bekerja dan

sebagian besar dari responden (59,5%) karakteristik pendidikan ibu

menengah, hampir sebagian responden (40,5%) karakteristik pendidikan ibu

tinggi.

Tabel 5.2 Gambaran Pola Pengasuhan ibu yang memiliki balita usia 6-
24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten
Musi Rawas Utara Tahun 2019
Pola asuh Frekuensi Persentase
(f) (%)
Kurang 39 49,4
Baik 40 50,6
Jumlah 79 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa hampir sebagian dari

responden (49,4%) memiliki polah asuh ibu kurang, setengah dari responden

(50,6%) memiliki pola asuh ibu baik.

Tabel 5.3 Gambaran status gizi balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja
puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2019
5

Status gizi Frekuensi Persentase


(f) (%)
Gizi kurang 44 55,7
Gizi baik 26 32,9
Gizi lebih 9 11,4
Jumlah 79 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar dari

responden (55,7%) status gizi pada balita kurang, hampir sebagian dari

responden (32,9%) status gizi pada balita baik dan sebagian kecil dari

responden (11,4%) status gizi pada balita lebih.

4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen hubungan Karateristik Ibu dan Pola

pengasuhan Ibu dengan Status Gizi pada Balita usia 6-24 Bulan di Wilayah

Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2019 dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.4 Untuk mengetahui hubungan karateristik ibu dengan status


gizi yang memiliki balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja
puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2019
Karakteristik Status gizi
ibu umur Gizi Gizi baik Gizi lebih Total P-
buruk value
N % N % N % N %
Tua 32 71,1 11 24,4 2 4,4 45 100
Muda 12 35,3 15 44,1 7 20,6 34 100 0,004
Total 44 55,7 26 32,9 9 11,4 79 100
Karakteristik Status gizi
ibu Gizi Gizi baik Gizi lebih Total P-
pekerjaan buruk value
N % N % N % N %
Tidak 34 70,8 11 22,9 3 6,3 48 100
bekerja
Bekerja 10 32,3 15 48,4 6 19,4 31 100 0,003
6

Total 44 55,7 26 32,9 9 11,4 79 100


Karakteristik Status gizi
ibu Gizi Gizi baik Gizi lebih Total P-
pendidikan buruk value
N % N % N % N %
Menengah 32 68,1 11 23,4 4 8,5 47 100 0.027
Tinggi 12 37,5 15 46,9 5 15,6 32 100
Total 44 55,7 26 32,9 9 11,4 79 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui karakteristis umur ibu yang tua terdapat

sebagian besar dari responden (71,1%) yang status gizi balita buruk, sebagian

kecil dari responden (22,9%) yang yang status gizi balita baik, sebagian kecil

dari reponden (4,4%) yang status gizi balita lebih, karakteristik ibu yang muda

terdapat hampir sebagian dari responden (35,3%) yang status gizi balita buruk,

hampir sebagian dari responden (44,1%) yang status gizi balita baik, dan

sebagian kecil dari responden (20,6%) yang status gizi balita lebih.

Karakteristik pekerjaan ibu yang tidak bekerja terdapat sebagian besar dari

responden (70,8%) yang status gizi balita buruk, sebagian kecil dari

responden (22,9%) yang status gizi balita baik, sebagian kecil dari responden

(6,3%) yang status gizi balita lebih dan karakteristik pekerjaan ibu yang

bekerja terdapat hampir sebagian dari responden (32,3%) yang status gizi

balita buruk, hampir sebagian dari responden (44,8%) yang status gizi balita

baik dan sebagian kecil dari responden (19,4%) yang status gizi balita lebih.

Karakteristik pendidikan ibu yang menengah sebagian besar dari responden

(68,1%) yang status gizi balita buruk, sebagian kecil dari responden (23,4%)

yang status gizi balita baik dan sebagian kecil dari responden (8,5%) yang

status gizi balita lebih, karakteristik pendidikan ibu yang tinggi terdapat
7

hampir sebagian dari responden (37,5%) yang status gizi balita buruk, hampir

sebagian dari responden (46,9%) yang status gizi balita baik dan sebagian

kecil dari responden (11,4%) yang status gizi balita lebih.

Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapat nilai p =0,004 < a 0,05, yang

berarti Ho ditolak Ha diterima, yang menunjukan bahwa ada hubungan

karateristik ibu (umur) dengan status gizi yang memiliki balita usia 6-24

Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun

2019, Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapat nilai p =0,003 < a

0,05, yang berarti Ho ditolak Ha diterima, yang menunjukan bahwa ada

hubungan karateristik ibu (pekerjaan) dengan status gizi yang memiliki balita

usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas

Utara Tahun 2019 dan Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapat nilai p

=0,027 < a 0,05, yang berarti Ho ditolak Ha diterima, yang menunjukan

bahwa ada hubungan karateristik ibu (pendidikan) dengan status gizi yang

memiliki balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten

Musi Rawas Utara Tahun 2019

Tabel 5.5 Untuk mengetahui Hubungan Pola Pengasuhan Dengan


Status Gizi pada balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja
puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2019.
Pola asuh Status gizi
Gizi buruk Gizi baik Gizi lebih Total P-
N % N % N % N % value
Kurang 29 74,4 5 12,8 5 12,8 39 100
Baik 15 37,5 21 52,5 4 10,0 40 100 0,001
Total 44 55,7 26 32,9 9 11,4 86 100
8

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui pola asuh ibu yang kurang terdapat

sebagian besar dari responden (74,4%) yang mengalami diare, hampir

sebagian dari responden (27,7%) yang status gizi balita buruk, sebagian kecil

dari responden (12,8%) yang status gizi balita baik, sebagian kecil dari

responden (12,8%) yang status gizi balita lebih sedangkan hampie sebagian

dari responden (37,5%) yang status gizi balita buruk, sebagian besar dari

responden (52,5%) yang status gizi balita baik dan sebagian kecil dari

responden (10,0%) yang status gizi balita lebih.

Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapat nilai p =0,001 < a 0,05, yang

berarti Ho ditolak Ha diterima, yang menunjukan bahwa ada Hubungan Pola

Pengasuhan Dengan Status Gizi pada balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja

puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2019.

B. Pembahasan

1. Analisa Univariat

a. Gambaran Karateristik Ibu (umur, pekerjaan, dan pendidikan) yang

memiliki balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh

Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2019

Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.1 dapat diketahui bahwa

sebagian besar dari responden (57,0%) karakteristik umur ibu tua, hampir

sebagian dari responden (43,0%) karakteristik umur ibu muda, sebagian

besar dari responden (60,8%) karakteristik pekerjaan ibu tidak bekerja,

hampir sebagian dari responden (39,2%) karakteristik pekerjaan ibu

bekerja dan sebagian besar dari responden (59,5%) karakteristik


9

pendidikan ibu menengah, hampir sebagian responden (40,5%)

karakteristik pendidikan ibu tinggi.

Pendidikan merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh

perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam

mencapai tujuannya untuk tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan

sebagai satu kesatuan. Di samping itu pendidikan juga dikatakan sebagai

pengembangan diri dari individu dan kepribadian yang dilaksanakan

secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan,

sikap dan ketrampilan serta nilai-nilai sehingga mampu menyesuaikan diri

dengan lingkungan (Ulfah, 2012).

Hasil Penemuan Ulfah (2012) Pada umumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang maka akan semakin baik pula tingkat

pengetahuannya. Hasil temuan mengenai hubungan antara tingkat

pendidikan ibu dengan status gizi balita secara deskriptif dapat

digambarkan bahwa dari 59 responden yang memiliki tingkat pendidikan

rendah lebih dari dua pertiga memiliki balita dengan status gizi baik

(74,6%) dan seperempatnya memiliki balita dengan status gizi kurang

(25,4%), demikian pula dari 51 responden yang mempunyai tingkat

pendidikan menengah (sedang) lebih dari dua pertiganya (86,3%) balita

berada pada status gizi baik, bahkan dari 8 responden dengan tingkat

pendidikan tinggi seluruh balitanya berstatus gizi baik.


10

b. Gambaran Pola Pengasuhan ibu yang memiliki balita usia 6-24 Bulan di

Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun

2019

Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.2 dapat diketahui bahwa

hampir sebagian dari responden (49,4%) memiliki polah asuh ibu kurang,

setengah dari responden (50,6%) memiliki pola asuh ibu baik.

Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas Sumber

Daya Manusia. Peran gizi dalam pembanguan kualitas Sumber Daya

Manusia telah terbukti dari berbagai penelitian. Gangguan gizi pada awal

kehidupan akan mempengaruhi kecerdasan dan produktifitas di masa

dewasa ( Depkes RI, 2012). Menurut Yulindar (2012), anak Balita dalam

masa pertumbuhannya merupakan kelompok yang rentan terhadap adanya

perubahan dalam intake konsumsi makanan, intake makan yang kurang

dari yang dibutuhkan akan mempengaruhi keadaan gizinya.

Bagi anak Balita zat makanan sangat berpengaruh terhadap

perkembangan dan pertumbuhan. Gizi kurang dan gizi buruk pada anak

disebabkan karena anak mendapatkan makanan yang tidak sesuai dengan

pertumbuhan badan anak. Pola makan termasuk ragam makanan yang

dijelaskan bahwa makanan yang dimakan sehari-hari dinilai sehat untuk

mencukupi kebutuhan tubuh. Apabila makanan terdiri dari bahan-bahan

yang mepunyai tiga kegunaan yaitu mengandung zat tenaga,

mengandung zat pembangun, mengandung zat pengatur. Ketiga unsur ini


11

terdapat dalam suatu hidangan sehari-hari untuk mencukupi kebutuhan

tubuh (Depkes RI, 2012).

Anak balita yang mendapatkan kualitas pengasuhan yang lebih

baik besar kemungkinan akan memiliki angka kesakitan yang rendah dan

status gizi yang relatif lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa

pengasuhan merupakan faktor penting dalam status gizi dan kesehatan

anak balita. Menurut Yulindar, (2012) faktor yang cukup dominan yang

menyebabkan meluasnya keadaan gizi kurang ialah perilaku yang kurang

benar dikalangan masyarakat dalam memilih dan memberikan makanan

kepada anggota keluarganya, terutama pada anak – anak. Memberikan

makanan dan perawatan anak yang benar mencapai status gizi yang baik

melalui Pola Pengasuhan yang dilakukan ibu kepada anaknya akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pemberian makan pada anak balita merupakan salah satu hal yang

penting karena dapat mempengaruhi status gizi balita. Hal ini dapat

ditunjukan pada prilaku keluarga dan kebiasaan makan keluarga secara

turun temurun artinya kalau keluarga sudah terbiasa memberikan Air susu

Ibu (ASI) Eksklusif kepada bayinya maka cara tersebut akan diwariskan

dilakukan sesuai dengan budaya mereka. Pola pemberian makan pada

bayi dan balita umumnya terdiri dari air susu Ibu (ASI), makanan lumat,

makanan lembek, makanan keluarga yang membedakan adalah frekuensi

pemberian makan (Yulindar, 2012).


12

Anak balita yang mendapatkan kualitas pengasuhan yang lebih

baik besar kemungkinan akan memiliki angka kesakitan yang rendah dan

status gizi yang relatif lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh

merupakan faktor penting dalam status gizi dan kesehatan anak balita

(Rapina) . Menurut satoto dalam Harsiki (2002), faktor yang cukup

dominan yang menyebabkan meluasnya keadaan gizi kurang ialah

perilaku yang kurang benar dikalangan masyarakat dalam memilih dan

memberikan makanan dan perawatan anak yang benar mencapai status

gizi yang baik melalui pola asuh yang dilakukan ibu kepada anaknya akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.Secara umum pola

asuh ibu berada pada kategori baik mempunyai status gizianak yang baik

pula. Hal ini sesuai dengan penelitian Rapina (2013) yang menyatakan

bahwa ada kecendrungan dengan semakin baiknya pola asuh,

makaproporsi status gizi baik juga semakin besar.

Pola Asuh ibu terhadap status gizi balita dalam pemberian makan

pada anak balita merupakan salah satu hal yang penting karena dapat

mempengaruhi status gizi balita. Seharusnya ibu yang lebih dekat pada

balita lebih memperhatikan pola makan balita, memberikan perhatian dan

banyak meluangkan waktu untuk bersama balitanya (suhardjo, 2005.


52

c. Gambaran status gizi balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja

puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2019

Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.3 dapat diketahui bahwa

sebagian besar dari responden (55,7%) status gizi pada balita kurang,

hampir sebagian dari responden (32,9%) status gizi pada balita baik dan

sebagian kecil dari responden (11,4%) status gizi pada balita lebih.

Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas

Sumber Daya Manusia. Peran gizi dalam pembanguan kualitas Sumber

Daya Manusia telah terbukti dari berbagai penelitian. Gangguan gizi

pada awal kehidupan akan mempengaruhi kecerdasan dan produktifitas

di masa dewasa ( Depkes RI, 2012). Menurut Yulindar (2012), anak

Balita dalam masa pertumbuhannya merupakan kelompok yang rentan

terhadap adanya perubahan dalam intake konsumsi makanan, intake

makan yang kurang dari yang dibutuhkan akan mempengaruhi keadaan

gizinya.

2. Analisa Bivariat

a. Untuk mengetahui hubungan karateristik ibu dengan status gizi yang

memiliki balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh

Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2019

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui karakteristis umur ibu

yang tua terdapat sebagian besar dari responden (71,1%) yang status

gizi balita buruk, sebagian kecil dari responden (22,9%) yang yang

status gizi balita baik, sebagian kecil dari reponden (4,4%) yang status
53

gizi balita lebih, karakteristik ibu yang muda terdapat hampir sebagian

dari responden (35,3%) yang status gizi balita buruk, hampir sebagian

dari responden (44,1%) yang status gizi balita baik, dan sebagian kecil

dari responden (20,6%) yang status gizi balita lebih. Karakteristik

pekerjaan ibu yang tidak bekerja terdapat sebagian besar dari responden

(70,8%) yang status gizi balita buruk, sebagian kecil dari responden

(22,9%) yang status gizi balita baik, sebagian kecil dari responden

(6,3%) yang status gizi balita lebih dan karakteristik pekerjaan ibu yang

bekerja terdapat hampir sebagian dari responden (32,3%) yang status

gizi balita buruk, hampir sebagian dari responden (44,8%) yang status

gizi balita baik dan sebagian kecil dari responden (19,4%) yang status

gizi balita lebih. Karakteristik pendidikan ibu yang menengah sebagian

besar dari responden (68,1%) yang status gizi balita buruk, sebagian

kecil dari responden (23,4%) yang status gizi balita baik dan sebagian

kecil dari responden (8,5%) yang status gizi balita lebih, karakteristik

pendidikan ibu yang tinggi terdapat hampir sebagian dari responden

(37,5%) yang status gizi balita buruk, hampir sebagian dari responden

(46,9%) yang status gizi balita baik dan sebagian kecil dari responden

(11,4%) yang status gizi balita lebih.

Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapat nilai p =0,004

< a 0,05, yang berarti Ho ditolak Ha diterima, yang menunjukan bahwa

ada hubungan karateristik ibu (umur) dengan status gizi yang memiliki

balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten

Musi Rawas Utara Tahun 2019, Berdasarkan hasil analisis uji chi-
54

square didapat nilai p =0,003 < a 0,05, yang berarti Ho ditolak Ha

diterima, yang menunjukan bahwa ada hubungan karateristik ibu

(pekerjaan) dengan status gizi yang memiliki balita usia 6-24 Bulan di

Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun

2019 dan Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapat nilai p

=0,027 < a 0,05, yang berarti Ho ditolak Ha diterima, yang menunjukan

bahwa ada hubungan karateristik ibu (pendidikan) dengan status gizi

yang memiliki balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh

Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2019.

Pendidikan merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh

perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam

mencapai tujuannya untuk tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan

sebagai satu kesatuan. Di samping itu pendidikan juga dikatakan sebagai

pengembangan diri dari individu dan kepribadian yang dilaksanakan

secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan ketrampilan serta nilai-nilai sehingga mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan (Ulfah, 2012).

Hasil Penemuan Ulfah (2012) Pada umumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang maka akan semakin baik pula tingkat

pengetahuannya. Hasil temuan mengenai hubungan antara tingkat

pendidikan ibu dengan status gizi balita secara deskriptif dapat

digambarkan bahwa dari 59 responden yang memiliki tingkat pendidikan

rendah lebih dari dua pertiga memiliki balita dengan status gizi baik

(74,6%) dan seperempatnya memiliki balita dengan status gizi kurang


55

(25,4%), demikian pula dari 51 responden yang mempunyai tingkat

pendidikan menengah (sedang) lebih dari dua pertiganya (86,3%) balita

berada pada status gizi baik, bahkan dari 8 responden dengan tingkat

pendidikan tinggi seluruh balitanya berstatus gizi baik.

b. Untuk mengetahui Hubungan Pola Pengasuhan Dengan Status Gizi

pada balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh

Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2019

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui pola asuh ibu yang kurang

terdapat sebagian besar dari responden (74,4%) yang mengalami diare,

hampir sebagian dari responden (27,7%) yang status gizi balita buruk,

sebagian kecil dari responden (12,8%) yang status gizi balita baik,

sebagian kecil dari responden (12,8%) yang status gizi balita lebih

sedangkan hampie sebagian dari responden (37,5%) yang status gizi

balita buruk, sebagian besar dari responden (52,5%) yang status gizi

balita baik dan sebagian kecil dari responden (10,0%) yang status gizi

balita lebih.

Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapat nilai p =0,001

< a 0,05, yang berarti Ho ditolak Ha diterima, yang menunjukan bahwa

ada Hubungan Pola Pengasuhan Dengan Status Gizi pada balita usia 6-

24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas

Utara Tahun 2019.


56

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang hubungan Karateristik Ibu dan Pola

pengasuhan Ibu dengan Status Gizi pada Balita usia 6-24 Bulan di Wilayah

Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2019 dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar dari responden karakteristik ibu dengan Status Gizi pada

Balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi

Rawas Utara Tahun 2019.

2. Hampir sebagian dari responden pola asuh ibu kurang dengan Status Gizi

pada Balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten

Musi Rawas Utara Tahun 2019.

3. Ada hubungan karakteristik ibu dengan Status Gizi pada Balita usia 6-24

Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara

Tahun 2019

4. Ada hubungan Pola pengasuhan Ibu dengan Status Gizi pada Balita usia 6-

24 Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara

Tahun 2019

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti

memberi saran kepada:


57

1. Saran Teoritis

Kepada peneliti yang selanjutnya diharapkan dapat menggunakan

variabel penelitian yang lain yang lebih spesifik dengan melihat adanya

pengaruh variabel seperti pekerjaan, usia dan pengalaman keluarga dan

menambah jumlah sampel.

2. Saran Praktik

a. Bagi Puskesmas Pauh

Kepada pihak Puskesmas diharapkan dapat memberikan masukan

tentang Pola pengasuhan Ibu dengan Status Gizi pada Balita usia 6-24

Bulan di Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara

Tahun 2019.

b. Bagi Akademik

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi bahan masukan dalam

melakukan pembelajaran dan praktik klinik lapangan dalam Pola

pengasuhan Ibu dengan Status Gizi pada Balita usia 6-24 Bulan di

Wilayah Kerja puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun

2019.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan dalam

melakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan metode yang

lebih spesifik lagi misalnya untuk melihat besarnya Pola pengasuhan Ibu

dengan Status Gizi pada Balita usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja

puskesmas Pauh Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2019.


58
59

Anda mungkin juga menyukai