Anda di halaman 1dari 8

STATISTIKA

UKURAN PENYEBARAN (DISPERSI)

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Krisna Kurniawan (P23133015030)
Menik Apriyani (P23133015038)
Nisa’ul Aqilah (P23133015040)
Restu Arum Sari (P23133015052)

2 D3B – KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12120
Telp. (021) 7395331

Tahun 2016
KEMIRINGAN

Kemiringan (skewness) merupakan derajat ketidaksimetrian (keasimetrisan), atau dapat


juga didefinisikan sebagai penyimpangan dari kesimetrian, dari suatu distribusi. Jika suatu kurva
frekuensi (poligon frekuensi yang terhaluskan) dari suatu distribusi memiliki ekor kurva yang
lebih panjang kea rah sisi kanan dibandingkan kea rah sisi kiri dari nilai maksimum tengah, maka
distribusi seperti ini dikenal dengan nama distribusi miring ke kanan , atau memiliki kemiringan
positif . Untuk kondisi kebalikannya, distribusinya dikenal sebagai distribusi miring ke kiri atau
memiliki kemiringan negatif.

Untuk distribusi miring, mean akan cenderung berada pada sisi yang sama dengan modus di ekor
kurva yang lebih panjang . Jadi ukuran dari keasimetrisan dapat diperoleh dari selisih atau
perbedaan nilai mean dan modus : mean – modus. Ukuran ini dapat dibuat menjadi ukuran tanpa
dimensi atau satuan jika kita membaginya dengan suatu ukuran disperse, seperti misalnyadeviasi
standar. Dengan demikian dapat kita definisikan ukuran keasimetrisan tanpa dimensi ini sebagai
berikut:

Mean – Modus X Mo
Kemiringan = =
Deviasi Standar S

(1) Pierson’s First Coefficient of Skewness

Untuk menghindari penggunaan modus, kita dapat menggunakan rumus empiris dan
mendefinisikan

3(mean – median) 3 (X – median)


Kemiringan = =
Deviasi Standar S

(2) Pierson’s Second Coefficient of Skewness

Persamaan (1) dan (2) di atas berturut-turut disebut sebagai koefisien pertama dan kedua Pearson pada
kemiringan.
Berbagai ukuran kemiringan yang didefinisikan dalam bentuk kuartil dan persentil adalah sebagai berikut:

(Q3 Q2) – (Q2 – Q1) Q3 – 2Q2 + Q1


Koefisien Kuartil Kemiringan = =
Q3 – Q1 Q3 – Q1

(P90 – P50) – (P50 – P10) P90 – 2P50 + P10


Koefisien Percentil 10-90 kemiringan = =
P90 – P10 P90 – P10

Salah satu ukuran kemiringan lain yang penting menggunakan momen ketiga di sekitar nilai
mean dan dinyatakan dalam bentuk tanpa dimensi, yaitu :

1 𝑘
∑𝑗=1 𝑓𝑗(𝑚𝑗 − ̅̅̅
𝑋)2
Koefisien Momen Kemiringan = 𝑎3 = 𝑛
𝑆3
=

Ukuran kemiringan yang lain lagi kadang dinyatakan oleh persamaan b1 = a32. Untuk kurva
simetris sempurna, seperti misalnya kurva normal, a3 dan b1 masing-masing sama dengan nol.

Contoh

Diketahui data berat badan 100 mahasiswa suatu perguruan tinggi adalah sbb:
Berat badan Frekuensi

40-44 5

45-49 18

50-54 42

55-59 27

60-64 8
Buat tabel berikut terlebih dahulu:
Berat badan f X fx |𝒙 − 𝒙
̅| ̅|2
|𝒙 − 𝒙 ̅|2
f |𝒙 − 𝒙
40-44 5 42 210 10,75 115,56 557,8
45-49 18 47 846 34,75 1207,56 21736,08
50-54 42 52 2184 0,75 0,56 23,52
55-59 27 57 1539 25,75 663,06 17902,62
60-64 8 62 496 44,75 2002,56 16020,48
100 5275 56240,5
JAWABAN:
1. Cari Mean
∑ 𝑓𝑥
Mean (𝑋̅ ) =
𝑛
5275
Mean = = 52,75
100

Cari Modus
𝑑1
2. 𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + 𝑖 [𝑑1+𝑑2]

24
Mo = 49,5 + 5 [24+15]

= 151,96

3. S2 = 56240,5/100
= 562,405

S = √562,405 = 23,71

Maka,
= 52,75 – 151,96 = -4,18
23,71
Jadi, kurva memanjang ke kiri (NEGATIF)
Kurtosis

Kurtosis ialah derajat ketinggian puncak atau keruncingan suatu distribusi. Nilainya biasanya
merupakan nilai relative terhadap distribusi normal. Sebuah distribusi yang mempunyai puncak
yang relatif tinggi. Seperti contohnya pada beberapa kurva sebagai berikut.

Bentuk Kurtosis

1. Leptokurtik (leptokurtic)
Leptokurtik adalah kurva berbentuk runcing.
Keterangan :
Kriteria yang didapat dari persamaan ini ialah:
a) a4 > 3 : distribusi leptokurtik
b) a4 = 3 : distribusi normal
c) a4 < 3 : distribusi platikurtik

2. Platikurtik (platykurtic)
Platikurtik adalah kurva berbentuk datar.

3. Mesokurtik (mesokurtic)
Mesokurtik adalah bentuk kurva normal
Salah satu ukuran yang digunakan untuk menyatakan derajat keruncingan kurva distribusi
atau kurtosis ini menggunakan momen keempat disekitar nilai mean yang dinyatakan dalam

𝑚4 𝑚4
bentuk tanpa dimensi dan dirumuskan sebagai berikut : 𝑎4 = ( ) atau 𝑎4 = ( )
𝑚22 𝑠4

Yang seringkali dinyatakan juga sebagai b2. Untuk distribusi normal b2 = a4 = 3. Atas dasar
alasan ini maka kurtosis sering pula didefinisikan sebagai ( b2-3 ) yang bernilai :
- Positif untuk distribusi leptokurtik
- Negatif untuk distribusi platikurti
- Nol untuk distribusi normal.

Ukuran kurtosis yang lain didasarkan pada kuartil dan persentil dan dinyatakan sebagai :

𝑄
K=
𝑃90−𝑃10
1
Dimana Q = 2 ( 𝑄3 − 𝑄1 ) adalah jangkauan semi-interkuartil. Disini menggunakan k (
huruf kecil kappa dalam abjad Yunani ) sebagai symbol untuk koefisien persentil kurtosis
dimana untuk distribusi normal k bernilai 0.263

Contoh 1 :
Daftar Pustaka

Spiegel, Murray. Schaum’s Outline. Statistika

www.UndipFmipa.ac.id

Anda mungkin juga menyukai