Anda di halaman 1dari 12

GERAKAN LANSIA SEHAT HINDARI PELAKOR

(Perilaku Hidup Tidak Sehat, Enggan Berobat saat Sakit, Lemak


Tinggi, Asam Urat Tinggi, Konsumsi Gula dan Garam Berlebih,
Obesitas, Rokok dan Alkohol)

Disusun Oleh:
dr. Aan Sucitra

Pembimbing:
dr. Andi Thahirah

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS PADONGKO BARRU
SULAWESI SELATAN
2019

GERAKAN LANSIA SEHAT HINDARI PELAKOR


(Perilaku Hidup Tidak Sehat, Enggan Berobat, tinggi Lemak dan Asam Urat,
Konsumsi Tinggi Gula dan Garam, Obesitas, Rokok)

a. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas harus didukung oleh
sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mencapai pelayanan yang prima dan
optimal.Pelayanan yang prima dan optimal dapat diwujudkan dengan kemampuan
kognitif dan motorik yang cukup yang harus dimiliki oleh setiap petugas
kesehatan khususnya di Puskesmas Padongko. Seperti yang kita ketahui
pengendalian infeksi di Puskesmas merupakan rangkaian aktifitas kegiatan yang
wajib dilakukan oleh Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang merupakan
tuntutan kualitas sekaligus persyaratan administrasi Puskesmas menuju akreditasi.
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien
selama dirawat di Rumah Sakit. Infeksi Nosokomial terjadi karena adanya
transmisi mikroba pathogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan
perangkatnya. Akibat lainnya yang juga cukup merugikan adalah hari rawat
penderita yang bertambah, beban biaya menjadi semakin besar, serta merupakan
bukti bahwa manajemen pelayanan medis rumah sakit kurang membantu. Infeksi
nosokomial yang saat ini disebut sebagai healthcare associated Infection (HAIs)
merupakan masalah serius bagi semua sarana pelayanan kesehatan di seluruh
dunia termasuk Indonesia.
Bagi masyarakat umum, sarana kesehatan merupakan tempat pemeliharaan
kesehatan. Pasien mempercayakan sepenuhnya kesehatan dirinya atau
keluarganya kepada petugas kesehatan, maka kewajiban petugas kesehatan adalah
menjaga kepercayaan tersebut. Pelaksanaan Kewaspadaan Universal merupakan
langkah penting untuk menjaga sarana kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll)
sebagai tempat penyembuhan, bukan menjadi sumber infeksi.
Berkaitan dengan hal di atas maka diperlukan rangkaian program
yang berkesinambungan dalam rangka pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI)
. Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI).
Hasil survey tentang upaya pencegahan infeksi di Puskesmas (Bachroen,
2000) menunjukkan masih ditemukan beberapa tindakan petugas yang potensial
meningkatkan penularan penyakit kepada diri mereka, pasien yang dilayani dan
masyarakat luas yaitu :
1. Cuci tangan yang tidak benar
2. Penggunaan alat pelindung diri yang tidak tepat
3. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman

2
4. Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang tidak tepat
5. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
Hal tersebut dapat saja meningkatkan resiko petugas kesehatan tertular
akibat tertusuk jarum atau terpajan darah/ cairan tubuh yang terinfeksi. Sementara
pasien dapat tertular melalui peralatan yang terkontaminasi atau menerima darah
atau produk darah yang mengandung virus.

b. Latar Belakang
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014
tentang Puskesmas.

c. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan mutu layanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui pencegahan
dan pengendalian infeksi di Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
yang dilaksanakan oleh semua departemen/unit di Puskesmas.
Tujuan Khusus
a. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/ penerapan PPI di unit-unit
pelayanan Puskesmas Padongko.
b. Meningkatkan kualitas/ kompetensi petugas Tim PPI Puskesmas Padongko.
c. Menurunkan angka kejadian infeksi di Puskesmas sampai 0%

3
NO. KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN CARA MELAKSANAKAN SASARAN KET.
1. a.Pelaksanaan Prinsip Dasar Penyediaan sarana cuci tangan : Sosialisasi Cuci tangan, pengadaan Seluruh karyawan, pasien dan
Pencegahan dan  Wastafel dengan kran dan penyebaran poster cuci tangan, pengunjung
Pengendalian Infeksi panjang monitoring
a. Kewaspadaan Standar  Sabun cair
Cuci tangan dan kebersihan  Tisu kertas tebal
tangan  Handrub di setiap pintu
kamar pasien, dan tempat tidur di
ruang intensif
 Petunjuk kebersihan/cuci
tangan

Pemantauan pelaksanaan cuci


tangan dan kebersihan tangan

2. Penggunaan alat pelindung diri Penyediaan APD : Sosialisasi penggunaan APD, Petugas kesehatan yang melakukan
(APD)  sarung tangan monitoring pelayanan kepada pasien
 masker

4
 kaca mata
 pelindung wajah
 penutup kepala
 gaun (baju kerja / celemek)
 sepatu.
 Petunjuk penggunaan APD
 Pemantauan penggunaan
APD
3. Pengelolaan peralatan Penyediaan sarana : Sosialisasi, monitoring Petugas kesehatan yang melakukan
perawatan pasien  Dekontaminasi pelayanan kepada pasien
 Pembersihan/Pencucian
 Sterilisasi/DTT
 Penyimpanan
 Petunjuk pengelolaan
peralatan perawatan pasien

Pemantauan pengelolaan peralatan


perawatan pasien
4. Penyuntikan yang aman Penyediaan sarana : Sosialisasi, monitoring Petugas kesehatan
 Tempat jarum suntik bekas

5
pakai yang sesuai standar
 Petunjuk penyuntikan yang
aman

Pemantauan penyuntikan yang aman


5. Pengelolaan limbah Penyediaan sarana : Sosialisasi, monitoring Petugas kesehatan
 Tempat sampah medis dan
non medis sesuai standar
 Kantong plastik kuning
(sampah medis) dan hitam
(sampah non medis)
 Botol / jerigen untuk
menampung jarum dan benda-
benda tajam

Pemantauan pengelolaan limbah


7. Pengelolaan linen Penyediaan sarana : Sosialisasi, monitoring Semua karyawan
 Pengadaan sprei tambahan
 Sprei untuk pasien infeksius
dan no infeksius harus di
pisahkan

6
 Lemari khusus linen
(infeksius dan non infeksius)

Pemantauan pengelolaan linen


8. Higiene respirasi / etiket batuk Penyediaan sarana : Sosialisasi, penempelan poster Semua karyawan, pasien dan
 Pot untuk meludah (harus Higiene Respirasi/ Etika Batuk, pengunjung
terpapar sinar matahari) monitoring
 Petunjuk etiket batuk

Pemantauan etiket batuk

9. Kewaspadaan Berdasarkan Penyediaan sarana : Pelatihan Semua karyawan


Penularan/Transmisi  Peralatan sesuai standar
Pendidikan dan Latihan :  Petunjuk kewaspadaan
 Pelatihan cuci tangan berdasarkan penularan
 Pelatihan PPI tiap 3 bulan sekali
 Orientasi tentang PPI setiap
mahasiswa kesehatan yang baru
praktek di Puskesmas Padongko
 Pembuatan banner, poster,
spanduk di lingkungan

7
Puskesmas
 Pelatihan pemakaian APD  Pelatihan PPI tiap 3 bulan
 Pelatihan sekali
Dekontaminasi
 Orientasi tentang PPI setiap
 Pelatihan Manajemen
mahasiswa kesehatan yang
linen dan laundry
 Pelatihan Manajemen baru praktek di Puskesmas

Limbah Padongko
 Pelatihan Penanganan  Pembuatan banner, poster,
Pasien Infeksius spanduk di lingkungan
 Pengadaan sarana
Puskesmas Padongko
sosialisasi PPI

8
d. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

NO KEGIATAN UPAYA PENCEGAHAN DAN 2019 KET


JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEPT OKT NOV DES
PENGENDALIAN INFEKSI /PJ
1. Pelaksanaan Prinsip Dasar Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi :
a. Kewaspadaan Standar
1. Cuci tangan dan kebersihan tangan
2. Penggunaan alat pelindung diri (APD)
3. Pengelolaan peralatan perawatan Pasien
4. Penyuntikan yang aman
5. Pengelolaan limbah
6. Pengelolaan linen
7. Higiene respirasi / etiket batuk

b. Kewaspadaan Berdasarkan Penularan / Transmisi

2. Pendidikan dan Latihan :


 Pelatihan cuci tangan

9
 Pelatihan pemakaian APD
 Pelatihan dekontaminasi
 Pelatihan manajemen linen dan laundry
 Pelatihan Manajemen Limbah
 Pelatihan penanganan pasien infeksius
 Pengadaan sarana sosialisasi PPI

10
e. Monitoring, Evaluasi dan Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring
-Monitoring dilakukan setiap hari di setiap ruangan pelayanan kesehatan
Puskesmas Padongko
- Setiap ruangan pelayanan kesehatan akan ditempel lembar monitoring bulanan
- Lembar monitoring di checklist setiap hari oleh penanggung jawab ruangan
tersebut
Pelaksanaan Kegiatan
- Kegiatan dilaksanakan di Puskesmas Padongko
Evaluasi Kegiatan
 Evaluasi terhadap jadwal kegiatan dilakukan oleh kepala puskesmas, dan Ketua
tim survey PPI.
 Evaluasi dilakukan dua kali yaitu pada saat proses kegiatan dan di akhir
kegiatan survey. Laporan tersebut selanjutnya disampaikan tim survey kepada
kepala puskesmas untuk peningkatan kinerja selanjutnya.
 Evaluasi dilakukan tiap tiga bulan sekali, yaitu :
1. Maret
2. Juni
3. September
4. Desember

f. Pencatatan Dan Pelaporan Hasil Kegiatan


Pencatatan :
Kegiatan didokumentasikan melalui tulisan dan foto ataupun video.
Pelaporan :
- Laporan program dibuat setiap 3 bulan sekali, yaitu :
1. Maret
2. Juni
3. September
4. Desember
-Laporan dibuat setelah melakukan kegiatan dan diserahkan paling lambat 1
minggu setelah kegiatan.
Isi laporan adalah :
1. Pendahuluan
2. Pelaksanaan Kegiatan
3. Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak lanjut
4. Kesimpulan Saran

11
5. Penutup
-Laporan diserahkan ke Kepala Puskesmas Padongko.

Padongko, September 2019

MENGETAHUI, DOKTER PEMBIMBING


KEPALA PUSKESMAS PADONGKO PUSKESMAS PADONGKO
KABUPATEN BARRU KABUPATEN BARRU

H. Darwin, S.Kep, M.Kes dr. Andi Thahirah


NIP. 19640812 198512 1 004 197704262002122004

12

Anda mungkin juga menyukai