PENDAHULUAN
1
kefarmasian, baik pelayanan yang bersifat manajerial maupun pelayanan
farmasi klinik. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas diselenggarakan oleh
seorang Apoteker dan/ atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
2
Desa Jangkang, Kecamatan Dendang. Kecamatan Dendang memiliki batas
wilayah sebagai berikut :
Jumlah dusun per desa di wilayah kerja Puskesmas Dendang dapat dilihat
pada tabel 2 berikut ini:
3
Tabel 2. Jumlah dusun masing-masing Desa di Kecamatan Dendang
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017
No DESA JUMLAH DUSUN
1 Dendang 4
2 Balok 2
3 Jangkang 4
4 Nyuruk 4
JUMLAH SELURUHNYA 14
Sumber : Kantor Camat Dendang Kabupaten Belitung Timur
1. Ambulance
Mobil ambulance merupakan sarana kendaraan yang digunakan untuk
melakukan pelayanan kesehatan, melakukan rujukan pasien ke rumah sakit
dan digunakan sebagai saran kegiatan di luar gedung di wilayah kerja UPT
Puskesmas Dendang. Mobil ambulance di Puskesmas Dendang berjumlah 1
(satu) unit.
2. Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu merupakan balai pengobatan yang berfungsi
melayani kesehatan di satu wilayah desa yang jauh dari Puskesmas.
Puskesmas Pembantu (Pustu) di wilayah Kecamatan Dendang Tahun 2017
sebanyak 4 (empat) Pustu yang terletak di Desa Dendang, Desa Balok, Desa
Nyuruk, dan Dusun Tungkup.
4
3. Poskesdes
Desa siaga adalah suatu desa dimana masyarakatnya sadar, mau dan
mampu mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada di desanya.
Elemen pokok desa siaga adalah pendirian Poskesdes, penempatan tenaga
kesehatan minimal bidan, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat termasuk
pelatihan kader siaga. Poskesdes di wilayah Kecamatan Dendang Tahun
2017 sebanyak 4 (empat) Poskesdes yaitu terdapat di Desa Dendang,
Balok, Jangkang dan Nyuruk.
4. Posyandu Balita
Posyandu Balita di wilayah Kecamatan Dendang tahun 2017 adalah
sebanyak 11 (sebelas) Pisyandu yang tersebar di setiap desa, yaitu Desa
Dendang, Balok, Jangkang dan Nyuruk.
5. Posyandu Usila
Posyandu usila berjumlah 4 (empat) yang menyebar di tiap desa.
b. Tenaga Kesehatan
Penyelenggaraan kesehatan dalam rangka meningkatakan pelayanan
kesehatan masyarakat, sangat diperlukan adanya SDM kesehatan yang
memenuhi standar rasio kesehatan penduduk. Gambaran informasi situasi
ketersediaan tenaga kesehatan dan tenaga administasi (umum) di wilayah
Puskesmas Dendang dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
5
Tabel 3. Ketersediaan SDM Kesehatan dan Administrasi di Puskesmas
Dendang Tahun 2017
No JENIS SDM JUMLAH SDM (ORANG)
1 Dokter Umum 1
2 Dokter Gigi 1
3 Perawat 14
4 Perawat Gigi 2
5 Bidan 10
6 Tenaga Kefarmasian 1
7 Tenaga Kesehatan Masyarakat 1
8 Tenaga Sanitarian 1
9 Tenaga Gizi 1
10 Tenaga Fungsional Umum 1
11 Tenaga Struktural 1
12 Tenaga PHL bagian Umum 3
JUMLAH TENAGA SELURUHNYA 37
Sumber : Bagian Kepegawaian Puskesmas Dendang
1.4.1 Visi
6
1.4.2 Misi
7
BAB II
a. Akuntabilitas
8
8. Kejelasan
9. Konsistensi
b. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti luas adalah pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan dan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan, menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara, bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri, mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesame manusia dan sesame
bangsa, menumbuhkan sikap saling mencintai sesame manusia, dan
mengembangkan sikap tenggang rasa.
c. Etika Publik
9
tanggungjawab pelayanan publik. Nilai- nilai dasar etika public sebagaimana
tercantum dalamUndang-Undang ASN, yaitu :
d. Komitmen Mutu
10
Nilai-nilai yang tercantum dalam komitmen mutu antara lain:
a. Efektif
b. Efisiensi
Kreatif adalah proses berpikir untuk menciptakan sesuatu hal yang baru.
Inovasi adalah hasil pemikiran baru yang berdaya guna.
d. Mutu
11
komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar
dapat memuaskan pelanggan atau penerima jasa.
e. Anti Korupsi
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggung jawab
f. Kerja keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil
12
2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
a. Manajemen ASN
13
latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur atau kondisi kecacatan.
Ada beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari
sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah
dipraktekan di beberapa negara, termasuk di Indonesia pada level-level
tertentu.
14
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga
terpisah dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan
sektor atau kementrian coordinator adalah salah satu penerapan
WoG.
c. Membangun gugus tugas, gugus tugas merupakan lembaga
koordinasi yang dilakukan diluar struktur formal yang tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar
sumber daya yang terlibat dalm koordinasi tersebut dicabut sementara
dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses
koordinasi.
d. Koalisi sosial, koailisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
kelembagaan khusus.
c. Pelayanan Publik
1. Kesederhanaan
2. Kejelasan
3. Kepastian waktu
4. Akurasi
5. Keamanan
6. Tanggug jawab
7. Kelengkapan sarana dan prasarana
8. Kemudahan akses
15
9. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan
10. Kenyamanan
16
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
17
3. Puskesmas Keliling
4. Posyandu, dan
5. Polindes .
18
Tabel 4. Perumusan dan Penetapan Isu
No Isu Aktual U S G Skor Prioritas
1 Belum maksimalnya penerapan 3 3 3 9 III
sistem FEFO (First Expired First
Out) dalam pengeluaran obat dari
gudang farmasi
19
kerja yang ada di unit pelayanan membuat permintaan obat di lembar
permintaan obat (LPLPO) kurang optimal. Hal ini akan mengakibatkan
terhambatnya proses pengobatan ke pasien / masyarakat.
Oleh karena itu, gagasan pemecahan isu yang akan diangkat adalah
“Optimalisasi distribusi obat dari gudang farmasi ke unit pelayanan lain
melaui pembuatan lembar kerja pengeluaran obat dan pembuatan BAP
(Berita Acara Penyerahan) Obat di UPT Puskesmas Dendang”
Kegiatan dan tahap kegiatan pemecahan isu diuraikan dalam tabel 5 berikut
ini :
20
3. Rapat kordinasi dengan anggota
tim kerja
4. Pembagian Tanggungjawab kerja
3. Pembuatan SPO dan pengisian 1. Membuat draft SPO Pengisian
lembar kerja Lembar Kerja
2. Berkonsultasi dengan Kepala
Puskesmas terkait isi SPO
3. Sosialisasi SPO yang telah
disetujui kepada tim kerja
4. Melakukan stok opname dan 1. Mencatat/ mendata item obat
pembuatan lembar kerja yang ada di gudang farmasi dan
menghitung stok obat
2. Membuat lembar kerja
menggunakan Microsoft Excel
3. Memasukkan jumlah obat ke
lembar kerja
4. Membagikan link stok obat ke
rekan kerja yang berada di unit
pelayanan
5. Penyiapan Obat dan Pembuatan 1. Menerima LPLPO (lembar
BAP permintaan obat) dari tiap unit
pelayanan
2. Menyiapkan permintaan obat
sesuai dengan ketersediaan obat
3. Membuat BAP
4. Melakukan pengecekan ulang
obat yang akan diberikan dan
disesuaikan dengan BAP
21
6. Penyerahan obat dan evaluasi 1. Memberikan informasi
pengambilan obat
2. Menyerahkan obat dan BAP
3. Meminta rekan kerja untuk
melakukan pengecekan ulang
obat yang diterima.
4. Melakukan evaluasi dengan
metode wawancara kepuasan
kepada rekan kerja
Menilai dampak yang akan terjadi apabila isu ini tidak segera ditangani,
maka dibuatkanlah rangkaian kegiatan pemecahan isu yang didalamnya
terkandung nilai ANEKA sebagaimana peran ASN.
22
Salah satu peranan ASN adalah membuat perencanaan yang ikut
berkontribusi bagi instansi kerja. Suatu kegiatan yang baik dimulai dari
sebuah rencana yang tersusun dengan baik.
Output yang akan didapatkan: rencana kegiatan, jadwal pertemuan dan foto.
23
Etika publik
Saat menyampaikan rencana kegiatan di pertemuan bulanan, sopan santun
harus tetap dijaga, sehingga rekan kerja memberikan tanggapan yang baik
dan tercipta lingkungan kerja yang kondusif.
Whole of Government (WoG)
Nilai kordinasi dan kolaborasi dengan rekan kerja yang berada di unit
pelayanan, yang akan menjadi mitra proses aktualisasi.
Output yang akan didapatkan : foto pelaksanaan, daftar hadir.
24
Etika Publik
Saat berkonsultasi, nilai sopan santun harus tetap menjadi prioritas antara
atasan dan bawahan.
Output yang akan didapatkan : Susunan tim kerja yang telah disetujui atasan
dan dibuat dalam Surat Keputusan yang disahkan atasan.
3. Rapat kordinasi dengan anggota tim kerja
Nilai-nilai dasar yang akan diaktualisasikan adalah :
Nasionalisme
Adanya nilai kerjasama, gotong royong dengan rekan kerja sebagai bentuk
pengamalan sila ke lima dari Pancasila.
WoG
Saling berkordinasi dengan rekan kerja akan menciptakan lingkungan kerja
yang nyaman dan memberikan hasil pekerjaan yang maksimal.
Output yang dihasilkan : notulen hasil rapat, foto
4. Pembagian Tanggungjawab kerja
Nilai-nilai dasar yang akan diaktualisasikan adalah :
Anti Korupsi
Adanya keadilan pembagian tanggung jawab kerja antar anggota sesuai
dengan kemampuan masing-masing yang dilandasi dengan sikap kerja keras
dan mampu bertanggung jawab akan pekerjaan yang diberikan.
Etika publik
Dalam melakukan tugas dan tanggung jawab harus dilakukan dengan sikap
cermat dan disiplin agar hasil pekerjaan yang didapatkan maksimal.
Komitmen mutu
Pembagian tugas dan tanggung jawab kerja harus mengedepankan nilai
efektif dan efisien agar tujuan kegiatan tercapai maksimal tanpa banyak
terjadi pemborosan waktu, tenaga dan biaya.
Output yang dihasilkan : job desc masing-masing anggota tim kerja.
25
Kegiatan 3 : Pembuatan SPO Pengisian Lembar Kerja
1. Membuat draft SPO Pengisian Lembar Kerja
Nilai-nilai dasar yang akan diaktualisasikan adalah :
Akuntabilitas
Pembuatan SPO mengimplementasikan nilai kejelasan tahapan kegiatan
yang harus dilakukan untuk pengisian lembar kerja. SPO akan menjamin
konsistensi proses kerja, sehigga hasil pekerjaan akan sama walaupun
dikerjakan oleh beberapa orang.
Komitmen Mutu
Dengan adanya SPO kualitas mutu dari suatu pekerjaan dapat
dipertahankan, selain itu ada nilai efektifitas dan efisiensi agar tujuan dan
kualitas pekerjaan tercapai.
Output yang dihasilkan : Rancangan SPO
26
Etika Publik
Sebagai seorang ASN harus memberikan informasi yang jelas dan benar
kepada sesama rekan kerja.
Output yang dihasilkan : foto saat sosialisasi SPO
27
3. Memasukkan jumlah obat ke lembar kerja
Nilai-nilai dasar yang akan diaktualisasikan adalah :
Etika publik
Pemasukkan data ke lembar kerja harus dilakukan secara cermat dan teliti
agar tidak ada obat yang tidak terdata.
Anti Korupsi
Memasukkan data obat dilakukan dengan jujur dan penuh tanggung jawab
yang mencerminkan sebuah kerja keras.
Output yang dihasilkan : lembar kerja yang telah diisi
4. Membagikan link stok obat ke rekan kerja yang berada di unit pelayanan
Nilai-nilai dasar yang akan diaktualisasikan adalah :
Akuntabilitas
Adanya kejelasan informasi yang diberikan kepada rekan kerja.
Output yang dihasilkan : link lembar kerja
28
Etika publik
Saat menyiapkan obat untuk diberikan ke unit pelayanan harus dilakukan
dengan teliti dan cermat, agar tidak terjadi salah pemberian obat, yang akn
mengakibatkan selisih obat di gudang.
Anti korupsi
Dalam menyiapkan obat, harus diterapkan nilai kejujuran dan keadilan untuk
pembagian di tiap unit layanan
Output yang dihasilkan : foto saat menyiapkan obat
3. Membuat BAP
Nilai-nilai dasar yang akan diaktualisasikan adalah :
Akuntabilitas
Adanya nilai kebenaran dan transparansi akan jumlah obat yang dikeluarkan
dengan jumlah obat yang tertulis di BAP.
Output yang dihasilkan : BAP
4. Melakukan pengecekan ulang obat yang akan diberikan dan disesuaikan
dengan BAP
Nilai-nilai dasar yang akan diaktualisasikan adalah :
Akuntabilitas
Adanya nilai tanggung jawab untuk melakukan pengecekan ulang saat
memberikan obat ke unit layanan
Etika publik
Saat pengecekan obat harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi
kesalahan pemberian obat dengan pembuatan BAP.
Output yang dihasilkan : foto
29
Akuntabilitas
Adanya kejelasan item obat yang diberikan dan saat pemberian obat
dipenuhi dengan rasa kepercayaan kepada rekan kerja.
Komitmen Mutu
Adanya penjagaan kualitas mutu melauli penyerahan obat dengan BAP agar
obat yang diberikan sesuai dengan yang diterima petugas.
Output yang dihasilkan : foto penyerahan obat
2. Meminta rekan kerja untuk melakukan pengecekan ulang obat yang
diterima.
Nilai-nilai dasar yang akan diaktualisasikan adalah :
Anti Korupsi
Meminta petugas unit layanan melakukan pengecekan ulang sebagai bentuk
tanggung jawab akan pekerjaan.
Output yang dihasilkan : foto hasil pengecekan
3. Melakukan evaluasi dengan metode wawancara kepuasan kepada rekan
kerja
Nilai-nilai dasar yang akan diaktualisasikan adalah :
Komitmen mutu
Hasil wawancara dengan rekan kerja untuk menilai efektivitas dari rancangan
aktualisasi ini.
Output yang dihasilkan : hasil wawancara.
30
Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi
Kegiatan yang telah diuraikan di atas akan dilakukan selama masa Off Class , dimana penulis akan kembali ke UPT
Puskesmas Dendang dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut :
Minggu/ Bulan
No Kegiatan / Tahapan Kegiatan April Mei Juni
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Membuat rencana kegiatan,
berkonsultasi dengan Kepala
Puskesmas dan berkoordinasi dengan
rekan kerja
Tahapan Kegiatan :
1. Membuat perencanaan dan
mengatur jadwal pertemuan
dengan Kepala Puskesmas
2. Menyampaikan rencana
kegiatan dan meminta
persetujuan rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan kepada
Kepala Puskesmas
31
3. Menyampaikan rencana
kegiatan yang telah disetujui
Kepala Puskesmas kepada
rekan kerja lain dalam
pertemuan bulanan.
2. Pembentukan Tim Kerja
Tahapan Kegiatan :
5. Pemilihan rekan kerja yang sesuai
dan berkompeten
6. Pengajuan Tim Kerja Ke atasan
7. Rapat kordinasi dengan anggota tim
kerja
Pembagian Tanggungjawab kerja
32
5. Berkonsultasi dengan Kepala
Puskesmas terkait isi SPO
6. Sosialisasi SPO yang telah disetujui
kepada tim kerja
4. Melakukan stok opname dan
pembuatan lembar kerja
Tahapan Kegiatan :
5. Mencatat/ mendata item obat yang
ada di gudang farmasi dan
menghitung stok obat
6. Membuat lembar kerja
menggunakan Microsoft Excel
7. Memasukkan jumlah obat ke lembar
kerja
8. Membagikan link stok obat ke rekan
kerja yang berada di unit pelayanan
5. Penyiapan Obat dan Pembuatan BAP
Tahapan Kegiatan :
5. Menerima LPLPO (lembar
33
permintaan obat) dari tiap unit
pelayanan
6. Menyiapkan permintaan obat sesuai
dengan ketersediaan obat
7. Membuat BAP
8. Melakukan pengecekan ulang obat
yang akan diberikan dan
disesuaikan dengan BAP
6. Penyerahan obat dan evaluasi
Tahapan Kegiatan :
5. Memberikan informasi pengambilan
obat
6. Menyerahkan obat dan BAP
7. Meminta rekan kerja untuk
melakukan pengecekan ulang obat
yang diterima.
8. Melakukan evaluasi dengan metode
wawancara kepuasan kepada rekan
kerja
34
BAB IV
PENUTUP
35