Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 2

Naskah Drama Putri Kaca Mayang (untuk 9 orang)

Pemeran:
Putri kaca mayang : Brenzka Alpha Cantika
Ratu 1 :
Ratu 2 : Rahma Safira Larasati
Raja aceh : Ezra Eklesia
Panglima 1 : I Kadek Deo W
Panglima 2 : Nathan Kahayanto Setalar
Panglima gasim : Ade Kusuma Anugrah
Raja gasib :
Ratu gasib : Josephany Atalya Lahagu
Penduduk matre : Aldi Danovan
Narator : Wandani Paramitha Fatiha Arbin

Pada zaman dahulu kala,di tepi Sungai Siak berdirilah sebuah kerajaan yang
bernama Kerajaan Gasib. Di kerajaan ini seluruh penduduk hidup damai dan
sejahtera,karena Kerajaan Gasib dipimpin oleh seorang raja yang
bijaksana,didampingi seorang ratu yang sangat anggun dan cerdas,juga
dibantu seorang panglima yang gagah berani,Panglima Gimpam namanya.
Kerajaan Gasib juga memiliki seorang putri bernama Putri Kaca Mayang,yang
kecantikan dan keluhuran budinya terkenal hingga seluruh penjuru
negeri,bahkan ke negara-negara tetangga.Banyak raja dari negeri tetangga
yang ingin meminang Putri Kaca Mayang,namun tak satupun yang
diterimanya karena ia belum ingin menikah dan masih ingin melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
ADEGAN 1
(Putri Kaca Mayang dan kedua orangtuanya berbincang-bincang di istana
kerajaan)
Raja Gasib :”Wahai anakku,tidakkah engkau ingin menerima salah satu
pinangan dari raja-raja negeri tetangga tersebut?”
Ratu Gasib :”Benar,anakku.Kurasa sekarang adalah waktu yang tepat
bagimu untuk mulai membina rumahtangga,aku tak sabar ingin segera
menimang cucu dari putri sematawayangku”
Putri Kaca mayang :”Ibu,ayah,maafkan jika ananda lancang. Namun hati
ananda masih menyimpan harapan untuk mengenyam pendidikan yang lebih
tinggi lagi,bukan untuk menikah terlebih dahulu,ananda ingin membuat
kerajaan kita maju’’
Ratu Gasib :”Baiklah,ananda. Jika memang itu keputusanmu,ibu dan
ayah akan mendukung dengan sepenuh hati”

ADEGAN 2
Sementara itu,di Kerajaan Aceh yang dipimpin oleh Raja Aceh yang
dikenal angkuh dan pemarah sedang terjadi cekcok karena kedua istrinya
terus berebut mencuri perhatiannya
Ratu Aceh 1 :(Nada mendayu-dayu)”Kakanda,seminggu yang lalu saat aku
melancong ke Batavia,aku melihat sebuah toko yang menawarkan berlian
dengan harga murah,kira-kira hanya 200 juta rupiah. Bolehkah aku
membelinya sebagai tambahan perhiasanku?”
Ratu Aceh 2 :”Kakanda,sepertinya aku membutuhkan sebuah mobil
baru untukku pribadi,bukannya berbagi dengan si nenek tua itu!”(melirik
sinis ke Ratu Aceh 1)
Ratu Aceh 1 :”APAA?! NENEK TUA?! SEENAKNYA KAU MENGATAI AKU
SEPERTI ITU!” (menjambak Ratu Aceh 2)
Ratu Aceh 2 :(balas menjambak rambut Ratu Aceh 1)
Raja Aceh :”HENTIKAAAN!!!Kepalaku sudah cukup pusing untuk mengatasi
semua masalah di negeri ini,janganlah kalian berdua menambah sakit
kepalaku! sekali lagi aku melihat kalian bertengkar,aku tak segan mengusir
kalian berdua dari istana ini!”(nada marah)
Ratu Aceh 1&2 :”Mm..maafkan kami,kakanda”(ketakutan)
(Kedua Ratu Aceh berjabat tangan)

Raja Aceh :”Panglima! Panglima!!!” (sambil berteriak)


(Kedua panglima berlari menghampiri Raja Aceh)
Panglima 1 :”Ampun,Baginda. Apa gerangan baginda memanggil kami?”
Raja Aceh :” Aku menginginkan Putri Kaca Mayang dari Kerajaan Gasib
untuk menjadi istriku yang ke 3. Tolong sampaikan pinanganku ke Kerajaan
Gasib”
Panglima 2 :”Apakah baginda yakin dengan keputusan tersebut?”
Raja Aceh :”Ya,Panglima. Aku yakin seratus persen dengan keputusanku.
Pergilah kalian ke Kerajaan Gasib sekarang juga”
Panglima 1&2 :(mengangguk)”Baik,Baginda. Kami akan kesana sekarang
juga”

Adegan 3
Kedua panglima Aceh tiba di Kerajaan Gasib
Panglima Aceh : “Baginda...”
Ratu Gasib :(menoleh ke belakang dan terkejut) “Siapa kalian? Apa
gerangan kalian datang kemari?”
Panglima 1 :”Ampun,Baginda. Kami panglima dari Kerajaan Aceh. Kami
berdua datang kemari diutus oleh Raja Aceh. Kami ingin bertemu Baginda
Raja Gasib”
Ratu Gasib :”Kenapa dia mengutus kalian kemari?”
Panglima 2 :”Raja kami ingin meminang putri baginda,Putri Kaca Mayang”
Panglima 1 :”Benar,baginda”
Ratu Gasib :(Menghela nafas)”Maaf,panglima. Kami belum bisa menerima
pinangan dari raja kalian. Putriku belum siap untuk menikah. Sampaikan
permohonan maaf dari kami kepada raja kalian”
Panglima 2 :”Baiklah,baginda. Kami akan kembali ke Aceh untuk
menyampaikan jawaban baginda”
Kedua panglima Aceh kembali ke kerajaan mereka dengan perasaan kecewa.
Mereka takut Raja Aceh murka karena pinangannya ditolak.
Raja Aceh :”Selamat datang,panglimaku! Bagaimana kabar pinanganku?”
Panglima 2 :(Wajah ketakutan)”Mmmo..mohon maaf,Baginda. Pihak Kerajaan
Gasib menolak pinangan baginda”
Raja Aceh :”APAAA?!!”(berteriak dengan sangat emosi)
Kedua istri Raja Aceh segera berlari mendekati suaminya yang tampak sangat
murka
Ratu Aceh 1 :”Aaa...da apa,Kakanda? Apa sebab dikau murka?”(keheranan)
Ratu Aceh 2 :”Ya,kakanda. Apakah nenek tua ini memancing emosimu lagi?”
(melirik Ratu Aceh 1)
Ratu Aceh 1 :”Apa katamu?! Dasar perempuan tak tahu diri!”(mendorong Ratu
Aceh 2)
(Kedua Ratu Aceh berkelahi dan Raja Aceh memerintahkan salah satu
panglimanya untuk memisahkan keduanya)
Raja Aceh :”Tidak mungkin Raja Gasib menolak pinanganku!”
Panglima 1 :”Nnn...namun begitulah kenyatannya,Baginda”
Raja Aceh :”Kurang ajar kau Gasib! Aku tak akan tinggal diam! Akan kubalas
perbuatanmu

Adegan 4
Karena telah mengenal sifat pendendam Raja Aceh,maka Raja Gasib segera
menyiapkan pasukan perang untuk menghadapi serangan Kerajaan Aceh
Raja Gasib :”Panglima Gimpam,kemarilah!”
Panglima Gimpam :”Baik,baginda. Apa gerangan baginda memanggil hamba?”
Raja Gasib :”Aku ingin kau menyiapkan pasukan perang kerajaan kita”
Panglima Gimpam :”Baiklah baginda,namun jika boleh hamba tau,kenapa
baginda menyuruh hamba menyiapkan pasukan perang?”
Raja Gasib :”Aku takut jika sewaktu-waktu Raja Aceh menyerang kerajaan
kita,karena aku menolak pinangannya terhadap putriku. Kini kau
kuperintahkan untuk memimpin pasukan di Kuala Gasib”
Panglima Gimpam :”Baiklah,baginda. Hamba akan segera melaksanakan
perintah baginda”

Adegan 5
Ternyata Raja Aceh beserta pasukannya telah mengetahui persiapan Kerajaan
Gasib,dan mereka telah mengetahui bahwa Kuala Gasib yang merupakan jalur
utama menuju negeriitu dipimpin oleh Panglima Gimpam yang gagah berani.
Raja Aceh :”Ha...ha...ha..! ternyata Kerajaan Gasib telah menyiapkan
pasukannya untuk melawan kita! Tak akan kubiarkan mereka menang!”
Panglima 1 :”Maaf,Baginda,ternyata Kuala Gasib telah dijaga oleh Panglima
Gimpam”
Raja Aceh :”APA?! Jadi lewat jalan mana kita bisa menuju ke kerajaan
Gasib?”
Panglima 2 :”Lebih baik kita bertanya pada penduduk kerajaan
Gasib,Baginda”
Raja Aceh :”Ya,Panglima. Kau benar. Ayo kita segera menyiapkan pasukan
dan langsung pergi ke Kerajaan Gasib”
(Raja Aceh dan pasukannya pergi ke Kerajaan Gasib. Di tengah perjalanan
mereka bertemu dengan salah satu penduduk Kerajaan Gasib)
Panglima 2 :”Sepertinya itu penduduk Kerajaan Gasib,Baginda” (menunjuk
ke arah penduduk)
Raja Aceh :”Ya,benar. Mari kita segera kesana!”
Panglima 1 :”Hai,anak muda. Apakah benar kau penduduk negeri Gasib?”
Penduduk :”Bb..enar,tuan. Siapakah gerangan tuan-tuan ini? Dan hendak
kemana?”
Panglima 2 :”Kami dari Kerajaan Aceh hendak menuju ke negeri kalian.
Tolong tunjukkan kami jalan darat menuju Kerajaan Gasib!”
Penduduk :”Hamba ttt....ttiddak ttahuu tu...tuan” (tergagap-gagap)
Raja Aceh :’Benarkah itu? Bagaimana dengan ini?” (mengibaskan segepok
uang di hadapan penduduk)
Penduduk :”Bbb...baiklah tuan. Ke arah sana” ( menunjukkan arah)
Akhirnya Raja Aceh beserta pasukannya sampai di Kerajaan Gasib tanpa
melewati penjagaan Panglima Gimpam. Ia langsung menghancurkan seisi
negeri tersebut.

Adegan 6
Raja Aceh :”Hahahaha! Akhirnya kita sampai disini,tanpa melewati
penjagaan Panglima Gimpam,hahaha! Semua pasukanku.ayo seraang!!!”
(Penduduk Gasib yang melihat Pasukan Aceh menghancurkan negerinya
segera melapor kepada Raja Gasib)
Penduduk :”Baginda,pasukan Kerajaan Aceh telah memporak-porandakan
negeri kita,dan kini mereka menyerang halaman istana!”
Raja Gasib :”Benarkah itu?”
(Putri Kaca Mayang disekap oleh Panglima Aceh dan Ratu Gasib dibunuh)
Putri Kaca Mayang :”AYAAAAH!!!Tolong aku!!”
Panglima Aceh :”Diam kau!!”
Ratu Gasib :”Putriku!!Aaargh!!!” (Panglima Aceh menancapkan sebilah pisau
di tubuh Ratu Gasib)
RajaGasib :”Putrikuu!!! Istrikuu!!” (histeris)
Panglima Gimpam datang dari Kuala Gasib dan terkejut melihat seisi istana
porak-poranda dan melihat Ratu Gasib yang bersimbah darah
Adegan 7
Panglima Gimpam :”Hah! Apa-apaan ini! Mengapa kerajaan bisa jadi porak-
poranda?! Kenapa Ratu Gasib meninggal dunia?!”
Penduduk :”Ini akibat pasukan kerajaan Aceh,wahai panglima! Mereka
menculik Putri Kaca Mayang dan membunuh Baginda Ratu!”
Panglima Gimpam :”Apa?! Kurangajar sekali Raja Aceh itu! Akan kubalas
kekalahan ini! Aku harus bisa membawa Putri Kaca Mayang kembali
kesini!”(marah)
Penduduk :”Benar,Panglima. Sebaiknya panglima secepatnya menuju
kesana agar kondisinya tidak semakin parah!”
Panglima Gimpam :”Baiklah,aku akan segera kesana! Tolong jaga kerajaan ini
selama aku pergi!”

Saat tiba di gerbang Kerajaan Aceh,Panglima Gimpam disambut oleh kedua


Panglima Aceh. Mereka menghadang Panglima Gimpam dan menantang
Panglima Gimpam berkelahi. Jika Panglima Gimpam menang,maka ia boleh
menjemput Putri Kaca Mayang,namun jika ia kalah,maka ia harus kembali ke
Kerajaan Gasib dengan tangan kosong,dan Putri Kaca Mayang harus tinggal di
Kerajaan Aceh untuk selamanya

Adegan 8
Panglima Gimpam : “Akhirnya sampai juga aku disini’ (bergumam)
Panglima Aceh 2 : ( Tiba-tiba muncul dari belakang Panglima
Gimpam) “Ha..ha.. ternyata kau telah sampai,Gimpam”
Panglima Gimpam : “Ya,aku kesini untuk membalaskan dendamku atas
meninggalnya Yang Mulia Ratu Gasib. Aku ingin membawa pulang Putri Kaca
Mayang kembali ke kerajaan Gasib”
Panglima Aceh 1 : “Hahaha,baiklah. Kau bisa membawa pulang Putri
Kaca Mayang,asalkan kau berani bertarung dengan kami berdua. Taruhannya
Putri Kaca Mayang,jika kau menang kau bisa membawanya kembali,namun
jika kau kalah,dia harus tinggal disini selamanya”
Panglima Aceh 2 :”Benar,tapi aku yakin kau takkan menang,hahaha”
(nada meremehkan)
Panglima Gimpam :”Baiklah,aku sanggupi tantangan kalian.
Apapun akan kulakukan demi Putri Kaca Mayang”
(Panglima Gimpam dan kedua Panglima Aceh berkelahi)
Panglima Gimpam :”Bagaimana? Sudah jelas bukan,siapa yang
memenangkan pertarungan ini?”
Raja Aceh :”Hmm...kuakui kesaktianmu,Gimpam.
Panglima,bawa putri Kaca Mayang kemari”

(Panglima Aceh 1 membawa Putri Kaca Mayang ke hadapan Raja Aceh)


Putri Kaca Mayang :”Panglima,apakah kau datang untuk
menjemputku?”
Panglima Gimpam : (berlutut memberi hormat)”Ya,Putri. Aku datang
untuk menjemputmu”
Raja Aceh :”Hahaha,kembalilah kalian ke Kerajaan Gasib. Aku
terpaksa merelakan kau,Kaca Mayang. Jika sewaktu-waktu kau berubah
pikiran,kembalilah kemari,hahaha” (tertawa licik)
Panglima Gimpam :”TIDAK AKAN! Aku tidak akan membiarkan Putri
Kaca Mayang kembali kesini! Putri,ayo kita pulang”
(Putri Kaca Mayang dan Panglima Gimpam meninggalkan Kerajaan Aceh)
Di tengah perjalanan,ternyata penyakit Putri Kaca Mayang kambuh. Nafasnya
terasa sangat sesak,saat itu juga angin sedang bertiup dengan kencangnya.
Putri Kaca Mayang pun meminta Panglima Gimpam untuk beristirahat sejenak
Adegan 9
Putri Kaca Mayang : “Panglima,a...ngin...i..ini sa..ngat ken..cang.
Aku ttak bbissa ber..na..fas la..gi..bbb..isaa..kkah..kita..bber..hen..ti
sse..jjenaak?”
Panglima Gimpam : (cemas) “Bb..baiklah putri,kita istirahat sebentar”
Putri Kaca Mayang :”Tee..tee..ri..ma..kasih..pang..li..ma.. A..ku rasa
u.murku t..tak lama la..gi.. sam..pai..kan..per..mohonan maa..maafku ke..pa..da
a..yaah”
Panglima Gimpam :”Putri,bertahanlah! Tak lama lagi kita akan tiba di
Kerajaan Gasib”
Putri Kaca Mayang :”Mmm..maaf..kan..a..ku..pangli..ma...
tt..te..ri..maka..sih..kau mau mene..maa..ni..ak..aku sampai ak..hir ha..yat..ku”
(Menghembuskan nafas terakhir)
Panglima Gimpam :”PUTRI!!!!!” (Histeris)
Panglima Gimpam : (berbisik lirih) “Seandainya kau tau,setulusnya
aku...menyayangimu,Putri”
Akhirnya,Panglima Gimpam membawa jasad Putri Kaca Mayang yang telah
meninggal. Sesampainya di kerajaan Gasib,jasad Putri Kaca Mayang disambut
dengan kepiluan dari seisi penghuni istana
Adegan 10
Panglima Gimpam : “Baginda,hamba datang membawa jenazah Putri
Kaca Mayang. Ia meninggal ditengah perjalanan kembali kesini”
Raja Gasib : “Benarkah?! Tak mungkin! Tak mungkin putriku
telah meninggal dunia!”
Panglima Gimpam : “Maafkan hamba,Baginda. Namun itulah
kenyataannya”
Raja Gasib : “Innalillahi wainalillahi
rajiun..padahal...padahal..aku baru berniat menjodohkanmu dengannya”
Panglima Gimpam : “Ini takdir,Baginda”
Raja Gasib : “Baiklah,kita harus segera memakamkannya.
Sekarang juga”
Setelah Putri Kaca Mayang dimakamkan,Raja Gasib dilanda depresi
berat karena kehilangan putri semata wayangnya. Ia pun memutuskan untuk
menyepi ke Gunung Ledang
Raja Gasib :”Ya,Panglima. Kemarilah sebentar”
Panglima Gimpam :”Baik,Baginda”
Raja Gasib :”Kuserahkan mahkota Kerajaan Gasib padamu,kau
berhak menggantikanku sebagai pemimpin kerajaan ini” (pergi meninggalkan
kerajaan)
Panglima Gimpam : (duduk di singgasana)
Akhirnya,Panglima Gimpam menggantikan posisi Raja Gasib. Namun
karena kesetiaannya kepada sang raja,ia pun ikut meninggalkan kerajaan itu
dan membuka perkampungan baru yang diberi nama Pekanbaru.
THE END

Anda mungkin juga menyukai