PENDAHULUAN
dan atikoantral. Penyakit tubotimpanik dianggap sebagai OMSK yang lebih aman,
Hal ini dilihat dari komplikasi yang terjadi pada kedua tipe OMSK tersebut.
Perforasi sentral pada pars tensa dengan bermacam ukuran dan posisi sering
terlihat pada penyakit ini. Pada kondisi ini resiko pada komplikasi yang mungkin
terjadi seperti abses otak sangat jarang, tetapi beberapa komplikasi minor dapat
berkembang seperti otitis eksterna, jaringan granulasi, dan polip mukosa.D Commented [T1]: Ini pakai system apa penulisan
kepustakaannya?
atikoantral adalah munculnya kolesteatoma. Patofisiologi dari kolesteatoma Commented [T2]: Pembentukan kolesteatoma salah satunya
adalah ….
adalah tekanan telinga tengah yang negatif, invasi dari epitel skuamosa dan
metaplasi dari mukosa telinga tengah. Perforasi atik dan marginal seringkali
ditemukan pada penyakit dimana struktur anatomi dari atik, antrum, dan sistem
Patogen lain yang dapat juga berperan dalam terjadinya OMSK adalah
aeruginosa, dan Proteus species. Patogen tipe campuran (aerobik dan anaerobik)
otogenik dari 2,3% menjadi 0,04%. Komplikasi dari OMSK dapat diterapi secara
PEMBAHASAN
Otitis media supuratif, baik yang akut maupun kronis mempunyai potensi Commented [T3]: hapus
untuk menjadi serius karena komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan
OMSK tipe maligna, tetapi OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan suatu Commented [T4]: konsistensi penggunaan istilah, pada istilah
sebelumnya mengguanakan istilah berbahaya dan aman
sering menyebabkan gejala dan tanda klinis komplikasi OMSK mennjadi kabur.
host. Host akan berespon dengan membentuk edema jaringan dan jaringan
struktur di sekitarnya (Gambar A). Pertahanan pertama ini ialah mukosa kavum
timpani yang juga seperti mukosa saluran napas, mampu melokalisasi infeksi. Bila
sawar ini runtuh, masih ada sawar kedua yaitu dinding tulang kavum timpani dan
sel mastoid. Bila sawar ini runtuh, maka struktur lunak di sekitarnya akan terkena.
komplikasi yang relatif tidak berbahaya. Tetapi bila infeksi mengarah ke dalam,
jaringan granulasi akan terbentuk. Pada otitis media supuratif akut atau suatu
Sedangkan pada kasus, yang kronis, penyebaran melalui erosi tulang. Cara
penyebaran lainnya ialah melalui jalan yang sudah ada, misalnya melalui fenestra
Dari gejala dan tanda yang ditemukan, dapat diperkirakan jalan penyebaran suatu
eustachius tidak hanya berperan penting dalam patogenesis penyakit namun juga
berpengaruh terhadap komplikasi. Edema mukosa tuba merusak fungsi tuba dan
nervus fasialis atau dura mempengaruhi akses infeksi ke struktur nervus dan ruang
komplikasi terjadi pada awal suatu infeksi atau eksaserbasi akut, dapat terjadi
pada hari pertama atau kedua sampai hari kesepuluh (2) gejala prodromal tidak
jelas seperti didapatkan pada gejala meningitis lokal. (3) pada operasi, didapatkan
dinding tulang telinga tengah utuh, dan tulang serta lapisan mukoperiosteal
terjadi beberapa minggu atau lebih setelah awal penyakit, (2) gejala prodromal
infeksi lokal biasanya mendahului gejala infeksi yang lebih luas, misalnya paresis
n.fasialis ringan yang total, atau gejala meningitis lokal mendahului meningitis
purulen, (3) pada operasi dapat ditemukan lapisan tulang yang rusak di antara
fokus supurasi dengan struktur sekitarnya. Struktur jaringan lunak yang terbuka
Penyebaran cara ini dapat diketahui bila (1) komplikasi terjadi pada awal
penyakit, (2) ada serangan labirinitis atau meningitis berulang, mungkin dapat Commented [T5]: bukan istilah baku
ditemukan fraktur tengkorak, riwayat operasi tulang atau riwayat otitis media
yang sudah sembuh. Komplikasi intrakranial mengikuti komplikasi labirinitis Commented [T6]: bukan istilah baku
supuratif. (3) Pada operasi dapat ditemukan jalan penjalaran melalui sawar tulang
nyeri kepala atau adanya tanda toksisitas seperti malaise, perasaan mengantuk
bahaya. Timbulnya nyeri kepala di daerah parietal atau oksipital dan adanya
keluhan mual, muntah yang proyektil serta kenaikan suhu badan yang menetap
berhenti keluar hal ini menandakan adanya sekret purulen yang terbendung.A
rusaknya dinding mastoid, tetapi untuk yang lebih akurat diperlukan pemeriksan
anatomi lesi. Walaupun mahal, pemeriksaan ini bermanfaat untuk menegakkan Commented [T7]: hilangkan
1. Fistula labirin
C. Komplikasi di ekstradural
1. Abses ekstradural
3. Petrositis
1. Meningitis
2. Abses otak
3. Hidrosefalus otitis
A. Komplikasi otologik:
1. Mastoiditis koalesen
2. Petrositis
3. Paresis fasialis
4. Labirinitis
B. Komplikasi intrakranial:
1. Abses ekstradural
3. Abses subdural
4. Meningitis
5. Abses otak
6. Hidrosefalus otitis
meningeal:A
A. Komplikasi meningeal:
2. Meningitis
4. Hidrosefalus otitis
B. Komplikasi non-meningeal:
1. Abses otak
2. Labirinitis
3. Petrositis
4. Paresis n.fasialis
Akibat infeksi telinga tengah hampir selalu berupa tuli konduktif. Pada
membran timpani yang masih utuh, tetapi rangkaian tulang pendengaran terputus,
akan menyebabkan tuli konduktif yang berat. Biasanya derajat tuli konduktif tidak
Paresis nervus fasialis sering menjadi komplikasi dari otitis media akut,
akibat infeksi dan inflamasi jaringan yang terlibat. Pada kasus OMSK, paresis
nervus fasialis sering disebabkan oleh OMSK dengan kolesteatom. Pada kasus ini
terjadi penekanan akibat kolesteatom baik disertai inflamasi lokal ataupun tidak.
Bakteri dapat mencapai nervus karena dehisen kongenital pada kanal fallopi atau
karena erosi kanal oleh jaringan granulasi atau kolesteatom. Paresis yang
penekanan nervus terjadi pada segmen timpani. Letak lesi lainnya dapat terjadi
pada regio ganglion genikulatum, segmen mastoid atau pada kanal auditori
interna.A,B
dapat atau kurang dapat menggerakkan otot wajah sehingga wajah tampak tidak
Kejadiannya bisa tiba-tiba atau bertahap, namun lebih sering terjadi secara tiba-
tiba. Hal ini disebabkan oleh devaskularisasi, fibrosis atau gangguan pada nervus
fasialis.E
diketahui secara jelas. Namun proses inflamasi langsung yang melibatkan kanal
motorik yang dihitung dalam persen (%). Pemeriksaan penurunan fungsi nervus
Brackmann.E
belum.E
Menurut penelitian Kumar dan Thakar paresis pada nervus fasialis yang
tidak komplit mempunyai prognosis yang baik. Selain itu prognosis juga
dipengaruhi oleh onset terjadinya paresis dan ada atau tidaknya kolesteatom.E
ada kemungkinan produk infeksi itu akan menyebar ke telinga dalam melaui
basalnya saja biasnaya tidak menimbulkan keluhan pada pasien. Akan tetapi
apabila kerusakan telah menyebar ke koklea akan menjadi masalah. Hal ini sering
dipakai sebagai indikasi untuk melakukan miringotomi segera pada pasien otitis
media akut yang tidak membaik dalam empat puluh delapan jam dengan
langsung ke labirin akan menyebabkan vertigo, mual, dan muntah, serta tuli saraf. Commented [T9]: apa maksudnya tuli saraf?
terbentuk fistula. Pada keadaan ini infeksi dapat masuk, sehingga terjadi labirinitis
Adanya fistula di labirin dapat diketahui dengan tes fistula, yaitu dengan
otoskop Siegel dengan corong telinga yang kedap atau balon karet dengan bentuk
elips pada ujungnya yang dimasukkan ke dalam liang telinga. Balon karet
liang telinga. Bila fistula yang terjadi masih paten maka akan terjadi kompresi dan
ekspansi labirin membran. Tes fistula positif akan menimbulkan nistagmus atau
vertigo. Tes fistula bisa negatif, bila fistulanya sudah tertutup oleh jaringan
semisirkularis horisontal.A
Pada fistula labirin atau labirinitis, operasi harus segera dilakukan untuk
menghilangkan infeksi dan menutup fistula, sehingga fungsi telinga dalam dapat
pulih kembali. Tindakan bedah harus adekuat, untuk mengontrol penyakit primer.
Matriks kolesteatom dan jaringan granulasi harus diangkat dari fistula sampai
bersih dan daerah tersebut harus segera ditutup dengan jaringan ikat atau sekeping
(general), dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf berat, sedangkan labirinitis
yang terbatas (labirinitis sirkumskripta) menyebabkan vertigo saja atau tuli saraf
saja.A
Terdapat dua bentuk labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan labirinitis supuratif.
Labirinitis serosa dapat berbentuk labirinitis serosa difus dan labirinitis serosa
sel radang, sedangkan pada labirinitis supuratif, sel radang menginvasi labirin,
Pada kedua bentuk labirintis itu operasi harus segera dilakukan untuk
sirkumskripta atau dapat terjadi primer pada otitis media akut. Masuknya toksin
atau bakteri melalui tingkap bulat, tingkap lonjong, atau melalui erosi tulang
labirin. Infeksi tersebut mencapai end osteum melalui saluran darah. Diperkirakan
penyebab labirinitis serosa yang paling sering adalah absorbsi produk bakteri di
Bentuk ringan labirinitis serosa selalu terjadi pada operasi telinga dalam,
misalnya pada operasi fenestrasi, terjadi singkat, dan biasanya tidak menyebabkan
gangguan pendengaran.A
Gejala dan tanda serangan akut labirinitis serosa difus adalah vertigo
spontan dan nistagmus rotatoar, biasanya ke arah telinga yang sakit. Kadang-
kadang disertai mual dan muntah, ataksia dan tuli saraf.A Commented [T12]: ??
sirkumskripta mempunyai gejala yang serupa tetapi lebih ringan, akibat telah
terjadi kompensasi. Tes fistula akan positif kecuali bila fistulanya tertutup
jaringan. Ada riwayat gejala labirinitis sebelumnya, suhu badan normal atau
mendekati normal.A
sedangkan pada labirinitis supuratif terjadi tuli saraf total yang permanen. Bila
pada labirinitis serosa ketulian menjadi berat atau total, maka mungkin telah
sedikit di sisi yang sakit, berarti tidak terjadi labirinitis supuratif difus. Ketulian
pada labirinitis serosa difus harus dibedakan dengan ketulian pada penyakit
kembalinya fungsi labirin secara lengkap. Tetapi tuli saraf temporer yang berat
dapat menjadi tuli saraf yang permanen bila tidak diobati dengan baik.A
Pengobatan pada stadium akut yaitu pasien harus tirah baring (bed rest)
total, diberikan sedatif ringan. Pemberian antibiotika yang tepat dan dosis yang
Timpanomastoidektomi diperlukan bila terdapat kolesteatom dengan fistula.A Commented [T13]: Kalau terlalu banyak mengutib satu
referensi itu berarti plagiat
Labirinitis supuratif akut difus, ditandai dengan tuli total pada telinga yang
sakit diikuti dengan vertigo berat, mual, muntah, ataksia dan nistagmus spontan ke
serosa yang infeksinya masuk melalui tingkap jorong atau tingkap bulat. Pada
banyak kejadian, labirinitis ini terjadi sekunder dari otitis media akut maupun
kronik dan mastoiditis. Pada beberapa kasus abses subdural atau meningitis,
infeksi dapat menyebar ke dalam labirin dengan atau tanpa terkenanya telinga
labirin nekrosis, dan terbentuk jaringan granulasi yang dapat menutup bagian
Mual, muntah, vertigo dan ataksia dapat berat sekali bila awal dari
lebih lambat, gejala akan lebih ringan oleh karena kompensasi labirin yang sehat.
telinga yang sehat. Dalam beberapa jam pertama penyakit, sebelum seluruh fungsi
labirin rusak, nistagmus dapat mengarah ke telinga yang sakit. Jika fungsi koklea
hancur, akan mengakibatkan tuli saraf total permanen. Suhu badan normal atau
mendekati normal, bila terdapat kenaikan, mungkin disebabkan oleh otitis media
atau mastoiditis. Tidak terdapat rasa nyeri. Bila terdapat, mungkin disebabkan
Selama fase akut, posisi pasien sangat khas. Pasien akan berbaring pada
sisi yang sehat dan matanya mengarah ke sisi yang sakit, jadi ke arah komponen
Tes kalori maupun tes rotaasi tidak boleh dilakukan selama fase akut,
dengan hilangnya secara total dan permanen fungsi labirin. Pemeriksaan Rontgen
kelainan yang tidak berhubungan dengan labirin. Bila dicurigai terdapat iritasi
harus dicoba terapi medikamentosa dahulu sebelum tindakan operasi. Bila terjadi
gejala dan tanda komplikasi intrakranial yang menetap, walaupun telah diberikan
teapi adekuat dengan antibiotika, drainase labirin akan memberi prognosis lebih
Diperlukan tirah baring total selama fase akut, yang dapat berlangsung
sampai 6 minggu. Perbaikan terjadi bertahap, mulai dari hari pertama. Sedatif
Dosis antibiotika yang adekuat harus diberikan selama suatu periode baik
Harus dilakukan kultur untuk identifikasi kuman dan untuk tes sensitifitas kuman.
Antibiotika penisilin harus segera diberikan sebelum hasil tes resistensi didapat,
jika alergi terhadap penisilin dapat diberikan tetrasiklin, dengan dosis tinggi
secara parenteral. Respons klinik lebih utama daripada hasil tes sensitivitas kuman
dengan antibiotika.A
gejala vestibular akut berkurang. Hal ini mulai dari 2-6 minggu sesudah awal
periode akut.A
hampir seluruhnya terisi oleh jaringan granulasi. Beberapa area infeksi tetap ada.
ruangan labirin dalam 6 bulan sampai beberapa tahun pada 50% kasus.A
Gejala. Terjadi tuli total di sisi yang sakit. Vertigo ringan dan nistagmus
spontan biasanya ke arah telinga yang sehat dapat menetap sampai beberapa bulan
atau sampai sisa labirin yang berfungsi dapat mengkompensasiskan. Tes kalori
tidak menimbulkan respons di sisi yang sakit dan tes fistula pun negatif, walaupun
terdapat fistula.A
ada.A
fokus di labirin atau daerah perilabirin telah menjalar atau dicurigai menyebar ke
infeksi dilabirin atau di os petrosus, dapat dilakukan drainase labirin dengan salah
satu operasi labirin. Setiap sekuestrum yang lepas harus dibuang, harus dihindari
terjadinya trauma N. VII. Bila saraf fasial lumpuh, maka harus dilakukan
Sekuestrum Labirin
atau mengikuti: (1) labirinitis supuratik akut atau kronik, (2) trauma pada labirin
tulang, terutama pada operasi tulang temporal, (3) setiap penyakit granulomatosa
penyebaran nekrosis ke labirin tulang dengan sekuestrasi labirin, (5) infeksi yang
tidur di sel petrosis yang tiba-tiba aktif dan menyebabkan nekrosis tulang labirin.A
Sekuestrasi lebih sering terjadi pada anak-anak, tetapi dapat terjadi pada
setiap umur. Tuberkulosis tulang temporal pada bayi dan anak lebih cenderung
menyembuh setelah mengalami trauma atau infeksi. Hal ini tidak terjadi pada
lapisan endosteum yang tipis dan kompak pada lapisan luar atau periosteum yang
mencapai lapisan endokondral melalui erosi atau trauma, baik melalui lapisan
lamelar.A
(petrous pyramid) yang relatif lebih besar di sebelah atas belakang labirin dan di
medial eminensia arkuata, dibarengi dengan sempitnya lubang ke luar dari sel-sel
preoperasi, dapat diduga bila otalgia yang persisten, otorea yang deras, granulasi
yang subur, dan hilangnya sebagian besar atau seluruh fungsi labirin, di sisi yang
dikeluarkan secara spontan dengan atau tanpa perubahan pada labirin tulang.
Drainase dan tindakan operasi, serta pengangkatan skuester dan seluruh daerah
infeksi, akan memberi prognosis yang baik. Bila drainase atau pengangkatan
lengkap akan terjadi sesudah surutnya infeksi, terutama bila paralisis hanya
antibiotika dosis tinggi dan adekuat sampai didapat tanda-tanda bahwa pemberian
Tidak ada ketetapan yang memberi indikasi kuat dan cepat bagia
dilakukannya drainase bedah dan pengangkatan skuestrum. Harus nilai tiap kasus.
Tetapi dapat dikatakan bahwa bila telah ada dugaan kuat terjadinya skuester, serta
telah terdapat hilangnya fungsi labirin secara total, harus dilakukan beberapa
macam bedah drainase, dan pengangkatan bagian yang nekrosis. Bila skuester
lebih lengkap.A
dini dan pengobatan bedah terhadap penyakit penyebab telah membuat drainase
labirin menjadi tindakan yang jarang dilakukan. Tetapi labirinitis supuratif diikuti
Petrositis
beberapa cara penyebaran infeksi dari telinga tengah ke os petrosum. Yang sering
Adanya petrositis sudah harus dicurigai, apabila pada pasien otitis media
terdapat keluhan diplopia, karena kelemahan N.VI. Seringkali disertai dengan rasa
nyeri di daerah parietal, temporal atau oksipital, oleh karena terkenanya N.V,
telinga tengah dilakukan juga eksplorasi sel-sel udara tulang petrosum serta
pertama dari infeksi pembuluh darah. Pada mulanya suhu tubuh turun naik, tetapi
setelah penyakit menjadi berat didapatkan kurve suhu yang naik turun dengan
adanya sepsis.A
Rasa nyeri biasanya tidak jelas, kecuali bila sudah terdapat abses perisinus.
Kultur darah biasanya positif, terutama bila darah diambil ketika demam.A
sel-sel mastoid, membuang tulang yang berbatasan dengan sinus (sinus plate)
yang nekrotik, atau membuang dinding sinus yang terinfeksi atau nekrotik. Jika
sudah terbentuk trombus harus juga dilakukan drainase sinus yang terinfeksi atau
nekrotik. Jika sudah terbentuk trombus harus juga dilakukan drainase sinus dan
mengeluarkan trombus. Sebelum itu dilakukan dulu ligasi vena jugulare interna
Abses Ekstradural
tulang. Pada otitis media supuratif kronis keadaan ini berhubungan dengan
jaringan granulasi dan kolesteatom yang menyebabkan erosi tegmen timpani atau
mastoid.A
Gejalanya terutama berupa nyeri telinga hebat dan nyeri kepala. Dengan
foto Rontgen mastoid yang baik, terutama posisi Schuller, dapat dilihat kerusakan
Abses Subdural
sampai koma pada pasien OMSK. Gejala kelainan susunan saraf pusat bisa berupa
protein biasanya normal dan tidak ditemukan bakteri. Kalau pada abses
ekstradural nanah keluar pada waktu operasi mastoidektomi, pada abses subdural
nanah harus dikeluarkan secara bedah saraf (neuro surgical), sebelum dilakukan
operasi mastoidektomi.A
II. 3. D. Komplikasi Ke Susunan Saraf Pusat
Meningitis
pada pasien OMSK. Angka kematian akibat meningitis bakterialis cukup tinggi,
antara 5-18,75% terutama pada pasien usia tua dengan meningitis pneumokokus.
Keadaan ini dapat terjadi oleh otitis media akut, maupun kronis, serta dapat
terlokalisasi, atau umum (general). Walau secara klinik kedua bentuk ini mirip,
pada pemeriksaan likuor serebrospinal terdapat bakteri pada bentuk yang umum
Meningitis dapat terjadi melalui ekstensi langsung melewati tulang yang erosi,
nyeri kepala hebat. Pada kasus yang berat biasanya kesadaran menurun (delir
sampai koma). Pada pemeriksaan klinik terdapat kaku kuduk waktu difleksikan
7-15 hari. Antibiotik ditujukan untuk kuman gram negative atau positif dan
lebih baik terutama bila diberikan segera dengan dosis optimal. Mastoidektomi
emergensi dalam 24 jam tidak dianjurkan lagi. Operasi emergensi dilakukan pada
pasien dengan mastoiditis atau dengan infeksi berat, gejala neurologis yang tidak
membaik dalam 48 jam setelah terapi inisial dan terapi antibiotik dosis tinggi.6,12
Abses Otak
biasanya merupakan perluasan langsung dari infeksi telinga dan mastoid ayau
Gejala abses serebelum biasanya lebih jelas daripada abses lobus temporal.
Afasia dapat terjadi pada abses lobus temporal. Gejala lain yang
keadaan letargik. Selain itu sebagai tanda yang nyata suatu abses otak ialah nadi
yang lambat serta serangan kejang. Pemeriksaan likuor serebrospinal
Mungkin terdapat juga edema papil. Lokasi abses dapat ditentukan dengan
drainase dari lesi. Selain itu pengobatan dengan antibiotika harus intensif.
Hidrosefalus Otitis
serebrospinal yang hebat tanpa adanya kelainan kimiawi dari likuor itu. Pada
pemeriksaan terdapat edema papil. Keadaan ini dapat menyertai otitis media akut
atau kronis.A
kabur, mual dan muntah. Keadaan ini diperkirakan disebabkan oleh tertekannya
lapisan araknoid.A
dua hal. Tidak hanya penanganan yang efektif terhadap komplikasinya yang harus
umum pasien mengizinkan. Di samping itu bila ada ancaman terhadap terjadinya
komplikasi atau bila ditemukan komplikasi pada stadium dini dapat dikontrol
Singkatnya, pengobatan terdiri dari pemberian antibiotika dosis tinggi secepatnya, Commented [T14]: hapus
penatalaksanaan operasi infeksi primer dimastoid pada saat yang optimum, dan
bedah syaraf bila diperlukan. Karena kerjasama bedah syaraf dan otologi telah
dijalin pada saat pemeriksaan pasien, maka hal tersebut harus dipertahankan untuk
sawar darah otak (blood-brain barrier) yang menghalangi banyak jenis antibiotika
intrakranial. Pasien harus dirawat dan diberikan antibiotika dosis secara intravena.
Bagian Saraf atau Saraf Anak. Bila pada Tomografi Komputer terlihat adanya
Bedah Saraf untuk melakukan tindakan bedah otak untuk drainase segera.
otak. Bila pada saat itu keadaan umum pasien buruk atau suhu tinggi, maka
Bila pada Tomografi Komputer tidak terlihat adanya abses otak dan
anastesia umum atau analgesia local, tetapi bila keadaan umum pasien buruk atau
analgesia lokal.A
dilakukan mastoidektomi. Bila keadaan umum tetap buruk atau suhu tetap tinggi
Dalam prakteknya hal tersebut merupakan masalah untuk menentukan saat yang
optimum. Hal yang ikut menentukan keputusan diambilnya tindakan bedah atau Commented [T15]: hapus
tidak adalah diagnosis, kondisi pasien, dan respons pasien terhadap pengobatan
menyebabkan meningitis berulang atau progresvitas abses otak. Karena itu kontrol
lengkap. Seringkali drainase empiema subdura atau abses otak harus didahulukan,
tetapi mastoidektomi harus segera dilakukan setelah kondisi pasien mengizinkan.A Commented [T16]: terlalu banyak menggunakan reerensi A
Tujuan operasi ini adalah memaparkan dan mengeksplorasi seluruh jalan yang
mungkin digunakan oleh invasi infeksi. Tulang yang melapisi sinus sigmoid harus
ditipiskan dan dibuang. Lempeng dura (dural plate) posterior pada segi tiga
Trautman harus ditipiskan dan tegmen mastoid harus dikupas pada setiap kasus.A
tulang yang nekrotik atau jaringan granulasi yang kadang-kadang diseliputi oleh
eksudat purulen. Dura biasanya tampak kuat dan biru atau kemerah-merahan,
sinus biasanya lebih biru. Permukaan dura yang tampak meradang dan berdarah
nekrotik akan mengalirkan pus dari dalam abses ekstra dura atau perisinus.A
Seluruh jaringan nekrotik dan trombus harus dihisap dan sinus tersebut ditampon.
Tampon surgicel, merupakan bahan yang baik untuk keperluan ini sebab bahan
tersebut diabsorbsi perlahan-lahan, sehingga tak perlu diangkat lagi. Spongostan
dapat dipakai sebagai pengganti. Bekuan darah yang telah mengalami fibrosis
tersebut tidak jelas gunanya sebagai tindakan rutin dan tidak diindikasikan pada
trombus yang luas dan mengenai sinus petrosus dan sinus kavernosus. Kini ligasi
vena jugularis jarang dilakukan, oleh karena dapat digunakan banyak macam
serebelum harus ditusuk dengan jarum untuk melihat kemungkinan adanya abses,
Ligasi v.jugularis jika diperlukan, dilakukan dengan insisi 2-3 inci pada
adanya komplikasi lain seperti abses atau tromboflebitis harus selalu dipikirkan
dan harus dilakukan operasi bila hasil pengobatan tidak seperti yang diharapkan.
Meningitis otogenik yang berulang sering terjadi dan pada keadaan begini harus
Pada kasus begini biasanya terdapat suatu daerah nekrosis tulang kadang-kadang
dengan bor di atas dan di bawah tempat yang terkena, dan pus yang terkumpul
dihisap. Kemudian dilakukan irigasi dengan cairan fisiologik serta dengan larutan
antibiotika, dan diapsang salir karet agar dapat dilakukan reirigasi berkali-kali.
prosedur berisiko tinggi terhadap terjadinya herniasi otak melalui tempat drainase
Akan menolong sekali bila dilakukan operasi mastoid dan bedah saraf
tentu saja hal tersebut tidak mungkin dilakukan. Pada kasus berat diberikan
pengobatan antibiotika dosis tinggi dulu. Bila pengobatan infeksi telah berhasil
mengurangi edema jaringan otak, maka operasi mastoid harus dilaksanaan.a Commented [T18]: tolong dibuat narasi setelah membaca bbrp
referensi bukan copy paste saja