Anda di halaman 1dari 20

Makalah Etika Profesi

Di Susun Oleh :

Kelompok 1

Annisa Yuli A (PO.71.34.0.17.043) Lucky Andani ((PO.71.34.0.17.061)

Cantika Zanhetta (PO.71.34.0.17.046) Mitha Novita (PO.71.34.0.17.062)

Dinda Rizqa R (PO.71.34.0.17.050) Pinka Utami (PO.71.34.0.17.068)

Eva Priyanti (PO.71.34.0.17.053) Regina Ramadhini (PO.71.34.0.17.070)

Hermanita Apriyanti (PO.71.34.0.17.055) Sania Permata Sari (PO.71.34.0.17.74)

Inayah Wulandari (PO.71.34.0.17.057) Yuni Syahfitri ((PO.71.34.0.17.080)

Indriati Hastuti (PO.71.34.0.17.059)

Tingkat 3 B/ Semester 5

Dosen Pembimbing : Abdul Mutholib,S.ST.MT

Tahun Akademik 2019-2020

Jurusan Analis Kesehatan


Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan segenap
alam, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Etika”. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Etika
Profesi

Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada


dosen mata kuliah Etika Profesi dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Demikian semoga makalah ini bisa menjadi tambahan referensi untuk
mahasiswa Analis Kesehatan. Kami sadar bahwa makalah masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun khususnya dari dosen penanggung jawab mata kuliah agar dalam
pembuatan makalah berikutnya bisa lebih sempurna.
Akhir kata saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Terima kasih.

Palembang, 01 Oktober 2019

Penulis

Kelompok 1

i
Daftar Isi

Table of Contents
Kata Pengantar ......................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

D. Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Pengertian Etika ........................................................................................... 3

B. Jenis-Jenis Etika ........................................................................................... 5

C. Fungsi Etika ................................................................................................. 6

D. Etika Profesional .......................................................................................... 6

E. Tugas Pokok Analis Kesehatan .................................................................... 8

F. Etika Profesi Analis Kesehatan .................................................................. 11

G. Pasal-Pasal Yang terkait Tentang Kode Etik ............................................. 14

BAB III ................................................................................................................. 15

PENUTUP ............................................................................................................. 15

A. Kesimpulan ................................................................................................ 15

B. Saran ........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan
konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-
tindakan yang telah dikerjakannya itu salah ataubenar, buruk atau baik.
Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur
pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara
khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam
bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip
prinsip moral yang ada.
Pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense)
dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang
disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan
untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat
memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional
tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin
memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika
profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera
jatuh terdegradasi menjadisebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang
sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan
berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan
kepada para elite profesional in

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud etika ?

2. apa saja yang termasuk dalam jenis-jenis etika?

3. apa fungsi etika?

4. apa saja etika professional?

5. Apa saja Tugas Pokok Analis Kesehatan?

6. Apa saja yang termasuk dalam Etika Profesi Analis Kesehatan?

7. Apa isi dari pasal-pasal yang terkait tentang kode etik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika

2. Untuk mengetahui jenis-jenis etika

3. untuk mengetahui fungsi etika

4. untuk mengetahui pengertian etika professional

5. untuk mengetahui tugas pokok analis kesehatan

6. untuk mengetahui Etika Profesi Analis Kesehatan

7. untuk mengetahui isi dari pasal-pasal yang terkait tentang kode etik

D. Manfaat
Memudahkan mahasiswa untuk lebih memahami tentang Etika dengan baik
dan benar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
Etika menurut penjelasan Bertens berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos
dalam bentuk tunggal yang berarti tinggal yang biasa, adat kebiasaan, adat
istiadat, akhlak yang baik. Bentuk jamak dari ethos adalah to ether artinya adat
kebiasaan.

Secara etimologi, ada dua pendapat mengenai asal-usul kata etika (Ayi
Sofyan, 2010) yakni; pertama, etika berasal dari bahasa Inggris, yang disebut
dengan ethic (singular) yang berarti suatu sistem, prinsip moral, aturan atau cara
berperilaku. Akan tetapi, terkadang ethics (dengan tambahan huruf s) dapat berarti
singular. Jika ini yang dimaksud maka ethics berarti suatu cabang filsafat yang
memberikan batasan prinsip-prinsip moral. Jika ethics dengan maksud plural
(jamak) berarti prinsip-prinsip moral yang dipengaruhi oleh perilaku pribadi.

Kedua, etika berasal dari bahasa Yunani, yang berarti ethikos yang
mengandung arti penggunaan, karakter, kebiasaan, kecenderungan, dan sikap
yang mengandung analisis konsep-konsep seperti harus, mesti benar-salah,
mengandung pencarian ke dalam watak moralitas atau tindakan-tindakan moral,
serta mengandung pencarian kehidupan yang baik secara moral. Sedangkan dalam
bahasa Yunani kuno, etika berarti ethos, yang apabila dalam bentuk tunggal
mempunyai arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, adat akhlak,
watak perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak artinya adalah adat
kebiasaan. Jadi, jika kita membatasi diri pada asal-usul kata ini, maka “etika”
berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Arti inilah yang menjadi latar belakang bagi terbentuknya etika yang oleh
Aristoteles (384-322 SM) sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral
(Mohammad Adib, 2010).

Adapun Veronica Komalawati dalam bukunya Hukum dan Etika dalam


Praktik Kedokteran, menjelaskan etika adalah pedoman, patokan, ukuran untuk

3
menilai perilaku manusia yang baik atau buruk yang berlaku secara umum dalam
kehidupan bersama. Secara sistematis, etika dibedakan menjadi etika umum dan
etika khusus. Etika khusus selanjutnya dibedakan lagi menjadi etika individual
dan etika sosial. Etika umum membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari
masyarakat, seperti tentang pengertian, etika, fungsi etika, masalah kebebasan,
tanggung jawab, dan peranan suara hati. Di lain pihak, etika khusus menerapkan
prinsip-prinsip dasar dari moral itu pada masing-masing bidang kehidupan
manusia. Etika khusus ini dibedakan antara etika individual yang memuat
kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial yang membicarakan
kewajiban manusia sebagai anggota umat manusia. Etika sosial ini banyak
pembidangannya, seperti etika keluarga, politik, lingkungan, dan profesi.

Beberapa pendapat para ahli mengenai etika adalah sebagai berikut :

1. Ahmad Tafsir, 2012. Etika merupakan budi pekerti menurut akal. Etika
merupakan ukuran baik buruk perbuatan manusia menurut akal.
2. Amsal Bakhtiar, 2013. Mengartikan etika dalam dua makna, yakni; etika
sebagai kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-
perbuatan manusia dan etika sebagai suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal-hal, perbuatanperbuatan, atau manusia-manusia yang
lain.
3. Asmoro Achmadi, 2014. Etika dibagai 2 yaitu menyangkut “tindakan” dan
“baik-buruk”. Apabila permasalahan jatuh pada “tindakan” maka etika
disebut sebagai filsafat praktis, sedangkan jatuh pada “baik-buruk” maka
etika disebut “filsafat normatif”.
4. Surahwardi K. Lubis, dalam istilah Latin, ethos atau ethikos selalu disebut
dengan mos, sehingga dari perkataan tersebut lahirlah moralitas atau yang
sering diistilahkan dengan perkataan moral. Namun demikian, apabila
dibandingkan dalam pemakaian yang lebih luas, perkataan etika dipandang
sebagai lebih luas dari perkataan moral, sebab terkadang istilah moral
sering dipergunakan hanya untuk menerangkan sikap lahiriah seseorang
yang biasa dinilai dari wujud tingkah laku atau perbuatan nyata.

4
5. Menurut Bertens dalam Abdulkadir Muhammad, arti etika dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Etika dipakai dalam arti: nilai-nilai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangana bagi seseorang atau sekelompok dalam mengatur
tingkah lakunya. Arti ini dapat juga disebut sebagai “sistem nilai” dalam
hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Misalnya Etika
orang jawa, etika agama Budha, dll.
b. Etika dipakai dalam arti: kumpulan asas atau nilai moral. Yang
dimaksud disini adalah kode etik.
c. Etika dipakai dalam arti: ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Arti
etika disini sebagai filsafat moral.

B. Jenis-Jenis Etika
Adapun etika dalam kaitannya dengan nilai dan norma, maka etika dapat
digolongkan sebagai berikut :

1. Etika deskriptif, memberi fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan


tentang perilaku atau sikap yang mau diambil. Etika deskriptif melukiskan
tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya, adat kebiasaan, anggapan-
anggapan tentang baik dan buruk, dan tindakan-tindakan yang
diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Etika deskriptif mempelajari
moralitas yang terdapat pada individu-individu tertentu, dalam
kebudayaan-kebudayaan atau subkultur-subkultur yang tertentu, dalam
suatu priode sejarah, dan sebagainya. Karena etika deskriptif hanya
melukiskan, ia tidak memberikan penilaian.
2. Etika normatif, memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar
dan keterangan tindakan yang akan diputuskan. Etika normatif merupakan
bagian terpenting dari etika dan bidang di mana berlangsung diskusi-
diskusi yang paling menarik tentang masalah-masalah moral. Etika
normatif bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan cara rasional yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam
praktik.

5
C. Fungsi Etika
Sebenarnya etika tidak langsung membuat manusia menjadi lebih baik,
tetapi etika merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan
dengan pelbagai moralitas yang membingungkan. Etika akan menampilkan
ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional
dan kritis. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil sikap yang wajar dalam
suasana pluralisme. Pluralisme moral diperlukan karena:

 pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku,


daerah budaya dan agama yang hidup berdampingan;
 modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai
kebutuhan masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral
tradisional;
 berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-
masing dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia harus hidup.

D. Etika Profesional
Profesioanal adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna
waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi. Etika professional adalah seorang yang hidup dengan mempraktekan suatu
keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang
menentukan keahlian. Kaum professional adalah orang-orang yang memiliki tolak
ukur prilaku yang berada di atas rata-rata. Disatu pihak ada tuntutan dan tantangan
yang sangat berat, tetapi dilain pihak ada suatu kejelasan mengenai pola prilaku
yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Standar professional yang
tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.

Ciri-ciri professional adalah :

 Adanya pengetahuan khusus


 Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi
 Mengabdi pada kepentingan masyarakat
 Ada izin khusus untuk bisa menjalankan suatu profesi

6
 Kaum professional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi

Prinsip dasar di dalam etika profesi :

1. Tanggung jawab
 Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
 Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan
3. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya
4. Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya,
kompetensi dan ketekunan
5. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
6. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi

a) Kode Etik Profesi

Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan


professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan
baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik
menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar
professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak professional.

a) Fungsi Kode Etik Profesi :


 Sebagai sarana kontrol sosial
 Sebagai pencegah campur tangan pihak lain
 Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik
b) Kelemahan Kode Etik Profesi :
Idealisme terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan
fakta yang terjadi di sekitar para profesional, sehingga harapan sangat jauh

7
dari kenyataan. Hal ini cukup menggelitik para profesional untuk
berpaling kepada nenyataan dan menabaikan idealisme kode etik profesi.
Kode etik profesi tidak lebih dari pajangan tulisan berbingkai.

E. Tugas Pokok Analis Kesehatan


Analis Kesehatan bertugas melaksanakan pelayanan laboratorium
kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi,
patologi anatomi (histology, histopatologi, imunopatologi, histokimia),
toksikologi, kimia lingkungan, biologi dan fisika. Di dalam pelayanan
laboratorium, Analis Kesehatan melakukan pengujian/analisis terhadap bahan
yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia yang tujuannya
adalah menentukan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan
faktor yang berpengaruh pada kesehatan perorangan atau masyarakat.

Peran Analis Kesehatan :

1) Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan


2) Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan
3) Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan
4) Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health
Laboratory)
5) Analis Kesehatan Sebagai Profesi.
6) Standar Profesi Analis Kesehatan
Profesionalisme : tuntutan profesi sebagai jawaban memenangkan
kompetisi GLOBAL
7) Standar mutu : berlaku bagi semua Analis Kesehatan di Indonesia
8) Melindungi pasien/klien & masyarakat dari pelayanan yg tidak
professional
9) Melindungi Analis Kesehatan dari tuntutan klien
10) Penapisan Ahli Laboratorium asing

Kewajiban Analis Kesehatan :

a) Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses specimen.

8
b) Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen,
yang berkisar dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks.
c) Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang
sederhana sampai dengan yang canggih.
d) Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur
pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang
berkaitan dengan data hasil uji.
e) Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan
manfaat kepraktisannya.
f) Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium
untuk memastikan seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji
laboratorium dalam menginterpretasi hasil uji.
g) Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium.
h) Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang Teknik
kelaboratoriuman.
i) Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium
kesehatan.

Kemampuan yang Harus Dimiliki Analis Kesehatan :

1. Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan fungsinya di laboratorium


kesehatan.
2. Keterampilan dan pengetahuan dalam pengambilan spesimen, termasuk
penyiapan pasien (bila diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan,
atau fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman spesimen.
3. Keterampilan dalam melaksanakan prosedur laboratorium.
4. Keterampilan dalam melaksanakan metode pengujian dan pemakaian alat
dengan benar.
5. Keterampilan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan alat,
kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang
dilakukan.

9
6. Keterampilan dalam pembuatan uji kualitas media dan reagen untuk
pemeriksaan laboratorium.
7. Pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan
prosedur laboratorium.
8. Kewaspadaan terhadap faktor yang mempengaruhi hasil uji.
9. Keterampilan dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui
evaluasi mutu spesimen, sebelum melaporkan hasil uji.
10. Keterampilan dalam menginterpretasi hasil uji.
11. Kemampuan merencanakan kegiatan laboratorium sesuai dengan
jenjangnya.

Standar Kompetensi Analis Kesehatan :

a) Ilmu pengetahuan yang melatarbelakangi dan berkaitan dengan fungsinya


di laboratorium kesehatan
b) Kemampuan untuk merancang proses teknik operasional
 Dapat merancang alur kerja pengujian/pemeriksaan mulai tahap pra
analitik, analitik, sampai dengan paska analitik.
 Membuat SOP, Manual Mutu, indikator kinerja dan proses analisis
yang akan digunakan.
c) Kemampuan melaksanakan proses teknik operasional.
 Melakukan pengambilan spesimen :pengetahuan persiapan pasien.
 Penilaian terhadap spesimen (memenuhi syarat atau tidak).
 Pelabelan, pengawetan, fiksasi, pemrosesan, penyimpanan,
pengiriman.
 Dapat melakukan pemilihan alat, alat bantu, metode, reagent untuk
pemeriksaan atau analisa tertentu.
 Dapat mengerjakan prosedur laboratorium
 Dapat memahami cara kerja dan menggunakan peralatan dalam proses
teknis operasional
 Mengetahui cara-cara kalibrasi dan cara menguji kelaikan alat
 Dapat memelihara alat dan menjaga kinerja alat tetap baik

10
d) Kemampuan untuk memberikan penilaian (judgement) hasil proses teknik
operasioanl.
 Mampu menilai layak dan tidak hasil pemeriksaan, pemantapan mutu
yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan proses
selanjutnya.
 Mampu menilai proses pemeriksaan atau rangkaian pemeriksaan.
Diterima tidaknya suatu hasil atau rangkaian hasil pemeriksaan
e) Kemampuan komunikasi dengan pelanggan atau pemakai jasa, seperti
pasien, klinisi, mitra kerja, dll.
f) Mampu mendeteksi secara dini :
 munculnya penyimpangan dalam proses operasional
 terjadinya kerusakan media, reagent alat yang digunakan atau
lingkungan pemeriksaan
 mampu menilai validitas (kesahihan) suatu hasil pemeriksaan atau
rangkaian hasil pemeriksaan
g) Kemampuan untuk melakukan koreksi atau penyesaian terhadap masalah
teknis operasional yang muncul.
h) Kemampuan menjaga keselamatan kerja dan lingkungan kerja
i) Kemampuan administrasi

F. Etika Profesi Analis Kesehatan


Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :

1) Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan


terlatih)
2) Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
3) Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang
sebaiknya dilakukan)

Kewajiban Terhadap Profesi

a) Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi,


menjaga integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.

11
b) Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c) Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur
operasional, standar keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik
profesi.
d) Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan
kewajiban profesi.

Kewajiban Terhadap Pekerjaan

a) Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur


b) Amanah serta penuh integritas
c) Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab
d) Penuh semangat dan pengabdian
e) Kreatif dan tekun
f) Menjaga harga diri dan jujur
g) Melayani dengan penuh kerendahan hati

Kewajiban Terhadap Rekan

a) Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang


berlaku
b) Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.
c) Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati
dengan teman sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan
utama untuk menjamin pelayanan tetap berkualitas tinggi.

Kewajiban Terhadap Pasien

a) Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan


pelayanan kepada pasien / pemakai jasa secara profesional.
b) Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien /
pemakai jasa, serta hanya memberikan kepada pihak yang berhak.
c) Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang
lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat

12
Kewajiban Terhadap Masyarakat

a) Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan


profesionalnya kepada masyarakat luas serta selalu mengutamakan
kepentingan masyarakat.
b) Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus
mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta
norma-norma yang berkembang pada masyarakat.
c) Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar norma yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk
dapat melindungi kepentingan masyarakat.

Langkah Menuju Profesional


a) Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin dicapai dan berprinsip
namun tidak kaku)
b) Self management (manajemen prioritas dan manajemen waktu)
c) Self awareness (pengelolaan kelemahan dan kelebihan diri)

Harapan Profesionalisme Analis Kesehatan

a) Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil


pengujian, dapat menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri
sendiri
b) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan
c) Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan
pelayanan yang baik terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi
lain)
d) Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat
dipercaya yang dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya
atau keragu-raguan
e) Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien,
klinisi, dan profesi lain)

13
G. Pasal-Pasal Yang terkait Tentang Kode Etik
1. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
4. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan
Fungsional
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan
10. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
07/KEP/M.PAN/2/2000 Tahun 2000 Tentang Jabatan Fungsional
Laboratorium Kesehatan dan Angka Kreditnya
11. Kode Etik Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan tercantum dalam
Ketetapan MUNAS V PATELKI Nomor 06/MUNAS-V/05-2006
tentang Penetapan Kode Etik PATELKI tanggal 22 Mei 2006.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
370/Menkes/Sk/III/2007 Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika menurut penjelasan Bertens berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos
dalam bentuk tunggal yang berarti tinggal yang biasa, adat kebiasaan, adat
istiadat, akhlak yang baik. Bentuk jamak dari ethos adalah to ether artinya adat
kebiasaan.

Etika akan menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk


berargumentasi secara rasional dan kritis

Adapun etika dalam kaitannya dengan nilai dan norma, maka etika
dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Etika deskriptif

Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu-individu


tertentu, dalam kebudayaan-kebudayaan atau subkultur-subkultur yang
tertentu, dalam suatu priode sejarah, dan sebagainya. Karena etika deskriptif
hanya melukiskan, ia tidak memberikan penilaian.

2. Etika normatif

Etika normatif bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat


dipertanggungjawabkan dengan cara rasional yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam
praktik.

15
B. Saran
Di harapkan untuk memahami dan mengerti tentang etika dan dapat berguna
untuk pembelajaran didunia medis maupun kehidupan sehari-hari. Penulis pun
masih menyadari makalah ini pun banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan
maka dari itu penulis menyarankan untuk belajar dari berbagai sumber karena
untuk menjadi orang yang pintar tidak terpaku terhadap satu buku tetapi belajar
dari berbagai buku lainnya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Yanuar. 2017. ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI

Bertens, K. 2007. ETIKA. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Is, Muhamad Sadi. 2017. ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN Teori dan
Aplikasinya di Indonesia. Jakarta : PT Balebat Dedikasi prima

https://www.academia.edu/36730691/Bahan_makalah_etika_profesi (di akses


Rabu , 25 September 2019, jam 21.28 WIB)

https://www.academia.edu/28373068/Makalah_etika ( di akses Rabu, 25


September 2019, jam 21.30 WIB)

https://docplayer.info/69814403-Makalah-etika-profesi-dengan-tenaga-kesehatan-
lainnya.html (diakses Selasa, 01 oktober 2019. Jam 20.12 WIB)

17

Anda mungkin juga menyukai