Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

GIZI IBU HAMIL


POSYANDU ANGGREK 10

OLEH:

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


HANG TUAH PEKANBARU
2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi (Sufiati, 2008).
Kehamilan adalah masa terpenting untuk pertumbuhan janin. Salah
satu faktor mempengaruhi keberhasilan suatu kehamilan adalah gizi. Status
gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat dipengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Status gizi pada trimester
pertama akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio pada masa
perkembangan dan pembentukan organ-organ tubuh (organogenesis). Pada
trimester II dan III kebutuhan janin terhadap zat-zat gizi semakin meningkat.
Jika tidak terpenuhi, plasenta akan kekurangan zat makanan sehingga akan
mengurangi kemampuannya dalam mensintesis zat-zat yang dibutuhkan oleh
janin (Pratamawati, 2011).
Rendahnya status gizi ibu hamil dapat disebabkan beberapa faktor,
antara lain yaitu rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi,
pendapatan keluarga di bawah rata-rata, dan tidak teraturnya pola makan.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini didapat setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu. Perilaku yang didasarkan pengetahuan
akan bertahan lebih lama dibandingkan yang tidak didasarkan pengetahuan.
Pengetahuan dapat memicu kesadaran untuk merubah perilaku
(Notoatmodjo, 2007).
Umumnya jika pendapatan naik, maka jumlah dan jenis makanan
cenderung ikut membaik pula. Tingkat penghasilan ikut menentukan jenis
pangan apa yang akan dibeli dengan adanya tambahan uang. Semakin tinggi
penghasilan, semakin besar pula presentase dari penghasilan tersebut
dipergunakan untuk membeli buah, sayur mayur dan berbagai jenis pangan

2
lainnya. Jadi penghasilan merupakan faktor penting bagi kuantitas dan
kualitas. Antara penghasilan dan gizi, jelas ada hubungan yang
menguntungkan. Pengaruh peningkatan penghasilan terhadap perbaikan
kesehatan dan kondisi keluarga lain yang mengadakan interaksi dengan
status gizi yang berlawanan hampir universal (Suhardjo, 2008).
Data WHO, UNICEF dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian
ibu hingga saat ini masih kurang dari 1% per tahun. Pada tahun 2009,
sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan,
lebih rendah dari jumlah kematian ibu tahun 2006 sebanyak 576.000. Menurut
data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan yang
diakibatkan oleh anemia, kurang gizi dan KEK terjadi di Negara-negara
berkembang (Antaranews, 2010). Rasio kematian ibu di Negara-negara
berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian per 100.000
kelahiran bayi hidup. Sementara itu di Asia Tenggara, WHO memperkirakan
sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun,
sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir diperkirakan berturut-turut
170.000 dan 1,3 juta pertahun. Sebanyak 98% dari seluruh kematian ibu dan
anak yang terjadi di india, Bangladesh, Indonesia, Nepal dan Myanmar (
antaranews,2010).
Masalah yang terjadi di masyarakat adalah masih banyak masyarakat
setempat yang pengetahuannya kurang memadai sehingga masyarakat tidak
tahu apa itu gizi, dan mengabaikan gizi pada ibu hamil. Sedangkan dengan
ekonomi yang rendah, banyak masyarakat tidak mampu memenuhi
kebutuhan pangan dengan menu yang seimbang. Sedangkan dengan pola
makan, masih ada juga yang berpantang makanan karena masyarakat
setempat masih terpengaruh pada tradisi yang ada di desa mereka. Dengan
masih adanya masyarakat yang tidak mengetahui tentang gizi serta tidak tahu
makanan yang baik untuk ibu hamil, sehingga kurang gizi masih ada di
masyarakat.
Rendahnya status gizi ibu hamil dipengaruhi oleh pengetahuan
mengenai asupan nutrisi ibu selama kehamilan, dimana suatu perbuatan
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perbuatan

3
yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Pendapatan
keluarga yang rendah atau di bawah upah minimum regional yang telah di
tetapkan di wilayah Aceh, bila pendapatan keluarga rendah maka akan
sangat berpengaruh terhadap asupan nutrisi yang dimakan ibu hamil
(Redaksi Plus, 2013) dan pola makan dimana dalam masa kehamilan salah
satu bagian yang penting dalam membantu perkembangan janin dalam
kandungan adalah makanan yang dimakan dan cara makan yang sehat dan
mengandung gizi (Jitowiyono, 2013).

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi dan fenomena di atas kurangnya
pemahaman tentang Gizi Ibu Hamil.

C. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi saat hamil.

D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh
selamaperkuliahan dan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan atau
informasi bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan khususnya
3. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan antenatal
care dan dapat meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.

4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Kasus Ibu Hamil


Berdasarkan hasil penelitian dari seluruh responden 44 ibu hamil. Jumlah ibu
dengan pengetahuan baik 28 (63.6%) sedangkan ibu dengan pengetahuan kurang 16
(36.4%). Dari hasil penelitian terlihat bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik
angka kejadiannya lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan
kurang.
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah pengetahuan merupakan
hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk
memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang – barang baik
lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia
bebentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan. Menurut
Nashrulloh (2009), pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikir
manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu.
Konsep pengetahuan manusia sesungguhnya berasal dari pengalaman manusia
yang diperoleh dari pancaindra atau refleksi atas yang diberikan oleh pancaindra
tersebut. Selanjutnya dengan mengetahui manfaat, maka akan menyebabkan
seseorang mempunyai sifat positif sehingga hasil ini dapat menyebabkan seseorang
memahami materi dengan mengaplikasikan pengetahuan yang didapat.
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan,
pekerjaan, umur, minat, pengalaman lingkungan sekitar dan informasi. Data diatas
didapatkan bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik tentang kebutuhan gizi
lebih banyak dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan kurang. Sebagian
besar ibu hamil yang pengetahuannya baik mereka mendapatkan informasi dari
media masa seperti televisi, radio, majalah, surat kabar.Tingginya pengetahuan
tentang gizi akan membuat ibu hamil lebih cermat dalam menentukan makanan yang
akan di makan oleh ibu dan janin. Adanya pengetahuan maka perilaku ibu terhadap
pola makan akan lebih baik.
Hasil yang didapat peneliti, pengetahuan ibu hamil tentang status gizi
dipengaruhi oleh pendidikan, usia, pengalaman, dan informasi. Kurangnya

5
penyuluhan yang didapatkan responden mengenai kebutuhan gizi selama kehamilan
dari petugas kesehatan dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pemenuhan
gizi. Kurangnya pengetahuan tentang status gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan
ibu terkena risiko KEK, abortus, bayi lahir prematur, tetapi ada beberapa responden
yang mendapat informasi dari media cetak dan elektronik sehingga mayoritas
responden memiliki pengetahuan baik.

B. Status Gizi Ibu Hamil


Berdasarkan hasil penelitian dari seluruh responden yang berjumlah 44 ibu
hamil, sebagian kecil ibu yang memiliki resiko KEK berjumlah 20 (45.5%) dan
sebagian besar ibu memiliki status gizi baik 24 (54.5%).
Menurut Murti (2004) status gizi adalah tanda – tanda penampilan yang
diakibatkan oleh keseimbangan antara gizi disatu pihak dan pengeluaran oleh
organisme dilain pihak yang terlihat melalui variabel tertentu. Status gizi ibu pada
waktu pembuahan dan selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung.
Penilaian status gizi pada ibu hamil dilakukan dengan pengukuran
antropometri, yaitu dengan cara pengukuran berat badan dengan menggunakan
timbangan injak, pengukuran tinggi badan dengan menggunakan microtoicedan
pengukuran lingkar lengan atas menggunakan pita LILA dengan ketentuan
apabila ukuran LILA kurang dari 23.5 cm dapat dikatakan menderita KEK.
Dari hasil penelitian ditemukan ibu hamil yang menderita KEK adalah 20
(45.5%) dari jumlah responden 44 orang. Apabila ibu mengalami kekurangan gizi
selama hamil akan menimbulkan gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan
resiko dan komplikasi diantaranya berupa anemia, perdarahan, berat badan ibu
tidak bertambah secara normal. Dampak kurang gizi terhadap janin dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,
abortus, kematian neonatal, cacat bawaan anemia pada bayi, asfiksia dan BBLR.
Ibu hamil sangat membutuhkan banyak asupan nutrisi pada saat masa
kehamilan, karena untuk perkembangan janin apabila asupan nutrisi pada ibu
hamil tidak terpenuhi maka akan berdampak pada janinnya yaitu dapat
menyebabkan anemia, berat bayi lahir rendah dan persalinan prematur.Ibu hamil

6
yang terkena risiko KEK dikarenakan pengetahuan ibu yang kurang terhadap
pemenuhan status gizi pada ibu hamil, sehingga nutrisi pada ibu hamil tidak
terpenuhi.
Selain faktor pengetahuan juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi pada ibu hamil diantaranya pendidikan, usia, dan status
ekonomi juga mempengaruhi pemenuhan nutrisi pada ibu hamil ( Wibowo dan
Basuki, 2006).

C. Kebiasaan Makan Pagi Untuk Ibu Hamil


Ibu yang sedang hamil sangat dianjurkan untuk sarapan. Jika ibu yang
sedang hamil meninggalkan sarapan paginya, maka akan berpengaruh bagi bayi
di dalam kandungannya. Sarapan pagi sangat diperlukan oleh ibu hamil.
1. Menyeimbangkan Kadar Gula Darah
Sarapan pagi dengan menu yang tepat ternyata memiliki fungsi untuk
menyeimbangkan jumlah kadar gula darah pada ibu dan janin. Jumlah
kadar gula yang seimbang juga berdampak baik terhadap mood ibu hamil
yang seringkali tak menentu. Sifat mudah marah, sedih, atau malas, bisa
jadi lebih baik dengan sarapan setiap pagi.
Bagi janin, kadar gula darah yang seimbang mampu mencegah
penyakit kadar gula rendah yang berdampak pada daya tubuh(imunitas)
dan daya konsentrasi.
2. Mengurangi Resiko Gemuk
Banyak yang bilang bila wanita yang kurus atau langsing akan berubah
jadi gemuk setelah melahirkan anak pertama. Nah, untuk mengurangi
resiko terjadinya hal serupa pada Anda, biasakanlah untuk sarapan pagi
selama hamil. Berdasarkan penelitian kebiasaan ini mampu untuk
mengurangi 30% resiko kegemukan (obesitas) setelah melahirkan nanti.
3. Mencegah Stunting
Stunting merupakan kondisi dimana janin tidak dapat tumbuh secara
normal (tinggi dan berat badan). Bila ibu hamil rajin sarapan setiap hari
selama hamil tentu hal buruk seperti stunting tidak akan terjadi. Asupan

7
gizi yang baik juga akan memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh janin
untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

8
BAB III
MATERI DAN METODE

Kerangka Pemecahan Masalah


a. Permasalahan
Kurangnya pemahaman ibu hamil tentang bahaya anemia
b. Pemecahan masalah
Memberikan Penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil
c. Realisasi pemecahan masalah
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada
a. Hari/tanggal : Rabu/ 14 Juni 2017
b. Tempat : Posyandu Anggrek 10
Jl. Tengku Bey
c. Peserta : Ibu hamil yang ada di Posyandu Anggrek 10
d. Khalayak sasaran:
Ibu hamil yang ada di Posyandu Anggrek 10 Pekanbaru
e. Metode yang digunakan
Penyuluhan menggunakan media infokus dan leaflet.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian pada 44 responden diketahui bahwa
ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik dengan status gizi baik
berjumlah 21 (75.0%) dan yang mengalami risiko KEK berjumlah 7
(25.0%). Sedangkan ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang dengan
status gizi baik berjumlah 3 (18.8%) dan yang mengalami risiko KEK
berjumlah 13 (81.2%).
Ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik lebih tinggi dibandingkan
ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang, dalam hal ini karena ibu
hamil sudah banyak memanfaatkan sarana yang sudah ada. Pendidikan
sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil, karena ibu hamil
dengan pendidikan rendah maka tingkat pengetahuannya tentang
pemenuhan gizi pada ibu hamil tidak sesuai. Sebab ibu hamil dengan
pendidikan rendah sulit untuk menerima dan mendapatkan informasi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden
tentang kebutuhan gizi selama kehamilan salah satunya yaitu informasi.
Hubungan bermakna antara asupan sumber energi dengan risiko KEK.
Selain itu wanita yang memiliki jumlah asupan protein kurang berpeluang
mengalami risiko KEK sebanyak 3,2 kali dibanding dengan wanita yang
mengonsumsi energi cukup. Bahwa ibu hamil yang memiliki status gizi
kurang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dalam
kandungan, sehingga dapat melahirkan Bayi Berat Badan Lahir
Rendah.Hasil penelitian Surasih (2005) salah satu penyebab munculnya
gangguan gizi pada ibu hamil adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil
tentang gizi atau kurangnya pengetahuan tentang gizi dalam kehidupan
sehari-hari. Gizi kurang dan gizi lebih sebelum kehamilan berpengaruh
tidak baik terhadap kehamilan. Keadaan gizi yang kurang dan simpanan
zat gizi pada ibu hamil tidak cukup, akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangan janin serta kesehatan ibu.

10
Pola makan ibu hamil yang tidak benar dapat menyebabkan gizi
kurang pada ibu hamil. Kurangnya gizi pada ibu hamil dapat
menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu antara lain : anemia,
perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah, dan ibu dapat terkena
infaksi. Selain itu kurangnya gizi pada ibu hamil dapat berpengaruh
terhadap proses persalinan yang mengakibatkan persalinan sulit atau
lama dan perdarahan setelah persalinan.

11
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Begitu pentingnya informasi bagi ibu hamil untuk menunjang
kecukupan gizinya. Dengan terpenuhinya gizi ibu selama hamil maka akan
menghindarkan ibu terkena risiko KEK.

B. Saran
Penyuluhan tentang gizi dan peran serta keluarga sangat diperlukan,
karena saat ini keluarga merupakan orang terdekat ibu dalam menunjang
pemenuhan gizi.

12
13

Anda mungkin juga menyukai