Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengana latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah
ini sebagai berikut:
1. Bagaimana cara berfikir kreatif ?
2. Bagaimana cara bertindak inovatif ?
3. Bagaimana hasil dari berfikir kreatif dan inovatif ?
C. Tujuan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami cara berfikir kreatif
2. Untuk mengetahui cara bertindak inovatif
3. Untuk mengetahui hasil berfikir kreatif dan inovatif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Berfikir Kreativitas
Kreatifitas dan keinovasian merupakan inti rahasia kewirausahaan.
Wirausahawan yang berhasil dan sukses di sebabkan memiliki kemampuan berpikir
kreatif dan inovatif. Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru dan berbeda
(thinking new things). Dan keinovasian adalah melakukan yang baru dan berbeda.
Oleh sebab itu hakikat kewirausahaan adalah kemampuan berpikir sesuatu yang
baru dan berbeda (thinking new things and different) (Drucker, 1994). Berwirausaha
tidak hanya berfikir kreatif, tetapi juga melakukan tindakan inovasi untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda.
Orang kreatif adalah orang yang selalu berfikir tentang kebaruan (novelty),
perbedaan (different), kegunaan (utility), dan dapat dimengerti (understable).untuk
menghasilkan kebaruan, perbedaan, kegunaan dan kemudahan wirausahawan
selalu berfikir, merenung, mengkhayal (dreams) sehingga menghasilkan ide-ide,
gagasan-gagasan baru, misalnya ide-ide bagaimana membuat barang baru dan
berbeda, bagaimana menambah manfaat terhadap suatu barangdan jasa baru,
bagaimana menambah kemudahan kemudahan baru terhadap barang-barang dan
jasa-jasa yang sudah ada sehingga penambahan kegunaan, kemudahan dan
kebaruan tersebut untuk memunculkan nilai tambah baru bagi wirausahawan, ide,
mimpi-mimpi dan gagasan saja tidak cukup, tetapi harus ada tindak lanjut atau
usaha untuk menambah nilai-nilai tambah baru. Jadi tidak hanya berfikir, tetapi juga
bertindak.
Kebiasaan berfikir merupakan kebiasaan berwirausahawan untuk meraih
keberhasilannya. Wirausahawan selalu menggunakan otak kiri untuk
mengembangkan keterampilan berfikir dan otak kanan untuk belajar
mengembangkan keterampilan kreatif. Sesuai dengan pembagian fungsi otak kiri
dan otak kanan, bahwa setiap bagian otak memiliki fungsi spesifikasi dan
menangkap informasi yang berbeda. Fungsi bagian otak yang satu lebih dominan
daripada bagian yang lain. fungsi otak kiri di kemdalikan secara linear (berfikir
vertikal), sedangkan otak kanan lebih mengandalkan pemikiran literal. Otak kiri
berperan menangkap logika dan simbol-simbol, sedangkan otak kanan lebih
menangkap hal-hal yang bersifat intuitif dan emosional. Otak kanan menggerakkan
pikiran literal dan meletakkannya pada jiwa proses kreatif.
Menurut Zimmerer (1996), untuk mengembangkan keterampilan berfikir,
seseorang menggunakan otak kiri, sedangkan untuk belajar mengembangkan
keterampilan kreatif, digunakan otak kanan, ciri-cirinya ialah sebagai berikut.
1. Selalu bertanya,”apa ada cara yang lebih baik ?”
2. Selalu menantang kebiasaan,tradisi, dan rutinitas.
3. Berefleksi/merenungkan dan berfikir secara mendalam.
4. Berani bermain mental, mencoba mel;ihat masalah dari perspektif yang
berbeda
5. Menhyadari kemungkinan banyak jawaban dari pada satu jawaban yang
benar.
6. Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai
kesuksesan.
7. Mengorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk
menghasilkan pemecahan inovatif
8. Memiliki keterampilan “helikopter”, yaitu kemampuan untuk bangkit di atas
kebiasan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas
kemudian mefokuskannya pada kebutuhan untuk berubah.

Dalam menggunakan otak kiri, menurut zimmerer (1996:76), ada tujuh langkah
proses kreatif: (1) persiapan, (2) penyelidikan, (3) transformasi, (4) penetasan, (5)
penerangan, (6) pengujian, dan (7) implementasi.

Tahap 1: Persiapan
Persiapan menyangkut kesiapan untuk berfikir kreatif, dilakukan dalam bentuk
formal, pengalaman, magang dan pengalaman belajar lainnya. Zimmerer
mengemukakan tujuh langkah untuk memperbaiki pikiran kita agar dapat berpikir
kreatif yaitu :
1. Hindari sikap untuk tidak belajar. Dalam setiap situasi selalu ada peluang untuk
dapat mempelajari sesuatu
2. Belajar banyak. Jangan hanya mempelajari keahlian yang kita miliki karena
bidang lain tidak menutup kemungkinan untuk bisa dijadikan sebagai peluang
inovasi.
3. Diskusikan ide-ide kita dengan orang lain.
4. Himpun artikel-artikel yang penting.
5. Temui profesional atau asosiasi dagang dan pelajari cara mereka memecahkan
persoalan.
6. Gunakan waktu untuk belajar sesuatu dari orang lain.
7. Kembangkan keterampilan menyimak gagasan orang lain.

Tahap 2: Penyelidikan
Dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan
pemahaman mendalam tentang masalah atau keputusan. Untuk menciptakan
konsep dan ide-ide baru tentang suatu bidang, seseorang pertam-tama harus
mempelajari masalah dan memahami komponen-komponen dasarnya.

Tahap 3: Transformasi
Tahap tranformasi menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan di antara
informasi yang terkumpul. Transformasi adalah mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan yang ada tentang infomasi yang terkumpul. Dalam tahap ini diperlukan
dua tipe berpikir, yaitu berpikir konvergen dan divergen. Berpikir konvergen adalah
kemampuan untuk melihat persamaan dan hubungan diantara beragam data dan
kejadian. Sedangkan berpikir divergen adalah kemampuan melihat perbedaan
antara data dan kejadian yang beraneka ragam.

Tahap 4: Penetasan
Penetasan merupakan penyiapan pikiran bawah sadar untuk merenungkan
informasi yang terkumpul. Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk
merefleksikan informasi.
Meningkatkan tahap inkubasi dalam proses berfikir kreatif dapat dilakukan dengan
cara meliputi hal hal tersebut.
1. Menjauhkan diri dari situasi
2. Sediakan waktu untuk mengkhayal
3. Santai dan bermain secara teratur
4. Berkhayal tentang masalah atau peluang
5. Kejarlah masalah ataupun peluang dalam lingkungan manapun
Tahap 5: Penerangan
Penerangan akan muncul pada tahap penetasan, yaitu ketika terdapat pemecahan
spontan yang menyebabkan adanya titik terang. Pada tahap ini, semua tahap
sebelumnya muncul secara bersama dan menghasilkan ide-ide kreatif serta inovatif.

Tahap 6: Pengujian
Pengujian menyangkut validasi keakuratan manfaat ide-ide yang muncul yang dapat
dilakukan pada masa percobaan, proses simulasi, tes pemasaran, pembangunan
proyek percobaan, pembangunan prototipe dan aktifitas lain yang dirancang untuk
membuktikan ide-ide baru yang akan diimplementasikan.

Tahap 7: implementasi
Implementasi adalah Mentransformasikan ide-ide kedalam praktik bisnis. Roger von
Oech dalam bukunya “Whack on the side of the Head”, mengidentifikasi 10 kunci
mental dari kreativitas (“mental lock” of creativity) atau hambatan-hambatan
kreativitas, yang meliputi :
1) Searching for the one “right” answer, yaitu berusaha untuk menemukan suatu
asumsi hanya satu jawaban yang benar atau satu pemecahan yang benar dalam
memecahkan suatu permasalahan. Ia tidak terbiasa dengan beberapa jawaban
atau pandangan yang berbeda.
2) Focusing on “being logical”, yaitu terfokus pada berpikir logika tidak bebas
menggunakan berpikir nonlogika khususnya dalam berimajinasi berpikir kreatif.
Padahal dalam berkreasi (intuisi dari Von Oech) kita dapat berpikir bebas
tentang khususnya yang berbeda dan bebas pula menggunakan berpikir non-
logika khususnya dalam fase berpikir kreatif (to thing something different and to
freely use non logical thinking, especially in the imaginative phase of the creative
process).
3) Blindly following the rules, yaitu berlindung pada aturan yang berlaku (kaku).
Kreativitas sangat tergantung pada kemampuan untuk selalu tidak kaku pada
aturan, sehingga dapat melihat cara-cara baru untuk mengerjakan sesuatu
(“new ways of doing things”).
4) Constantly being practical. Yaitu terikat pada kehidupan praktis semata yang
membatasi ide-ide kreatif.
5) Viewing play as frivolous. Memandang bermain sebagai sesuatu yang tidak
karuan. Padahal, anak-anak dapat belajar dari bermain, yaitu dengan cara
menciptakan cara-cara baru dalam memandang sesuatu yang lama dan belajar
tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Wirausaha bisa belajar dengan mencoba mendekatan baru dan penemuan baru.
Kreativitas dapat diciptakan apabila wirausaha mau belajar dari bermain.
Seseorang yang memandang permainan sebagai hal yang sia-sia cenderung
membatasi berpikir kreatif.
6) Becoming evenly specialized. Yaitu terlalu spesialisasi. Spesialisasi membatasi
kemampuan untuk melihat masalah lain. Sedangkan orang yang berpikir kreatif
cenderung bersifat ekploratif dan selalu mencari ide-ide diluar bidang
spesialisasi.
7) Avoiding ambiguity. Menghindari pengulangan merupakan hambatan untuk
berpikir kreatif. Padahal kemenduaan (ambiguity) bisa menjadi kekuatan yang
mendorong kreativitas, dan mendorong berpikir sesuatu yang berbeda (“to think
smoothing different”). Karena itu, menghindari kenetralan merupakan hambatan
berpikir kreatif.
8) Fearing looking foolish. Berpikir kreatif bukan tempatnya bagi orang
kompromistis (berpikir kompromi). Ide-ide baru jarang muncul dalam lingkungan
yang kompromistis. Orang yang cenderung kompromitis tidak senang melihat
orang yang nekad (foolish). Takut untuk berbuat nekad adalah hambatan untuk
berpikir kreatif.
9) Fearing mistakes and failure (takut salah dan kegagalan). Orang kreatif
menyadari bahwa mencoba sesuatu yang baru pasti membawa kegagalan.
Namun demikian, mereka melihat kegagalan bukan sesuatu yang terakhir, tetapi
merupakan pengalaman belajar bagaimana cara untuk meraih sukses. Thomas
Edison misalnya, sebelum meraih sukses untuk membuat bola lampu agar
menyala, telah melakukan eksperimen sebanyak 1.800 cara. Seperti halnya
Thomas Edison, wirausaha dapat belajar dari kegagalan. Belajar dari kegagalan
merupakan bagian terpenting dari proses berpikir kreatif. Kuncinya, adalah
kegagalan untuk meraih sukses. Oleh karena itu, takut terhadap kegagalan
merupakan hambatan untuk berpikir kreatif.
10) Believing that “I’m not creative”. Setiap orang berpotensi untuk kreatif. Takut
pada ketidakmampuan untuk berbuat kreatif merupakan hambatan berpikir
kreatif.

Untuk memotivasi para karyawan agar memiliki kreativitas, Zimmer (1996: 76)
mengemukakan beberapa cara:
1) Expecting creativity. Wirausaha berharapan memiliki kreativitas. Salah satu cara
yang terbaik untuk mendorong kreativitas adalah memberi kewenangan kepada
karyawan untuk berkreasi.
2) Expecting and tolerating failure, yaitu berharapan dan bersabar menghadapi
kegagalan.
Ide-ide kreatif akan menghasilkan keberhasilan atau kegagalan. Orang yang
tidak pernah menemui kegagalan bukan orang kreatif.
3) Encouraging curiosity. Berbesar hati jika menemukan kegagalan, artinya
kegagalan jangan dipandang sebagai sesuatu yang aneh.
4) Viewing problems as challenges. Yaitu memandang kegagalan sebagai
tantangan. Setiap kegagalan memberikan peluang untuk berinovasi.
5) Providing creativity training. Yaitu menyediakan pelatihan berkreativitas. Setiap
seseorang memiliki kapasitas kreatif. Untuk mengembangkannya diperlukan
pelatihan. Pelatihan melalui buku, seminar, workshop dan pertemuan
kreativitasnya.
6) Providing support. Yaitu memberikan dorongan dan bantuan, berupa alat dan
sumber daya yang diperlukan untuk berkreasi, terutama waktu yang cukup
berkreasi.
7) Rewarding crerativity. Yaitu memberikan hadiah bagi seseorang yang kreatif,
misalnya uang, penghargaan dan hadian lainnya.
8) Modeling creativity. Yaitu memberi contoh kreaif. Untuk mendorong karyawan
lebih kreatif, harus diciptakan lingkungan yang mendorong kreativitas.

Untuk menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan ekonomi global,


menurut Zimmer (1996; 53), kreativitas tidak hanya penting untuk menciptakan
keunggulan kompetetif, akan tetapi juga sangat penting bagi kesinambungan
perusahaan (survive). Artinya, bahwa dalam menghadapi tantangan global,
diperlukan sumber daya manusia kreatif dan inovatif atau berjiwa kewirausahaan.
Wirausahalah yang bisa menciptakan nilai tambah dan keunggulan. Nilai tambah
tersebut diciptakan melalui kreativitas dan inovasi, memikirkan dan melakukan suatu
hal baru, atau menciptakan suatu hal yang baru dan berbeda.
Zimmerer mengemukakan beberapa kaidah atau kebiasaan kewirausahaan, yaitu
meliputi hal hal sebagai berikut.
1) Create, innovate, and activate yaitu ciptakan, temukan dan aktifkan. Wirausaha
selalu memimpikan ide-ide baru dan bertanya “apa mungkin” atau “mengapa
tidak” dan menggunakan inovasinya dalam kegiatan praktis.
2) Always be on the look out for the new opportunities, yaitu selalu mencari
peluang baru. Wirausaha harus selalu usaha mencari peluang atau menemukan
cara baru untuk menciptakan peluang.
3) Keep it simple, yaitu berpikir sederhana. Wirausaha selalu mengharapkan
umpan balik dengan mungkin dan berusaha dengan cara yang tidak rumit.
4) Try it, fix it, do it, yaitu selalu mencoba, memperbaiki dan melakukannya.
Wirausaha berorientasi pada tindakan. Bila ada ide, wirausaha akan segera
mengerjakannya.
5) Shoot for the top, yaitu selalu mengejar yang terbaik, terunggul, dan ingin cepat
mencapai sasaran. Wirausaha tidak pernah segan, mereka selalu bermimpi
besar. Meskipun tidak selalu benar, mimpi besar adalah sumber penting untuk
inovasi dan visi.
6) Don’t be ashamed to start small, yaitu jangan malu untuk memulai dari hal-hal
yang kecil. Banyak perusahaan besar yang berhasil karena dimulai dari usaha
kecil.
7) Don’t fear failure : learn form it, yaitu jangan takut gagal, belajarlah dari
kegagalan. Wirausaha harus tahu bahwa inovasi terbesar berasal dari
kegagalan.
8) Never give up, yaitu tidak pernah menyerah atau berhenti karena wirausaha
bukan orang yang mudah menyerah.
9) Go for it, yaitu berusaha untuk terus mengejar apa yang diinginkan. Orang yang
pantang menyerah selalu mengejar apa yang belum dicapainya.

Menurut Gary K. Himes dalam artikelnya “mengembangkan gagasan kreatif anda”


mengemukakan bahwa pekerjaan yang berbeda di berbagai tingkatan memerlukan
jenis kreatifitas yang berbeda. Ada 4 metode kreatif yang utama, yaitu meliputi hal-
hal sebagai berikut.
1. Duplikasi
Kemajuan yang dicapai oleh para pemimpin adalah dengan menyaring
metode/prosedur kerja, gagasan yang pantas untuk diubah atau dimodifikasi
berdasarkan pada keperluan.
2. Perluasan
Suatu inovasi dasar perlu dilakukan, kemudian manfaatnya ditingkatkan
dengan memperluas penerapannya.
3. Inovasi
Sesuatu yang baru harus dihasilkan. Seseorang yang menghasilkan gagasan
untuk mengubah praktik-praktik yang masih tradisional, walaupun perubahan
ini mendapat kesulitan untuk diterima.
4. Sintetis
Gunakan gagasan dari berbagai sumber. Konsep-konsep yang tampaknya
tidak berhubungan digabungkan menjadi suatu produk atau jasa yang
berharga.

B. Berinovasi
Inovasi merupakan tindakan kewirausahaan untuk meraih sukses dalam persaingan.
Suryana (2013: 32-33) dikemukakan bahwa secara multidimensional, inovasi
memiliki beberapa makna penting yakni:
a. Inovasi sebagai Pembaruan (Innovation as Novelty)
Inovasi adalah pembaruan atau kebaruan yang menghasilkan nilai tambah
baru bagi penggunanya. Objek inovasi yaitu nilai tambah suatu produk,
proses, atau jasa. Inovasi selalu dinyatakan dalam bentuk solusi teknologi
yang lebih baik diterima oleh masyarakat. Kebaruan merupakan konsekuansi
dari implementasi praktis inovasi
b. Inovasi sebagai Perubahan (Innovation as Change)
Inovasi lebih menekankan pada objek yang baru, akan tetapi sebenarnya
lebih menekankan pada proses baru yang dapat mengakibatkan objek baru.
Inovasi diawali dengan proses baru untuk menghasilkan objek baru.
c. Inovasi sebagai keunggulan (Innovation as Advantage)
Dengan inovasi berarti kita menciptakan keunggulan-keunggulan dalam
bentuk baru. Seperti inovasi produk, proses, metode, teknologi, dan
manajemen. Adapun empat jenis cara berinovasi yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Dengan cara penemuan
2. Dengan cara pengembangan
3. Dengan cara duplikasi
4. Dengan cara sintesis

C. Hasil Berfikir Kreatif dan Inovatif


Hasil berfikir kreatif adalah dalam bentuk sesuatu yang bersifat imajinasi, abstrak,
dan obsesi, seperti gagasan, khayalan, mimpi-mimpi, dan ide-ide. Proses berfikir
kreatif disebut kreativitas. Kreativitas merupakan tindakan yang menghasilkan
sesuatu dan merupakan kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya mencakup
hal-hal berikut:
1. Baru (new) cirinya inovatif, belum ada sebelumnya, segar menarik, aneh
mengejutkan
2. Barguna (useful), cirinya lebih enak, lebih praktis, lebih mudah,
memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan
masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil
yang lebih baik dan lebih banyak
3. Dapat dimengerti (understable) cirinya hasil yang sama dapat dimengerti dan
dibuat di lain waktu.
Sementara itu, hasil berinovasi adalah bentuk barang dan jasa, metode, proses,
dan cara-cara memecahkan masalah yang sifatnya baru, berguna, dan dapat
dimengerti.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Aktivitas bisnis sangat memerlukan orang-orang yang berpikir kreatif dan bertindak
inovatif. Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru dan berbeda (thinking new things)
sedangkan keinovasian adalah melakukan yang baru dan berbeda. Orang kreatif adalah orang
yang selalu berfikir tentang kebaruan, perbedaan, kegunaan, dan dapat dimengerti. Menurut
Zimmerer (1996), untuk mengembangkan keterampilan berfikir, seseorang menggunakan
otak kiri, sedangkan untuk belajar mengembangkan keterampilan kreatif, digunakan otak
kanan. Ada tujuh langkah proses kreatif: (1) persiapan, (2) penyelidikan, (3) transformasi, (4)
penetasan, (5) penerangan, (6) pengujian, dan (7) implementasi.
Selain berpikir kreatif, tindakan inovasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam
berwirausaha, karena inovasi memiliki makna penting yaitu sebagai pembaharuan,
perubahan, serta keunggulan yang dapat diperoleh baik melalui penemuan, pengembangan,
duplikasi maupun sintetis.
Dari kedua kunci utama keberhasilan berwirausaha tersebut maka seorang
wirausahawan dapat memberoleh hasil berfikir kreatif dalam bentuk sesuatu yang bersifat
imajinasi, abstrak, dan obsesi, seperti gagasan, khayalan, mimpi-mimpi, dan ide-ide.
Sedangkan hasil berinovasi adalah bentuk barang dan jasa, metode, proses, dan cara-cara
memecahkan masalah yang sifatnya baru, berguna, dan dapat dimengerti.
Demikian kesimpulan yang dapat kami uraikan. Inovatif dan kreatif merupakan hal
penting yang menjadi penyeimbang dalam rangka mengelola wirausaha secara
berkesinambungan dan akan selalu diterima dimasyarakat karena pembaharuan kreasi dan
inovasi selalu dilakukan demi kepuasan konsumen.

B. Saran
Agar bisnis dapat berkembang abadi maka setiap wirausaha dituntut untuk selalu
adaptif dan mencari terobosan baru, tidak cepat berpuas diri. Kreatif dan inovatif dapat
diterapkan secara sederhana.Kuncinya adalah kepekaan dalam mencium peluang dan
kemampuan membaca pasar. Ketika pelanggan sudah mulai jenuh dengan suatu produk,
maka wirausaha harus mampu melihat masih ada peluang lain yang dapat dikembangkan dan
memahami selera pasar

Anda mungkin juga menyukai