Miniproject
Miniproject
Disusun Oleh:
dr. Aan Sucitra
Pembimbing:
dr. Andi Thahirah
a. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas harus didukung oleh
sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mencapai pelayanan yang prima dan
optimal.Pelayanan yang prima dan optimal dapat diwujudkan dengan kemampuan
kognitif dan motorik yang cukup yang harus dimiliki oleh setiap petugas
kesehatan khususnya di Puskesmas Padongko. Seperti yang kita ketahui
pengendalian infeksi di Puskesmas merupakan rangkaian aktifitas kegiatan yang
wajib dilakukan oleh Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang merupakan
tuntutan kualitas sekaligus persyaratan administrasi Puskesmas menuju akreditasi.
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien
selama dirawat di Rumah Sakit. Infeksi Nosokomial terjadi karena adanya
transmisi mikroba pathogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan
perangkatnya. Akibat lainnya yang juga cukup merugikan adalah hari rawat
penderita yang bertambah, beban biaya menjadi semakin besar, serta merupakan
bukti bahwa manajemen pelayanan medis rumah sakit kurang membantu. Infeksi
nosokomial yang saat ini disebut sebagai healthcare associated Infection (HAIs)
merupakan masalah serius bagi semua sarana pelayanan kesehatan di seluruh
dunia termasuk Indonesia.
Bagi masyarakat umum, sarana kesehatan merupakan tempat pemeliharaan
kesehatan. Pasien mempercayakan sepenuhnya kesehatan dirinya atau
keluarganya kepada petugas kesehatan, maka kewajiban petugas kesehatan adalah
menjaga kepercayaan tersebut. Pelaksanaan Kewaspadaan Universal merupakan
langkah penting untuk menjaga sarana kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll)
sebagai tempat penyembuhan, bukan menjadi sumber infeksi.
Berkaitan dengan hal di atas maka diperlukan rangkaian program
yang berkesinambungan dalam rangka pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI)
. Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI).
Hasil survey tentang upaya pencegahan infeksi di Puskesmas (Bachroen,
2000) menunjukkan masih ditemukan beberapa tindakan petugas yang potensial
meningkatkan penularan penyakit kepada diri mereka, pasien yang dilayani dan
masyarakat luas yaitu :
1. Cuci tangan yang tidak benar
2. Penggunaan alat pelindung diri yang tidak tepat
3. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
2
4. Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang tidak tepat
5. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
Hal tersebut dapat saja meningkatkan resiko petugas kesehatan tertular
akibat tertusuk jarum atau terpajan darah/ cairan tubuh yang terinfeksi. Sementara
pasien dapat tertular melalui peralatan yang terkontaminasi atau menerima darah
atau produk darah yang mengandung virus.
b. Latar Belakang
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014
tentang Puskesmas.
c. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan mutu layanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui pencegahan
dan pengendalian infeksi di Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
yang dilaksanakan oleh semua departemen/unit di Puskesmas.
Tujuan Khusus
a. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/ penerapan PPI di unit-unit
pelayanan Puskesmas Padongko.
b. Meningkatkan kualitas/ kompetensi petugas Tim PPI Puskesmas Padongko.
c. Menurunkan angka kejadian infeksi di Puskesmas sampai 0%
3
NO. KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN CARA MELAKSANAKAN SASARAN KET.
1. a.Pelaksanaan Prinsip Dasar Penyediaan sarana cuci tangan : Sosialisasi Cuci tangan, pengadaan Seluruh karyawan, pasien dan
Pencegahan dan Wastafel dengan kran dan penyebaran poster cuci tangan, pengunjung
Pengendalian Infeksi panjang monitoring
a. Kewaspadaan Standar Sabun cair
Cuci tangan dan kebersihan Tisu kertas tebal
tangan Handrub di setiap pintu
kamar pasien, dan tempat tidur di
ruang intensif
Petunjuk kebersihan/cuci
tangan
2. Penggunaan alat pelindung diri Penyediaan APD : Sosialisasi penggunaan APD, Petugas kesehatan yang melakukan
(APD) sarung tangan monitoring pelayanan kepada pasien
masker
4
kaca mata
pelindung wajah
penutup kepala
gaun (baju kerja / celemek)
sepatu.
Petunjuk penggunaan APD
Pemantauan penggunaan
APD
3. Pengelolaan peralatan Penyediaan sarana : Sosialisasi, monitoring Petugas kesehatan yang melakukan
perawatan pasien Dekontaminasi pelayanan kepada pasien
Pembersihan/Pencucian
Sterilisasi/DTT
Penyimpanan
Petunjuk pengelolaan
peralatan perawatan pasien
5
pakai yang sesuai standar
Petunjuk penyuntikan yang
aman
6
Lemari khusus linen
(infeksius dan non infeksius)
7
Puskesmas
Pelatihan pemakaian APD Pelatihan PPI tiap 3 bulan
Pelatihan sekali
Dekontaminasi
Orientasi tentang PPI setiap
Pelatihan Manajemen
mahasiswa kesehatan yang
linen dan laundry
Pelatihan Manajemen baru praktek di Puskesmas
Limbah Padongko
Pelatihan Penanganan Pembuatan banner, poster,
Pasien Infeksius spanduk di lingkungan
Pengadaan sarana
Puskesmas Padongko
sosialisasi PPI
8
d. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
9
Pelatihan pemakaian APD
Pelatihan dekontaminasi
Pelatihan manajemen linen dan laundry
Pelatihan Manajemen Limbah
Pelatihan penanganan pasien infeksius
Pengadaan sarana sosialisasi PPI
10
e. Monitoring, Evaluasi dan Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring
-Monitoring dilakukan setiap hari di setiap ruangan pelayanan kesehatan
Puskesmas Padongko
- Setiap ruangan pelayanan kesehatan akan ditempel lembar monitoring bulanan
- Lembar monitoring di checklist setiap hari oleh penanggung jawab ruangan
tersebut
Pelaksanaan Kegiatan
- Kegiatan dilaksanakan di Puskesmas Padongko
Evaluasi Kegiatan
Evaluasi terhadap jadwal kegiatan dilakukan oleh kepala puskesmas, dan Ketua
tim survey PPI.
Evaluasi dilakukan dua kali yaitu pada saat proses kegiatan dan di akhir
kegiatan survey. Laporan tersebut selanjutnya disampaikan tim survey kepada
kepala puskesmas untuk peningkatan kinerja selanjutnya.
Evaluasi dilakukan tiap tiga bulan sekali, yaitu :
1. Maret
2. Juni
3. September
4. Desember
11
5. Penutup
-Laporan diserahkan ke Kepala Puskesmas Padongko.
12